Beberapa tahun yang lalu
Los Angeles, California
GEDUNG Cage Fury Stadium, pusat olahraga terbesar di Los Angeles, menjulang tinggi di tengah kota yang diramaikan oleh cahaya kota yang terang. Pada malam itu, udara di sekitar gedung bergemuruh dengan kegembiraan dan antusiasme ribuan penggemar tarung bebas yang berbondong-bondong hadir untuk menyaksikan pertandingan puncak di dalamnya.
Sorotan cahaya merah dan biru bersinar terang di langit malam di atas gedung yang memiliki tinggi 60 meter tersebut. Udara dipenuhi oleh suara kerumunan dan teriakan, yang menciptakan atmosfer yang menegangkan. Di depan arena, kerumunan penonton dan pengunjung lainnya berkumpul.
Penonton yang hadir mengenakan pakaian penuh gaya dan warna, beberapa ada yang mengenakan jaket kulit, celana ketat, dan topi baseball. Beberapa dari mereka bahkan memakai masker wajah yang menakutkan, sehingga menambahkan kesan keganasan di sekitar mereka.
Sementara itu, para penonton yang duduk di kursi berderap-derap dan bersorak-sorai, tak sabar menyaksikan pertarungan yang sebentar lagi akan dimulai. Sembari menunggu, mereka menikmati makanan dan minuman yang dijual di stand di sekitar arena, dan berbicara dengan teman-teman mereka tentang siapa yang akan menang dan siapa yang akan kalah.
Tiba-tiba suara mic pun terdengar.
"Selamat malam semuanya. Pertarungan besar ini akan menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu oleh semua penggemar MMA di seluruh dunia! Kalian pasti sudah tidak sabar menunggu pertandingan panas ini!?" Ujar pembawa acara menggoda para penonton.
Penonton pun berteriak meminta agar pertandingannya segera dimulai.
"Di sudut biru, kami mempersembahkan The Titan, Tyler Johnson, petarung yang telah membuktikan dirinya sebagai salah satu petarung terbaik di kelas berat yang memiliki catatan rekor yang mengesankan - 26 kemenangan, 1 kekalahan, dan 1 no contest. Ini adalah angka yang mengesankan bagi seorang petarung MMA dan pasti menjadi ancaman besar bagi lawannya pada malam ini."
Para penonton terus bersorak penuh semangat.
"Dan di sudut merah, kami mempersembahkan sang roki yang belakangan ini sering menjadi pembicaraan dan mengguncang octagon, The Assasin, Fyodor Avraam, petarung muda asal Rusia yang telah menunjukkan potensi besarnya dalam pertandingan-pertandingan sebelumnya dengan ciri khasnya yang selalu bergerak lincah dan cepat. Siapakah yang akan menjadi juara dunia Bellator Heavyweight tahun ini?" Ujar sang pembawa acara penuh semangat.
Tiba-tiba, sorakan semakin kuat dan lebih keras. Para petarung kini telah memasuki octagon, mengenakan walkout robe khas mereka. Avraam merasakan adrenalin yang kuat saat ia memasuki ring delapan sisi tersebut. Sorotan lampu yang menerangi arena tersebut menciptakan efek yang dramatis, di mana penonton terus bersorak-sorai dan bersiul-siul.
"Kedua petarung telah memasuki arena dan siap untuk bertarung. Sebentar lagi kita akan melihat siapa yang layak menjadi sang juara!"
Ini adalah pertandingan final di Bellator Heavyweight World Championship untuk memutuskan siapa yang layak memanggul gelar juara dunia MMA.
Lawan Avraam kali ini adalah petarung yang digelari The Titan, Tyler Johnson, karena tubuhnya yang tinggi dan besar. Dia adalah salah satu petarung terbaik Amerika Serikat saat ini. Avraam mau tak mau harus berhati-hati melawannya.
Lonceng tanda pertarungan dimulai pun dibunyikan.
Avraam memutuskan untuk menyerang Tyler terlebih dahulu. Ia mulai menyerang dengan kecepatan dan kekuatan serangan yang mengagumkan, namun di sisi lain Tyler juga membalas dengan serangan yang sama kuatnya.
Avraam menggunakan kombinasi serangan yang cepat dan berat. Dia menyerang Tyler dengan sikut kakinya ke bagian kepala dan pinggang, sayangnya Tyler masih bisa menangkis serangan tersebut sehingga membuat pertandingan semakin memanas, di mana kedua petarung kelas berat itu berusaha mati-matian untuk saling menjatuhkan.
Keduanya masih saling bertukar pukulan dan tendangan. Setiap serangan direspon dengan gerakan yang cepat, lalu dibalas dengan serangan lainnya. Keduanya bermain dengan teknik dan trik bela diri yang mereka miliki, dan mencoba menemukan celah sekecil mungkin untuk dimanfaatkan.
Di dalam octagon yang penuh peluh dan darah itu, Avraam terus bertarung dengan gigih dan tak kenal lelah. Begitu juga Tyler. Tidak ada tanda-tanda kelemahan dari keduanya, seolah mereka berdua adalah lawan yang seimbang.
Setelah beberapa ronde terlewati, pertarungan masih saja berlangsung sengit, menguras tenaga dan menguji pertahanan kedua petarung. Setiap serangan yang dilancarkan begitu kuat dan tajam, namun keduanya tetap mampu menghindar dan menahan.
Namun, pada momen yang penting, Avraam akhirnya melihat bahwa ada celah pada Tyler sehingga titik butanya tampak jelas. Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, dengan tendangan berputarnya, Avraam melakukan takedown dan berhasil memberikan serangan vatal di bagian dagu Tyler sehingga membuatnya terjatuh.
Tyler berusaha untuk bangkit, namun Avraam tidak memberikan kesempatan, dia dengan cepat melakukan mount dan melancarkan pukulan beruntun yang mendarat dengan sempurna pada wajah Tyler. Tyler tidak menyerah dan berusaha melindungi wajahnya. Namun tampaknya usaha itu sia-sia, karena serangan beruntun Avraam yang cepat dan berat sulit untuk dihindari.
Tyler berusaha menjatuhkan Avraam yang berada di atasnya dengan mengunci kaki di pinggangnya. Dia berusaha membalikkan keadaan dengan menjatuhkan Avraam, namun itu usaha yang percuma sebab kecepatan dan kegesitannya Avraam langsung membalasnya dengan melakukan tekhnik penguncian (submission) kepada Tyler dan memaksa Tyler untuk menyerah. Avraam melilit Tyler sekuat tenaga. Selang beberapa menit, Tyler pun tak sadarkan diri. Avraam lalu melepaskan kunciannya.
"Wow! Tidak bisa dipercaya, The Titan ditaklukan dengan tekhnik submission!" Teriak pembawa acara.
Wasit memutuskan itu sebagai kemenangan TKO. Akhirnya Avraam pun menutup pertarungan sengit itu dengan kemenangan submission-nya. Sorak-sorai penonton menggema di seluruh arena, menghiasi kemenangan Avraam. Wasit lalu mengangkat tangan Avraam sebagai bukti kemenangannya.
Tadi itu hampir saja, pikir Avraam. Dia mengakui bahwa Tyler mampu membuatnya kewalahan. Dia nyaris kehilangan keseimbangan ketika Tyler berusaha membalikkan keadaan.
Avraam melihat sekelilingnya, seluruh penonton bersorak sembari memanggil namanya. Darah dan keringat masih mengalir deras di tubuhnya. Wajahnya yang semula tegang dan serius kini tersenyum lebar, seperti membebaskan diri dari tekanan yang lama dia tanggung.
Matanya memandang ke arah penonton yang membanjiri arena, sementara telinganya masih terus didominasi oleh sorakan dan tepuk tangan meriah yang mengiringi kemenangannya. Avraam tersenyum ke arah mereka dan melambaikan tangannya.
Namun, tubuhnya masih terasa bergetar dan otot-ototnya masih menegang. Avraam menarik napas dalam-dalam untuk meredakan ketegangan, dan perlahan dia berjalan ke sudut octagon untuk menemui pelatih dan timnya yang sudah menunggunya di sana. Di sudut ring, ia berdiri tegap seperti seorang raja yang baru saja menaklukkan seluruh dunia. Tubuhnya terlihat kuat dan tegap, dengan luka-luka kecil yang tersebar di sana-sini.
Saat seorang dokter memeriksa luka-luka kecil di wajahnya, Arvaam mengalihkan pandangannya ke pelatihnya. Pelatihnya tersenyum lebar, dan memberikan tepukan keras di bahunya sebagai tanda kagum, "Kerja bagus!" Ujarnya dengan suara yang merdu. "Kau memperlihatkan pertarungan yang epik. Aku bangga padamu."
Ya, pertarungan tadi memang epik, tapi itu cukup sulit dan dramatis. Sebab dia harus menghadapi Tyler yang memiliki tubuh yang jauh lebih besar dan berat darinya. Pertarungan itu seolah-olah seperti pertempuran antara kuda dan kera.
Saat Avraam turun dari octagon, para penonton masih terus memberikan tepuk tangan meriah dan sorakan pujian yang memenuhi seluruh Cage Fury Stadium. Avraam merasa bahwa seluruh dunia memujinya.
Kemenangan memang momen terbaik, pikirnya.
"Itu adalah kemenangan yang luar biasa dari The Assasin. Dari 29 kemenangan Avraam di MMA, 8 di antaranya didapatkan melalui KO atau TKO yang memukau. Dia telah menaklukkan lawan-lawannya dengan pukulan dan tendangan yang mematikan, membuat lawan-lawannya terkapar di atas karpet octagon. Selain itu, kemampuan grappling-nya juga tidak bisa diremehkan, karena Avraam juga telah mencatatkan 11 kemenangan melalui submission yang spektakuler seperti yang baru saja kita saksikan. Dia adalah petarung yang sempurna!"
