Evolution

“Sejak kapan ada warden berwujud humanoid seperti ini ?” tanyaku kepada diri sendiri. Aku menoleh ke arah Poppy yang terbang dan berpindah ke sisi kananku.

“Kamu ingat punya teman humanoid, Poppy ?”

Poppy hanya menggelengkan kepalanya. Sudah kuduga. Memang sejak dulu aku tidak pernah melihat warden memiliki wujud manusia seperti ini.

“Hmph, menarik.”

Sepertinya mereka akhirnya telah berevolusi ke bentuk manusia setelah sepersekian tahun lamanya bertahan dalam bentuk cumi cumi terbang mereka. Aku melangkahkan kakiku ke depan dan menatap tajam ke arah makhluk ini.

Aku kemudian bersiap dengan kuda kuda ku. Makhluk itu terus diam berdiri dengan tatapan kosong. Bahkan sepertinya tidak mengetahui keberadaan ku sama sekali.

“Poppy, tetap di sini.” ucapku. Poppy mengangguk kembali ke arahku.

“Bersiaplah, makhluk evolusi.” gumamku. Aku mengaktifkan 30% kekuatan milik Tonitrui, dan dalam sekejap mata aku sudah berada di dekatnya. Aku kemudian menebas makhluk itu dengan Tonitrui dan kemudian mendarat di belakangnya. Tebasan tersebut menghasilkan suara tubrukan besi yang sangat keras. Makhluk tersebut sama sekali tidak mencoba untuk menghindar ataupun menyerang balik. Aku melirik ke bilah pedang Tonitrui dan aku mendapati percikan api sempat hampir membakarnya.

“Sekeras besi, huh ? Sudah kuduga.”

Aku kembali berdiri dan membalikkan badanku ke arahnya. Musuh musuh dengan tubuh sekeras besi seperti inilah yang paling ku benci. Makhluk itu akhirnya menoleh ke arahku juga. Tidak responsif sekali dia ini. Hanya melihat ke arah matanya yang kosong saja sudah membuatku kesal.

“Jangan meremehkan ku, brengsek.”

Makhluk ini seolah sudah kehabisan tenaganya, sampai sampai hanya untuk menurunkan kepalanya saja butuh waktu yang lama sekali. Aku kembali memasang kuda kudaku. Kali ini kekuatan Tonitrui akan ku naikkan ke 40%. Sambaran petir mulai mengelilingiku. Kali ini akan ku buat dia ketakutan. Aku melesat ke arahnya secepat kilat, kemudian mengayunkan Tonitrui ke atas dan melompat ke atas setinggi tingginya. Akhirnya makhluk itu menghindari serangan ku juga. Aku kemudian terjun kembali ke arahnya sambil menyeringai.

“Butuh kekuatan 40% kah hanya untuk membuatmu bergerak ke samping !?”

Makhluk itu mengangkat kepalanya ke atas menghadap ke arahku. Akhirnya dia memperhatikanku juga. Serangan ku menciptakan sebuah ledakan yang sangat kuat di sekitar. Kupikir aku berhasil membuatnya menghindar kembali, namun saat aku membuka mataku, aku dikejutkan oleh makhluk itu yang menahan Tonitrui dengan tangan kanannya. Aku melihat ke arah tangannya dan mendapati aliran listrik yang mengalir ke tangannya menghilang seketika. Aku dengan sekuat tenaga mendorong Tonitrui mendekat ke kepalanya, namun itu adalah usaha yang sia sia. Semakin lama aku mendorong Tonitrui, semakin banyak tenaga yang kuhabiskan. Tanpa alasan yang jelas, ia tiba tiba melepaskan genggamannya dari Tonitrui. Aku langsung menggunakan kesempatan itu untuk melompat ke belakang dan menjauh darinya.

Makhluk ini benar benar sekuat baja, tidak bisa dihancurkan dengan mudah. Haruskah aku memanggilnya Chalybe (baja) ? Nama itu terdengar sangat cocok buatnya. Aku mengarahkan mataku ke Poppy. Baguslah, dia masih melayang di posisi awalnya. Poppy terlihat sedikit khawatir padaku dari sana.

“Poppy, ke sini !”

Poppy langsung melihat ke arahku kemudian berteleportasi ke samping kananku. Aku sempat mengelus kepalanya sebentar sebelum kembali menoleh ke arah Chalybe. Setelah menghela nafas panjang, aku kembali menerjang ke arahnya. Aku mengayunkan Tonitrui ke arah Chalybe, dan kini ia menghindar dari seranganku itu. Serangan kedua kulakukan dan ia menghindar kembali. Pada serangan ketiga, aku mengayunkan Tonitrui dengan kuat ke arah kepalanya. Aku dibuat terkejut oleh makhluk yang satu ini saat dia menghindari serangan ketiga ku tersebut dengan menunduk ke bawah.

