New Body

“Jadi, apa mau lu ke sini ?”

Setan itu berdiri di atas meja kayunya sambil terus menyentuh dahiku yang sudah dibasahi oleh cat miliknya. Aku menghela nafasku sejenak, kemudian mengancamnya dengan ujung pegangan Tonitrui.

“Turun dari meja itu. Aku mau bicara sesuatu denganmu.”

“Beraninya lu nyuruh nyuruh gw, bangsat.”

“Kamu harus lebih hati hati dengan peliharaanku, setan.”

“Huh ?”

Di saat itu juga Poppy terbang dan langsung menabrakkan dirinya sendiri ke kepala setan itu yang membuatnya terjatuh seketika dari atas mejanya sendiri. Poppy kemudian terbang kembali ke sampingku sambil mengeluarkan suara kekesalannya.

“Nice, Poppy.”

“Bangsat, kuakui peliharaan lu itu lebih menyebalkan daripada lu sendiri.” ucap si setan itu sambil bangkit berdiri kembali dengan berpegangan pada mejanya.

“Terserah apa katamu.”

Aku berjalan mendekati meja itu, kemudian meletakkan Tonitrui di atasnya.

“Biar ku tebak, lu pasti mau menjual pedang ini kan ?”

“Jangan mimpi, setan.” jawabku dengan nada mengancam diikuti oleh Poppy yang menatapnya dengan tajam. Daemones pun langsung bergidik ngeri di hadapanku dan juga Poppy. Aku mengaktifkan Tonitrui dengan sihirku, dan saat itu juga sebuah hologram yang menampilkan kejadian kemarin malam muncul dari bilah pedangnya. Setelah beberapa detik memperhatikan rekaman itu, Daemones menatapku dengan kebingungan.

“Maksud lu apaan ?”

“Kamu tahu makhluk humanoid yang ada di sana ?” tanyaku kepadanya sambil menunjuk nunjuk Chalybe yang ada di rekaman itu. Setan ini kembali menyeringai dan melihat ke arahku dengan tatapan mengejek setelah melihat bagian terakhir dari rekaman itu.

“Mana mungkin. Kalo aja gw tahu makhluk apa itu, sudah pasti gw ketawa keras saat ngeliat lu ngelakuin desperado kayak gitu, bangsat !!”

Setan ini benar benar tidak bisa diajak serius. Aku berusaha sebisa mungkin untuk tidak memenggal kepalanya saat ini.

“Makhluk itu, keliatan menarik.” gumam Daemones dengan suara sedang. Apa maksudnya menarik ? Jangan jangan setan ini mau menggunakannya untuk membunuhku. Dasar iblis kecil.

“Badan makhluk itu memang terbuat dari logam murni, tapi entah bagaimana logam itu bersifat isolator absolut. Pantes aja pedangmu tidak dapat mengalirkan listriknya.”

Apa apaan itu ? Setahuku tidak ada logam yang bersifat isolator, apalagi yang absolut.

“Entahlah, tapi logam itu terlihat seperti titanium.” lanjut Daemones. Kebodohan macam apa lagi ini. Justru titanium merupakan konduktor listrik yang kuat, bahkan sampai digunakan di industri aerospace.

“Hei, setan. Kalau kamu tidak mengerti tentang perlogaman, jangan menjelaskan itu kepadaku. Titanium itu logam konduktor yang sangat kuat.”

Daemones mendecih kesal dan menatap mataku dengan tajam.

“Kalo lu gak tau detailnya, jangan ngajarin gw, bangsat. Titanium bisa diubah jadi insulator dengan dicampurkan logam lain atau mengubah strukturnya, tolol.”

Oh, aku lupa dengan itu. Setan ini rupanya pintar juga.

“Intinya aku butuh rumah.”

“Huh ?”

Suasana menjadi hening seketika. Memang perkataanku itu tidak terduga dan sangat melenceng dari topik. Aku tidak ingin menghabiskan waktuku hanya untuk berdebat tentang titanium ini. Daemones kemudian berusaha untuk mencerna apa yang barusan kukatakan.

“Mansion lu dihancurin sama makhluk ini kah ?”

“Begitulah.”

Sebenarnya itu tidaklah benar. Makhluk itu bahkan tidak pernah menyentuhnya sama sekali. Aku sendiri yang menghancurkan mansion itu. Daemones menyeringai kembali sesaat setelah mendengar jawabanku.

“Mampus.”

Seketika itu juga Poppy kembali menyerang kepalanya dengan menabrakkan diri, membuat setan itu langsung mengeluarkan katar nya dan menatap tajam ke arah Poppy. Ia kemudian berusaha untuk terus menyerang Poppy yang menghindari semua serangannya dengan mudah.

