5 hari kemudian.
TADULAKO Bells Hotel (TBH), sebuah hotel bintang 6 yang terletak di kota ini, memiliki reputasi yang luar biasa. Meskipun setiap hotel punya ciri khasnya sendiri, TBH mengklaim bahwa ia adalah yang terbaik di antara hotel-hotel bintang 6 lainnya, dan menjadi favorit para pengusaha serta tokoh-tokoh penting pemerintahan.
Beberapa bulan yang lalu, TBH menyambut seorang tamu khusus, Duta Besar Rusia, yang menghabiskan dua malamnya di salah satu kamar VIP hotel karena memiliki agenda pertemuan dengan pemerintah daerah.
Pertemuan ini membahas berbagai hal penting, termasuk pembangunan jembatan dan rencana kerjasama dengan pemerintah Rusia untuk membangun jalur kereta api sebagai sarana transportasi penghubung antar kota.
Dalam atmosfer mewah yang disajikan TBH, Duta Besar Rusia merasakan kenyamanan dan kemewahan yang diinginkannya. Fasilitas hotel yang lengkap, layanan yang memuaskan, dan lokasi strategis membuat TBH menjadi pilihan terbaik bagi tamu-tamu yang ingin menikmati pengalaman menginap yang tak terlupakan.
Dengan ketinggian mencapai 257 meter dan memiliki 52 lantai, hotel ini menyuguhkan kesan mewah dan eksklusif yang tak tertandingi. Tak heran jika hotel ini digadang-gadang sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia bahkan dunia.
Jerambah hotel yang luas memancarkan cahaya yang indah di malam hari, dan suasana ramai terlihat di lobi. Sejumlah pria berpakaian hitam tampak sedang mengelilingi seorang pria Rusia tinggi dan kekar bernama Fyodor Avraam, yang dikawal menuju lobi hotel.
Masyarakat dan wartawan sekitar berbondong-bondong mengerumuni Avraam dan melontarkan banyak pertanyaan kepadanya. Beberapa orang bahkan berusaha mendekat dan menyentuhnya.
Avraam, di sisi lain, terlihat tenang sembari tersenyum tipis, seakan sudah terbiasa dengan perhatian yang diberikan kepadanya.
Di tengah keramaian, dia melangkah dengan mantap menuju lobi hotel yang mewah. Para pengawalnya terus memperhatikan situasi sekitar, siap untuk bertindak jika diperlukan.
"I do apologize, I get tired guys, we can have an interview next time," ujarnya pada wartawan menggunakan bahasa Inggris dengan aksen khas Rusia-nya.
Fyodor Avraam, mantan juara dunia Mixed Martial Arts (MMA) kelas berat, tidak pernah membayangkan bahwa dia masih begitu terkenal setelah beberapa tahun berhenti dari kompetisi. Namun, saat melihat antusiasme penggemarnya yang masih membara, dia menyadari bahwa aksinya di atas ring memang tidak terlupakan.
Avraam merasa bangga dengan sambutan yang luar biasa ini. Meskipun sekarang dia lebih memilih meniti karir baru sebagai bisnisman, dia tak pernah melupakan masa-masa kejayaannya di atas octagon.
Beberapa hari yang lalu, sebagai direktur di Stremyaschiysya yang berada di bawah naungan Perun Group, dia diminta oleh Nona Florentina untuk menjemput seseorang atas permintaan kawan lamanya. Hal ini memang bukan yang pertama kali. Dalam beberapa tahun terakhir, temannya itu sering mengirimkan anak-anak muda berbakat untuk dilatih. Biasanya tugas penjemputan ini dilakukan oleh anak buahnya, namun kali ini dia berinisisiatif untuk melakukannya sendiri.
Avraam tidak begitu peduli dengan alasan mengapa temannya mengirimkan anak-anak itu, tetapi Avraam puas dengan penampilan dan performa mereka di atas ring Stremyaschiysya. Sebab pertarungan hebat mereka saat itu selalu menjadi tontonan yang paling ditunggu-tunggu di Stremyaschiysya, sampai membuat Stremyaschiysya mendapatkan banyak keuntungan. Dia berharap bahwa kiriman kali ini sama bagusnya.
Setelah menyelesaikan proses check-in, dia lalu berjalan menuju ruangannya dengan langkah cepat. Dalam perjalanan, dia memperhatikan sekelilingnya, mengagumi keindahan arsitektur hotel yang megah dan menawan.
Sesampainya di depan pintu kamar, dia memasukkan kunci dan membuka pintunya dengan hati-hati. Namun, ruangannya sangat gelap.
Apa ini termasuk ciri khas hotel? Atau ini bagian dari program hemat energi yang belakangan pemerintah dunia sering gembar-gemborkan?
Apapun itu dia merasa ada yang mencurigakan dengan kamar ini. Insting petarungnya tidak pernah salah. Dia pun meminta ketiga pengawalnya untuk menunggu di luar. Jika memang ada yang berani macam-macam dengannya, maka dia sendiri lah yang akan membunuhnya.
Mereka mencari masalah dengan orang yang salah, pikirnya.
Dia kemudian menutup pintu lalu perlahan melangkah ke bagian tengah kamar. Dia membiarkan situasi kamar tersebut gelap. Dia berpikir itu bukan masalah besar untuk seorang yang berpengalaman seperti dirinya.
Tiba-tiba seseorang yang berpakaian gelap menyerang lehernya dengan sebuah belati. Avraam dengan mudah menghindari serangan tiba-tiba tersebut. Dia mencoba untuk melihat wajah pria itu, namun sia-sia karena ruangan yang gelap.
Tanpa memberikan kesempatan untuk saling memperkenalkan diri, Avraam dan penyerangnya pun saling melancarkan serangan lainnya. Pria misterius itu meluncurkan serangkaian pukulan cepat dan akurat, namun Avraam dengan mudah menghindari dan memblokir setiap serangan dengan gerakan gesitnya.
Avraam lalu membalas serangannya. Dia bergerak dengan kecepatan yang luar biasa, melancarkan serangkaian tendangan dan pukulan yang sangat berbahaya karena semuanya di arahkan ke titik-titik vital lawannya. Namun, pria misterius itu tidak menyerah begitu saja. Dengan pisau yang dipegangnya, dia berhasil memblokir serangan balasan itu dan bahkan mencoba untuk menusuk Avraam di perut dan dadanya.
Keduanya pun terus saling menyerang dan bertahan, bergulat dalam bilik gelap itu. Suara pukulan dan tendangan terdengar menggelegar, bersamaan dengan deru nafas yang semakin cepat dan berat. Keduanya sama-sama mengandalkan kecepatan, keahlian bela diri, dan insting bertahan hidup. Sampai pada akhirnya, keduanya saling memukul wajah dengan sangat keras sampai membuat mereka berdua terpukul mundur.
Gerakan ini!
Avraam merasa mengenal gerakan pria misterius itu. Tidak banyak lawan yang pernah bertarung dengannya yang mampu membuatnya terkesan, namun beberapa dari mereka bisa membuat Avraam mengingat dan mengakui mereka.
Untuk memastikan apakah kecurigaannya itu benar, dia pun segera menyalakan lampu kamarnya.
Seluruh ruangan menjadi jelas karena terangnya lampu gantung kamar VIP itu. Sementara wajah pria misterius pun mulai menampakkan dirinya.
"Ded Vasya!" Ujar Avraam dengan wajah terkejut.
"Sudah lama ya, Avraam. Dan kau sama sekali belum menumpul," sahut Pak Herman tersenyum dalam Bahasa Rusia.
"Kau juga. Pantas saja aku seperti mengenal gerakan itu, hahaha."
Mereka pun saling berpelukan sebagai kawan lama.
"Yo, itu sambutan yang luar biasa kawan!"
Begitulah pertemuan yang menegangkan antara kedua mantan petarung bintang di ring Stremyaschiysya itu terjadi. Herman mengundang Avraam agar besok datang di penjamuan yang sudah dia siapkan sebelum mereka membicarakan bisnisnya.
"Tentu saja, kawan," ujar Avraam yang tak bisa melepaskan senyumnya karena reuni yang tak terduga itu, "Tapi aku harap, yang satu ini sama berbakatnya dengan kandidat sebelumnya, bila perlu lebih daripada itu."
"Seperti biasa, percaya lah padaku," jawab Herman sambil menepuk bahu sahabat lamanya yang kekar itu.
...***...
"Jadi dia selanjutnya?" Tanya Avraam.
"Ya, kali ini dia," jawab Pak Herman.
Farhan hanya duduk menunduk di ruang kerja Pak Herman. Sekarang adalah hari keberangkatan dan ini pertama kali dia melihat secara langsung seorang pria Rusia.
Dia diberitahu bahwa yang akan menemaninya adalah Avraam. Tapi situasi ini sedikit sesak, karena pria Rusia itu tampak menyeramkan. Badan yang berotot dan matanya yang tajam dan gelap seperti obsidian, seolah mengintimidasi siapa saja yang berani memandangnya.
Avraam menatap Farhan dengan tatapan tajam, menganalisis pria yang akan dibawanya ke tempat di mana para monster dibesarkan.
"Hei, kiddo, how old are you?" Tanya Avraam dengan suara tenang.
Farhan tidak begitu terkejut dengan pertanyaan tersebut. Meskipun nilai bahasa Inggris-nya tidak sempurna, tetapi untuk pertanyaan dan percakapan dasar setidaknya Farhan cukup percaya diri dengan kemampuannya.
"Twenty three, Mister," jawab Farhan dengan suara kaku dan aksen khas Indonesia.
"Hmm." Avraam terus memperhatikan Farhan dengan seksama. Matanya melirik dari ujung kaki hingga ke kepala, lalu kembali lagi.
Dari segi fisik, bocah ini tidak begitu menonjol, tapi tubuh yang tampak rapuh dan lemahnya bisa jadi keunggulan untuk mengecoh lawannya. Sayangnya, selain itu tidak ada lagi. Jejak latihan bela diri di otot dan postur tubuhnya pun tidak ada. Dia benar-benar kertas kosong, pikir Avraam.
Wajah Avraam tampak sedikit kecewa. Sebagai orang yang berpengalaman dalam pertarungan, menilai kekuatan dan keunggulan seseorang adalah keahliannya.
Avraam menatap Pak Herman dengan tatapan tajam. Dengan bahasa Rusia, dia menanyakan keraguan yang membayangi pikirannya.
"Kau yakin?" tanyanya, suaranya penuh keraguan.
Pak Herman tersenyum, mengabaikan ketidakpercayaan Avraam, "Apa aku pernah berbohong? Apa mataku pernah salah?" Jawabnya dengan percaya diri.
Avraam menghela nafas. Dia tak bisa mengabaikan kemampuan sahabat lamanya dalam menemukan bakat-bakat muda. Ded Vasya, begitu orang memanggilnya, bukanlah julukan sembarangan; itu dibuktikan dengan begitu banyak talenta muda yang dia pilih dan dia kirimkan ke Rusia.
Meskipun masih dalam perasaan bimbang, Avraam akhirnya menyerah. Jika Herman sudah memutuskannya, maka itulah yang terbaik. Seperti yang selalu dia lakukan sebelumnya, Avraam akan mempercayainya sepenuhnya.
"Baiklah," katanya akhirnya, "Kami akan berangkat malam ini."
Pak Herman mengangguk, senyumnya semakin melebar.
"Apa kau sudah menyiapkan barang-barangmu?"
"Udah, Pak,"
"Bagus. Kau punya waktu beberapa jam lagi. Jadi bersiap lah."
Farhan mengangguk. Dia lalu melihat ke arah Avraam.
Aku bakal sama orang itu?
Farhan mendengar di perjalanannya bahwa Avraam adalah petarung dengan bakat alami. Beberapa tahun yang lalu dia adalah mega bintang MMA kelas berat namun sekarang dia adalah seorang pebisnis ulung.
Itu terdengar sedikit aneh untuknya. Gimana caranya dia berurusan dengan kliennya dengan tubuh dan wajah yang serem kayak gitu? Tanya Farhan dalam hati.
Namun yang tidak Farhan sadari adalah bahwa bisnis yang sedang dijalankan oleh Avraam bukan lah bisnis seperti yang dia bayangkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Ummu Kalsum
🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉
2023-04-14
0