“Oh ? Ternyata kamu bisa nunduk juga, huh ?” gumamku. Aku kemudian menoleh ke belakang dan berteriak kepada Poppy yang sudah tinggi sambil mempersiapkan tembakan lasernya.

“Poppy !!”

Butuh sedikit waktu bagi Poppy untuk menembakkan lasernya itu kepada Chalybe, namun Chalybe tidak bergerak sama sekali. Ia hanya mengangkat kepalanya menghadap ke arah laser berwarna kuning milik Poppy yang melesat ke arahnya. Aku pun melompat ke belakang untuk menghindari efek ledakan dari laser Poppy. Kepulan asap menyelimuti si Chalybe, dan aku mengambil kesempatan ini untuk mengambil nafas sejenak. Sepertinya makhluk itu sedang beradaptasi ke pola serangan ku. Dan makhluk ini hanya akan bertindak untuk membela dirinya setelah dia melihat serangan itu mendarat ke tubuhnya. Intinya, semakin lama pertarungan ini berjalan, semakin kuat pula dia, benar benar tidak menyenangkan buatku. Makhluk itu kembali berjalan dari dalam kepulan asap di sekelilingnya. Tentu saja, Tonitrui saja tidak bisa melukai tubuh besinya, apalagi laser milik Poppy. Aku menghela nafasku sebentar kemudian langsung berlari kembali ke arahnya diikuti Chalybe yang juga berlari ke arahku. Aku mengayunkan Tonitrui dan Chalybe memukulkan lengannya. Tonitrui dan lengannya Chalybe akhirnya bertemu satu sama lain dan lagi lagi aku harus beradu kekuatan dengan makhluk ini. Chalybe menggunakan lengan kirinya untuk memukulku. Ini adalah saat yang tepat untuk keluar dari adu kekuatan ini. Aku melompat ke belakang, dan saat pukulan haymaker nya itu mencapai titik paling bawah, aku maju kembali dan melepaskan serangan beruntun ke badannya. Chalybe tetap berdiri di tempatnya, diam mematung sambil terus membiarkan dirinya sendiri terkena serangan beruntun ku ini, lagipula ia juga tidak menerima luka apapun dari tebasan Tonitrui. Makhluk ini benar benar menganggap ku remeh, sialan. Aku mendecih kesal, kemudian menjauhi dirinya sambil menyuruh Poppy menyerangnya kembali.

“Poppy, mode shuriken !” teriakku. Poppy kemudian menembakkan lasernya yang berbentuk seperti lingkaran besar berwarna kuning cerah. Proyektil tersebut terus berputar dan pada akhirnya mengenai Chalybe. Namun Chalybe menghalau serangan itu dengan memukulnya ke tanah dengan sangat kuat, hingga dirinya ditutupi oleh asap tebal kembali. Akhirnya makhluk ini melakukan serangan balik juga. Aku tidak mau lama lama bertarung dengan makhluk menjengkelkan ini, karena semakin lama aku bertarung dengannya semakin lemah juga diriku ini. Aku mengangkat Tonitrui yang terhunus ke depan sejajar dengan leherku, kemudian mengambil nafas dalam dalam sebelum akhirnya meletakkan telapak tangan kiriku di bagian bilah pedangnya. Aku melukai telapak tanganku sendiri dan seketika itu juga Tonitrui memancarkan cahaya ungu terang. Inilah akhir baginya. Aku mengangkat Tonitrui setinggi tingginya dan dari bilah pedang Tonitrui mengeluarkan cahaya ungu yang menjulang hingga ke atas langit. Dimanapun manusia berada, aku yakin cahaya laser Tonitrui ini bisa dilihat dengan sangat jelas bahkan dari kejauhan sekalipun. Ini adalah 90% kekuatan milik Tonitrui yang bahkan tidak pernah ku gunakan pada manusia biasa. Sekalipun aku mengatakan bahwa aku mengeluarkan kekuatan penuh dari Tonitrui, itu sebenarnya hanyalah 50% dari kekuatan aslinya. Mengeluarkan energi sebesar ini dari Tonitrui benar benar membebani kedua tanganku yang sudah terluka karena terus menerus membuka segel sihir Tonitrui dengan melukai tanganku sendiri. Masih menahan serangan terakhirku ini, aku melihat mata Chalybe dari kejauhan berbinar memancarkan cahaya terang sekilas. Jika dia dengan bodohnya menerima serangan ku ini, mungkin dia akan langsung mati dan akan sangat menguntungkan ku. Poppy yang ketakutan akibat jumlah energi sihir yang dikeluarkan oleh Tonitrui langsung berteleportasi ke samping kiriku. Tentu saja dia juga tidak mau ikut terkena serangan dahsyat dari Tonitrui.

“Rasakan ini, monster evolusi !!”

Dengan sekuat tenaga aku menjatuhkan Tonitrui ke tanah sambil melaju kencang ke arah Chalybe. Serangan itu menimbulkan ledakan yang sangat kuat dan langsung menghancurkan tanah di sekitarnya. Setelah beberapa detik ledakan itu berlangsung, aku berakhir mendarat di belakang Chalybe. Dengan wajah yang tercengang, aku terus mematung di tempat saat menyadari bahwa serangan ku yang tadi itu hanyalah sia sia.

“Serangan ku itu ...... Hanya menggores badannya saja ?”

Aku menoleh ke bilah pedang Tonitrui yang berasap. Masih terlihat jelas kalau sisinya itu sangat tajam. Bulu kuduk ku dibuat naik oleh makhluk yang satu ini. Baru pertama kalinya aku dibuat ketakutan oleh musuhku seperti saat ini. Sialan, besi macam apa yang dipakai untuk membuat tubuh dari makhluk yang satu ini. Aku berdiri dan membalikkan tubuhku ke belakang, menatap makhluk itu kembali. Ia kemudian juga berbalik menatapku. Mata kami saling mengunci satu sama lain, sampai sampai aku tidak menyadari Poppy yang telah berteleportasi ke samping kananku.

Saat ini keadaanku benar benar terpojok. Tubuhku sudah sangat lemah dan juga mencapai batasnya. Sementara itu, musuh di depanku saat ini hanya terkena luka goresan saja ? Betapa lucunya kondisi ku saat ini. Aku menggenggam erat Tonitrui dengan tangan kananku, dan dengan seluruh sisa tenagaku aku akan menyerang makhluk satu ini sampai dia mati. Tidak peduli seberapa buruknya kondisiku saat ini. Sudah 25 tahun aku bertarung melawan orang orang yang cukup hebat, dan aku tidak pernah sekalipun kabur dari mereka, begitu juga dengan saat ini. Karena, walaupun dia bukanlah manusia, dia adalah satu satunya musuh yang cukup layak untuk membunuhku dan juga menghapuskan dosa dosaku ini.

Aku melangkahkan kakiku dengan nafas terengah engah sambil menyeret Tonitrui di tanah. Tiba tiba Poppy terbang dan berhenti di depanku. Dia ingin aku untuk berhenti melawan makhluk ini. Sayangnya, aku harus menolak keinginannya.

“Minggir, Poppy.”

Poppy menggelengkan kepalanya dan terus melayang di depanku.

“Aku bilang minggir, Poppy !!”

Aku terpaksa harus meneriakinya sekali lagi. Aku menyingkirkannya dari hadapanku dengan tangan kiriku. Sampai sampai, dia hampir terjatuh ke tanah. Maafkan aku Poppy, tapi ini adalah momen yang sangat langka. Momen dimana seluruh adrenalin ku mengalir dari otakku hingga ke ujung kaki.

Aku sambil menyeret Tonitrui di tanah, berlari sekuat tenagaku ke arah makhluk yang kuberi nama Chalybe itu. Namun, hanya dalam beberapa langkah saja langkahku terhentikan saat mulutku memuntahkan darah segar dari dalamnya. Diikuti dengan rasa sakit yang menusuk di dada, aku sadar bahwa penyakit bawaan dari mendiang ibuku di dunia ini. Aku pun menopang tubuhku yang mulai jatuh ke tanah dengan kaki kiriku dan juga Tonitrui yang ku tancapkan ke tanah. Aku terus memegangi dadaku karena rasa sakit yang semakin lama semakin parah. Rasa sakit ini sampai membuatku mengerang kesakitan dengan suara yang semakin mengeras.

Aku mengeluarkan darah dari mulutku sekali lagi. Aku mendongak ke atas saat aku ditutupi oleh bayangan di atasku dan mendapati Chalybe telah berdiri di depanku. Ia menyodorkan tangannya dan aku langsung mengerti apa yang dimintanya saat ini.

