BAB 1: WANITA PENOLONG

LAMPU neon yang temaram di sebuah bangunan tak berpenghuni itu terus berkedip mati-menyala-mati seolah tak ikhlas menerangi. Tampak daerah itu nyenyat. Yang ada hanya pepohonan dengan banyak bekas tebasan senjata tajam dan lubang peluru hasil perkelahian.

Mudah didapati puing-puing rumah atau bangunan; balok, atap, rantai, dan lainnya. Juga tak jarang ditemukan beberapa sajam seperti arit, katana, pisau, dan kapak tergeletak di sekitar. Pemandangan itu sungguh mengerikan. Darah ada di mana-mana. Siapa pemilik darah dan yang menjadi korban, tak ada yang tahu.

Pertarungan antar kelompok mafia penguasa wilayah sering terjadi di tempat itu. Jauh-jauh hari penduduk setempat sudah mengungsikan diri mereka sebab tak ingin terkena imbas dari kekacauan yang tak berarti itu. Mereka mengikuti arahan pemerintah kota untuk berpindah ke tempat yang lebih aman jika mereka masih menyayangi nyawa mereka. Sebab pemerintah pun tak mampu mengatasi kekacauan yang terjadi.

Pemerintah berpikir itu sudah di luar kemampuan mereka. Karena sudah tak terhitung jumlah polisi bahkan militer yang diutus untuk mengurus kelompok yang bertikai. Namun sia-sia. Itu seperti mencoba mendinginkan air di atas api. Yang terjadi justru banyak petugas keamanan yang ikut menjadi korban pertikaian antar gangster ini.

Pemerintah tak dapat melakukan penyelidikan untuk mencari tahu siapa pelaku utamanya, karena wilayah itu dikenal sangat tertutup. Belum lagi karena bukti-bukti yang nihil dan kekuatan di balik layar pihak-pihak berpengaruh yang berusaha menutup-nutupinya.

Di kota Tadulako, setidaknya ada 3 kelompok mafia terbesar dan paling berpengaruh, dan kelompok-kelompok ini menguasai wilayah mereka sendiri. Entah sejak kapan pembagian wilayah ini terjadi dan bagaimana para berandalan ini membentuk kelompok mereka, yang jelas pembagian wilayah menyesuaikan dengan sumber daya atau keunikan yang dimiliki oleh masing-masing wilayah: seperti Distrik Timur yang dikenal sebagai area bisnis, perusahaan, dan konglomeratnya. Di Distrik Selatan yang dikenal sebagai pusat hiburan seperti mall, diskotik, dan hiburan malam. Dan, yang terakhir, Distrik Utara yang dikenal sebagai tanah terkutuk; tempat di mana banyak kejahatan lumrah ditemukan.

Di Distrik Barat tidak ada kelompok geng atau organisasi mafia apapun. Oleh karena itu Distrik Barat adalah distrik yang jauh lebih aman dan tentram jika dibandingkan dengan tiga distrik lain karena distrik ini dijaga oleh tiga pria yang dikenal sebagai Tiga Raja. Karena itu, tidak ada gangster mana pun yang berani mencari masalah di distrik tersebut.

...***...

Perang kali ini terjadi di Distrik Utara. Distrik ini memang rawan terjadi pertikaian antar gangster. Mengingat utara memiliki banyak kelompok-kelompok kecil yang berkuasa.

Tampaknya perang tersebut adalah perang internal untuk memperebutkan wilayah antara dua atau lebih kelompok gangster kecil di wilayah yang dikenal sebagai Texasnya Tadulako ini.

Distrik Utara termasuk area bebas hukum di mana berbagai jenis kejahatan keji sering terjadi, mulai dari pembunuhan, pencurian, pemerkosaan, jual-beli narkoba, dan lain-lain. Polisi atau bahkan pemerintah tak berani menyentuh wilayah ini. Sebab yang bisa mereka lakukan hanya lah sebatas penyelidikan. Mereka tak berani menangkap siapapun. Meskipun cukup keras dan liar, namun wilayah ini masih terhitung stabil.

Terlepas dari banyaknya kelompok-kelompok gangster kecil yang bertikai, wilayah ini masih daerah kekuasaan satu dari tiga organisasi mafia terbesar di Tadulako: IGIS. Mereka lah yang menjalankan bisnis utama di wilayah ini, termasuk pemroduksian obat-obatan terlarang, kokain, dan penyelundupan mariyuana seperti yang dilakukan oleh kelompok mafia Ndrangheta di Italia, atau Kartel Tijuana di Meksiko.

Untungnya perang kali ini tidak membuat IGIS harus turun tangan, mengingat jalanan tempat terjadinya perang ini jauh dari tempat bisnis mereka dan tidak mengganggu aktivitasnya. Sekelompok gengster kecil yang bertikai sadar akan hal ini. Tak akan ada yang berani membangunkan singa yang tertidur.

IGIS memiliki bisnis utama (di samping bisnis-bisnis kecil lain seperti prostitusi), yaitu penjualan dan pemroduksian obat-obatan terlarang dan sejenis - narkoba. Itu dijual bebas dan tak jarang diekspor ke luar kota sampai luar negeri.

Masih sedikit masyarakat biasa di Tadulako yang tahu tentang fakta ini. Namun sebenarnya ini bukan rahasia lagi bagi para gangster dan mafia setempat. Lalu mengapa pemerintah tidak bergerak untuk meringkus dan membubarkan IGIS?

Jawabannya sederhana: sebab IGIS memiliki koneksi dengan orang-orang penting di pemerintahan dan kepolisian, baik di kota maupun daerah. Bukan hal yang sulit bagi mereka untuk menyuap para pejabat. Tentu IGIS tidak menjalankan bisnisnya dengan percuma tanpa sokongan dan sponsor dari luar, termasuk dari beberapa oknum-oknum berpengaruh. Sebab itulah yang nantinya menjamin kelancaran bisnis mereka.

Mungkin banyak yang berpikir bahwa pemerintah benar-benar busuk. Namun bagi IGIS, dalam bisnis, pagar moral harus dilampaui. Mereka tidak peduli bekerja dengan siapapun - iblis atau malaikat - selama iblis atau malaikat itu mau mensponsori atau membayar mereka, karena uang adalah segalanya bagi mereka. Inilah yang membuat mereka bertahan hidup dan menjadikan kelompok mereka sebagai kekuatan yang tak boleh dianggap remeh di seluruh Tadulako.

...***...

Tidak jauh dari tempat bentrokan antar gangster tersebut, seorang pemuda berpakaian kasual tengah membopong neneknya yang berusia sekitar 60 tahun. Tampak tubuh keduanya banyak dilumuri darah. Namun itu bukan darah pemuda itu, melainkan neneknya.

Ini adalah hari yang sial untuk mereka karena terjebak di tengah-tengah perang antar gangster. Padahal pemuda dan neneknya tersebut hanya ingin membeli pakan ternak yang mana hanya dijual di sekitaran tempat di mana konflik itu terjadi. Sayangnya, toko langganan mereka tutup. Mungkin itu wajar karena mereka datang cukup larut. Biasanya mereka membeli di siang hari, namun hari ini pemuda itu disibukkan oleh rutinitasnya sebagai mahasiswa di salah satu kampus negeri di kota itu. Jadi dia hanya punya waktu di malam hari.

Pertarungan antar kelompok gangster itu terjadi begitu cepat. Seolah tidak memberikan mereka kesempatan untuk menyelamatkan diri. Akibatnya, bagian pinggul kiri neneknya, entah bagaimana, terluka tanpa mereka tahu siapa yang melakukannya. Sayatannya sangat dalam. Dia mencoba mencari bantuan, namun sia-sia. Mungkin dia lah yang bodoh karena meminta bantuan saat semua orang sibuk saling melukai dan membunuh; yang terjadi justru dia sendiri lah yang akan terbunuh.

Begitulah, selalu ada rumput yang malang ketika dua raja saling berperang.

"Farhan kan udah bilang, nenek di rumah aja. Kan biasanya Farhan yang pergi. Kenapa nenek ikut," keluh Farhan, khawatir melihat kondisi neneknya.

Mendengar cucunya berkeluh, nenek hanya tersenyum lemas sembari berusaha menahan darahnya yang terus mengalir di punggungnya dengan handuk wajah yang biasa dia gunakan bekerja. Namun tampaknya itu usaha yang sia-sia. Sebab darah masih terus menyucur. Setetes demi setetes.

"Nek, rumah sakit kayaknya masih jauh dari sini. Gimana kalau nenek istrahat dulu di sana."

Farhan menunjuk sebuah toko roti yang berada tepat di seberang jalan. Toko itu sudah tutup. Maklum, mengingat sekarang sudah pukul 12 malam. Kendaraan pun jarang yang melintas. Benar-benar terlihat seperti kota mati.

"Farhan yang bakal pergi ke rumah sakit - manggil ambulance buat jemput nenek. Gimana?" Lanjutnya.

Wajah neneknya tampak memucat. Bibirnya pun kering. Namun dia berusaha untuk mengangguk. Di sisi lain, meskipun Farhan dilanda kekhawatiran, dia tetap berusaha tenang. Dia tak mau menampakkan wajah yang justru akan membuat neneknya semakin khawatir.

Farhan pun mulai berlari secepat yang dia bisa. Dia menuju ke arah rumah sakit yang jaraknya sekitar tiga kilometer lagi dari tempatnya saat ini.

Semoga bisa sampai tepat waktu!

Dia bersyukur bahwa sekarang tempat ini sepi. Sebab dia tak mau menjadi pusat perhatian karena pakaiannya yang dilumuri darah. Sebab jika ada yang melihat dia dengan pakaian seperti ini kemungkinannya dua: dianggap sebagai pelaku kejahatan atau dianggap sebagai korban.

Dua-duanya buruk. Tapi yang kedua lebih buruk, pikirnya.

Sesampainya di rumah sakit, Farhan meminta petugas untuk menjemput neneknya. Mungkin tidak biasa meminta layanan ambulance di jam selarut ini. Namun mau bagaimana lagi, musibah tak ada yang tahu kapan terjadi.

"Maaf, Pak. Layanan ambulance saat ini tidak beroperasi," ujar petugas pelayanan dengan senyum.

"Tapi nenek saya sedang menunggu dan dia terluka!"

"Maaf, Pak."

Farhan seolah ingin membentak petugas itu.

Pelayanan kesehatan macam apa yang beroperasi di jam tertentu. Mereka pikir sakit itu tahu waktu? Warung dan supermarket sekarang pun udah buka 24 jam! Sebenarnya apa yang orang-orang ini lakuin sama pajak masyarakat? Dongkolnya.

Protes batin Farhan tiba-tiba terhenti karena seorang wanita berambut panjang dengan gaun putih pendek yang tak ia kenali menarik lengannya.

Karena masih dalam kebingungan, dia berjalan mengikuti wanita asing yang tidak biasa itu. Dia masih keheranan dengan apa yang sedang terjadi.

"Cepat. Katamu nenek terluka," ujar gadis itu.

"I-Iya."

Farhan pun mengikuti kemana wanita cantik itu membawanya. Mereka berdua menuju ke sebuah mobil; mobil berwarna merah dengan desain yang elegan. Farhan tidak tahu bagaimana menjelaskan mobil itu, yang pasti dia yakin mobil itu adalah mobil yang sangat mahal. Dan dia yakin bahwa wanita di hadapannya ini bukan lah wanita biasa.

Apa dia anak orang kaya?

Farhan menahan rasa penasarannya untuk nanti. Sebab dia harus segera menjemput neneknya terlebih dahulu agar neneknya bisa segera mendapatkan perawatan.

Aku udah terlalu lama.

Terpopuler

Comments

Liu Zhi

Liu Zhi

nah kan, pelayanan kesehatan itu hrs nya selalu siap sedia, masa kalah sama warung

2023-04-20

0

Liu Zhi

Liu Zhi

ahh kasihan kalau mati neneknya

2023-04-20

0

Liu Zhi

Liu Zhi

ish separah itu kah mafia nya

2023-04-20

0

lihat semua
Episodes
1 YUHU
2 BAB 1: WANITA PENOLONG
3 BAB 2: HILANGNYA SANG NENEK
4 BAB 3: PERBURUAN DIMULAI!
5 BAB 4: PERTEMUAN DENGAN HERMAN
6 BAB 5: CANGGUNG
7 BAB 6: TENTANG FARHAN DAN PEMBURU
8 BAB 7: SI PIRANG YANG PANDAI MENGGUNAKAN KAKI
9 BAB 8: TUAN PUTRI
10 BAB 9: LITTLE TALISSE LODGE
11 BAB 10: SAHABAT
12 BAB 11: TAWARAN PUN DITERIMA!
13 BAB 12: MATA TOMBAK
14 BAB 13: PERTEMUAN TERAKHIR
15 BAB 14: PERASAAN YANG TERPENDAM
16 BAB 15: SERANGAN ISKRA
17 BAB 16: NAGA DAN KSATRIA
18 BAB 17: FYODOR AVRAAM
19 BAB 18: THE ASSASIN DAN PRIA ASIA
20 BAB 19: SELAMAT DATANG DI VOLGOGRAD
21 BAB 20: MALAM TERAKHIR
22 BAB 21: SANG RAJA YANG MELEPASKAN MAHKOTANYA
23 BAB 22: AKU DI MANA?
24 BAB 23: PENJARA BLACK MAMBA
25 BAB 24: SAHABAT BARU
26 BAB 25: DUA EKSEKUTIF BERGERAK
27 BAB 26: PEMBALASAN IGIS 1
28 BAB 27: PEMBALASAN IGIS 2
29 BAB 28: KEHEBOHAN
30 BAB 29: JADIKAN AKU MURIDMU
31 BAB 30: PENYERANGAN DI STREMYASCHIYSYA
32 BAB 31: KODE KEHORMATAN DAN LAHIRNYA BOS MAFIA
33 BAB 32: ISKRA VS. IGIS 1
34 BAB 33: ISKRA VS. IGIS 2
35 BAB 34: PENYUSUP?
36 BAB 35: PULAU PARIAH
37 BAB 36: SERANGAN TAK TERDUGA 1
38 BAB 37: SERANGAN TAK TERDUGA 2
39 BAB 38: BOS BARU IGIS
40 BAB 39: RIO DAN GINA
41 BAB 40: SURAT YANG MENGUBAH SEGALANYA
42 BAB 41: GAIRAH
43 BAB 42: PERSIAPAN KEBERANGKATAN
44 BAB 43: KEMBALI
45 INFO
46 BAB 44: REUNI
Episodes

Updated 46 Episodes

1
YUHU
2
BAB 1: WANITA PENOLONG
3
BAB 2: HILANGNYA SANG NENEK
4
BAB 3: PERBURUAN DIMULAI!
5
BAB 4: PERTEMUAN DENGAN HERMAN
6
BAB 5: CANGGUNG
7
BAB 6: TENTANG FARHAN DAN PEMBURU
8
BAB 7: SI PIRANG YANG PANDAI MENGGUNAKAN KAKI
9
BAB 8: TUAN PUTRI
10
BAB 9: LITTLE TALISSE LODGE
11
BAB 10: SAHABAT
12
BAB 11: TAWARAN PUN DITERIMA!
13
BAB 12: MATA TOMBAK
14
BAB 13: PERTEMUAN TERAKHIR
15
BAB 14: PERASAAN YANG TERPENDAM
16
BAB 15: SERANGAN ISKRA
17
BAB 16: NAGA DAN KSATRIA
18
BAB 17: FYODOR AVRAAM
19
BAB 18: THE ASSASIN DAN PRIA ASIA
20
BAB 19: SELAMAT DATANG DI VOLGOGRAD
21
BAB 20: MALAM TERAKHIR
22
BAB 21: SANG RAJA YANG MELEPASKAN MAHKOTANYA
23
BAB 22: AKU DI MANA?
24
BAB 23: PENJARA BLACK MAMBA
25
BAB 24: SAHABAT BARU
26
BAB 25: DUA EKSEKUTIF BERGERAK
27
BAB 26: PEMBALASAN IGIS 1
28
BAB 27: PEMBALASAN IGIS 2
29
BAB 28: KEHEBOHAN
30
BAB 29: JADIKAN AKU MURIDMU
31
BAB 30: PENYERANGAN DI STREMYASCHIYSYA
32
BAB 31: KODE KEHORMATAN DAN LAHIRNYA BOS MAFIA
33
BAB 32: ISKRA VS. IGIS 1
34
BAB 33: ISKRA VS. IGIS 2
35
BAB 34: PENYUSUP?
36
BAB 35: PULAU PARIAH
37
BAB 36: SERANGAN TAK TERDUGA 1
38
BAB 37: SERANGAN TAK TERDUGA 2
39
BAB 38: BOS BARU IGIS
40
BAB 39: RIO DAN GINA
41
BAB 40: SURAT YANG MENGUBAH SEGALANYA
42
BAB 41: GAIRAH
43
BAB 42: PERSIAPAN KEBERANGKATAN
44
BAB 43: KEMBALI
45
INFO
46
BAB 44: REUNI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!