Part 9

Kejadian seperti itu bukanlah kali pertama bagi Annora. Ia sudah biasa ketika makan di luar dan tiba-tiba ada orang duduk bergabung dan sok kenal padanya. Namanya juga bekerja di dunia entertainment, sudah terkenal pula. Tapi, sekarang terjadi pada sang suami. Jadi, dia yang merasa terganggu pun mengusir secara baik-baik karena Quirinus sedang naik daun, jangan sampai kelakuannya yang bar-bar merusak reputasi.

“Maaf, bisa kau pindah? Tempat duduk di sini masih banyak yang kosong,” ucap Annora. Nada yang dikeluarkan terdengar tegas, ditambah mimik wajah serius memunculkan kesan sangar pada si ibu hamil itu.

Audy, siapa lagi yang akhir-akhir ini merusuh di kehidupan Quirinus kalau bukan wanita itu. Dia menarik sebelah sudut bibir sinis, ditunjukkan pada Annora. “Tidak mau, memangnya kau siapa berani mengusirku.” Memang dasar bernyali banyak, tak ada takutnya menyindir seorang istri sah.

Dua bola Annora langsung berubah membulat, lebih tepatnya melotot. “Annora Gemala Dominique, jangan lupakan tambahan nama terakhirku yang baru, Hugo. Istri dari Quirinus, kenapa?”

“Oh ... hanya istrinya, nanti juga akan ku singkirkan secara perlahan,” ucap Audy. Wajahnya semakin menantang seolah sudah yakin betul kalau ia bisa mengalahkan Annora.

Annora mengepalkan tangan, menahan gejolak emosi yang luar biasa. Ingin rasanya menampar wanita tak dikenal itu, atau menjambak hingga botak juga boleh.

Namun, di bawah meja, Quirinus telah menggenggam tangan istrinya. Memberikan usapan supaya jangan terlalu emosi, kasian ada janin di dalam kandungan.

Daripada keributan semakin diperpanjang, Quirinus mengangkat tangan untuk memanggil karyawan restoran. Dia tidak mau mengotori diri sendiri dengan menyeret paksa Audy.

“Ada yang bisa saya bantu, Tuan?” tanya karyawan restoran itu.

“Tolong usir wanita ini. Kehadirannya di sini sangatlah mengganggu kenyamananku dan istri!” titah Quirinus sembari menunjuk Audy menggunakan kepala yang meneleng sekilas ke arah wanita gila itu.

“Baik, maaf atas ketidaknyamanannya.” Karyawan itu pertama kali memohon dengan halus supaya Audy keluar tanpa diusir kasar.

“Aku juga pelanggan di sini, jangan semena-mena denganku!” tolak Audy, menepis tangan karyawan restoran yang hendak menariknya.

“Kalau mau pesan, silahkan duduk di kursi lain, jangan di sini! Memuakkan!” sentak Annora yang kesabarannya mulai habis.

“Aku maunya makan ditemani suamimu, nanti juga Quirinus akan menjadi milikku juga.” Audy tersenyum dengan sebelah mata berkedip.

Membuat Annora semakin kesal saja. “Heh! Memang kau itu siapa? Jangan mimpi! Kau pikir mudah mendapatkan hati seorang Quirinus Hugo?” Jemarinya sudah terangkat, menunjuk wajah wanita yang membuat dirinya emosi itu.

“Aku? Siapa? Coba tanya suamimu, pasti dia tahu.” Kini pandangan Audy beralih menatap Quirinus.

Kening Annora berubah mengerut. “Kau kenal?” tanyanya pada suami.

Quirinus menjawab dengan kedikan bahu pertanda tidak. Memang dia tak tahu sebenarnya Audy itu siapa. “Beberapa kali dia datang ke lokasi syuting juga, mengacau seperti ini.”

“Oh ....” Annora mengangguk paham. “Ternyata fans gila suamiku.”

“Biar aku seret dia keluar.” Quirinus menggeser kursi ke belakang dan siap berdiri untuk melakukan tugasnya sebagai suami yang harus melindungi istri.

Namun, Annora sudah mencegah. “Jangan,” larangnya. “Sekarang kau sedang banyak diperbincangkan publik. Hal seperti ini bisa merusak reputasimu.”

Quirinus kembali duduk. Annora selalu memikirkan sejauh itu tentang karirnya. Lalu sekarang ada wanita tak waras yang mau menghancurkan semuanya.

“Tunggu apa lagi? Usir dia dari sini!” titah Annora secara tegas.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***