Part 4

"Kenapa manajermu menelepon aku?" tanya Annora seraya menunjukkan layar ke suaminya.

Quirinus mengedikkan bahu, tapi dijawab juga olehnya. "Aku meminta seluruh jadwal hari ini dibatalkan dan reschedule saja, lalu ku matikan ponsel." Ia mengambil alih alat komunikasi tersebut dan menyentuh logo bulat berwarna merah untuk menolak.

"Loh ... kenapa?"

"Aku ingin menghabiskan waktu seharian bersamamu." Quirinus merubah posisi duduk hingga berada tepat di sebelah Annora. Sengaja, supaya bisa memeluk wanita itu dengan leluasa. "Hari ini adalah first anniversary kita. Jadi, aku mau dua puluh empat jam hanya bersamamu, menuruti semua yang kau inginkan tanpa bayang-bayang pekerjaan. Waktuku untukmu semua," jelasnya kemudian sembari menyisiri rambut halus istri menggunakan jemari.

Annora menatap pria itu dengan binar trenyuh, mengusap rahang tegas Quirinus. "Ku rasa memang tak pernah salah memilihmu sejak awal. Kau selalu menaruh namaku menjadi prioritas utama."

"Jelas. Jika tak ada kau, pasti aku masih terombang ambing di lautan kehidupan tanpa tahu arah tujuan." Quirinus menggenggam tangan Annora yang tadi memberikan usapan pada rahangnya, sedikit ditarik menuju depan bibir, lalu ia labuhkan kecupan di punggung tangan si cantik.

Tiap kali Quirinus mengeluarkan kalimat pujian, Annora selalu tersipu. "Aku tak menyangka kalau pria yang awalnya ku kenal dingin dan acuh, sekarang berubah menjadi sosok sangat manis."

"Hanya denganmu, tak mungkin bersama wanita lain ku perlakukan sama seperti ini." Quirinus sengaja mempertegas kalau perubahan sifatnya hanya berlaku untuk Annora seorang.

"Iya ... percaya, namanya juga Annora si penakhluk Quirinus." Dia mengibaskan rambut panjangnya ke belakang supaya menunjukkan kesan sombong karena berhasil meluluhkan hati pria itu.

Selalu nyaman berada dalam pelukan satu sama lain. Bagi Quirinus, tak ada tempat yang enak kecuali ada Annora. Ia memasukkan jemari ke sela-sela jari sang istri. "Hari ini kau mau apa? Atau pergi ke suatu tempat mungkin? Aku akan menemanimu."

"Em ... sebenarnya aku mau melihat-lihat perlengkapan bayi. Kalau ada yang bagus, sekalian beli."

"Oke, mau keluar sekarang?" tawar Quirinus.

"Ini masih pagi, Sayang. Kau terlalu bersemangat, belum ada toko perlengkapan bayi yang buka." Annora bergeleng kepala sembari mencubit gemas perut berotot sang suami.

"Oh, sorry." Baiklah, Quirinus akan menanti sampai waktunya tiba, ia mendempel terus pada istri. Tidak ada jarak yang bisa memisahkan keduanya.

Tapi, justru dering ponsel Annora kembali membuat wanita itu penasaran dan memilih untuk meraih benda tersebut. "Sepertinya ini penting, manajermu menghubungiku lagi."

"Sudah, jangan diangkat. Libur sehari saja." Quirinus hendak mematikan panggilan tersebut.

Namun, Annora lebih cepat menekan tombol bulat berwarna hijau. "Ya, Frank?" Itu adalah nama manajer suaminya.

"Mrs. Hugo, maaf menghubungimu. Mr. Hugo tidak bisa ditelepon."

"Oke, ada apa?"

"Boleh saya minta tolong sampaikan pada Mr. Hugo?"

"Dia di sampingku, sedang mendengarkan juga. Katakan saja."

"Begini, Mr. Hugo, bisa datang ke lokasi syuting untuk take satu atau tiga scene saja? Sutradara tidak memberimu waktu libur kecuali sakit."

"Kalau begitu, katakan saja aku sakit." Enteng sekali mulut Quirinus berbicara.

Annora langsung mencubit lengan sang suami. "Harus profesional, Sayang. Berangkat, sana."

"Tapi, aku ingin seharian bersamamu."

"Waktu masih panjang, kalau acting bagus dan tak banyak retake, pasti akan cepat selesai." Annora mendorong tubuh suami supaya lekas pergi.

Akhirnya Quirinus mengalah juga. Bukan, lebih tepatnya memang selalu kalah jika berdebat dengan istri. "Oke, kau ikut juga? Supaya kita bisa langsung pergi ketika sudah selesai."

"No, aku belum mandi, dan masih ingin santai," tolak Annora. Ia mengibaskan tangan supaya Quirinus cepat pergi.

"Aku janji akan menyelesaikan pekerjaan dengan cepat." Quirinus melabuhkan ciuman sebelum meninggalkan istri tercinta.

Tak perlu banyak berdandan, Quirinus berangkat ke lokasi syuting hanya menggunakan pakaian santai. Celana pendek dan kaos. Toh di sana juga akan ganti.

Pria itu baru saja sampai dan langsung turun dari mobil. Langkah kaki serta sorot mata hanya tertuju ke depan. Namun, tiba-tiba harus berhenti saat ada seorang wanita menghadang.

"Quirinus, aku ingin bicara denganmu, tentang anak kita." Dia menunjuk seorang bocah yang tengah digandeng.

Terpopuler

Comments

himmy pratama

himmy pratama

ada apa LG dgn perempuan itu

2024-04-23

0

Fenty Dhani

Fenty Dhani

heeemmm apa lagi ini??

2024-01-25

0

Alivaaaa

Alivaaaa

haduh² konflik datang nih 🤦🏻‍♀️
semoga anak itu bukan anaknya Qui 😔

2023-06-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!