Omong omong tentang 14 tahun yang lalu, sepertinya aku ingat sesuatu.
14 tahun sebelumnya, saat aku sedang berjalan melewati orang orang bejat yang saling bertarung satu sama lain. Aku mendengar suara berisik dari sebuah gang kecil di antara rumah rumah. Biasanya aku tidak akan mempedulikan tentang hal itu, soalnya sudah terlalu banyak gemuruh pedang dan sihir yang selalu kudengar setiap harinya. Namun saat itu aku mendengar tangisan anak kecil, jadi aku memutuskan untuk segera melihat apa yang terjadi sebenarnya. Dan benar saja, seorang anak yang seumuran denganku terlihat sedang dikeroyok puluhan orang dewasa. Dasar pengecut, hanya berani melawan orang yang lemah saja, apalagi berkelompok pula. Dan itulah yang ku teriakkan, yang seketika membuat orang orang itu marah. Waktu itu, mereka terlihat agak sedikit mengerikan bagiku, namun sekarang sudah pasti tidak. Hanya dengan serangan asal, aku berhasil membuat berandal berandal itu lari ketakutan, bahkan ada yang terbunuh oleh serangan ku itu. Ingatanku tentang bocah laki laki yang ku tolong itu agak sedikit samar samar. Namun yang pasti, dia agak mirip dengan si setan konstan. Beberapa kali aku juga sempat bertemu dengannya, bahkan kakaknya itu sendiri, yang centil, brengsek, dan suka memasang jebakan tanpa sebab untuk mengalahkan ku. Kalau kakaknya itu adalah si setan, itu berarti orang yang ku selamatkan waktu itu dengan orang yang ada di hadapanku saat ini adalah sosok yang sama, yaitu si setan konstan !! Ingatan yang baru muncul itulah yang membuatku akhirnya menyelamatkannya barusan.
...****************...
“Matilah, cecunguk rendahan.”
Rivolus dan Glacio berlari ke arahku dengan cepat. Sebagai serangan awal, aku menggunakan kekuatan 90% milik Tonitrui, dan mereka berdua berhasil menghindarinya dengan sempurna. Luar biasa..... Aku tidak pernah menyangka mereka bisa melakukan hal semacam itu. Setelah menghindar, Glacio memasuki portal air milik Rivolus dan seketika muncul di depanku, kemudian beradu pedang dengan Tonitrui ku. Pedang es miliknya, jelas tidak sebanding dengan Tonitrui.
“Senjatamu itu... Sama sekali tidak berguna, bodoh !”
Aku mengayunkan Tonitrui yang dialiri oleh listrik ke atas, dan hanya dengan sekali tebasan, pedang esnya itu hancur berkeping keping. Glacio terlihat tidak terkejut sama sekali akan hal itu. Sepertinya dia sudah menduga bahwa itu memang akan segera terjadi saat beradu kekuatan dengan Tonitrui. Bagus, dia punya sadar diri juga. Kini Rivolus yang giliran menyerang ku dengan puluhan pusaran airnya yang tersebar dimana mana. Rivolus bermunculan dan menyerang ku dari segala arah, namun aku tidak sebodoh setan konstan dan berhasil menghindar dari tiap serangannya. Tunggu, jika ini benar benar pusaran air, itu berarti aku bisa menyetrumnya dengan Tonitrui sebelum Rivolus muncul kembali ke permukaan. Hanya saja, menebak dirinya akan keluar dari pusaran yang mana itulah yang menyebalkan. Ini terlihat sama seperti wahana di timezone, bodoh. Persis sekali.
“Kena kau, bajingan !!” seru Rivolus dari belakangku. Dia pikir aku tidak akan menyadarinya bahkan saat ia berteriak sekeras itu. Tentu saja aku akan menyadarinya, dia pikir aku ini tuli ?
Aku membalasnya dengan tebasan ke atas saat ia masih ada di udara, namun ia menghilang seketika. Bukan menghilang, lebih tepatnya ia berubah menjadi air biru, kemudian muncul kembali di samping Glacio. Cih, aku tidak pernah menduga kalau melawan kroco seperti mereka saja sudah membuatku kewalahan. 2 orang ini patut diberi pujian langsung dariku.
“Kalian... Hebat juga, huh ?”
“Jujur saja, aku merasa agak jijik mendengar itu darimu.” balas Glacio sambil mengarahkan kedua tangannya kepadaku. Memang kurang ajar, tapi aku sedang tidak ingin mengajarinya sopan santun. Si setan konstan itu sedang tidak baik baik saja saat ini. Aku mengambil ancang ancang, bersiap untuk menerjang ke arah Ferrum dan melewati dua kroco ini.
