Hounds of Orcus

Makhluk itu mengibaskan ekornya yang melemparkan bubuk bubuk mesiu ke udara, menciptakan puluhan ledakan. Entah bagaimana caranya bubuk itu meledak tanpa pemicu apapun yang terlihat. Aku dan Daemones dengan cepat menghindar dari ledakan itu. Sebuah nama terukir di tubuh bagian kanannya. Orcus, terdengar seperti nama dewa kematian. Orcus berlari ke arahku yang baru saja mendarat di tanah, kemudian mengayunkan ekornya yang berbentuk seperti cambuk. Ujung ekornya hampir menghancurkan sebuah batang pohon, namun tidak mengenai ku sama sekali. Aku menjauh dari Orcus dan mendapati Daemones yang terlihat sedang mengawasi gerak gerik Orcus dari kejauhan.

“Hei, setan ! Ada berapa banyak jebakan mu di hutan ini !?” tanya ku dengan suara sekeras mungkin. Jarang jarang aku berteriak seperti itu. Daemones seketika menatapku balik, dan berusaha untuk mengingat ingat jumlahnya secara spesifik.

“Terlalu banyak untuk dihancurkan sendirian oleh monster ini, ****** !”

Itu adalah jawaban yang ku nantikan. Aku dengan segera melesat ke sampingnya. Melawan makhluk seperti ini butuh perencanaan strategi yang matang.

“kita tidak bisa menyerangnya secara langsung.”

“Tentu saja.” jawab Daemones. Orcus berputar, kemudian berhenti di depan ku dan Daemones. Daemones seketika melompat ke belakang dan mendarat di sebuah cabang pohon. Ia kemudian menembakkan sebuah anak panah ke tubuh besi Orcus. Orcus seketika mengamuk dan berlari tak menentu ke segala arah. Satu serangan kecil saja sudah membuatnya kacau seperti itu, bagaimana jadinya kalau dia terkena serangan kuat Tonitrui ? Tunggu, aku menyadari sesuatu. Anak panah itu ternyata terikat oleh benang tak terlihat Daemones. Orcus tidak melakukan itu tanpa alasan, dia saat ini berniat untuk menarik Daemones ke arahnya dan menyerangnya dari dekat !

“Hei, setan ! Potong benang mu sekarang juga !”

“Huh ? Memangnya kenapa-”

Belum sempat ia menyelesaikan pertanyaannya itu, ia sudah ditarik oleh Orcus dengan kuat. Setan itu melesat sangat cepat menuju ke arah Orcus yang telah menantinya dengan mengangkat kaki kiri depannya ke atas. Aku melesat ke arah Orcus dan menyerangnya dengan Tonitrui, seketika menciptakan sebuah ledakan yang membuat Orcus terlempar jauh sekaligus menyelamatkan Daemones dari maut. Aku tidak mengetahui banyak tentang jebakan Daemones yang tersebar di sekitar sini, jadi aku hanya bisa bergantung padanya saat ini.

“Hei, kamu tidak apa apa, setan ?”

“Iye.”

Orcus kembali menyerang. Kali ini ia berlari ke arah ku dan Daemones, mengangkat kedua kaki depannya dan menghancurkan tanah seketika. Aku dan Daemones melompat ke belakang secara bersamaan.

“Sekarang apa ?”

“Kita liat dulu bisa apa monster bejat ini.” jawab Daemones. Sungguh, setan ini sangat suka mengulur - ulur waktu. Terserah apa katanya, tapi aku lebih memilih untuk menghabisi monster ini dengan cepat. Aku mengeluarkan 30% kekuatan Tonitrui, kemudian menerjang ke arah nya tanpa kata kata apapun.

“Jalang sialan.” gumam Daemones kesal. Tidak peduli seberapa cepatnya aku bergerak saat ini, namun Orcus nampak seperti mampu melihatku dengan jelas. Ia mengangkat kaki kanan depannya, dan menghancurkan tanah hanya dengan sekali cakaran. Beruntung aku masih sempat menghindar, namun itu tidak terlalu membantu. Momen berikutnya setelah aku menghindar, 4 misil telah ditembakkan dari balik asap dan kini tengah terbang ke arahku. Sialan, memangnya ada berapa banyak senjata yang terpasang di tubuh cyborg ini ? Daemones kemudian menggunakan tubuhnya sendiri untuk meledakkan keempat misil itu di udara, atau begitulah yang ku kira, karena itu hanyalah bayangannya saja. Daemones yang asli baru saja berpindah ke samping kananku dengan wajah kesalnya.

