Introducing, Poppy Ilaverna !

Uhhhh, namaku Poppy. Saat aku terbangun, hal pertama kali yang aku lihat adalah sosok dengan rambut panjang dengan warna yang [TIDAK DAPAT DIMENGERTI], tinggi yang [TIDAK DAPAT DIMENGERTI], dan wajah yang [TIDAK DAPAT DIMENGERTI]. Sosok itu berdiri tegak, memandangi diriku yang sedang [TIDAK DIKETAHUI]. Kulitnya berwarna [PUTIH/ KEMUNGKINAN TERANG], dan memiliki 2 [TANGAN ?]. Sosok itu membuka [MULUT ?] nya dan mulai [BERBICARA ?] kepada [SIAPA ?].

“Berdiri.”

[INPUT TIDAK DITERIMA/ TIDAK DIKETAHUI]. Aku berdiam di tempat, seakan tidak menerima perintah apapun. Sosok itu [KEMUNGKINAN MANUSIA : 82% BENAR] mendekatiku. [ESTIMASI JARAK : 5 METER ?], [BAHAYA TERDETEKSI], [BAHAYA TERDETEKSI]. Aku [SIAPA ?] mengambil posisi [BERTAHAN] dari ancaman itu. Ancaman mengerikan, dari sumber yang tidak diketahui.

“Tenanglah, ini aku.”

[INPUT TIDAK DIKETAHUI], [INPUT TIDAK DIKETAHUI], [ANCAMAN MENINGKAT], [MULAI MENYERANG ? YA]. Aku menggerakkan [TANGANKU ?] untuk menyerang, dan sosok itu [MENGHINDAR ?]. [SERANGAN GAGAL, LAKUKAN LAGI ? YA]. Aku kembali menyerang [MANUSIA] itu, ia kembali [MENGHINDAR].

“Sialan, sistem Shutdown !”

[INPUT DITERIMA], [MATIKAN SISTEM/ YA].

Cih, benar benar menyebalkan. Ini adalah kegagalan sistem milik Poppy untuk yang ketiga kalinya. Sudah 4 bulan semenjak aku bertarung dengan orang orang dari Revolucio, organisasi yang bahkan tidak pernah aku ketahui keberadaannya. Terima kasih berkat orang bernama Ferrum Manus itu, aku dapat menyelesaikan tubuh manusia cyborg milik Poppy dengan menggunakan sisa sisa dari tubuh besinya. Sekarang, aku hanya perlu memperbaiki sistem komputer sialan ini yang tidak pernah berhenti untuk tidak mengenaliku lewat sensor penglihatannya. Aku berjalan ke belakang nya, memeriksa kerusakan apapun yang mungkin tidak aku ketahui. Tidak ada apa apa, pastinya. Mungkin ini terjadi karena bagian tubuh si Ferrum yang rusak akibat terbakar di pertarungan sebelumnya itu. Lupakan saja, aku akan tidur dulu saat ini.

****************

Namaku Poppy, dan aku terbangun kembali setelah Shutdown tanpa ada perintah yang ku terima. Tidak ada cahaya, membuat [MATA ?] ku harus bekerja keras untuk [MELIHAT ?] ke area di sekitar.

[DATA BARU DI TERIMA] [INFORMASI BARU DITERIMA, TUAN : KERES SANGUIS. DITERIMA ? YA/ TIDAK]. Tuan baru ? Aku akan mencarinya sekarang. Beberapa menit kemudian, [TUAN DITEMUKAN]. Aku melihat ke arah [KANAN ?] dan mendapati sosok yang sedang dalam posisi yang [TIDAK DAPAT DIKETAHUI] itu. Aku berjalan mendekati sosok itu [MANUSIA ?]. Sosok itu kemudian mengeluarkan suara yang [TIDAK DAPAT DIKETAHUI]. [ANCAMAN TIDAK TERDETEKSI], sosok itu tidak berbahaya, [PIKIR ?] ku.

“Hmm, siapa ?”

Sosok itu mengeluarkan sebuah suara yang membentuk sebuah bahasa yang tidak diketahui. [INFORMASI BAHASA DITEMUKAN. BERBICARA ? DIMUNGKINKAN]. Cara berbicara bagaimana ? Tidak dapat dimengerti. [MENCARI DATA RELEVAN], [DATA RELEVAN DITEMUKAN]. Aku melihat rekaman yang terjadi beberapa jam yang lalu. Begitu kah ? Dapat dimengerti. Aku membuka [MULUT ?] ku, dan suara [DARI MANA ?] dapat terdengar.

