Biasanya sorotan lampu dari media yang membuat mata silau itu tak pernah menimbulkan reaksi apa pun. Tapi, kali ini Quirinus merasa pusing. Mungkin karena masalah yang terjadi menyangkut masa lalu. Segala yang menyangkut kejadian di waktu lampau, pasti berhasil merubah tubuhnya bereaksi negatif.
Quirinus sudah angkat tangan sebagai isyarat kalau ia masih belum bisa berkomentar. Memang sudah satu tahun lebih sedikit menjalani profesi di dunia hiburan, tapi sampai sekarang belum tahu bagaimana cara berbicara ketika ada media. Biasanya selalu Annora yang melakukan. Nampaknya memang sudah ketergantungan dengan istrinya. Dia juga takut salah bicara dan berakibat bisa membuat usaha Annora sia-sia.
“Kenapa tidak mau berkomentar, Mr. Hugo? Berarti semuanya benar?”
“Wah ... tidak menyangka, ternyata pria yang dinilai setia dan mesra dengan istri, memiliki sifat begitu mengerikan.”
“Tega tak bertanggung jawab dengan wanita yang sudah dihamili.”
“Selama dua belas tahun pula.”
“Jangan sebut dirimu lelaki jika menelantarkan anak!”
Sahutan-sahutan itu tak kunjung reda. Nampaknya bukan lagi dari media, tapi juga para penggemar Quirinus yang kecewa hingga rela mendatangi lokasi syuting hanya untuk mengajukan protes tersebut.
Quirinus ingin sekali cepat masuk ke dalam mobil. Tapi, kendaraannya terhalang oleh banya orang. “Boleh tolong minggir? Aku sedang ada urusan penting,” pintanya secara baik-baik.
“Urusan apa? Mau bertemu istrimu atau anakmu yang sudah besar? Atau wanita yang sudah kau campakkan?”
Ada helaan napas pelan tapi sengaja ditekan oleh Quirinus. Padahal ia tak meladeni menggunakan ucapan, tapi terasa sangat lelah. Sampai sekarang belum terbiasa kalau urusan seorang artis diusik masalah kehidupan pribadinya oleh orang lain. Itu sangatlah mengganggu. Dia butuh hal-hal yang memang harus dirahasiakan, bukan semua konsumsi publik.
“Maaf, biarkan Mr. Hugo jalan ke mobilnya!”
Tiba-tiba ada empat orang pria yang membelah kerumunan. Mereka langsung membuat beteng untuk melindungi Quirinus.
Quirinus yang tak tahu siapa mereka pun mengerutkan kening. Tapi, saat salah satu memberi tahu, barulah ia paham kalau itu adalah bodyguard yang dikirim oleh Annora.
Ternyata memang Quirinus butuh pengawal supaya bisa mudah menghindari paparazi dan media. Buktinya, sekarang ia bisa masuk ke mobil dan melajukan kendaraan tanpa harus terhalang oleh kerumunan orang-orang. Jasa Annora tak akan pernah dilupakan sepanjang masa.
Kendaraan roda empat itu melaju menuju perusahaan istri. Hari sudah lumayan redup saat perjalanan.
Quirinus memberhentikan asal di depan gedung tersebut, memberikan kunci pada security supaya dibenarkan. Dia berjalan tergesa-gesa menuju lift. Masa bodoh dengan tatapan karyawan kantor istri yang menatap penuh tanya—mereka hendak pulang. Annora lebih penting karena tak ada kabar dan tidak bisa dihubungi sampai sekarang.
Kebetulan sekali berpapasan dengan sekretaris sang istri. Quirinus pun mengajukan pertanyaan untuk memastikan. “Annora masih di ruangannya?”
“Masih, Tuan.”
Tanpa pikir panjang, langkah lebar Quirinus membawanya hingga mendorong pintu dan masuk ke dalam. Mengedarkan pandangan di seluruh isinya, tapi tak melihat batang hidung dan wujud wanita tercinta.
Quirinus yakin kalau Annora belum pulang. Tas masih ada di atas meja. Jadi, dia memutuskan untuk melihat ke dalam ruang istirahat yang menyatu dengan ruang kerja. Membuka pintu lain.
Betapa leganya Quirinus saat mendapati wajah bangun tidur istri tercinta. Annora sedang mengucek mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
himmy pratama
andrenalin.. nampaknya anora GK ada pengaruh dgn berita itu
2024-04-24
0
Fenty Dhani
tegang rasanya...senam jantung...takut terjadi apa² dengan nora
2024-01-25
0
Alivaaaa
aku ikut deg degan dan bernafas lega setelah Qui ketemu Annora
2023-06-28
1