“Terima kasih, bangsat.” gumamku sambil mengeluarkan 40% kekuatan Tonitrui. Rivolus dan Glacio juga sudah bersiap untuk menyerang ku kembali, namun aku telah melesat secepat kilat melewati mereka berdua dan menuju Ferrum yang sedang mengangkat buzz saw nya di hadapan Constantes yang terbaring di tanah. Ini tidak bisa dibiarkan. Setan konstan itu tidak boleh mati dulu di hadapanku. Aku dengan cepat menangkis serangan Ferrum itu, yang seharusnya akan menjadi akhir bagi hidup si setan konstan. Lagi lagi aku menyelamatkan nyawanya.
“Jangan mati dulu. Aku ingin menanyai mu sesuatu setelah ini semua selesai.” gumamku.
Aku sekilas melihat wajah Constantes yang tercengang, seakan ingin bersorak sorai kepadaku. Menjijikkan.
“Kau ingin bermain api denganku, Keres !?” tanya Ferrum sambil mengarahkan serangannya sekali lagi, kali ini ke arahku.
“Tentu saja. Aku suka dengan api, tahu.” jawabku sambil mengeluarkan Barbatos dari sarung pedangnya. Mari kita bakar semuanya. Aku menangkis semua serangan Ferrum dengan kedua pedangku. Terkadang dengan Tonitrui, dan terkadang dengan Barbatos. Ini sangat menyenangkan. Hanya Ferrum lah yang dapat menyeimbangi ku seperti saat ini. Ferrum menembakkan peluru energinya, namun aku melompat ke atas, dan kemudian menyatukan Barbatos dan Tonitrui seperti saat aku mengalahkan Rivolus pertama kalinya. Sebuah ledakan besar seketika mengarah ke Ferrum, memaksanya untuk menghindar dengan berlari ke arah depan. Sangat agresif, selalu menjaga jarak sedekat mungkin dengan musuh begitu saja, tanpa memikirkan apapun kecuali menyerang. Dan aku suka akan hal itu. Aku mungkin akan menggunakan teknik ini lebih sering lagi.
Aku kembali menangkis serangan Ferrum setelah mendarat di jalan. Bentrokan serangan beruntun terus terjadi, dan aku merasakan dua orang itu sedang berada di udara dan akan menyerang ku. 3 lawan satu, aku benar benar menjadi sasaran empuk bagi mereka. Yah, bukan berarti aku tidak bisa melakukannya.
“Kemari lah, cecunguk bangsat.”
Glacio menyerang ku dengan hujan es, Rivolus yang menyerang ku dengan tendangan dan semburan air dari segala arah, dan Ferrum yang menyerang ku dengan buzz saw dan senapan energinya. Semuanya itu dapat ku hindari dengan mudah. Ferrum mengarahkan buzz saw nya ke arahku kembali, dan kalau dipikir pikir, ini adalah saatnya untuk menghancurkan senjata utamanya itu. Aku menghalau serangan itu dengan menusukkan Barbatos ke celah buzz saw miliknya, dan dengan cepat, ledakan Barbatos berhasil membuat buzz saw Ferrum itu mengalami sedikit kerusakan dan terhenti beberapa saat. Rencana ku Itu bekerja dengan cukup baik. Sekarang aku hanya perlu mengurusi senapan energinya itu. Aku awalnya ingin menarik Barbatos kembali, namun tidak bisa. Barbatos seperti ditahan oleh sesuatu dari dalam buzz saw Ferrum, mencegahnya untuk ditarik keluar. Apa apaan sebenarnya tubuh orang ini !?
“Kau tidak pernah menduganya, huh ?” tanya Ferrum sambil mengangkat kaki kirinya.
“Lepaskan pedangku, sialan !”
Ferrum tidak menggubris perkataanku sama sekali. Tentu saja, apa untungnya dia mendengarkan ku ?
“Persetan denganmu, ****** !!” seru Ferrum sambil menendang kepala ku dengan keras menggunakan kaki besinya. Aku terlempar jauh ke belakang, dan sialnya lagi, punggungku juga harus menghantam sebuah puing puing bangunan. Dari sini, keadaan semakin memburuk, baik untukku maupun Constantes. Walaupun buzz saw Ferrum telah mengalami kerusakan, namun alu melupakan dua orang lainnya yang membantunya, Rivolus dan Glacio. Glacio membekukan jalanan di sekitarku menggunakan sihir esnya. Kalau ku tebak, dia setelah pasti akan menyerang ku menggunakan duri duri esnya, atau bisa saja memunculkan Rivolus dari bawah. Kemungkinan pertama pun segera terjadi, dan puluhan duri es muncul mengelilingiku dari bawah. Namun aku sudah mengantisipasinya, sehingga dapat ku hindari dengan mudah. Aku melompat ke belakang sambil memotong beberapa duri es yang ada di depanku, dan beberapa saat kemudian, Rivolus pun muncul dari lingkaran es Glacio itu, seperti perkiraanku yang kedua. Aku sudah menunggu saat saat seperti ini untuk terjadi sejak lama. Begitu aku mendarat, aku langsung menangkap kaki kanannya yang akan segera menendang ke arah kepalaku, kemudian membantingnya ke tanah dan aku mengangkat Tonitrui ke udara.
“Sialan !” seru Rivolus sambil menciptakan pusaran air di bawah tubuhnya.
“Jangan kira kau bisa kabur, bajingan !!”
Aku menusukkan Tonitrui ke pusaran air miliknya, dan seketika itu juga Rivolus tersengat oleh tegangan listrik milik Tonitrui. Ternyata pusaran airnya memang bisa menghantarkan listrik. Itu akan sangat membantuku selama pertarungan ini berlanjut. Anggap saja 1 orang sudah tersingkirkan. Kini tinggal si rambut es dan juga si tangan besi. Aku dengan cepat berlari ke arah mereka berdua, dan tiba tiba saja, sebuah dinding es yang tinggi nan tebal muncul dan menghalangiku. Hebat juga, aku kira dia hanya bisa membekukan sesuatu dengan putaran anginnya saja, ternyata aku salah. Dinding ini benar benar mengganggu ku, juga memberikan waktu bagi Ferrum untuk memperbaiki senjata buzz saw nya itu. Dinding es ini harus dihancurkan segera, kalau tidak kondisiku akan jauh lebih buruk daripada saat ini. Dengan 80% kekuatan Tonitrui, aku berhasil membelah tembok es ini menjadi dua secara horizontal, dan yang mengejutkanku adalah Ferrum telah berlari ke arahku dari balik tembok es Glacio yang roboh ini. Dia bahkan lupa kalau buzz saw miliknya itu sudah tidak berfungsi lagi, apa yang akan dia lakukan dengan buzz saw nya yang berhenti itu ?
“Brutal, kau hanya menggunakan kekuatan murni saja, dan tidak pernah berpikir, huh !?”
“Aku tidak peduli sama sekali. Yang lebih penting.... Rasakan ini, ****** !!”
Aku mengayunkan Tonitrui tepat ke arah punggung tangan kanan Ferrum bagian luar. Harusnya tangan kanannya itu sudah terpotong, namun itu justru meledak dan mengenai ku dengan telak. Itu.... Adalah reaksi yang sama saat aku menyatukan Tonitrui dengan Barbatos ! Bajingan ini, baru saja memasukkan Barbatos ke dalam tangannya sendiri dan menggunakan itu sebagai kekuatan terbarunya.
“Sialan. Itu adalah senjata ku, bangsat !!”
Aku berlari ke arah Ferrum kembali, kali ini penuh dengan emosi. Tidak akan kubiarkan satu orang pun mengambil dan menggunakan mahakarya ku seenaknya seperti yang Ferrum lakukan saat ini. Ferrum merespon ku dengan menghantamkan buzz saw nya ke jalanan, seketika menghasilkan sebuah ledakan dan membakar tangan kanannya sendiri, namun juga sekaligus mengaktifkan buzz saw nya kembali. Ia balik berlari ke arahku, dan saat kami berdua sudah dekat dengan satu sama lain, aku pun mengayunkan Tonitrui dari atas ke bawah. Ferrum menangkis serangan itu dengan tangan kanannya yang membara, dan lagi lagi aku dibuat terhempas ke belakang oleh ledakan Barbatos yang ada di dalam tangannya. Aku mendarat kembali dengan sempurna, namun Ferrum sudah siap untuk serangan yang selanjutnya. Ia mengangkat kaki kirinya yang kemudian berubah menjadi sebuah pedang tajam di ujungnya. Serangan itu begitu cepat hingga aku tidak dapat menyelamatkan mata kananku dari tusukannya.
...****************...
Sakit ! Ini terasa sakit sekali !! Aku telah dibuat Ferrum sialan ini terbaring di tanah dengan kaki kirinya menusuk mata kananku. Ferrum mengangkat tangan kanannya ke udara. Monster sialan ini.... Apa aku akan mati di tangan monster sialan ini !? Tentu saja aku tidak akan sudi menerima takdir itu. Aku harus melakukan sesuatu.
“Menyingkirlah dari ku, sialan !!”
Aku menggores telapak tanganku kembali dengan Tonitrui, dan seketika itu juga kubah listrik raksasa menutupi kami berdua. Kekuatan 100%, itulah satu satunya yang kumiliki agar aku tidak mati terbunuh oleh si besi sialan ini, walaupun selama efeknya berlangsung, tubuhku terus terbakar oleh kobaran sengatan listrik yang ganas. Setidaknya, si Ferrum juga ikut merasakan hal yang sama denganku.
Beberapa saat kemudian, efek dari kekuatan 100% Tonitrui telah berakhir, dan dampaknya jauh lebih buruk daripada yang aku kira. Aku benar benar sedang berada dalam posisi terancam saat ini, dan juga, jangkauan penglihatan berkurang dengan sangat drastis karena telah kehilangan satu mata. Rasa sakit ini, sungguh menyiksa. Aku berusaha untuk bangkit berdiri kembali, dan itu membutuhkan waktu yang begitu lama. Aku menoleh ke sekitarku. Tidak ada Daemones, Constantes, Rivolus, maupun Glacio. Hanya ada Ferrum yang bahkan tidak mengalami kerusakan parah di tubuhnya. Sialan, aku tidak akan bisa bertahan lebih lama setelah ini, tapi aku harus mengakhirinya. Tekad, sepertinya itulah yang telah menghilang dari dalam diriku selama ini. Semuanya berawal sejak 14 tahun lalu, saat aku mengatakan tekadku pada bocah laki laki itu bahwa aku akan melindungi orang orang yang lemah. Kemudian itu semua menghilang begitu saja setelah satu tahun kemudian saat namaku akhirnya dikenal oleh dunia dan aku sudah tidak bertemu lagi dengan bocah laki laki itu. Menyedihkan, tapi itulah faktanya. Aku telah berubah 180° dari sosok yang ingin melindungi sesama, menjadi orang yang sudah tidak peduli lagi akan nyawa seseorang. Itu semua karena aku yang telah menjadi sosok petarung wanita terkuat di dunia. Menyebalkan.
“Keres, apa kau tahu kenapa aku sangat menginginkanmu untuk mati terbunuh ?” tanya Ferrum dari balik kepulan asap.
“Tidak tahu. Dan aku juga tidak peduli.” jawabku sambil mengaktifkan kembali Tonitrui.
“Cih, kau selalu saja begitu.”
“Heh, apa aku mengenalmu ? Sepertinya tidak sama sekali.”
Ferrum diam sejenak. Sepertinya dia ingin untuk beristirahat sejenak dari pertarungan yang penuh dengan darah ini. Baiklah, aku juga tidak pernah berbincang dengannya selain melontarkan makian selama pertarungan ini berlangsung.
“Kejadian saat kau bersama dengan Vir Fortis, sebelum kau lupa ingatan di umurmu yang 7 tahun. Bukan hanya dengan dia saja, kau juga berteman denganku waktu itu. Kau ingat ? Kita adalah scavenger bersama saat masih kecil.”
Scavenger ? Apa itu berarti aku juga pernah bersama dengan si Ferre itu ?
“Hal yang membuatku termotivasi hingga saat ini adalah tekad yang kau katakan saat kita sedang terjebak di dalam sarang warden itu. Yah, percuma saja aku mengatakannya. Kau tidak akan pernah dapat mengingat kejadian itu lagi dengan mudah.”
I - ini.... Apa yang dikatakannya mulai membuatku sakit kepala dengan hebat. Sepertinya, aku benar benar mengalami amnesia !
“Heh, tidak kusangka kau sangat menarik, Ferrum. Lanjutkan saja. Aku, seperti mengingat sesuatu tentang tekad dan kejadian di masa lalu itu.”
“Oh, benarkah ? Baiklah, aku akan membuatmu mengingatnya dengan lebih jelas lagi. Kau mengatakan, saat sudah dewasa nanti, kita bertiga akan menjadi pelindung bagi orang orang lemah, mengubah dunia ini menjadi tempat yang jauh lebih baik lagi, dan juga.... Menghancurkan seluruh warden.”
“A - apa ? Bukankah itu, misi kalian sebagai revolucio !?”
“Akhirnya sadar juga, huh ? Ferre dan Vir, mereka berdua begitu terinspirasi karena tekadmu itu. Begitu kau menghilang dari scavenger, kami semua menganggap mu sudah mati karena warden. Dan itulah yang membuat kami ingin mewujudkan cita cita mu itu. Tapi, lihatlah sekarang. Kau ternyata masih hidup, dan yang lebih disayangkan lagi, apa yang kau lakukan sekarang berbanding terbalik dengan yang kau cita citakan di masa lalu.”
“Tekad, huh ? Sepertinya kita berdua diingatkan oleh hal yang sama. Aku dengan setan konstan yang lemah juga tidak berguna ini, dan kau dengan aku. Hei, Ferrum. Apa kita sudah terlihat seperti teman dekat sekarang ?”
“Sepertinya memang begitu. Sudah takdir kita untuk bertemu kembali di sini.... Keres.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments