Bab 12. Siapa yang Sampah?

Setelah pengumuman tersebut, Alesha kembali bekerja, dia bekerja di ruangannya sendiri mengatur semua segala divisi yang dia mulai atur hari ini juga, Di saat dia sibuk bekerja tiba-tiba saja Nisa dan Devano masuk ke dalam ruangannya yang membuat Alesha mengangkat kepalanya.

"Yang sopan ya, kalau mau masuk itu ketuk pintu terlebih dahulu saya Presiden direktur di sini!" ujar Alesha tanpa memberikan gerakan apapun.

Nisa dan Devano saling menatap kemudian melipat kedua tangannya, mereka menatap tajam Alesha seolah membenci dan ingin memberikan Alesha ultimatum yang membuat Alesha terjatuh nantinya.

"Kamu udah cuci otak papa aku ya, Kok tiba-tiba kamu bisa sih jadi presiden direktur di perusahaan ini harusnya aku tuh yang cocok bukan kamu, sadar diri!" ujar Nisa yang membuat Alesha akhirnya mengerti sifat asli sahabatnya itu.

Alesha tersenyum, dia berdiri kemudian menatap tajam balik Nisa yang baru saja mengungkapkan kata-kata tersebut.

"Sadar diri, sebelum kamu ngajarin aku tentang cara sadar diri sebaiknya kamu ngaca dulu deh yang harus sadar diri itu siapa?" Alesha menatap remeh ke arah Nisa.

Nisa menggebrak meja. "Eh aku tahu ya kamu kesel sama aku, gara-gara Aku ngerebut Mas Devano tapi nggak gini caranya kamu mau ngerebut Papa aku kan dari Mama aku, pelakor kamu yah!"

"Wow hebat dong, pelakor teriak pelakor, denger ya bisa mantan sahabat aku, aku nggak pernah merebut siapapun dari keluarga kamu, tapi kalau Papa kamu tertarik sama aku berarti ada something menarik dari aku, emangnya kamu, cuma bisa ngerebut punya orang lain harusnya kamu sadar diri, ngaca."

"Kamu yang ngaca, dasar kamu sampah, kamu cuci otak Papa aku kan, lihat aja aku nggak bakal tinggal diam ya Alesha diginiin, semua yang menjadi milik kamu harus menjadi milik aku, aku sudah memiliki Mas Devano dan jabatan kamu akan aku miliki juga!"

"Astaga sampah-sampah, baru kali ini loh aku melihat sampah teriak sampah, gini deh yang pertama siapa yang merebut calon suami aku yang kedua siapa yang tiba-tiba masuk ruangan ini dan seolah-olah dialah yang berkuasa di sini, jadi kalau aku tanya sama kamu sekarang siapa yang sampah di antara kita berdua? Lebih baik kamu keluar dari sini, Saya sibuk karena kalau kamu memaksa untuk tetap di sini saya akan memanggil satpam, untuk mengusir kamu dan saya bisa saja memecat kalian berdua karena saya berkuasa atas divisi kalian berdua, denger itu!"

Nisa mendelik. "Oh mulai ngancem kamu ya, Kamu pikir kamu siapa di kantor ini!"

Alesha kembali tersenyum, menghadapi orang-orang seperti ini memang membuat hidup Alesha terasa lebih ringan karena menurut Alesha ini sama saja dengan menghadapi orang-orang bodoh yang kelihatan sangat-sangat bodoh, Alesha kemudian meraih map di mejanya dan melemparkannya kepada Nisa.

Nisa yang dilempar map tersebut hanya diam dan membaca isi map tersebut, sebuah persetujuan dari Ion selaku CEO perusahaan ini menyerahkan seluruhnya jabatan presiden direktur kepada Alesha.

"Baca itu, dan ketika kamu selesai membacanya, kamu bisa memikirkan apalagi langkah kamu ke depannya jika kamu macam-macam saya tidak akan segan-segan memecat kalian berdua."

"Tunggu aja pembalasan, aku ya!"

Nisa kemudian menarik tangan Devano untuk keluar dari sana, mereka seperti kalah telak oleh Alesha karena Alesha benar-benar sudah mendapat jabatan yang sangat penting dan sakral di perusahaan ini, dan bahkan bisa merobohkan posisi Devano dan Nisa sekarang di perusahaan tersebut, mereka tidak bisa berbuat macam-macam kepada Alesha karena jabatannya bisa-bisa membuat mereka berdua dipecat dari perusahaan ini.

Setelah keluar dari ruangan tersebut Devano melepas tangan dari Nisa kemudian menatap Nisa tajam.

"Kamu usaha dong, masa Alesha jadi Presiden direktur harusnya aku, Aku kan menantu di keluarga kalian kalau kamu nggak mau usaha Aku bakal tinggalin kamu."

"Kamu kok ngancam aku sih, Mas?"

"Aku nggak ngancam kamu, tapi kalau kamu emang nggak cinta sama aku, lebih baik kita cerai aja deh, Aku juga nggak mau tuh ngelakuin anak kamu, atau kamu mau anak kamu lahir tanpa Ayah dan kamu melahirkan tanpa suami, kalau kamu nggak mau cepat bikin Alesha tersingkir dari jabatannya dan jabatan Alesha harus menjadi milik aku!"

Devano kemudian pergi meninggalkan Nisa di koridor tersebut sementara Nisa hanya diam dengan rasa kebencian dan semakin mendalam kepada Alesha.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

𝗸𝗮𝘀𝗶𝗮𝗻 𝗗𝗮𝗻𝗶𝘀𝗮 𝗰𝘂𝗺𝗮 𝗱𝗶𝗷𝗮𝗱𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗯𝗮𝘁𝘂 𝗹𝗼𝗻𝗰𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗗𝗲𝘃𝗮𝗻𝗼..

2023-11-11

1

V3

V3

tolol bgt si Nisa , hanya Krn kata Cinta ,, mata hati nya dh buta

2023-07-04

0

cinta sih cinta tapi jangan bego juga kali

2023-05-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!