“Berdiri.”

“Huh ? Poppy, kamu baru saja berbicara ?” tanya sosok itu yang baru saja bergerak dari posisi yang [TIDAK DAPAT DIKETAHUI]. Sosok itu [MANUSIA ?] kemudian berdiri menatapku [AKU ?]. [MANUSIA] itu menggerakkan tangannya ke mata untuk [TUJUAN YANG TIDAK DIKETAHUI]. Matanya kemudian [TERBUKA] dan [MENGELUS ?] kepala [KU ?].

“Duduk.”

[PERINTAH DITERIMA], [SEGERA DILAKUKAN]. Aku segera duduk di [LANTAI ?] sesuai perintah sosok itu. Namanya adalah [KERES SANGUIS], akan kuingat itu. Dia adalah tuanku, sekarang dan selamanya. Tidak peduli siapapun itu, aku akan membasmi semua manusia yang mendekati tuanku, tidak peduli siapa pun itu, aku akan membasmi semuanya, SEMUANYA ! Dia hanyalah tuanku satu satunya, tidak ada yang boleh memilikinya selain aku. TIDAK ADA YANG BOLEH MEMILIKINYA SELAIN AKU, SELAMANYA ! [SELAMANYA] [SELAMANYA] [SELAMANYA] [SELAMANYA !!].

POV KERES

Aku melihat ke arah Poppy yang sedang duduk berlutut di hadapanku. Mataku terkunci ke wajahnya, lebih tepatnya ke arah mulutnya yang sedang menyeringai sangat lebar. Aku dapat merasakan keinginan hidupnya yang benar benar mengerikan itu.

“Sialan. Sepertinya aku baru saja menciptakan seorang monster.”

----------------

Keesokan harinya

Aku sedang berjalan di antara hutan yang mengelilingi tempat gudangku berada. Bisa di bilang, mencari udara segar, walaupun semua yang ku hirup berasa seperti 100% debu tanpa oksigen sama sekali. Benar benar menyesakkan. Kejadian yang kemarin malam itu, benar benar agak mengerikan. Bagaimana Poppy bisa menyeringai sangat lebar seperti itu ? Seakan masalah yang lama telah selesai, masalah baru yang lainnya muncul menghampiriku. Siklus ini tidak akan pernah berakhir, sepertinya.

Cih, awalnya aku berjalan jalan di hutan ini untuk menghilangkan stres ku yang telah bertumpuk selama 4 bulan ini, namun aku salah. Justru sekarang stres itu telah berevolusi menjadi frustrasi dan tidak lama lagi rasanya itu akan berevolusi kembali menjadi depresi. Benar benar hutan yang sangat kacau, tidak ada kedamaian sama sekali di hutan ini. Aku memutuskan untuk pulang, semakin lama aku berada di sini, semakin besar juga kemungkinan ku mengalami asma. Udara penuh dengan debu ini benar benar membuatku merasa tidak nyaman. Aku membalikkan tubuhku dan berjalan kembali menuju gudangku itu, dan telingaku menangkap suara langkah kaki yang berlari dengan sangat cepat. Siapapun itu, dia pasti sedang mengejar ku.

“Dasar hutan terkutuk.” keluhku. Entah siapa orang yang ada di belakangku itu, yang jelas, saat ini dia sudah melompat ke udara sambil mengangkat senjatanya setinggi mungkin. Tidak membawa senjata apa pun saat bepergian keluar adalah kesalahan terbesarku, setidaknya aku masih memiliki sihir untuk saat ini. Senjata orang itu pun mengayun dengan sangat kuat dari atas, dan aku dapat merasakan tekanan udara nya. Aku seketika menggunakan sihirku untuk langsung menghilang dan berteleportasi beberapa meter ke depan darinya. Benar benar kurang kerjaan, menyerang ku di pagi hari seperti ini.

“Ku akui, kamu benar benar pintar untuk menyerang ku yang sedang lengah ini. Siapa kau ?”

“Hmph, memangnya nama itu penting ?”

“Begitu kah ?” tanyaku sambil menoleh ke arahnya. Dia menggunakan 2 pedang, satu berwarna putih dan satunya lagi berwarna merah. Aku duga kedua pedang itu punya kemampuannya masing masing. Orang itu kemudian berdiri sambil menyimpan pedang merahnya itu. Orang itu pasti sedang berpikir kalau dia bisa mengalahkan ku yang tak bersenjata ini hanya dengan satu pedang saja. Beraninya dia meremehkan ku.

“Sekarang menyerah lah sebelum pedangku ini menusuk mu.”

“Buat apa ?” tanyaku dengan tatapan yang tajam. Aku seketika menyadari sesuatu dari orang ini. Dia sudah pasti dari revolucio. Bisa dilihat dari bajunya yang punya logo yang khas, terlihat seperti burung elang berwarna abu abu.

“Kamu sedang mencari orang bernama Ferrum itu, kan ? Dia sudah mati tahu.” ucapku dengan nada yang menghina. Orang itu menggeram seketika sesaat aku mengatakan itu.

“Dasar bajingan !”

Pria itu berlari ke arahku dengan pedangnya terhunus ke depan sambil berteriak. Lagi lagi musuh yang gampang emosian. Aku mengambil ancang ancang, dan saat dirinya mendekat, aku menggunakan sihirku yang membuat diriku menghilang sementara, membuatku terhindar dari tebasan pedangnya kemudian muncul kembali di udara. Aku menggunakan kesempatan itu untuk langsung menendang dagunya dengan kaki kiri. Pria itu seketika terdorong ke belakang setelah terkena tendangan telak dari ku. Pria itu mendecih kesal setelahnya, dan saat dia menoleh kembali ke depan, aku telah berada di udara melakukan drop kick ke arahnya. Ia menunduk untuk menghindar dari serangan ku, kemudian melakukan tebasan berputar yang hanya mengenai udara. Aku berhasil mendaratkan satu serangan lagi berupa pukulan di perutnya. Pria itu sempat mundur beberapa langkah ke belakang, sebelum akhirnya mengayunkan pedangnya dari atas ke bawah dengan sangat kuat. Aku menghindar dengan melompat ke belakang, sementara pria itu kembali mengambil pedang merah nya dan terus berputar dengan kedua pedangnya, memaksa ku untuk menjauh dari nya sekali lagi. Saat putarannya yang ketiga, aku melompat ke udara dan kemudian menembakkan sebuah panah listrik dari tanganku, membuat pria itu melompat ke kanan untuk menghindar. Setelah mendarat, aku kembali menerjang dan menyerang ke arahnya dengan sebuah tendangan berputar yang mengenai kepala bagian kirinya. Setelah menerima serangan terakhir ku itu, ia berjalan menjauh dari ku dan mengambil nafas dalam dalam. Aku pun juga melakukan hal yang sama, mengambil nafas sejenak sambil menghapus keringatku yang bercucuran. Sejauh ini, pertarungan ku dengannya berjalan cukup baik. Aku berada dalam posisi yang mendominasi saat ini.

“Hei, mau menyerah ?” tanyaku. Aku saat ini sedang tidak ingin melanjutkan pertarungan dengannya, mengingat saat ini aku sedang tidak bersenjata sama sekali. Mau tidak mau, aku harus menghentikan ini sekarang juga sebelum keadaan menjadi semakin memburuk. Pria itu menatapku dengan tajam. Tentu saja, penuh dengan kepercayaan diri seperti pria pada umumnya.

“Hmph, kalau begitu, biar ku akhiri sekarang juga.”

Aku mengangkat tangan kanan ku yang seketika di selimuti oleh listrik keungu unguan. Pria itu justru menyeringai saat melihatku menggunakan sihir ini.

“Jangan sombong dulu, bangsat.” ucap pria itu. Aku tidak menggubris perkataannya. Aku mulai mengarahkan tanganku yang diselimuti oleh sihir itu ke arahnya, namun tiba tiba sebuah serangan muncul dari atas layaknya sebuah meteor.

“Sialan !”

Aku pun menghindar dari serangan tersebut yang ternyata merupakan sebuah perisai. Hantaman nya begitu kuat hingga menghancurkan tanah di sekitarnya dan mengeluarkan asap yang sangat tebal. Setelah beberapa detik berlalu, akhirnya asap tebal tersebut mulai menghilang dan menunjukkan sosok yang ada di baliknya. Sialan, kenapa harus ada musuh lain yang muncul ?

“Lemah banget lu, Gladius. Ngelawan cewek yang ga punya senjata aja gak bisa.”

“Bah ! Persetan sama omong kosong lu, Scutum ! Coba aja lawan dia sendiri, bangsat !”

Gladius dan Scutum ? Benar benar sebuah nama yang tidak kreatif sama sekali. Yang satunya berarti pedang, dan yang satunya lagi artinya perisai. Lupakan itu, sekarang keadaan ku menjadi semakin dalam bahaya. Aku bersiap dalam posisi kuda kuda ku sambil mundur beberapa langkah ke belakang.

“Liat tuh ! Gw berdiri aja dia udah ngeri !” ucap Scutum yang kemudian diikuti oleh tawa nya yang terbahak bahak.

“Siapa bilang aku saat ini sedang ketakutan ? Ini adalah serangan sihir terkuat ku, bodoh !”

Dalam sekejap mata, aku melesat kencang ke arah Scutum yang sedang lengah itu. Aku menggerakkan kaki kananku untuk menendangnya, namun ia ternyata dilindungi oleh sebuah pelindung berwarna keemasan, benar benar menyebalkan. Aku melompat kembali ke belakang. Sempurna, sekarang kaki kanan ku sudah seperti mati rasa hanya karena menendang perisai sihir itu. Scutum tanpa basa basi langsung melesat ke arahku yang saat ini sedang kesulitan bergerak. Aku terpaksa untuk melindungi kepalaku dengan kedua tangan, namun yang ia tuju bukanlah kepalaku namun di bagian perut. Serangan telak itu begitu keras hingga aku terhempas ke belakang dan menghantam sebuah batang pohon yang ada di belakangku. Aku pun memuntahkan darah seketika. Tubuhku melemah saat itu juga, walaupun begitu, aku bersumpah hal yang sama saat aku bertarung dengan Chalybe tidak akan terjadi lagi. Aku akan mengalahkan 2 cecunguk bajingan ini dengan kedua tanganku sendiri, dan membuktikan bahwa aku memang petarung wanita terkuat yang ada di dunia ini.

“Hebat juga kau.” ucapku pada Scutum dengan lirih. Scutum membuang ludahnya ke tanah sebagai jawaban dari pujian ku. Aku tidak mempedulikan itu, lagi pula sebenarnya itu adalah ejekan untuknya. Dengan sisa tenaga yang aku punya, aku kembali berjalan ke depan sambil menahan rasa sakit yang ada di perut ku dengan tangan kiri ku. Aku kembali menyelimuti tangan kananku dengan sihir listrik itu sambil mengambil nafas sedalam dalamnya. Gladius kemudian berjalan ke sebelah kiri Scutum sambil menggenggam erat kedua pedangnya.

“2 lawan satu ? Tentu saja, itu pasti akan sangat menyenangkan bukan ?” ucap ku sambil tersenyum miring.

“Yah, nikmati pertarungan ini sebelum lu berubah jadi mayat sesudahnya, ****** !” seru Gladius dan Scutum secara bersamaan sambil berlari ke arahku. Aku juga tidak mau kalah, seketika melesat ke arah mereka berdua tanpa rasa takut sedikitpun. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya, yang pasti aku tahu pertarungan ini akan menjadi yang paling menyenangkan setelah Chalybe.

Sementara itu, di gudang Keres.

[BAHAYA TERDETEKSI], [BAHAYA TERDETEKSI]. [TUAN DALAM BAHAYA], [TUAN DALAM BAHAYA], [MASUK DALAM MODE TEMPUR ? YA].

Poppy terbangun dari tidurnya seketika dan melihat ke sekelilingnya. Ia terlihat seperti kebingungan dan juga dipenuhi oleh rasa takut saat tidak menemukan tuannya itu di dalam gudangnya saat ini. Di dalam penglihatannya, Poppy terus mendapati tulisan tulisan semacam [DALAM MODE TEMPUR]. Ia melihat keseluruhan tubuhnya yang saat ini terus menerus mengeluarkan asap hitam. Ia juga dapat merasakan suhu dari tubuhnya yang terus meningkat drastis.

“Mode tempur ?”

Kedua tangan besinya secara tiba tiba terbelah dan mengeluarkan semacam bilah pedang yang berbentuk mirip seperti kaki depan belalang sembah. Kedua bilah pedang tersebut berwarna hitam matte dan di bagian bawah dari pedang tersebut terdapat bilah lain yang berwarna merah oranye, terlihat seperti sedang dipanaskan oleh suhu yang luar biasa tinggi, namun bilah tersebut juga jauh dari kata akan meleleh. Poppy terlihat sedikit senang dengan senjata nya itu. Ia tersenyum kecil sebelum akhirnya mengambil ancang ancang. Setelah itu, ia melompat setinggi mungkin hingga menghancurkan atap dari gudang milik Keres tersebut.

Kembali ke Keres.

Aku terus menghindar dari serangan Gladius dan juga Scutum yang sangat brutal. Tiap serangan mereka terus menghancurkan pohon pohon yang ada di hutan ini seolah semua pohon itu tidak memiliki ketahanan sama sekali. Dengan bantuan dari sihirku, aku dapat melompat tinggi dengan mudah tanpa perlu menghabiskan tenaga sedikitpun. Setelah itu, aku mendarat di atas cabang pohon kemudian menembakkan panah listrik ku ke salah satu dari mereka berdua. Aku terus menerus mengulang taktik ini. Walaupun tidak berefek sama sekali, setidaknya ini akan menguras tenaga mereka secara perlahan. Aku tahu ini tidak akan pernah selesai, jadi aku terus berpikir keras hingga akhirnya aku ingat akan salah satu senjata ku yang dapat terbang dengan sendirinya kepada sang pemilik. Ternyata memang benar akan apa yang orang orang katakan selama ini, perasaan panik akan membuatmu terlihat seperti orang bodoh. Aku mengambil jarak aman dengan melompat ke belakang sejauh mungkin dari duo berandal ini, kemudian aku mengaktifkan sebuah sihir yang akan meningkatkan jarak dari teriakan seseorang. Semoga saja ini dapat membantu teriakan ku mencapai ke gudang itu, lebih tepatnya kedua belati itu.

“Papilio !!”

Dan begitulah, kedua belati itu seketika aktif dan langsung terbang dari tempat mereka tersimpan selama ini ke tempatku berada.

“Oi, Scutum ! Apa lu ga ngerasain ada yang terbang di belakang kita ?” tanya Gladius yang seketika menghentikan serangan beruntunnya diikuti oleh Scutum.

“Keliatannya memang ada temennya cewek itu yang dateng ke sini, deh. Sialan !”

Sudah pasti itu adalah Papilio yang sedang terbang ke arahku, atau begitulah yang ku kira. Saat pandangan kami bertiga mengarah ke atas langit secara bersamaan, bukan sepasang belati terbang yang kami dapati, melainkan seorang gadis yang terbang menukik ke arah Scutum dengan kedua mantis blade yang muncul dari kedua tangannya. Itu adalah Poppy ! Dan Papilio sedang mengikutinya dari belakang. Bagaimana ia bisa mengetahui lokasi ku saat ini ? Terserahlah, yang penting saat ini, pertarungan ku akan menjadi lebih mudah dengan adanya bantuan dari Papilio dan juga Poppy.

Poppy mendaratkan kedua mantis blade nya kepada Scutum yang seketika ia tangkis dengan perisainya. Kedua senjata mereka sempat beradu sebentar sebelum akhirnya Scutum melempar Poppy jauh ke arah kiri dengan bantuan sihir peledak dari perisai nya.

“Oi, Gladius ! Biar gw yang ngurus bocah cyborg itu !”

“Woke !!” seru Gladius sambil mengaktifkan sihir yang ada di kedua pedangnya. Sementara itu, aku menangkap Papilio yang terbang ke arahku. Aku sudah tahu dengan jelas, ini akan menjadi akhir dari pertarungan, dan aku dan Poppy lah pemenang nya.

Scutum melesat kembali ke arah Poppy yang baru saja dihempaskan oleh perisainya. Poppy yang tidak sempat menghindar pun harus terkena serangan telak dari perisai berapi milik Scutum sekali lagi. Ia terlempar ke belakang dan berujung menghantam sebuah batang pohon. Scutum tanpa basa basi pun kembali menyerang Poppy yang tidak bergerak sama sekali, namun kali ini berbeda. Poppy menghindar dari pukulan perisai milik Scutum ke arah kanan dan menggunakan celah yang ditinggalkan oleh Scutum, membuatnya dapat memberi sebuah tusukan di perut bagian kiri Scutum menggunakan mantis blade miliknya. Scutum yang terkejut melakukan pukulan balik sekali lagi, namun Poppy dapat menghindarinya dengan mudah. Poppy menunduk, dan setelah pukulan dari Scutum selesai ia menarik mantis blade nya dari perut Scutum dan kini mengarahkannya ke mata kiri Scutum. Mantis blade itu dengan cepat langsung menghujam mata kiri Scutum, yang membuatnya berteriak kesakitan seketika. Poppy tersenyum dengan sangat lebar dan ia menarik kembali mantis blade dari mata kiri Scutum dengan loncat ke belakang.

“Bajingan !!”

Scutum kembali menyerang Poppy dengan perisainya, yang dapat dihindari dengan mudah oleh Poppy. Poppy kembali melakukan serangan di lokasi yang sama pada tusukan pertamanya, namun sebuah perisai keemasan melindungi Scutum dari serangan tersebut.

“Nggak untuk kali ini, bocah !!”

Scutum dengan cepat menendang Poppy dengan kaki kirinya yang diperkuat oleh sihir peledak. Poppy terlempar ke arah kiri, dan saat ia mendarat di tanah, Scutum sudah berada di depannya sekali lagi. Ia melakukan pukulan dengan perisai berapi nya, yang dapat dihindari dengan Poppy. Poppy sekali lagi melompat ke udara dan mengarahkan mantis bladenya ke mata Scutum, namun dihalau oleh perisai sihir Scutum sekali lagi. Hantaman yang sangat kuat dari mantis blade Poppy hampir membuat senjatanya itu bengkok ke bawah. Scutum pun menyeringai saat mengetahui senjata musuhnya itu tidak akan bertahan lama.

“Nyerah ae lu, bocah. Sebelum senjata lu ancur !”

Poppy melihat ke arah mantis blade nya yang bengkok saat ini. Poppy akhirnya memutuskan untuk melompat ke belakang menjauhi Scutum. Scutum kembali menyerang Poppy yang baru saja mendarat di tanah. Puluhan serangan terus dilakukan oleh keduanya. Baik Poppy maupun Scutum semuanya dapat menghindari serangan satu sama lain. Poppy menusuk Scutum dengan mantis blade nya, namun tidak bisa karena perisai sihir Scutum yang melindunginya secara terus menerus. Scutum memanfaatkan momen saat Poppy menyerang perisai sihirnya secara agresif itu untuk menembakkan sebuah ledakan dari perisainya. Poppy terlempar jauh ke belakang hingga mencapai sebuah kaki gunung di susul oleh Scutum. Melihat Poppy yang terkulai lemas, membuat Scutum tidak melanjutkan serangannya. Ia justru berdiam diri dan menatap Papilio dengan wajah merendahkan.

“Hmm, diliat liat, lu lebih kayak ciptaan nya tuh cewe daripada temennya.”

“Yah, terserah lah. Mau denger apa nggak, yang penting mulut gw kebelet banget pengen nge spill sesuatu.”

“Intinya gw dan temen gw bakal nangkep tuh cewek, dan dia harus nge bayar utang darahnya ke tuan kita yang udah mati.”

“Rest in Peace, bocah.” ucap Scutum sambil berputar membelakangi Poppy dan berjalan menjauhi dirinya.

[BAHAYA], [BAHAYA]. [TUAN DALAM BAHAYA]. [MEMASUKI MODE TEMPUR : OVER RAGE].

“Apa kamu bilang ?”

Scutum kembali menoleh ke arah Poppy yang kini terlihat sedang mengamuk. Dari dalam tubuhnya keluar asap hitam dan suara mesin yang melengking keras dari dalam tubuhnya. Aura Poppy terlihat sangat mengerikan, hingga membuat Scutum bergidik ngeri saat melihatnya. [BUNUH], [BUNUH], [BUNUH !!].

Poppy tersenyum lebar, dan senyuman nya itu terlihat sangat mengerikan. Ia melesat ke arah Scutum secepat kilat, hingga meninggalkan ledakan api yang sangat besar. Scutum mendarat sambil melindungi dirinya sendiri dari serangan brutal Poppy. Poppy terus mengejar dirinya, bahkan hingga ke ujung hutan pun tidak akan dia lepaskan.

“Sialan, Great Protection !!”

Scutum mengaktifkan perisai sihirnya yang kini muncul secara permanen. Poppy kemudian menebas bagian atas dari perisai tersebut dengan mantis blade nya, meninggalkan sebuah lubang kecil di perisainya tersebut, lalu melompat ke belakang Scutum. Scutum menjadi sangat terkejut melihat itu. Tidak pernah ia sangka kalau serangan mantis blade Poppy yang awalnya sangat lemah bisa meninggalkan sebuah lubang di perisainya. Poppy menebas perisai Scutum kembali. Scutum tidak menghindar, karena ia sudah terbiasa untuk mengandalkan kemampuan sihirnya itu. Ia berusaha untuk menyerang balik Poppy yang terus menghancurkan perisai sihirnya hanya dengan sekali tebasan. Emosinya campur aduk, antara frustrasi, panik, hingga ketakutan berada dalam kepalanya. Ia tidak terima, akan dikalahkan oleh seorang bocah berumur 15 tahun yang bahkan bukan seorang manusia. Poppy berakhir menghancurkan perisai sihir itu dan membuat Scutum tidak bisa apa apa selain berdiam diri sambil terkejut. Poppy menoleh ke arah Scutum yang berdiri di belakangnya dengan senyumnya yang mengerikan, terlihat seperti monster yang berhasil memojokkan mangsanya.

“Bajingan ! Bajingan !!!”

Scutum berlari ke arah Poppy dan melakukan sebuah pukulan dengan perisai yang ada di tangan nya, namun Poppy meloncat ke atas perisainya dan menggunakannya sebagai batu pijakan untuk melompat ke udara sekali lagi. Poppy memanjangkan mantis blade nya, yang menusuk punggung nya. Poppy kemudian mendarat di tanah, mengangkat Scutum dengan punggungnya yang tertusuk oleh mantis blade nya ke udara, kemudian membanting tubuhnya ke tanah. Saat Scutum berusaha untuk berdiri kembali, tanpa kata kata Poppy menusuk lehernya dengan kedua mantis blade nya. Siksaan tanpa henti, itulah yang dirasakan oleh Scutum saat ini. Poppy bergelantungan di tubuh Scutum menggunakan mantis blade nya yang menancap di lehernya Scutum. Putaran dari ujung mantis blade nya membuat Scutum merasakan rasa sakit yang tak tergantikan. Darah segar perlahan mengucur dari dalam lehernya. Poppy kemudian mengangkat kedua kaki nya dan menendang Scutum ke belakang, membuat mantis blade nya membelah leher Scutum seketika. Walaupun lukanya cukup parah, Scutum masih jauh dari kata ‘meninggal’. Poppy kembali mendarat di tanah, dan kini ia mengeluarkan 2 pasang mantis blade yang lainnya dari kedua tangannya. Sambil tertawa keras, Poppy menerjang ke arah Scutum dengan cepat dan berhasil memotong kaki kiri bagian bawah Scutum. Scutum berusaha untuk mempertahankan keseimbangannya, dan itu justru membuat Poppy dapat melanjutkan siksaannya terhadap Scutum. Poppy menusukkan mantis blade nya yang kini telah berubah menjadi semacam cakar ke belikat kanan Scutum, dan terus mendorongnya hingga menghantam sebuah pohon di belakangnya. Tubuh Scutum dihujam oleh ribuan tusukan dari mantis claw milik Poppy. Kehidupannya pun berakhir seketika saat kedua mantis claw Poppy menusuk kedua paru paru nya dari luar. Poppy menebas dadanya untuk mengeluarkan mantis claw nya, dan membiarkan tubuh Scutum yang telah berubah menjadi mayat terjatuh ke tanah. Poppy tertawa puas selama penyiksaannya terhadap Scutum itu. Ia bangga telah berhasil mengeliminasi musuh yang mengancam tuannya itu dan ia akan selalu senang saat harus melakukannya kembali dengan kedua tangannya sendiri.

POV Keres

Di saat yang sama sebelum Scutum meninggal. Belati Papilio beradu dengan kedua pedang Gladius. Aku dan Gladius saling menatap tajam satu sama lain. Aku memutuskan untuk mengakhiri adu pedang tersebut dengan melompat ke belakang. Nafasku terengah engah karena kelelahan. Dia tidak pernah meninggalkan celah sama sekali. Bahkan dengan kombinasi serangan sihirku bersamaan dengan Papilio tidak dapat membuatnya lengah sama sekali. Seberapa tangguh ia sebenarnya ?

“Badan lu keliatan lemah banget, huh ? Sama sekali ga cocok buat perang. Gimana kalo lu nyerah ae ?”

“Omongan mu memang sedikit benar. Tapi, tidak terima kasih.”

“Begitu lah.”

Gladius kembali menyerang ku dengan puluhan tebasan dari kedua pedangnya. Terima kasih berkat belati Papilio yang dapat bergerak sendiri, aku dapat menangkis semua serangannya. Setelah aku menghentikan seluruh serangannya, aku kembali menyerangnya dengan salah satu belati Papilio yang terus berputar dengan sendirinya. Gladius menggunakan pedang putihnya yang mengeluarkan pusaran angin kecil untuk menghalau serangan Papilio. Sudah kuduga dia akan melakukan itu lagi. Pedang putih nya dapat menciptakan sebuah pusaran angin untuk menghalau serangan musuh, sementara pedang merahnya, dapat menembakkan sebuah gelombang tebasan pedang yang sangat jauh. Kedua kombinasi itu cukup untuk membuatku sangat kewalahan saat melawannya. Aku melemparkan Papilio dan membiarkan kedua belati Papilio itu menyerang Gladius sendirian, sementara aku mengincar bagian belakangnya dan bersiap menyerangnya dengan sihir listrik ku. Gladius dengan mudahnya terus menghalau serangan beruntun dari Papilio. Dia bukanlah cecunguk rendahan biasa. Bisa jadi dia setara dengan si Ferrum sialan itu. Aku berlari ke arahnya dan memanggil Papilio kembali kepadaku.

“Rasain ini !!”

Gladius membalas ku dengan menembakkan gelombang tebasan dari pedang merahnya ke arahku yang masih berada di udara. Gawat, aku tidak akan bisa menghindari serangan itu. Kecuali dengan satu hal, yaitu sihir teleportasi ku. Aku menghilang di udara seketika, dan beberapa saat kemudian aku langsung mendaratkan sebuah serangan dengan Papilio, walaupun itu dapat ditangkis oleh Gladius kembali.

“Kamu benar benar menjengkelkan, huh ?”

“Lu aja yang lemah, tolol !”

Gladius menebas kedua pedangnya kembali, memaksa ku untuk menghindari serangannya.

“Ada apa ? Apa lu terlalu terbiasa pakai zweihander itu sampai sampai ga bisa pakai senjata lain ?”

“Diam lah.”

Aku berlari dengan cepat ke arahnya begitu juga dengan Gladius. Aku mengayunkan Papilio bersamaan dengan Gladius yang menyilangkan kedua pedangnya ke depan. Saat mendekat, aku langsung menggunakan sihir utama ku (Disposisi) yang memungkinkan ku untuk menghilang sementara dari dimensi ini sementara masih mempertahankan gerakan yang kulakukan. Itu berarti aku masih dapat bergerak selama aku menghilang dari dimensi ini. Gladius menebas ku di saat yang tepat, membuatnya membuka celah yang sangat besar dari pertahanannya. Dengan cepat, aku langsung mengarahkan Papilio untuk menebas lehernya selama menghilang. Gladius masih berhasil menangkis serangan beruntun itu, namun tetap saja, ini adalah akhir dari hidupnya karena ia tidak akan mengetahui tempat kemunculan ku berada di mana. Aku muncul kembali tepat di bawahnya yang seketika membuat dia terkejut. Aku memanggil salah satu dari belati Papilio dan dengan cepat menebas lehernya sambil melompat ke belakang. Serangan terakhir ku berhasil mengenai lehernya dengan tepat, membuat darah mengucur dari lehernya. Belati Papilio yang kedua kembali kepadaku, dan pada saat yang bersamaan tubuh Gladius terjatuh ke tanah bersamaan dengan kedua pedangnya. Aku berdiri kembali dan mengambil nafas sebentar. Benar benar pertarungan yang melelahkan.

“Beristirahatlah dengan tenang, pemegang pedang.”

Beberapa saat kemudian, Poppy menghampiriku dari balik semak semak dengan tubuhnya yang penuh noda darah. Aku yakin itu bukanlah darah nya sendiri, melainkan darah musuhnya, Scutum. Aku punya perasaan buruk tentang ini.

“Tuan, ayo kita pulang.”

“Baiklah.”

Butuh 5 menit perjalanan untuk sampai kembali ke gudangku, yang sekarang bukan lagi sebuah gudang. Itu terlihat lebih seperti reruntuhan di mataku. Aku tahu dengan jelas siapa pelaku di balik semua ini. Ia adalah bocah cyborg yang ada di sampingku dan juga sepasang belati yang ada di tanganku saat ini.

“Sempurna, sekarang kita benar benar tidak punya tempat yang layak untuk ditinggali.” keluhku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!