[POV: Darion]
"Ah, Maaf, mana tadi, biar saya aja yang pake," Kenapa lagi-lagi perasaan saya tidak karuan begini di dekat Alesha.
Alesha masih memandang saya, saya sendiri langsung reflek melepas tangan saya yang membuat Alesha terdiam.
Setelah meraih lotion milik Alesha saya kemudian berjalan agak menjauh, sedangkan Alesha, sekarang sibuk mencari sinyal, berbicara soal Alesha, saya tadi mendapat pesan dari Andrew.
Yah Andrew, dia adalah sahabat baik saya walaupun jabatannya dibawah saya tetapi dia selalu mengerti kondisi saya, dia memperingatkan saya tentang Alesha dan sebagainya, saya juga tidak ingin menjadikan Alesha pelarian atau Sarana balas dendam, dan bsrbicara soal Menebus rasa bersalah, saya rasa-
"Pak!?"
Saya membalikkan badan saya ke arah Alesha yang tampak berjalan ke arah saya, saya menaikkan alis yang membuat Alesha terdiam sejenak.
"Ada apa?" Mendengar pertanyaan itu tidak membuat Alesha membalas pertanyaan saya, dia malah mengembalikan ponsel saya.
"Gaada sinyal, Pak, kayaknya di dalam sana ada pemukiman deh, Gimana kalau kita kesana aja, barangkali kita dapat pertolongan," ujar Alesha yang ada benarnya.
Saya melirik sedikit arloji yang ada di lengan saya, yah memang sudah jam empat sore lewat, berarti sudah cukup lama, tidak ada pilihan lain selain mencari pertolongan ditambah lagi tidak ada sinyal disini.
Alesha membuka mobil dan mengambil tasnya, setelah mengunci mobil, saya kemudian menyusul Alesha juga, kami kini berjalan di jalan setapak yang menjauh dari jalan utama.
Angin sore disini tampak dingin, yah memang dingin sebenarnya, hal itu saya bisa lihat dari pipi Alesha yang tampak kemerahan karena kedinginan.
"Maaf yah, gara-gara saya ngajak kamu, kita jadi tersesat gini," ujar saya berusaha mencairkan suasana yang canggung, yah sejak kejadian pegangan tadi kami jadi kurang bicara.
"Saya juga salah, Pak."
"Bagus deh, kamu nyadar," Jujur saja, saya reflek mengatakan ini karena kenyataannya juga memang salah, Alesha, bukan.
"Bapak, nyalahin saya?" Alesha menghentikan langkahnya yang membuat saya juga berhenti berjalan. "Saya kan udah minta maaf."
"Iya, Gapapa, saya juga salah kan," jawab saya yang membuat Alesha menekuk wajahnya, demi Tuhan ini terlalu menggemaskan. "Kita udah jalan jauh, tapi gaada apa-apa disini, kita istirahat di sana dulu yuk."
Saya menunjuk sebuah gubuk kecil yang mungkin dijadikan tempat peristirahatan disini, saya sih maunya cuma numpang duduk di depan gubuk itu, setelah Alesha mengiyakan kami akhirnya berjalan ke arah sana, sudah setengah enam tapi tidak titik terang diantara kami.
Sesampainya disana, kami berdua langsung duduk, Alesha tampak mengusap kedua tangannya, dia benar-benar kedinginan, saya berinisiatif melepaskan jas saya untuk menyelimuti Alesha, seperti biasa, entah kenapa ada saja adegan yang membuat kami terhenti saat sedang dalam posisi intens begini.
"Ma-Makasih, Pak," ujar Alesha.
"Hem."
Saya merasa bahwa ada yang berbeda dengan saya hari ini, entah karena kami terjebak di hutan seperti ini atau apa intinya saya merasakan sesuatu yang tidak saya pernah rasakan sebelumnya.
Hari sudah mulai malam, saya memilih mengajak Alesha kembali ke mobil karena mungkin akan lebih aman disana untuk menginap semalaman, terlebih kami tidak menemukan warga desa disekitar sini.
Saya berdiri kemudian kembali melipat lengan kemeja saya yang sudah saya lipat sebelumnya. "Lebih baik, kita kembali ke mobil Sha, terlalu berbahaya ditengah hutan seperti ini."
"Baik, Pak."
Alesha berdiri, kami berdua kemudian berjalan kembali menuju lokasi awal kamu, bermodalkan Flashlight dari ponsel kami berdua, sesampainya disana, hari benar-benar sudah malam, tampaknya memang tidak ada pemukiman disekitar sini, entah kalaupun ada mungkin akan terdengar sayup-sayup azan magrib di sekitar sini.
Hari itu kami berdua benar-benar melewatkan waktu sholat karena kalaupun kami ingin sholat diluar mobil, kondisi benar gelap dan tidak memungkinkan.
Saya menyalakan lampu yang memang ada didalam mobil, membuat kondisi kami sudah cukup terang.
"Pak? Kira-kira, kapan kita akan keluar dari sini, saya takut kalau pihak perusahaan yang akan kita sambangi akan membatalkan perjanjian karena kita telat menemuinya."
"Saya tidak tahu, Alesha, semoga saja besok kita bisa mendapatkan bantuan, terlebih lagi tidak ada sinyal disini untuk mengabari pihak perusahaan," jawab Saya yang membuat Alesha menunduk, melihat itu, saya langsung menatap wajah Alesha kemudian tersenyum pelan. "Saya janji, besok, kita sudah akan kembali."
•
•
•
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Sri Puryani
kenapa gk kembali lwt jln yg td ya ..
2024-07-21
0
umi b4well (hiatus)
cih terjebak di hutan berdua jadi sering salting sendiri kan.lagian sih pak ion ada ada aja
2023-07-07
2
V3
lagian sih pak ion sok-sokan pke jalan cepat , pdhal klu lewat tol psti sdh sampai kan ,,
ini mh malah pke sgla motong jalan dan alhasil mlh nyasar 🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2023-07-04
2