4 bulan sebelum Poppy menjadi cyborg.
Ayunan Barbatos membelah udara, diikuti dengan ledakan api yang membara. Tanganku yang memegang Barbatos harus menahan suhu panasnya dari ledakan pedang ini. Ini adalah hari keempat belas aku membiasakan diri menggunakan Barbatos dengan latihan, tetap saja rasanya masih sama seperti hari pertama menggunakan pedang ini. Rasanya seperti aku menghabiskan waktu 4 bulan ku membuat pedang ini adalah sia sia. Memangnya siapa yang bisa menggunakan pedang liar seperti ini ? Mengeluarkan Barbatos dari sarungnya saja sudah hampir merenggut nyawaku. Apalagi saat aku menggunakannya dalam pertarungan yang sesungguhnya. Sebuah kesalahan besar bagiku membuat pedang ini, dan sekarang aku kekurangan besi untuk membuat tubuh cyborg milik Poppy. Lupakan saja pedang ini, aku akan kembali masuk ke gudang dan beristirahat dengan tenang. Atau begitulah yang ku kira. Memangnya hidup ku ini pernah mengalami yang namanya 'tidak diganggu' oleh setan kecil ini ?
Mataku mendapati sebuah benang tipis di kejauhan mencuat dari tanah ke atas atap gudang ku. Setan sialan, apa yang dia lakukan di atas atap gudang ku malam malam begini ? Apakah tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan di kehidupannya selain mengganggu ku ? Aku berjalan mendekati benang itu, kemudian mengangkat Barbatos setinggi mungkin dengan hati hati, berusaha mencegahnya untuk meledak di dekat tanganku lagi. Barbatos ku ayunkan tanpa ragu ragu, seketika memotong benang itu dengan ledakan yang berlebihan.
Telingaku menangkap suara dari dalam gudang. Gubrak, begitu kira kira suaranya. Aku dengan segera berjalan cepat menuju gudang itu dan membuka pintu. Memang benar seperti yang aku duga, setan itu entah kenapa melakukan hal yang sangat tidak berguna ini. Dia terlihat sedang menahan rasa sakit akibat terjatuh dari atas. Memang layak untuk dia dapatkan.
“Lagi apa kamu di sini, setan ?” tanya ku dengan nada mengancam dan juga membakar bilah Barbatos menggunakan reaksi kimia antar Azidoazide dan chlorin trifluoride di dalamnya. Setan itu tidak bisa menjawab pertanyaanku dan hanya mengeluarkan senyum canggung. Aku langsung mengerti apa yang sedang setan itu pikirkan saat ini melalui matanya. 'Selamatkan aku, dewa', begitulah kira kira.
...****************...
Sudah 1 jam kemudian sejak setan itu terjatuh dari atas atap, dan aku masih saja menginterogasi nya. Semua jawabannya begitu tidak masuk akal dan hampir membuatku ingin memenggal kepalanya itu secara langsung. Ia terus memasang wajahnya yang memelas, terlihat begitu menjijikkan di mataku.
“Oi, sumpah gw ngeliat tadi ada monster aneh di hutan deket gudang lu, tau !!! Sumpah, sumpah, sumpah !”
“Di sini bahkan ga ada hewan liar yang mau tinggal, bodoh.”
“Plis, biarin gw tinggal di sini, ya ? Sehari aja...”
“Bukan kah harusnya aku yang minta tinggal di rumah mu, setan ?” tanya ku sambil mendekatkan wajah kepadanya. Barbatos yang masih terus berapi api terhunus ke arah leher setan di depanku ini, membuat bulu kuduknya berdiri tegak seketika.
“Plis, aku memohon pada mu, Nona Keres yang cantik jelita seperti permata.....”
Apa apaan permohonannya itu ? Terdengar sangat bodoh di telingaku, sampai sampai keduanya seolah ingin terlepas dari tempat asalnya. Setan ini bahkan rela berakting menangis di hadapanku. Matanya berkaca kaca, dan kedua tangannya saling bertaut satu sama lain seperti sedang berdoa kepadaku, layaknya aku seorang dewi di matanya. Yah, aku memang suka itu, tapi apakah setan ini benar benar tidak punya batas menahan rasa malu nya ?
“Cih, memangnya monster macam apa yang ada di luar sana ?”
Aku putuskan untuk meladeninya untuk saat ini. Tapi tunggu dulu, sepertinya aku ingat sesuatu.
“Bukankah tidak ada monster di dunia ini selain warden dan juga hewan liar ?” tanyaku sambil menoleh kembali ke arahnya setelah sempat ingin keluar dari gudang ku dan membantai monster monster yang dimaksud olehnya.
“Uh, aku bisa jelasin tentang itu.” jawabnya dengan terbata bata. Luar biasa, setan kecil. Kali ini dia hampir membodohi ku sekali lagi dengan omong kosongnya.
...****************...
“Katakan, di mana monster monster khayalanmu itu sekarang ?” tanyaku sambil mendorong si setan yang berjalan di depanku menyusuri hutan di malam yang gelap ini.
“Sumpah, gw ga bohong waktu bilang dikejar monster, bangsat ! Susah banget sih bikin lu percaya !”
Lanjutkan terus omong kosong mu itu, dasar setan cerewet. Mataku terus memandangi hutan sekitar, tidak ada apa apa. Mulut setan ini terus berbicara walaupun ia sendiri sebenarnya sudah sadar tidak ada yang memperdulikannya. Bahkan angin semriwing yang awalnya sepoi sepoi pun ikut mengamuk karena ocehannya yang tidak pernah berhenti itu.
“... Sampai sampai, saking takutnya, gw udah pasang banyak jebakan di sekitaran sini !”
“Huh ? Jebakan ?”
“Aaakh !”
Aku meringis kesakitan secara tiba tiba saat merasakan kaki kanan ku di jepit oleh sesuatu. Aku menunduk ke bawah dan mendapati sebuah jebakan beruang yang kini telah melukai kaki kananku. Tentu saja setan ini tidak segera membantu membebaskan kaki ku yang sedang terjepit saat ini. Ia justru tertawa kecil dan tidak menunjukkan niatan apa pun untuk membantuku. Lihat saja nanti, matanya pasti akan ku congkel keluar kalau tidak ada monster yang berkeliaran di hutan ini.
“Tadi itu ******* yang bagus, Keres.”
“B - bangsat !”
...****************...
Aku kembali melanjutkan penyelidikan ku dengan setan kecil sialan ini memimpin penyusuran di depanku. Aku berjalan dengan sedikit pincang saat ini, terima kasih berkat jebakan beruang yang dengan sengaja di pasang oleh setan bajingan di depanku. Dia bahkan tidak memperlambat kecepatan jalannya sama sekali. Mataku terus tertuju ke tanah, mengawasi semua langkah yang ku pijak, siapa tahu ada jebakan yang di pasang oleh setan ini.
“Hei, jangan ngeliat ke bawah terus, soalnya gw juga masang jebakan yang kayak begini.” ucap setan itu memperingatkan ku sambil berhenti secara tiba tiba. Tentu saja aku juga menghentikan langkahku sesaat. Setan itu kemudian memetik sebuah benang yang sangat sulit untuk dilihat oleh mata manusia. Dari atas lokasi benang benang itu dengan seketika muncul ribuan pisau yang terlempar dengan kecepatannya yang sangat luar biasa tinggi. Ribuan pisau itu dengan cepat menebas semua yang ada di jalur lintasannya. Untungnya hanya ada pohon di lintasi tersebut. Hmph, memang benar orang ini adalah setan licik. Aku berjalan mendekatinya yang sedang mengintip melalui benang benang tipisnya itu.
“Ada apa ?”
“Lu tau, kan ? Efek paranoid.”
Cih, hanya terlalu ketakutan saja ternyata. Aku berjalan meninggalkannya dan bersandar di sebuah pohon besar. Menunggunya terus melakukan hal yang aneh seperti ini selalu saja membuatku merasa jengkel, menghabiskan waktu ku saja. Langit malam sudah semakin gelap, mungkin saja sudah jam 12 malam, dan aku masih saja bersandar menunggu setan bodoh ini berhenti melakukan hal tidak berguna nya tersebut.
“Oi, lu denger itu gak ?”
“Apaan ? Ga ada suara sama sekali di sini, dasar setan.”
Tunggu, mungkin yang dikatakan oleh setan itu benar. Aku mendengar sedikit suara gemerisik di dekatku, entah dari mana asalnya. Aku kembali memasang telingaku dengan tajam, berusaha untuk mendengarkan suara itu dengan lebih jelas. Terdengar seperti suara langkah kaki seseorang, dan itu, berasal dari, depannya si setan itu ?
“Keres !!”
Daemones seketika melompat ke arahku dan mendorongku ke belakang. Sebuah peluru tiba tiba saja meledak di antara pepohonan. Aku dan Daemones kemudian kembali mengangkat kepala kami secara bersamaan untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Dari balik asap, orang orang dengan sebagian tubuh cyborg mereka mulai muncul secara perlahan.
“Yah, memang terlihat seperti monster aneh di mataku.”
Daemones seketika bangkit berdiri dan mengeluarkan kedua katarnya. Tidak mau kalah, aku juga ikut mengambil Tonitrui dari punggungku dan mengeluarkan sihirnya.
“Gw serang yang di depan, dan lu serang yang di belakang !”
Yang ada di depan jumlahnya lebih sedikit daripada yang ada di belakang. Dasar pecundang.
“Terserah apa mau mu. Aku sendiri bahkan bisa membantai mereka semua tanpa perlu bantuan mu.”
“Oh, benar kah ?” tanya Daemones dengan nada sarkas nya. Aku tidak perlu mendengarkannya, jadi aku dengan cepat langsung melesat ke arah makhluk aneh yang ada di depanku itu. Menyadari itu, salah satu dari mereka mengangkat tangan kanannya yang berupa pedang tajam. Ia berusaha untuk menebas ku dengan pedangnya, namun aku sudah berada tepat di belakangnya. Tonitrui dengan mudahnya membelah tubuh manusia setengah cyborg itu. Terlihat seperti cyborg murahan bagiku. Temannya yang lain kemudian menembakkan sebuah peluru energi ke arahku. Sebuah trik yang murahan. Dengan mudahnya aku berlari sambil menghindari rentetan peluru tersebut, kemudian memotong kepala mereka satu per satu. Pertarungan berakhir dengan sangat cepat di tanganku, sementara itu di sisi lain, Daemones dengan susah payah berusaha untuk menyerang dua cyborg yang mengerumuninya itu. Pantas saja dia berlari ketakutan sampai sampai memohon kepadaku untuk menyelamatkan dirinya. Dari arah kiri aku merasakan tembakan yang lain. Aku dengan cepat menghindari tembakan itu dengan ber teleportasi ke belakang.
“Huh ? Aku kira ini akan berakhir dengan cepat.”
Cyborg yang lainnya kemudian kembali menyerang ku. Serangan mereka begitu lambat, dan dapat dengan mudah untuk di tebak oleh ku. Heran bagaimana bisa setan yang satu ini tidak bisa mengalahkan mereka. Aku berhasil melumpuhkan semua cyborg itu sekali lagi dengan mudah. Melihat pertarungan setan itu dengan para cyborg yang tak kunjung selesai benar benar sangat menjengkelkan.
“Tonitrui, serang dua makhluk cecunguk itu.”
Dengan cepat Tonitrui mengeluarkan 2 aliran listrik yang merambat di tanah, kemudian menyambar kedua cyborg itu dari belakang, membuat mereka tidak dapat bergerak untuk sementara waktu. Daemones yang sadar akan bantuanku mendecih kesal, kemudian mengeksekusi kedua cyborg itu dengan cepat. Dasar tidak tahu terima kasih. Ia berjalan menghampiriku dengan wajah cemberut dan kesal. Ia menghela nafasnya, kemudian menatapku dengan tajam.
“Baiklah, yang kamu bilang memang benar. Ada monster di hutan ini, lalu apa ? Aku harus minta maaf ?”
“Gw lagi nggak ngeliat ke arah lu, tolol ! Tapi makhluk yang ada di belakang lu.”
“Hah ? Ga ada apa apa di belakang ku tahu..”
“Menghindar lah, bodoh !”
Tiba tiba, aku merasakan serbuk serbuk mesiu melesat di belakangku. Aku sempat menoleh ke belakang, namun tidak untuk menghindar. Punggungku menerima ledakan serbuk serbuk mesiu itu dengan telak tanpa perlawanan apapun. Seketika tubuhku terhempas ke depan dan hampir menghantam sebuah batang pohon besar yang ada di depanku. Untungnya, aku masih sempat untuk melakukan tindak pencegahan. Aku menggunakan Tonitrui untuk mencegah tubuhku sendiri menghantam pohon itu.
“Keres !!”
Aku menoleh ke belakang akibat teriakan Daemones, dan berkat itu aku mampu menghindar dari sebuah serangan cakaran besar yang mengarah kepadaku dengan melompat ke atas setinggi mungkin. Belum juga sempat mengambil nafas, sebuah peluru energi melesat ke arahku. Aku terpaksa untuk melakukan serangan balik dengan kekuatan 50% Tonitrui, membuatku terbang menukik dari arah sumber serangan itu. Aku mendarat di tanah dengan sebuah tebasan, hanya untuk membelah angin kosong.
“Ke mana penyerang sialan itu ?” gumamku sambil melihat ke sekeliling, tidak ada seorang pun yang terlihat. Memang sejak tadi tidak ada yang penyerang yang aku temukan di sini. Jangan jangan ia punya kemampuan tak terlihat ?
Tubuhku tiba tiba di seruduk oleh sesuatu. Yang menyerang ku ternyata bukanlah seorang manusia ! Aku terlempar jauh sekali lagi, beruntung Daemones menahan tubuhku yang terhempas di udara itu.
“Hei, setan. Apa apaan yang menyerang ku itu ?”
Daemones tidak menjawab pertanyaanku. Ia hanya menatap tajam ke arah depan. Beberapa saat kemudian, penyerang itu menampakkan wujudnya. Seekor anjing raksasa dengan tubuh mekanis, dan sebuah cula yang berada di atas hidungnya. Itu adalah yang menyeruduk ku waktu tadi. Pantas saja rasa sakitnya luar biasa di sekitar perut. Matanya menyala merah terang, dan itu bukanlah warden, makhluk ini pasti buatan manusia.
“Keres, itu monster yang gw maksud.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments