Part 16

“Berita?” Kening Quirinus sampai berkerut karena dua alis terangkat akibat bingung oleh pertanyaan mertuanya.

Sejak empat jam yang lalu, Quirinus tidak ada memegang ponsel sedikit pun. Dia ada di lokasi syuting dan tengah melakukan take untuk project film barunya. Tiba-tiba langsung diserbu oleh pertanyaan.

“Buka sosial mediamu!” titah Daddy Danesh.

Quirinus melirik ke arah manajernya karena Frank yang mengelola semua. Dia tidak pernah aktif menggunakan instagram, twitter, dan segala macam. “Frank, memang ada berita apa tentangku?”

Frank meringis seraya mengetikkan sesuatu di layar ponsel. Lalu mengangsurkan untuk diperlihatkan pada Quirinus.

Tangan Quirinus menyambar benda tersebut dan membaca isi beritanya secara seksama. Dari judul saja sudah tak mengenakkan. Tertulis secara tebal dan besar semua dengan kalimat ‘SETELAH DI DEPAN KANTOR MENCIUM ISTRINYA YANG SEDANG HAMIL, QUIRINUS HUGO LANGSUNG MENEMUI WANITA LAIN’ tak hanya itu, masih ada lagi dengan judul ‘TAK DISANGKA, ISTRINYA SEDANG HAMIL BESAR, TERNYATA SEORANG QUIRINUS HUGO MEMILIKI ANAK BERSAMA WANITA LAIN’

Jangan harap sekedar satu atau dua berita. Ada yang lain juga. ‘ARTIS DAN MODEL YANG SEDANG HITS TAHUN INI, QUIRINUS HUGO TERNYATA MENELANTARKAN SEORANG ANAK USIA DUA BELAS TAHUN’ banyak sekali pokoknya, mungkin bisa ada lima atau lebih.

Quirinus mengembalikan ponsel manajernya, lalu ia memijat pelipis yang terasa berdenyut. Semua yang tersebar ada fotonya. Yakin betul kalau itu adalah hasil dari paparazi yang tadi mengikutinya. Ada juga cuplikan video berdurasi lima belas detik saat Audy mengatakan kalau Austin adalah anaknya.

Setelah mendiamkan mertuanya beberapa saat, akhirnya Quirinus baru menjawab. “Hari ini aku memang bertemu wanita itu, sudah izin dengan Annora juga. Aku tidak berselingkuh dari putrimu. Wanita yang ada di berita itu sudah beberapa kali menggangguku dan kini Annora juga mulai dia usik. Jadi, aku hanya ingin memperingatkan dia supaya tak muncul lagi dihadapan kami.”

“Bukan itu yang aku maksud. Tapi, anak. Apa benar kau memiliki anak bersama wanita lain? Mantan klienmu?”

Quirinus mengedikkan bahu walau mertuanya tak bisa melihat itu. “Anaknya sudah besar, mana mungkin aku percaya kalau itu putraku. Dan ... klienku semua sudah tahu konsekuensi jika hamil, maka tak ada tanggung jawab. Mantan pelangganku tidak ada yang miskin, sementara wanita itu memintaku untuk merawat anaknya. Jadi, bisa disimpulkan kalau semua hanya akal-akalan orang yang ingin nama baikku rusak.”

Daddy Danesh mendengarkan seluruh penjelasan tanpa memotong. Barulah ia menanggapi ketika sang menantu telah berhenti bicara. “Besok kau kosong jam berapa?”

“Sebentar, aku tanya manajerku.” Quirinus menatap Frank yang sejak tadi berdiri dan mengamatinya. “Besok aku free jam berapa?”

Frank nampak sibuk dengan iPad khusus menyusun jadwal Quirinus. “Ada jeda waktu antara syuting pagi dan malam. Siang pukul satu sampai lima, kosong.”

Quirinus lalu menyebutkan waktu yang tadi diberi tahu oleh manajernya.

“Oke, temui aku saat kau kosong!” titah Daddy Danesh. Tegas pertanda tidak ada bantahan dan harus dilakukan. Panggilan juga langsung ia akhiri secara sepihak.

Menghembuskan napas seraya menyandarkan kepala ke kursi, Quirinus merasa hari ini lelah sekali. Padahal ia tak mengelola sosial media sendiri, tidak pernah membaca komentar-komentar negatif. Tapi, terkadang istrinya yang selalu melihat.

Quirinus harus menghubungi Annora untuk memastikan apakah wanita itu sudah melihat berita atau belum. Dua kali nada sambung, belum juga diangkat. Namun, ia terus mencoba untuk menelepon.