Hari Pertama jadi Mantu

"Selamat pagi semuanya," sapa Ayra menyambut anggota keluarga yang sudah muncul di ruang makan. Senyum cantiknya melengkung indah di wajah.

Pagi ini, Ayra bangun pagi. Selain karena tidak bisa tidur, disebabkan badannya yang sakit tidur di sofa sempit, Ayra juga memang sudah terbiasa bangun cepat.

Ayra, gadis cantik dan hobby masak. Dia akan mendapatkan ketenangan jika sudah berada di dapur, mulai meracik masakan atau membuat adonan untuk membuat kue. Dalam hal membuat kue akhirnya jagonya.

Impian gadis itu tidak muluk-muluk, karena dia sadar bahwa ayahnya tidak mampu memuliakannya, Ayra bermimpi memiliki toko roti sendiri yang di dalamnya dia bisa mendesain ruangan yang nyaman dan indah, serta menjadi baker sendiri.

"Selamat pagi, Sayang. Kamu cepat sekali bangun," jawab Dito membalas sapaan menantunya dengan senyum ceria. Melihat Ayra pria itu bisa memuaskan rasa rindunya pada orang tua gadis itu, sekaligus menebus rasa bersalahnya yang sudah terlambat mencari Heri.

"Aku selalu bangun pagi, Om," sahut Ayra kembali tersenyum.

Maya yang juga bersama Dito yang memandang sini ke arah Ayra, lalu menarik kursi di sebelah kanan Dito.

"Suamimu mana?" lanjut Dito membalikkan piringnya.

Ayra hampir kebingungan menjawab pertanyaan Dito, dia lupa kalau dirinya sudah bersuami.

"Maksud Om, Dewa?"

"Siapa lagi? Iya, Dewa, suami kamu," jawab Dito tertawa renyah.

"Hehehe, lupa Om. Masih tidur di kam-"

"Ijah... Ijah!" teriak Maya yang memotong kalimat Ayra. Dia merasa tersisihkan karena mereka berdua saja yang menguasai pembicaraan di meja makan itu tanpa menganggapnya, walaupun sebenarnya dia sendiri tidak sudi untuk ikut dalam pembicaraan mereka.

"Iya, Bu?" Ijah datang tergopoh-gopoh dari arah dapur. Ayra menebak, dari gelagat Maya sejak tadi, seperti wanita itu pasti akan mempertanyakan mengenai hidangan yang tersaji di atas meja. Dan dugaan yang tepat.

"Ini makanan apa? Mana roti? Kenapa banyak makanan berat? Tumben kamu buat nasi goreng, ini banyak banget lauk sama sayur," celoteh Maya, dan niatnya untuk menghentikan basa-basi suaminya dengan mantu yang tidak akan dia akui itu akhirnya berhasil dihentikannya.

"Enak... kamu kenapa baru ini buat nasi goreng seenak ini, Jah," sambar Dito yang ternyata sudah mulai mencicipi makanan itu.

"Iya, benar, Pa. Enak banget ternyata," sambung Maya. Kini dia sudah bisa mengambil perhatian suaminya.

"Benarkah, Pak, Bu? Syukurlah kalau Bapak dan Ibu suka. Neng Ayra yang buat. Pagi-pagi tadi sudah bangun, bantuin bibi masak di dapur," jawab Ijah menunduk memberi hormat ke arah Ayra, karena sudah membantunya pagi ini.

Ijah sama sekali tidak menyangka kalau majikan barunya itu ternyata ringan tangan. Baru satu hari menjadi mantu di keluarga ini, sudah mau turun ke dapur dan menyiapkan sarapan untuk keluarga. Setidaknya pekerjaan Ijah semakin ringan karena keberadaan Ayra di rumah ini.

"Peh! Asin... masakan apa ini. Kamu itu ya Jah, kamu tahu kalau setiap pagi saya itu sarapan roti. Kenapa masakan kampung ini bisa ada di atas meja!" umpat Maya melepeh nasi goreng yang sudah masuk ke dalam mulutnya. Untuk sendokan kedua kali malah.

Ijah terkejut, begitu pun dengan Dito. Jelas-jelas tadi istrinya itu bilang kalau makanan itu enak.

Ayra justru ingin tertawa terbahak-bahak, tapi ditahannya. Dia membuang muka ke samping, menyembunyikan tawanya dengan menutup mulutnya dengan menempelkan ke lengannya. Maya mendelik ke arahnya, tahu kalau dirinya lah yang ditertawakan oleh sang mantu.

"Dewa, kamu mau sarapan, Nak? Ijah, cepat siapkan roti bakar untuk Dewa," Maya bergegas mengambilkan piring untuk Dewa.

"Gak usah, Ma. Aku makan nasi goreng ini aja," jawab Dewa sudah menyendok ke piring bahkan ke mulut sebelum sempat mendengar Maya melarangnya.

"Enak, Bi," ucap Dewa mengangkat jempolnya ke arah Ijah. Namun, dengan cepat pelayan itu menunjuk ke arah Ayra yang sedang asyik mengunyah sarapannya.

Wajah Dewa jadi memerah. Dia kalah malu karena mengakui enak masakan musuhnya. Sedikitpun dia tidak berani melihat ke depan, takut berlaga pandang dengan Ayra. Kan bisa bahaya!

Dito dan Dewa akhirnya pamit untuk pergi ke kantor. Walau mereka bekerja di gedung yang berbeda tapi tetap saja satu induk perusahaan.

Usaha Dito yang berkembang pesat dan kini sangat maju memiliki anak perusahaan lebih dari lima. Salah satunya yang dipimpin oleh Dewa.

Sebelum menawarkan pada Dewa, tentu saja Dito sudah lebih dulu memberikannya kepada Egi, tapi putra sulungnya itu menolak dengan tegas. Dengan alasan ingin mengembangkan bakatnya dalam industri film, akhirnya Dito mengalah.

Egi adalah sutradara dari banyak judul film terkenal, yang sudah banyak dinikmati masyarakat tapi tidak satupun yang mengenal bagaimana sosok Egi, karena pria itu tidak pernah mau tampil di depan umum. Bahkan saat menerima penghargaan, Egi tidak pernah datang dan selalu diwakilkan oleh asistennya.

"Sudah cukup kau melambai seperti orang gila!" hardik Maya yang menatap jijik pada Ayra, bisa-bisanya tanpa tahu malu, gadis itu ikut mengantar Dewa dan Dito berangkat kerja hingga masuk ke dalam mobil. Bahkan sampai kedua mobil mewah itu menghilang, Ayra dengan tampang polosnya terus melambai.

"Sekarang, pergi temui pak Tejo, segera bersihkan pekarangan rumah. Terpenting tugas kamu hari ini membersihkan semua tanaman saya yang ada di rumah kaca yang ada di belakang rumah ini!" perintah Maya mulai menunjukkan taringnya.

"Memangnya, kita gak punya tulang kebun, Bu?"

"Jangan banyak tanya. Mulai hari ini, kamu yang akan mengurus kebun dan pekarangan. Aku sudah memberhentikannya!"

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

dasar mertua lampir, ngk, tau. diri dr tempat sampah injak marmer jadi. kaget

2025-03-31

0

nctzen💋

nctzen💋

jangann jahat jahat Bu sadar diri yg nyonya itu ayra km yg numpang idup,,,yg menjijikan itu km bukan ayra,,,😏😏😏😒

2023-04-05

0

Siti Fatimah

Siti Fatimah

peperangan di mulai hahaha Arya kamu bisa kuat dan jangan lupa siapkan senjata mu untuk melawan musuh²mu 👍 , berharap semua kembali pada tempatnya dulu sebelum ayahnya dewa bertemu ayahnya Ayra biar itu orang ² sombong sadar bahwa semuanya hanya pemberian yg mau memberi 🙏