“Demi semua dewa yang ada di dimensi lain, gw sumpah bakalan ngebantai semua warden kayak peliharaan lu ini, bangsat !!”

“Coba saja.” ucapku sambil mematikan hologram yang ditampilkan oleh Tonitrui. aku mengambil kembali Tonitrui dan menyimpannya di belakang punggung. Aku terus berdiri sambil menunggu setan ini yang terus menyerang Poppy asal asalan seperti seorang anak kecil. Benar benar menghabiskan waktuku. Semua kata kata mutiara memasuki telingaku dan membuatku benar benar muak berada di rumahnya. Sambil merenung, aku terpikirkan oleh sesuatu yang mungkin akan dapat mengalahkan Chalybe dengan mudah. Sebuah bahan peledak yang sangat sensitif terhadap gerakan sekecil apapun itu, Azidoazide Azide. Setelah aku kembali dari rumah penuh dengan kata kata mutiara ini, mungkin aku akan langsung menciptakan senjata dengan bahan peledak itu. Satu menit pun berlalu, dan akhirnya setan itu menyerah juga melawan Poppy. Dia akhirnya melupakan Poppy dan berjalan mendekatiku.

“Jadi lu mau tinggal di rumah gw, huh ?”

“Kayaknya gitu.”

“Oke deh. Tapi jangan harap gw bakal minjemin baju gw. Oke ?”

“Dengan senang hati. Baju mu itu rongsokan semua, setan.”

“Bangsaaat !!”

********

Aku saat ini sudah ada di luar rumah setan itu. Sialan, dia terlihat sangat senang saat aku menjawab ya pertanyaannya itu. Seolah itu adalah pertanda bahwa aku akan ada dalam bahaya saat tinggal seatap dengannya.

“Poppy, kita kembali ke rumah.”

Poppy langsung melihatku dengan kebingungan. Maklum saja, warden sepertinya sudah pasti berpikir kalau rumah yang sudah hancur tidak bisa ditinggali lagi oleh manusia.

“Aku masih punya urusan lain di sana, Poppy.”

30 menit berikutnya, aku dan Poppy sudah berada di pertengahan jalan menuju ke rumahku. Walaupun perjalanan ini begitu membosankan, setidaknya masih ada Poppy yang mengeluarkan musik instrumental dari dalam kepalanya yang menemaniku selama perjalanan ini. Tiba tiba, aku merasakan bahwa Poppy sudah tidak ada di sampingku lagi. Aku menoleh ke belakang, dan di situlah aku mendapati Poppy sedang memperhatikan mayat seorang gadis yang terkapar di tepi jalan. Aku bahkan tidak menyadari keberadaannya tadi. Aku berjalan mendekati mayat itu kemudian menunduk untuk memeriksa kondisinya. Sebuah luka tusukan di dada dan satu lagi ada di ******. Kedua lukanya itu terlihat masih baru. Sepertinya gadis ini diperkosa terlebih dulu sebelum akhirnya dibunuh. Dari wajahnya, aku bisa menebak kalau umurnya sekitar 15 tahunan.

“Dia masih muda.” gumamku. Siapapun yang membunuh gadis ini, setidaknya dia bukan orang yang sekeji sepertiku. Poppy terus memperhatikan mayat gadis itu, bahkan semakin lama ia semakin mendekatinya.

“Ada apa, Poppy ? Kamu ingin tubuh manusia sepertinya ?”

Poppy diam sejenak sebelum akhirnya mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaanku. Sudah pasti ia masih teringat dengan wujud humanoid dari Chalybe.

“Butuh 15 tahun bagimu hanya untuk memiliki keinginan, huh ? Akan ku kabulkan permintaan pertamamu itu.”

Dan begitulah, aku membawa mayat itu hingga sampai ke mansion ku, lebih tepatnya sebuah gudang yang berada sejauh 15 meter darinya. Sesampainya di gudang itu, aku langsung mendobrak pintunya dan masuk ke dalam. Gudang ini tidak jauh berbeda dengan rumah setan itu, sama sama tidak layak dihuni. Hanya selang beberapa detik saja, aku langsung bersin dan mataku memerah seketika. Bukan hanya membuat senjata peledak dan juga tubuh manusia saja, sepertinya aku juga harus jadi ibu rumah tangga sementara waktu.

Aku mengambil peralatan bersih bersih yang ada di luar gudang. Kondisinya sama seperti gudang ini, tidak layak pakai. Bahkan jika aku pergi ke toko paling kecil sekalipun, tidak mungkin ada sapu yang dijual di sana.

Sudah lebih dari setengah jam aku membersihkan seluruh gudang ini hingga ke ujung ujungnya, tetap saja gudang ini masih terlihat bobrok. Kondisinya diperparah saat salah satu atap yang ada di belakangku jebol dan jatuh ke lantai.

“Cih, benar benar tidak layak huni.” keluhku. Persetan dengan gudang ini, aku akan melakukan proyek ku yang pertama sekarang juga. Pertama tama, aku mencari ramuan Azidoazide Azide yang sudah ku buat sejak bertahun tahun yang lalu. Mungkin juga sudah rusak sekarang.

“Ketemu juga kau.”

Aku mengambil cawan petri yang dipenuhi dengan semacam bubuk berwarna abu abu dan juga sebuah label yang tertempel di bagian depan cawan itu, bertuliskan 'Azidoazide - si bocah peledak'. Aku tersenyum kecil saat teringat kembali ke 14 tahun yang lalu. Waktu ketika aku hampir membakar habis gudang ini setelah berhasil mensintesis Azidoazide. Perasaan panik akan terbakar hidup hidup di dalam gudang ini menghantuiku saat itu. Semuanya terjadi berkat zat ini yang secara tidak sengaja bersentuhan dengan Chlorine Trifluoride ciptaanku.

Kembali ke masa sekarang, aku mengambil sebuah senjata tongkat besi untuk dilebur menjadi pedang. Pedang adalah target ciptaanku saat ini, karena tidak mungkin untuk membuat senjata api semacam senapan sekarang ini. Aku melebur tongkat besi itu dalam tungku berapi. Sambil menunggu tongkat besi tersebut mencair, aku terus memikirkan konsep dari tubuh manusia Poppy. Entah bagaimana caranya, mayat gadis tersebut harus dibuat untuk tidak membusuk dan berubah menjadi tengkorak saat digunakan oleh kesadaran Poppy. Itu akan membuatnya jadi lebih terlihat seperti hantu daripada tiruan manusia. Untuk saat ini, aku akan membalsem mayat gadis tersebut dan mengubahnya menjadi mumi terlebih dulu. Itu adalah satu satunya cara yang paling masuk akal untuk membuatnya tetap awet selama beberapa bulan ke depan. Tidak ada kulkas di dunia ini, jadi mumifikasi adalah cara yang paling efektif.

Setelah ribuan kali memikirkan konsep tubuh manusia Poppy, akhirnya aku menemukan solusi yang paling masuk akal menurutku. Itu adalah dengan mengubah beberapa bagian tubuhnya menjadi semacam cyborg, dengan begitu hanya akan ada lebih sedikit bagian tubuh yang perlu dicegah pembusukannya. Proses pembuatannya pasti akan membutuhkan waktu yang sangat panjang, namun itu masih layak untuk dicoba. Selesai dengan semua itu, aku kembali mengecek Azidoazide yang sudah kutinggalkan selama 14 tahun itu. Hasilnya seperti yang sudah aku duga, bubuk Azidoazide itu sudah tidak dapat bereaksi lagi sama seperti sebelumnya.

“Sialan, sepertinya aku harus mensintesis nya ulang.” keluhku.

Berhari hari hingga berminggu minggu telah ku lewati tanpa beristirahat sekalipun, sampai sampai aku lupa tentang rencanaku untuk tinggal bersama si setan itu. Mau bagaimana lagi, aku sedang berada dalam keadaan flow saat ini, keadaan dimana seseorang terlalu fokus dan menikmati pekerjaannya yang dimiliki. Kedua proyek ini memang sangat sulit karena aku mengerjakannya sendirian, tapi aku jamin hasilnya akan sangat memuaskan.

4 bulan kemudian.

Aku dibangunkan oleh suara pintu gudangku yang didobrak seseorang. Aku membuka mataku dengan malas. Berani beraninya orang ini mendobrak pintu gudangku. Tanganku secara reflek langsung ingin meraih Tonitrui yang ada di samping kananku. Namun, aku langsung menghentikan niatan ku saat melihat sebuah pedang pendek dengan bilah berwarna abu abu terletak di sebuah penyangga di hadapanku.

“Woiii, KERES !! KELUAR LU ****** !!”

Oh, itu adalah si setan ternyata. Pantas saja dia dengan barbar nya mendobrak pintu gudang ku. Aku pun berjalan keluar masih dengan mata yang sangat berat. Muka centil nan brengseknya itupun tidak terlihat dengan jelas oleh mataku.

“Huh ? Ada apa ?”

“Beraninya lu tanya 'ada apa', bangsat ! Bukannya lu sendiri yang bilang mau tinggal bareng gw, SAAAT !?”

Ah, setan ini ternyata sudah gregetan ingin menjahili ku saat tinggal bersama dengannya. Aku bersandar di ambang ambang pintu sambil melipat kedua tanganku di dada.