“Udah gw bilangin buat liat dulu bisa apa monster in-”

Asap di sekitar Orcus sudah menghilang, itu berarti saatnya aku menyerang lagi. Tanpa basa basi, aku kembali melesat ke arah Orcus dengan kekuatan 50% Tonitrui. Aku bahkan tidak mendengar apa yang setan itu katakan.

“Bajingan ! Minimal dengerin gw dulu, bangsat !!” seru Daemones dari kejauhan. Aku mengangkat Tonitrui dan bersiap untuk menebasnya, namun Orcus sudah siap untuk menyerang balik menyenggol ku dengan menggunakan badan besinya. Aku pun terkena serangan itu, dan pada akhirnya terlempar kembali hingga mendarat tepat di samping kanan Daemones. Baiklah, sepertinya aku kembali ke rencana semula saat ini. Daemones menghela nafasnya kesal, kemudian mengulurkan tangannya kepadaku.

“Udah kapok ?”

“Sepertinya begitu.” jawab ku. Aku kemudian berdiri kembali dibantu oleh Daemones. Makhluk ini memiliki respon yang sangat cepat, dan juga serangannya tidak dapat di prediksi. Benar benar musuh yang tangguh.

“Oi, ******. Kita pancing monster ini ke dalam hutan.”

“Maksudmu apa ? Ini sudah di dalam hutan, tolol.”

“Lebih dalam lagi.” jawab Daemones sambil mengeluarkan katar ganda nya dari pelindung tangan. Ia kemudian mengambil sebuah bom dan bersiap melemparkannya kepada Orcus.

“Rasakan ini, anjing nakal !!”

Daemones melempar bom itu yang seketika meledak tepat di kepalanya yang membuat Orcus meraung saat itu juga. Orcus mengamuk, dan kemudian terus berputar putar dan melemparkan bubuk mesiu kemana mana. Ledakan terus menerus terjadi, hingga aku dan Daemones terpaksa untuk berjalan mundur menjauhinya. Orcus kemudian melompat dan membakar dirinya sendiri dalam api, dan setelah itu ia mendarat di tanah dengan tampilan yang sedikit berbeda. Seluruh tubuh besinya kini memiliki lubang celah dan menampakkan bagian dalamnya yang dipenuhi oleh mesin penggerak, dan juga senjata senjata tersembunyi. Kini aku tahu akan seberapa sulit mengalahkan anjing mekanis ini.

“Anjing ini kayaknya ga bakal bisa di pancing dengan gampang, bukan kah begitu ?”

“Kelihatannya memang benar.” jawab ku. Orcus kembali meraung dengan keras, kemudian mengeluarkan semburan api dari dalam mulutnya, menguburkan culanya ke dalam tanah, dan berlari ke arah ku dan Daemones. Tiap meternya ia membelah tanah yang ada di depannya dan saat mencapai kami berdua, ia mengangkat cula nya yang terbakar api ke atas, memaksa aku dan Daemones menghindar. Aku melompati tubuhnya dan berakhir di belakang Orcus, sementara Daemones melompat ke belakang untuk menghindar. Sudah jelas dia tidak ingin menyerang secara langsung. Dan untuk Orcus, sepertinya ia sadar akan aku yang berada di belakangnya saat ini. Ia mengeluarkan semburan apinya kembali dan berusaha membakar ku menggunakan itu, memaksaku untuk terus berlari ke belakang menjauhi semburan api miliknya. Awalnya aku ingin melihat apa saja yang dimiliki oleh anjing besi raksasa ini, dan sekarang aku menyesal menginginkannya. Anjing ini punya sayap besi, dan ia bisa menggunakannya untuk terbang layaknya burung - burung pada umumnya. Orcus terus mengejar ku dengan nafas apinya sambil terbang di udara. Di belakangku, adalah rentetan pepohonan kering yang bisa saja digunakan oleh setan itu memasang jebakannya. Ini adalah saatnya untuk memulai strategi milik setan itu, memancing Orcus ke arah jebakan milik si setan, kemudian menyerangnya.

