Padahal pikiran Quirinus sudah kacau dan membayangkan kalau istrinya marah sampai tidak mau mengangkat telepon dan sengaja mematikan ponsel. Ternyata wanita yang dikhawatirkan baru saja pulas. Dia lega, duduk di tepi ranjang seraya memandangi Annora yang masih mencoba mengumpulkan kepingan-kepingan nyawa.
“Kau sudah pulang? Cepat sekali,” ucap Annora. Setelah dirasa sadar, ia melihat jam di atas nakas.
Quirinus hanya mengangguk. “Aku ingin memastikan sesuatu. Kau sudah melihat berita tentangku hari ini?” Tubuh kekarnya kian bergeser mendekat, hingga memudahkan tangan menjangkau pipi Annora.
“Selesai meeting dan pemotretan, aku langsung tidur, ngantuk sekali. Jadi, belum pegang ponsel,” jelas Annora. “Sebentar, aku lihat dulu. Ponselku ada di tas.” Pantas saja dihubungi tak tahu. Dia hendak merubah posisi untuk turun dari ranjang.
Tapi, Quirinus menggeleng, memberikan pertanda jangan. “Tetaplah di sini. Hari ini aku sangat lelah.”
Annora menaikkan sebelah alis, menelisik raut wajah suami yang memang menunjukkan guratan tak seperti biasanya. Kini lumayan kacau, kusut, dan nampak tidak bahagia. Biasanya, Quirinus selalu menunjukkan kilatan penuh keromantisan jika bersamanya, tapi kali ini entah sedang tertutup apa.
“Ada masalah?” tanya Annora. Menebak saja, tapi jika disimpulkan dari ekspresi suami, sudah pasti jawabannya iya. Benar saja, Quirinus mengangguk.
“Dengan? Wanita itu lagi?” tebak Annora seraya perlahan merubah posisi supaya bisa bersandar di headboard.
“Mungkin sebagian karena itu, sisanya hal lain,” ucap Quirinus diiringi helaan napas bagai orang frustasi.
“Oke ... mau ku peluk? Siapa tahu sedikit meredakan kekacaukan pikiranmu.” Annora merentangkan tangan, memberikan tawaran yang bisa mudah dilakukan oleh seorang istri.
Tanpa pikir panjang, Quirinus mengangguk. Dia melepaskan alas kaki, lalu ikut bergabung naik ke atas ranjang. Memeluk sang istri, mendusel dengan mencari tempat ternyaman yaitu bagian dada.
Berada dalam pelukan Annora seakan mendapatkan sebuah perlindungan dan kekuatan. Quirinus kini sudah menemukan arti sebuah rumah dan keluarga. Ketika dia banyak masalah atau lelah, orang itu yang selalu dipikirkan. Saat senang, juga orang sama yang pertama kali terlintas.
“Kau percaya denganku, kan?” tanya Quirinus secara tiba-tiba.
“Tentu, landasan utama sebuah pernikahan yang kokoh adalah rasa saling percaya. Jika itu tidak ada, maka hubungan setiap orang bisa mudah digoyahkan,” jelas Annora sembari tangan mengusap lembut kepala suami. Dia bagaikan tengah menenangkan bayi besar. Begitulah lelaki kalau sudah menemukan kenyamanan.
Memiliki istri dengan pemikiran dewasa adalah salah satu keuntungan Quirinus. Tapi, tetap saja ada rasa tak enak di hati kalau masalah yang kini menimpa bisa menggoyahkan perasaan Annora.
“Belum mau cerita kenapa kau seperti sedang pusing?”
“Aku akan cerita.”
“Oke, aku dengarkan.”
Quirinus sembari mengusap perut buncit istri, sembari berdoa semoga yang ada di dalam sana baik-baik saja. “Wanita itu mengaku memiliki anak denganku, usianya sudah dua belas tahun. Media sekarang sedang gempar dengan berita itu.”
“Oh ....” Annora tentu santai. Biasalah di dunia hiburan memang begitu. “Mudah, tinggal kita buktikan saja kalau anak itu bukan darah dagingmu. Beres.”
Benar apa kata Annora. Tapi, entah kenapa Quirinus tetap merasa takut kalau anak itu benar hasil perbuatannya. Masa lalu yang suram ternyata tetaplah menjadi bayang-bayang.
“Aku juga lelah, kenapa menjadi seorang artis tak bisa memiliki privasi? Niatku ingin mencari uang saja dengan cara baik,” keluh Quirinus. Sebenarnya dia malu banyak mengeluh dengan istri. Seakan lemah sekali menjadi seorang pria. Tapi, rasa nyaman mengalahkan segalanya. “Kau tidak risih kan jika aku banyak berkeluh kesah?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
himmy pratama
wanita dgn kadar kedewasaan yg tinggi akan dgn mudah mengantisipasi setiap permasalahan dgn kepala dingin..itulah anira
2024-04-24
0
Fenty Dhani
Nora kau is the best
2024-01-25
0
Afika Simaremare
baikkalilah kau annora
2023-08-24
0