“Paling tidak aku sudah membuat sebuah senjata masterpiece secara sendirian, gak kayak kamu.” sindir ku masih dengan mata yang berat.

“Cih, kalo gitu biar gw liat sinjiti mistirpis lu sini !”

Benar benar menyebalkan. Aku membiarkannya berjalan masuk ke gudangku. Mata setan itu langsung beredar memperhatikan ke sekitar gudangku. Dengusan kesalnya langsung mengatakan kepadaku bahwa setan ini sedang meremehkan pedangku yang meledak ledak itu.

“Hmph, mata gw sudah bisa langsung tahu senjata mistirpis lu langsung. Bener bener keliatan kayak pedang biasa tuh.” sembur setan itu dengan nada seperti biasanya. Cih, lihat saja nanti saat pedang itu digerakkan dengan tangan kotor mu. Setan itu akhirnya berjalan mendekati pedangku itu. Ia kemudian mengangkat pedang itu, dan disaat bilah pedang itu menyentuh besi penyangganya, di situlah pesta yang sebenarnya dimulai. Setan itu langsung dikejutkan dengan pedang baru ku yang terus meledak ledak dan memantul ke sana kemari. Ia terus berteriak dengan panik sama seperti anak kecil yang sedang dikejar anjing liar. Pedang itu akhirnya berhenti meledak dan si setan itu juga akhirnya terjatuh ke lantai sambil terengah engah. Seolah adrenalin nya sudah terpicu hanya karena menghindari pedang peledak itu. Setan itu akhirnya merasakan yang namanya instan karma juga.

“Sialan, apa apaan senjata ******* mu itu, bangsat !?”

“Pedang itu menggunakan mekanik pipa kapiler simpel untuk mengalirkan gas berapi yang diciptakan oleh pemeran utama dari kekuatannya itu, Azidoazide Azide. Prinsip kerjanya hampir sama dengan granat lempar, hanya saja dalam bentuk sebuah pedang. Dan juga, karena sifatnya Azidoazide Azide yang sangat reaktif terhadap gerakan sekecil apapun, membuat pedang itu akan menciptakan ledakan api terus menerus setiap kali dipukul, diayunkan, dan digunakan untuk menebas musuh.”

Mendengar penjelasanku yang panjang lebar itu berhasil membuat Daemones bergidik ngeri. Hanya membayangkan pedang itu meledak ledak setiap kali diayunkan saja sudah seperti mengalami mimpi buruk, apa lagi jika itu digunakan di pertarungan yang sesungguhnya.

“D - dasar ******* gila !!”

“Aku menyebut pedang masterpiece ku itu sebagai - pembasmi warden, Barbatos -”

“Dan kamu harus melihat hasil karya ku yang lainnya setelah ini.”

1 tahun kemudian, di rumah Daemones.

Aku mengetuk pintu rumahnya itu dengan santai. Aku memang bukanlah orang barbar sepertinya. Setelah beberapa saat tidak mendapatkan jawaban, aku pun memutuskan untuk membuka pintu itu dan mendapati Daemones yang sedang terduduk lesu di belakang meja kayunya sambil menyangga kepalanya dengan tangan. Jarang jarang aku melihat si brengsek ini tidak bergerak sama sekali.

“Hei, setan, kamu tahu ? Aku punya kejutan untukmu.”

“Kejutan ? Sudah pasti itu lu yang bakal tinggal di rumah gw, bukan ?”

Tiba tiba, sebuah ledakan yang besar menembus tembok bagian kanan rumah setan ini dengan kuat, sekaligus menghempaskan seorang pria misterius yang sama sekali tidak kukenal ke dalam rumahnya. Aku dan Daemones seketika melihat ke arah sumber ledakan itu. Dari luar, seorang gadis berumur sekitar 15 tahunan berjalan ke tengah tengah reruntuhan dan berdiri di atasnya dengan pose yang sangat mengancam. Kedua tangan dan kakinya yang telah digantikan dengan anggota tubuh mekanik, cukup untuk memberitahuku bahwa dia adalah teman baruku.

“Sepertinya kejutan itu datang sendiri kepadamu.”

“Hei, Poppy. Apa yang kamu lakukan ?”

Poppy menoleh ke arahku dan memiringkan kepalanya, seolah tidak dapat mengerti akan apa yang kukatakan.

“Aku mendeteksi ribuan ancaman di sekitar sini, jadi aku mengeliminasi semuanya.”

“Begitulah.” jelas ku sambil menoleh ke arah setan itu. Ia mulai mengepalkan kedua tangannya, menggeram karena kesal, dan pada fase terakhir, emosinya langsung meledak seperti bom nuklir.

“BANGSAAAAAT !!”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!