Tanpa pikir panjang, aku segera berlari lebih dalam ke hutan kering yang ada di belakangku. Sekilas Daemones melihatku, dan ia juga bergegas menuju hutan kering yang aku tuju saat ini. Dan benar saja, baru beberapa langkah saja memasuki hutan ini, dan mata ku telah melihat rangkaian benang di antara 2 batang pepohonan. Aku segera berbelok tajam ke kanan sambil menyempatkan untuk menarik rangkaian benang itu. Tidak ada yang spesial, itu adalah jebakan yang sama yang baru saja ditunjukkan oleh Daemones beberapa waktu lalu. Ribuan anak panah ditembakkan di udara, dan beberapa mengenai tubuh besi Orcus dan bahkan ada yang masuk ke dalam tubuhnya melalui celah yang saat ini terbuka di tubuhnya. Orcus mendarat ke tanah seketika dan meraung dengan keras. Entah kenapa ia melakukan itu, padahal dia punya lebih banyak kemungkinan menang saat berada di udara. Mungkin saja anak panah yang masuk ke dalam tubuhnya itu telah merusak salah satu dari mesinnya, dan kebetulan itu adalah penggerak sayap besinya. Aku berhenti berlari sejenak, mencari cari jebakan mana lagi yang bisa digunakan untuk menyerang anjing satu ini, namun tidak ada sama sekali. Aku terus berpikir keras, sementara Orcus sedang berlari mengejar ku di belakang saat ini.

“Oii, ****** !! Menunduk lah !”

Itu adalah suara Daemones dari kejauhan. Aku menunduk tanpa berpikir panjang, dan saat itu Orcus telah hampir menggeprek ku dengan kedua kakinya, sebuah batang kayu besar mengayun dari arah kiri dan dengan cepat menghantam Orcus. Gila, bagaimana bisa si setan ini merakit jebakan besar seperti itu sementara dirinya dikejar beberapa saat yang lalu ?

Orcus seketika terjatuh dan berguling beberapa saat di tanah sementara Daemones telah berada di samping ku. Orcus bangkit kembali, dan kobaran api yang awalnya membakar tubuhnya kini telah padam akibat habis berguling di tanah. Seluruh celah yang terbuka pada tubuhnya telah menutup kembali.

“Sialan, dia jadi lebih susah untuk di serang lagi !”

“Siapa bilang ? Buat gw, dia masih sama lemahnya kayak di awal tadi, bodoh.”

Daemones menyeringai sambil meregangkan tangannya. Yah, apa pun itu, hutan kering memang bisa di bilang sudah menjadi domain tersendiri bagi Daemones, dan Orcus saat ini sedang berada di dalamnya. Orcus meraung sekali lagi kemudian berlari ke arah ku dan Daemones dan seperti biasa, kami berdua menghindar ke dua arah yang berbeda. Daemones menembakkan rentetan anak panah dari pelindung tangannya, membuat Orcus berbalik ke arahnya. Orcus terus mengejar Daemones, dan saat setan itu melompat ke atas, kaki Orcus menginjak sebuah jebakan. Jebakan itu meledak dari bawah tanah, seketika menghentikan pergerakannya untuk beberapa saat. Aku menggunakan kesempatan itu untuk melesat dan menyerang Orcus dengan Tonitrui. Akhirnya, aku berhasil mendaratkan satu serangan telak untuk pertama kalinya pada anjing satu ini. Orcus terlempar dan berguling di tanah beberapa kali sebelum akhirnya kembali berdiri dan mengibaskan kepalanya.

“Lu ****** yang hebat, Keres !”

“Apa maksudmu ?”

Daemones tidak menggubris pertanyaanku. Kini ia melompat ke cabang pohon lain yang ada di depannya, dan saat kakinya menginjak cabang pohon tersebut, muncul beberapa bilah kayu tajam yang menusuk Orcus dari bawah tanah. Sekarang aku paham apa maksud perkataannya itu, serangan ku yang tadi itu telah menggiring Orcus ke jebakan yang lainnya. Yah, itu sebenarnya tidak sengaja, namun setidaknya itu terlihat agak sedikit membantu, untuk membuatnya mengamuk sekali lagi. Orcus kini berlari ke arahku. Setan sialan, lakukanlah sesuatu, ucapku dalam hati. Aku mengambil ancang ancang untuk menyerang Orcus dengan Tonitrui, namun saat Orcus melompat ke arahku di udara, ribuan anak panah melesat ke tubuhnya sekali lagi, membuatnya menjadi lengah dan tidak melanjutkan serangannya. Ia terjatuh dan tubuhnya terseret di tanah beberapa meter, memberiku kesempatan untuk menyerangnya kembali. Aku melesat ke arahnya, kemudian mengayunkan Tonitrui ke atas melemparkan tubuh raksasa nya beberapa meter mengarah ke dua pohon yang saling berdekatan. Tanpa kusadari, tubuh Orcus menginjak jebakan Daemones yang lainnya, seketika merobohkan pohon kembar itu dan menimpa tubuhnya.

“Lu hebat juga, ****** ! Gimana bisa lu tahu lokasi jebakan gw ?” ucap Daemones sambil turun dari cabang pohon.

“Percayalah, itu 100% tidak disengaja.”

Sudah beberapa detik berlalu, namun tidak ada pergerakan sama sekali dari Orcus. Hanya itu saja ? Tidak mungkin, tubuhnya terbuat dari besi, tidak mungkin ia mati begitu saja ditimpa oleh pohon kembar.

“Hei, apa aku hanya terlalu lengah saja, atau anjing itu benar benar tidak bergerak sama sekali ?”

“Entahlah, tapi kayaknya kita bisa pulang sekarang. Gw pengen makan, tau-”

Tepat sebelum Daemones menyelesaikan kalimatnya, perutku telah dihujam oleh sesuatu, kemungkinan cula milik Orcus. Sejak kapan ? Sejak kapan makhluk ini membebaskan dirinya dari reruntuhan pohon kembar itu ? Tidak ada suara sama sekali yang terdengar oleh telingaku. Aku terhempas jauh ke belakang dan menghantam pohon tinggi. Orcus kemudian melihat ke arah Daemones yang tidak sempat bereaksi itu, kemudian menyerangnya dengan cakar besar kaki depannya. Daemones hanya bisa melompat ke belakang saat itu, dan itu adalah kesalahan terbesarnya. Orcus mengeluarkan dua cambuk besi panjang berduri dari dalam mulutnya, kemudian mengayunkan kedua cambuk itu ke arah Daemones. Daemones pun tidak dapat menghindar karena berada di udara. Kakinya terlilit oleh cambuk besi itu, membuatnya kini dipenuhi oleh luka.

“Sialan, jangan serang kaki ku, bangsat !!”

Orcus menarik tubuh Daemones ke arahnya dan bersiap meremukkan Daemones dengan kaki depan kanannya yang terangkat ke udara. Daemones terpaksa harus menggunakan sihirnya kembali untuk berpindah tempat menghindari serangan maut Orcus saat itu, walaupun sebenarnya itu terasa lebih seperti kutukan karena rasa sakit yang luar biasa saat harus membelah struktur atom tubuhnya untuk menciptakan bayangan dari dirinya sendiri. Daemones mendarat tepat di belakang Orcus, namun tepat setelah kaki kanan Orcus menghancurkan tanah, ia sudah tidak terlihat lagi. Daemones seketika dilanda oleh kepanikan, menoleh kesana kemari untuk mencari keberadaan Orcus yang menghilang, dan di saat itulah tubuhnya dilempar oleh sesuatu. Daemones terlempar jauh ke samping kiri dan menghantam pepohonan sama seperti yang dialami oleh Keres. Kini Orcus terlihat kembali, ia sedang memutar tubuhnya, mengayunkan ekor cambuknya, kemudian melemparkan bubuk mesiu tepat ke arah Daemones. Ia tidak sempat menghindar, membuat dirinya menerima ledakan tersebut dengan telak. Kini keduanya, baik aku maupun Daemones terluka parah.

“Apa apaan ini ? Aku dikalahkan oleh anjing liar yang bahkan bukan seekor anjing yang sesungguhnya ?” gumamku. Itu tidak mungkin, dan tidak akan pernah terjadi, walau kenyataannya pada saat ini, perutku terluka cukup parah dan membuatku tidak dapat bergerak dengan leluasa sama seperti biasanya. Aku tidak terima akan kondisi saat ini, dan begitulah. Aku mengeluarkan Barbatos dari sarung besinya tanpa memperdulikan ledakan yang tercipta barusan. Ini adalah untuk pertama kalinya aku menggunakan Barbatos dalam pertarungan asli. Aku tidak tahu sama sekali bahaya apa yang akan terjadi saat benar benar menggunakan seluruh kekuatannya, yang pasti, bagian terakhir ini akan dipenuhi dengan ledakan dan juga kekacauan dimana mana.