2023-04-05

0

lihat semua
Episodes
1 Rencana Pernikahan
2 Tinggal Satu Atap
3 Sampah yang dipungut
4 Hari Pertama jadi Mantu
5 Tanyakan pada Ibumu
6 Penolong
7 Ternyata Kamu!
8 Lo Istri Gue
9 Pemotretan
10 Penyesalan
11 Masuk Bui
12 Pelukan Tak Sadar
13 Sentuhan Pertama
14 Anak Pembangkang
15 Kejujuran Egi
16 Demam Buat Khawatir
17 Kenapa Harus Melihat mu
18 Penghuni Baru Stok Lama
19 Permintaan Dewa
20 Permintaan Yang Mustahil
21 Kursus Masak
22 Semakin Terpikat
23 Aku Minta Maaf
24 Siasat Maya
25 Perhatian Dewa
26 Izin Suami
27 Suami Pencemburu
28 Pertolongan Egi
29 Jadi Bintang Iklan
30 Resah dan Gelisah
31 Tidak Takut Lagi
32 Kisah Kelam Egi
33 Melampaui Batas
34 Ingin Bercerai Atau Tidak?
35 Bukan Pengemis Cinta
36 Angkat Kaki Dari Rumah Mertua
37 Ciuman Paksa
38 Mengintai
39 Kabar Perceraian
40 Partner Kerja
41 Sidang Pertama
42 Grand Opening
43 Pelanggan Pertama
44 Pembagian Harta
45 Baku Hantam
46 Kecupan Saat Tidur
47 Donor Darah
48 Saling Jujur
49 Dukungan Dito
50 Sulitnya Berkata Jujur
51 Masuk Bui
52 Biarkan Aku memelukmu Sebentar Lagi
53 Jawaban Rasa penasaran
54 Jujur Membuat Hati Lebih Tenang
55 Memohon Pada Egi
56 Membujuk Ayra
57 Pengorbanan Ayra
58 Kita Putus
59 Penyesalan datang Terlambat
60 Rencana Pernikahan
61 Ah, Rindu!
62 Bisa Membuatmu Cinta Padaku
63 Penolakan di Pagi Hari
64 Dimana Dewa?
65 Perkenalan
66 Menuntut Hak Sebagai Suami
67 Enjoy Your Life
68 Gadis Asing
69 Dua Orang Asing
70 Menunaikan Kewajiban Sebagai Istri
71 Rasa Bersalah
72 Mengangkat Anak
73 Masih Tetap Merindukan mu
74 Rasa Sakit Ditinggalkan
75 Hanya Sekedar Teman
76 Solusi Dari Mahen
77 Ajakan Menikah
78 Menikah Siri
79 Ketahuan Berselingkuh
80 Melabrak Selingkuhan
81 Vina Terjatuh
82 Tinggal Bersama
83 Apa Kabar, Ayra?
84 Ketahuan
85 Ceraikan Ayra!
86 Pengakuan Egi
87 Permintaan Maaf
88 Harus Berpisah
89 Harapan Untuk Bahagia
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Rencana Pernikahan
2
Tinggal Satu Atap
3
Sampah yang dipungut
4
Hari Pertama jadi Mantu
5
Tanyakan pada Ibumu
6
Penolong
7
Ternyata Kamu!
8
Lo Istri Gue
9
Pemotretan
10
Penyesalan
11
Masuk Bui
12
Pelukan Tak Sadar
13
Sentuhan Pertama
14
Anak Pembangkang
15
Kejujuran Egi
16
Demam Buat Khawatir
17
Kenapa Harus Melihat mu
18
Penghuni Baru Stok Lama
19
Permintaan Dewa
20
Permintaan Yang Mustahil
21
Kursus Masak
22
Semakin Terpikat
23
Aku Minta Maaf
24
Siasat Maya
25
Perhatian Dewa
26
Izin Suami
27
Suami Pencemburu
28
Pertolongan Egi
29
Jadi Bintang Iklan
30
Resah dan Gelisah
31
Tidak Takut Lagi
32
Kisah Kelam Egi
33
Melampaui Batas
34
Ingin Bercerai Atau Tidak?
35
Bukan Pengemis Cinta
36
Angkat Kaki Dari Rumah Mertua
37
Ciuman Paksa
38
Mengintai
39
Kabar Perceraian
40
Partner Kerja
41
Sidang Pertama
42
Grand Opening
43
Pelanggan Pertama
44
Pembagian Harta
45
Baku Hantam
46
Kecupan Saat Tidur
47
Donor Darah
48
Saling Jujur
49
Dukungan Dito
50
Sulitnya Berkata Jujur
51
Masuk Bui
52
Biarkan Aku memelukmu Sebentar Lagi
53
Jawaban Rasa penasaran
54
Jujur Membuat Hati Lebih Tenang
55
Memohon Pada Egi
56
Membujuk Ayra
57
Pengorbanan Ayra
58
Kita Putus
59
Penyesalan datang Terlambat
60
Rencana Pernikahan
61
Ah, Rindu!
62
Bisa Membuatmu Cinta Padaku
63
Penolakan di Pagi Hari
64
Dimana Dewa?
65
Perkenalan
66
Menuntut Hak Sebagai Suami
67
Enjoy Your Life
68
Gadis Asing
69
Dua Orang Asing
70
Menunaikan Kewajiban Sebagai Istri
71
Rasa Bersalah
72
Mengangkat Anak
73
Masih Tetap Merindukan mu
74
Rasa Sakit Ditinggalkan
75
Hanya Sekedar Teman
76
Solusi Dari Mahen
77
Ajakan Menikah
78
Menikah Siri
79
Ketahuan Berselingkuh
80
Melabrak Selingkuhan
81
Vina Terjatuh
82
Tinggal Bersama
83
Apa Kabar, Ayra?
84
Ketahuan
85
Ceraikan Ayra!
86
Pengakuan Egi
87
Permintaan Maaf
88
Harus Berpisah
89
Harapan Untuk Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!