Tepuk tangan, sorak-sorai, dan siulan penonton pun semakin keras.
...***...
Ruang ganti petarung MMA di Cage Fury Stadium terletak di belakang panggung utama. Ketika pertandingan antara Fyodor Avraam dan Tyler Johnson selesai, suasana di ruang ganti para petarung begitu bising dan riuh rendah. Terdengar suara petarung yang bernapas berat, teriakan para pelatih, dan suara musik Hip-hop yang mengalun keras dari speaker. Ruangan itu penuh dengan aroma keringat, darah, dan obat penghilang rasa sakit.
Para petarung duduk atau berdiri di sekitar ruang ganti, banyak dari mereka yang terlihat lelah setelah pertandingan yang intens. Beberapa dari mereka terlentang di kursi, dengan bekas luka dan memar di wajah dan tubuh mereka. Pelatih mereka memijat dan mengoleskan obat pada area yang terluka, sementara staf medis membersihkan luka dan memberikan perawatan medis yang diperlukan.
Beberapa petarung berbicara dengan wartawan atau penggemar yang mendatangi ruang ganti, memberikan wawancara atau tanda tangan. Namun, kebanyakan dari mereka hanya fokus pada pemulihan diri setelah pertandingan yang melelahkan. Ada banyak air minum, makanan ringan, dan suplemen yang tersedia di sekitar ruangan untuk membantu memulihkan tenaga mereka.
Avraam memejamkan mata saat dia merasakan sensasi dingin dari es batu di luka bekas pertandingannya tadi. Dia berbaring di sebuah bangku di ruang ganti, bergantung pada momen ketenangan setelah pertarungan yang berat.
Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Seperti dalam kebanyakan kasus, para penggemar dan wartawan mengejar setiap gerakan atlet terkenal seperti dirinya. Mereka sudah berkumpul di luar pintu ruang ganti, menunggu kesempatan untuk mewawancarainya.
Namun, Avraam terlalu lelah untuk meladeni mereka. Dia memejamkan mata dan mencoba untuk menghirup napas dalam-dalam. Dia hampir tenggelam dalam ketidakpedulian, ketika tiba-tiba ada suara bising dari pintu masuk. Avraam membuka mata dan melihat seorang pria Asia yang mengenakan hoodie dan celana olahraga merengsek masuk. Avraam tidak tahu bagaimana pria Asia itu melewati tim pengamanan, tetapi jelas dia sangat cepat dan gesit.
Dengan perlahan, Avraam melepaskan es batu dari lukanya dan bangkit dari tempatnya duduk. Dia melihat pria itu dengan curiga, dan bertanya-tanya siapa dia dan apa yang dia inginkan. Namun, sebelum Avraam bisa berkata apa-apa, pria itu berbicara dengan suara serak.
"Ayo bertarung," tantang pria itu dengan wajah tanpa ekspresi, "di pertandingan yang tidak resmi."
Avraam kesal. Dia tidak mengerti mengapa ada orang yang begitu gegabah dan nekat mengganggunya di tengah-tengah istirahatnya. Namun, di balik kekesalannya itu, ada perasaan aneh yang membuncah dalam dirinya. Ada sesuatu yang terasa asing dan berbahaya dari orang Asia di hadapannya ini.
"Jika kau berani, datanglah ke Stremyaschiysya," ujar pria Asia itu lalu meninggalkannya.
Para wartawan dan fans Avraam pun mulai riuh-ricuh melihat pria Asia yang nekat tersebut menantang Avraam - The Assasin yang menyandang gelar sebagai sang juara dunia. Ini akan menjadi berita yang menggemparkan di dunia olahraga. Avraam yang memiliki harga diri tinggi tidak bisa mengabaikan tantangan itu begitu saja. Dia akan terbang ke Rusia dan membuat pria Asia itu menyesal dan sadar akan posisinya.
...----------------...
CATATAN:
Octagon, arena tempat pertarungan MMA yang memiliki delapan sisi.
Knockout (KO), ketika petarung berhasil menjatuhkan lawannya sampai tidak sadarkan diri atau tidak mampu melanjutkan pertarungan.
Technical Knockout (TKO), ketika petarung tidak mampu melanjutkan pertarungan karena alasan medis atau karena wasit menghentikan pertarungan karena melihat salah satu petarung tidak mampu bertahan lagi.
Submission, ketika petarung berhasil membuat lawannya menyerah dengan teknik penguncian atau melilit anggota tubuh lawan.
Takedown, ketika seorang petarung berhasil menjatuhkan lawannya.
Mount, ketika seorang petarung berada di atas lawannya - duduk di atas dada atau perut lawan dengan kaki menyentuh mat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Ummu Kalsum
😀
2023-04-14
0
Ayano
Dimana-mana menang itu emang momen hidup terbaik sih 👍
2023-04-04
0