Dengan sihir Tonitrui aku melesat mencari keberadaan Orcus. Rasa sakit akibat luka di perut membuatku harus berhenti sejenak untuk beristirahat sambil mengawasi area sekitar, siapa tahu anjing ini akan keluar dan menyergap ku dari arah yang tidak ku ketahui. Dan benar saja, Orcus melompat dari balik semak - semak di belakangku. Beruntung saat ini aku sedang tidak lengah. Sambil menghindar ke belakang, aku memutar Tonitrui dan juga Barbatos hampir bersamaan. Walaupun keduanya hanya membelah angin kosong, setidaknya itu masih berhasil membuat Orcus tidak melanjutkan serangannya untuk sementara.

“Ke marilah, anjing liar.” gumamku. Seakan baru saja mendapatkan perintah, Orcus dengan cepat berlari ke arahku sambil meraung dengan keras. Ia terus menyerang ku dengan cakar besar di kedua kaki depannya, membuatku harus menjaga jarak dengannya tiap kali ia menyerang. Orcus mengakhiri serangan beruntunnya dengan menghantam tanah menggunakan kaki kirinya, berlanjut berlari mengejar ku kembali. Melihat culanya yang sudah siap ia gunakan untuk menusukku kembali, aku langsung melompat ke atas sambil menghiraukan rasa sakit dari luka di perut ku. Orcus menyadari hal itu, dan segera menembakkan dua cambuk besinya ke arahku. Ini dia alasan utama kekalahan Daemones, aku harus berpikir cepat supaya tidak mengalami hal yang sama dengan dirinya. Aku menangkis ujung cambuk kembar itu dengan Barbatos, meledakkan keduanya seketika dan melemparkan keduanya ke belakang. Untuk saat ini aku selamat dari serangan cambuknya, dan kini serangan kedua dari cambuk kembarnya sedang menuju ke arahku. Orcus menyapu tanah dengan cambuk besi kembarnya, memaksaku untuk lompat ke atas kembali. Mengetahui kalau serangan cambuk kembarnya tidak lagi efektif, Orcus menarik cambuknya kembali ke dalam mulutnya. Apa lagi sekarang ?

Aku bersiap untuk menghindari serangan Orcus yang selanjutnya. Orcus menganga ke atas, dan dari dalam mulutnya, sekitar 15 misil ditembakkan ke atas. Ke lima belas misil itu segera terbang menukik ke arahku, aku harus meledakkan mereka di udara sama seperti yang dilakukan oleh Daemones saat itu.

“Barbatos, aku mengandalkan mu !”

Dengan segera, aku terus mengayunkan Barbatos agar menciptakan ledakan api di udara, memicu seluruh misil itu meledak sebelum mengenai targetnya. Setelah semua misil itu habis tidak tersisa, Orcus sudah berada di depanku sambil mengangkat kedua kakinya. Aku menghindar dari serangan itu, dan kini, akhirnya pola serangannya sudah mulai sedikit terlihat. Cih, ternyata cukup mudah untuk melawan makhluk ini, hanya saja butuh kesabaran yang luar biasa untuk menghindari serangannya. Orcus meraung cukup keras, terlihat seperti sedang mengamuk.

“Heh, ternyata kamu sangat suka meraung, huh ? Kenapa ?”

Dengan sedikit paksaan yang terlihat cukup jelas, Orcus mengeluarkan sayap besinya dari dalam tubuh besinya. Bukankah dia sudah tidak bisa terbang lagi ?

Orcus berlari ke arahku dengan kedua sayapnya terbentang lebar. Kalau dilihat lihat, sayap besinya itu hampir sama seperti bilah pedang yang tajam. Menggunakan sayapnya sendiri sebagai sebuah senjata, benar benar sebuah ide yang kreatif. Aku menunduk untuk menyelamatkan kepalaku dari sayap tajam itu. Aku masih tidak ingin kehilangan kepalaku, tahu. Setelah beberapa langkah melewati ku, Orcus berhenti dan memutar tubuhnya kembali menatap ke arahku. Mata merahnya menyala terang dan terus tertuju padaku. Orcus tidak menyerang. Apa apaan ini ? Bukankah dia tipe penyerang yang agresif ? Kenapa saat ini dia berhenti dan tidak melakukan apa apa ?