“Kamu meminta pedang ini ? Beraninya kau.” ucapku. Aku kembali mengangkat Tonitrui di atas kepalaku, menggenggam bagian pegangan pedangnya dengan tangan kiri, dan sekali lagi membiarkan bilah pedangnya merobek telapak tangan kananku.

“Jangan kira aku akan memberikannya secara gratis, brengsek !!”

Tonitrui kembali bercahaya terang. Ribuan petir berwarna ungu mulai menyambar area di sekitarku hingga menghasilkan suara gemuruh yang sangat keras berulang kali. Ini adalah 100% murni kekuatan penuh dari Tonitrui dan dari sinilah namanya diambil. Aku dapat merasakan suhu di sekitarku mulai meningkat. Sambaran petir di sekelilingku mulai mengangkat kerikil kerikil di tanah dan juga membuat retak tanah yang ku pijak saat ini. Namun Chalybe dengan santainya terus berdiri menatap ke arahku. Memang sepertinya aku sendiri yang akan mati terbunuh oleh kekuatan ini. Petir petir berwarna ungu di sekitarku mulai berkumpul menjadi satu dan membentuk bola kecil. Beberapa detik kemudian bola petir tersebut membesar dan membentuk kubah berwarna ungu raksasa yang terus menghancurkan area di sekitarnya. Kubah itu kemudian meledak dan membakar semua yang ada di dalamnya, termasuk diriku sendiri. Aku terus menahan suhu panas yang membakar keseluruhan badanku. Entah sudah berapa lama ledakan ini berlangsung, namun sepertinya sudah sekitar 1 menit berlalu.

Ledakan ini akhirnya selesai juga, dan lebih menyebalkannya lagi aku masih hidup saat ini. Aku langsung terjatuh dan duduk di tanah tanpa kekuatan apapun. Semua tenagaku telah habis hanya untuk menyerang makhluk yang terlihat abadi di depanku ini. Chalybe tidak terlihat terluka sama sekali, benar benar menyebalkan. Ia kemudian mengangkat tangan kanannya setelah menatap ke arahku beberapa detik secara terus menerus. Aku memejamkan mataku, sudah bersiap untuk menerima kematianku yang kedua. Lagipula, aku sudah tidak bisa bergerak saat ini.

“Pukul lah aku. Dengan begitu aku akan mati dan dosaku juga akan terbayarkan.”

Aku membuka mataku kembali, dan aku dikejutkan oleh Poppy yang terbang ke arahku dan melindungi ku dari pukulan Chalybe yang akan segera mendarat itu. Poppy juga dengan sekuat tenaga nya terus berusaha untuk mempertahankan perisai energi yang dikeluarkan oleh matanya itu. Chalybe yang terlihat kesal kemudian memukul perisai milik Poppy berulang kali, namun Poppy masih terus bertahan untuk melindungi ku. Sialan, bagaimana bisa orang orang itu menyebutku sebagai petarung wanita terkuat di kota ini, saat aku sendiri tidak bisa melindungi Poppy membunuh makhluk ini.

Chalybe dengan kuat menendang Poppy bersama dengan perisainya hingga ke terlempar ke tanah. Aku sangat marah, namun tidak ada sama sekali anggota tubuhku yang bisa digerakkan untuk menyerang. Aku mengangkat kepalaku dan sekali lagi menatap matanya dengan tajam. Awalnya aku sudah rela untuk mati di tangan makhluk ini, namun sudah tidak lagi sekarang. Perlakuannya terhadap Poppy harus dibalas dengan setimpal. Chalybe kembali mengangkat tangan kirinya dan bersiap untuk memukulku. Aku mendecih kesal. Sepertinya kematianku yang kedua ini juga tidak akan damai.

Sekilas, mataku mendapati bayang bayang seorang wanita misterius yang melewati Chalybe di belakangnya sambil memegang pundaknya kemudian menghilang seketika. Apa apaan itu ? Chalybe langsung menghentikan niatan nya untuk membunuhku dan kemudian menurunkan tangannya. Ia kemudian membalikkan badannya membelakangi ku, kemudian berjalan menjauh.

“Tunggu dulu ! Kamu punya seorang tuan ?” tanyaku kepadanya. Chalybe menghentikan langkahnya sebentar. Ia tidak menjawab tentunya, karena memang tidak bisa berbicara. Ia kemudian menghilang seketika, entah kemana perginya.

Baiklah, ini mulai terlihat sedikit menarik. Sepertinya aku dan Poppy harus bertindak dengan serius sekarang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!