“Anjing bangsatt !!”

Sebuah teriakan yang sangat familiar, itu adalah suara milik Daemones. Setan itu meraih 3 buah bom berwarna hitam pekat kemudian melemparkan ketiganya yang meledak seketika tepat di atas tubuh Orcus yang masih berdiri diam diri menatapku, sementara dirinya masih berada di udara dan melompat dari cabang pohon ke cabang yang lainnya.

“Bodoh ! Anjing itu sudah jinak baru saja, setan !”

“Gw gak peduli, ****** ! Pokoknya ni anjing harus mati, bangsat !”

Ia kemudian mendarat tepat di samping kananku dan menghela nafasnya. Tubuhnya sekarang dipenuhi oleh luka bakar, dan ia terlihat sama seperti badut di mataku.

“Kamu terlihat lucu dengan luka bakar mu itu. Kelihatan seperti badut.”

“Sialan !!”

Perbincangan itu berlangsung dengan singkat. Mata kami berdua secara bersamaan kembali tertuju pada Orcus yang sedang berada di balik asap akibat ledakan bom setan satu ini. Ia mengibaskan kepalanya untuk mengusir asap yang ada di sekitarnya.

“Cih, luar biasa. Karena mu, anjing terbakar kembali.”

Orcus meraung keras sekali lagi. Kali ini sepertinya ia menggunakan pengeras suara hingga menciptakan gelombang di sekitarnya. Api yang membakar tubuhnya menjadi semakin besar, dan itu sepertinya cukup menggunakan semburan apinya kembali.

“Oi, ******. Luka mu juga keliatan parah tuh.”

“Ini bukanlah apa apa.” jawabku. Orcus berlari ke arah kami berdua kembali. Dengan mulutnya yang dipenuhi oleh api yang membara. Ia kemudian mengayunkan kepalanya sendiri sambil menyemburkan api itu untuk membakar ku dan Daemones. Tentu saja aku dan Daemones menghindar ke belakang. Orcus terus berusaha mengejar sambil berusaha untuk menggigitku. Dia menjadi lebih agresif daripada awalnya.

“Hei, setan ! Bantu aku lawan anjing ini !”

“Cih, pake aja tuh pedang kesayangan lu, ****** !”

Walaupun begitu, ia tetap saja berlari ke arah Orcus untuk membantuku. Seperti biasa, penuh dengan omong kosong. Ia melompat ke udara dan melemparkan beberapa jarum panjang ke tubuh Orcus yang berapi.

“Urusan lu sama gw tahu, anjing bangsat !!”

Teriakan Daemones berhasil mengalihkan perhatian Orcus dari ku. Daemones kemudian menciptakan 2 bayangan dirinya sendiri. Walaupun ia sempat mengeluarkan darah dari dalam mulutnya, ia tetap berusaha untuk menahan rasa sakit di tubuhnya itu. Setan ini terlalu memaksakan dirinya untuk menggunakan sihir itu.

Daemones bersama dengan bayangannya kemudian menerjang Orcus bersamaan dari udara. Orcus berusaha untuk menangkapnya berkali kali dengan cakarnya, namun semua itu hanyalah bayangan Daemones saja. Orcus menggigit, membakar tanah dengan semburan api dari mulutnya, hingga mengibaskan ekor cambuknya dan melemparkan ledakan bubuk mesiu, namun semuanya sia sia, tidak ada yang mengenai Daemones sama sekali. Orcus saat ini benar benar teralihkan perhatiannya oleh setan itu. Daemones melakukan pekerjaannya dengan baik, dan ini adalah saat ku untuk menyelesaikan pekerjaannya. Baru beberapa langkah saja aku berlari, namun aku sudah berhenti akibat rasa sakit yang tiba tiba menyerang ku. Luka di perut ini sangat mengganggu, dan sekarang luka ini semakin parah. Namun, rasanya tidak mungkin membiarkan setan ini bertarung sendirian hanya dengan menggunakan bayangannya itu. Aku menahan rasa sakit ini, kemudian berlari sekencang kencangnya dan melompat ke punggung Orcus, kemudian mengangkat Barbatos ke udara.

“Rasakan ini, anjing sialan !”

Barbatos menembus punggung Orcus dan terus meledak terima kasih berkat api yang yang membakar tubuhnya saat ini membuat Azidoazide di dalam Barbatos terus bereaksi. Aku turun dari punggung Orcus di susul oleh Daemones, kemudian berlari menjauh dari Orcus yang tengah mengalami kebakaran hebat saat ini. Daemones mengalami muntah darah yang hebat setelahnya. Itulah efek setelah menggunakan sihir superposisi terlalu berlebihan. Sebuah sihir yang memungkinkan pengguna untuk melakukan 2 atau lebih hal yang berbeda dalam 1 waktu secara bersamaan.

“Kamu tidak apa apa, setan ?”

“Rasanya gw mau pingsan habis ini.”

“Jangan dulu.”

Daemones kembali memuntahkan darah dari mulutnya.

“Heh, terima kasih.”

Dari kejauhan, Orcus terlihat sudah rusak parah, sebentar lagi dia seharusnya bisa di bunuh dengan lebih mudah. Orcus tiba tiba menembakkan satu misil yang dengan cepat terbang ke arah kami berdua. Misil itu tengah terbakar, dan itu pastinya akan langsung meledak sebelum mencapai targetnya. Dan benar saja, misil itu meledak saat sudah dekat denganku. Aku mendorong Daemones ke kanan untuk menyelamatkannya dari ledakan. Tubuhnya saja sudah dipenuhi luka bakar, bagaimana jadinya kalau dia terkena ledakan misil tadi ? Mungkin saja setengah dari kulitnya akan hilang saat itu juga. Daemones dan aku terjatuh ke tanah, dan asap hitam terus menutupi kami berdua.

“Makasih, ******.”

Aku kembali berdiri dan membersihkan baju ku yang kotor dari debu dan tanah.

“Heh, kamu lebih dari yang ku kira, setan-”

Tiba tiba tubuhku menerima luka tebasan yang menjalar dari bagian ulu hati hingga hampir mencapai paru kiriku. Daemones terkejut seketika saat melihat itu, tentu saja aku juga. Aku melihat ke arah kiri, dan mendapati Orcus lah yang melakukan itu dengan cula nya. Sudah menerima ledakan terus menerus secara langsung ke dalam tubuhnya, dan makhluk ini masih saja bisa berlari sekencang ini ? Benar benar seekor monster. Aku terlempar jauh ke belakang dan mendarat di tanah dibarengi oleh rasa sakit yang luar biasa di seluruh tubuhku. Aku berusaha untuk bangkit berdiri, dan saat itu juga aku melihat Orcus berputar kembali ke arah Daemones dan menyerang setan itu dengan semburan api dari mulutnya.

Aku hanya melihat dari kejauhan, saat Daemones terus berlari menjauh darinya tersengal sengal. Aku harus membantunya, sebentar lagi, sebentar lagi anjing liar satu ini akan mati. Dia sudah berada di dekat ajalnya, tapi kenapa membunuhnya saja masih sesulit seperti saat ia tidak mengalami kerusakan apa pun ? Tidak peduli seberapa parah luka baru ini, aku tetap memaksakan diri ku untuk berdiri kembali sambil mengambil kembali Tonitrui yang tergeletak beberapa meter dari ku. Aku tahu kalau ini akan sangat menyiksa, namun aku tetap menerjang ke arah Orcus dengan cepat. Tonitrui dengan aliran listriknya menusuk dada samping Orcus yang membuatnya berhenti menyerang Daemones menggunakan nafas apinya. Orcus melemparkan seketika hanya dengan menggerakkan tubuhnya. Aku terlempar kembali dan menghantam tanah. Orcus berlari kepadaku, namun ledakan Barbatos membuatnya terjatuh ke tanah. Tubuhnya hampir hancur, namun anjing ini masih memaksakan dirinya untuk membunuh musuhnya. Sama sepertiku dan Daemones. Daemones berlari ke arahku.

“Oi, lu gak pa pa, ****** !?”

Aku tidak menjawab, atau mungkin memang tidak bisa menjawab untuk saat ini. Kesadaranku hampir hilang, namun melihat Orcus yang berdiri kembali membuatku bertekad untuk menghancurkannya sekarang.

“Oi, jawab gw, ****** !”

Setidaknya diam lah untuk sesaat setan. Aku menaruh tangan kiriku di atas pundaknya dan berusaha untuk setidaknya duduk untuk saat ini.

“Bisa kah kamu diam sebentar, setan ? Aku tersiksa saat ini.”

“Sudah pasti enggak bisa, ******.” jawab Daemones dengan nada menyindirnya yang sudah biasa terdengar di telingaku. Aku dan Daemones melihat ke arah Orcus secara bersamaan. Anjing itu menggunakan sisa tenaganya untuk berdiri kembali dengan lemah. Orcus berusaha untuk menyemburkan api lewat mulutnya kembali, namun tidak bisa. Sepertinya penyembur api miliknya telah hancur diledakkan oleh Barbatos yang saat ini masih tertancap di punggungnya. Orcus kemudian menggeram sesaat sebelum akhirnya berlari ke arah kami untuk terakhirnya, lalu melompat ke udara.

“Sialan, anjing itu mau menghancurkan dirinya sendiri bersama kita, ****** !”

“Aku sudah tahu, setan. Tidak usah meneriaki ku seperti itu.”

Aku berguling ke arah kiri, sementara Daemones melompat ke kanan. Orcus menghantam tanah dengan seluruh massa tubuhnya, membuat sebuah lubang besar di tanah. Kepulan asap kembali menutupi dirinya yang sudah hampir tidak berbentuk.

“Hei, kamu terlihat sangat jelek sekarang, anjing liar.” ucapku dengan nada mengejek. Orcus ingin menyerang ku sekali lagi, namun kini tubuhnya telah ditahan oleh katar ganda milik Daemones yang terikat dengan benang tak terlihat Daemones dari belakang. Ia sudah tidak bisa bergerak lagi sekarang, kecuali jika setan itu sudah tidak mempertahankannya lagi.

“Cepat bunuh anjing sialan ini, ****** !!” seru Daemones dari kejauhan.

Aku mengambil nafas dalam dalam, kemudian bersiap dengan kuda kuda ku dengan Tonitrui menghadap ke belakang.

“Aku tahu apa yang harus dilakukan sekarang, setan.” gumamku. Aku mengeluarkan 80% kekuatan Tonitrui. Laser panjang berwarna keunguan muncul dari bilah pedang Tonitrui.

“Terima kasih Barbatos, telah membantuku .... Menghancurkan anjing sialan ini.”

Aku mengayunkan Tonitrui dengan mengangkatnya ke atas dan berputar, seketika memenggal kepala anjingnya itu. Sialan, akhirnya pertarungan ini berakhir juga. Kepala Orcus terjatuh ke tanah di depan ku, bersamaan dengan Daemones yang menarik kedua katarnya kembali dan membuat tubuh Orcus jatuh ke tanah juga. Tanpa sadar, aku telah melepaskan genggaman ku pada Tonitrui. Penglihatan ku mulai memudar, dan langkah ku terhuyung lemas. Aku kemudian terjatuh ke tanah, dan secara samar samar aku mendengar suara setan itu kembali berteriak padaku.

“Jangan pingsan dulu, bodoh !!”

...****************...

Daemones membopong Keres yang saat ini sedang pingsan. Luka di tubuh Keres hampir sembuh karena Daemones telah menggunakan sihir penyembuhan, namun itu masih tidak cukup. Ia kemudian menyandarkan Keres ke batang pohon dan menghela nafas kelelahan. Pasalnya ia juga sedang terluka parah saat ini. Penggunaan berlebihan sihir superposisi telah membuat dirinya merasakan nyeri yang luar biasa di seluruh tubuh.

“Bertahanlah, ******.”

Sepertinya aku sempat melihat ada tanaman herbal di sekitaran sini tadi, ucap Daemones dalam hati. Daemones kemudian berjalan meninggalkan Keres yang masih belum terbangun dari pingsannya sendirian. Tidak lupa ia juga meletakkan Tonitrui di samping kanan Keres.

Beberapa saat kemudian.

“Hei, entah aku memanggilmu bagaimana, tapi kamu tidak apa apa !?”

Suara misterius itu membangunkan ku. Uh, apa aku baru saja pingsan ? Sialan, setan itu pasti meninggalkan ku sendirian. Di mana ini ? Dan lebih buruknya lagi, kenapa hal pertama yang kulihat adalah sekumpulan orang orang yang sama sekali tidak ku kenal ?

Memangnya siapa mereka ?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!