Lo Istri Gue

Walau terkejut atas suara besar Dewa yang menghardik mereka, kedatangan Dito di belakang Dewa yang paling mengejutkan Maya. Dia baru sadar kalau putranya itu melakukan hal itu karena ingin menyelamatkannya dari amukan suaminya karena sudah menyiksa Ayra.

"Ada apa ini? Kenapa kalian di luar?" tanya Dito yang ikut pulang siang ini. Keduanya akan berangkat ke luar negeri urusan bisnis yang mendesak, jadi harus pulang ke rumah mempersiapkan semua yang dibutuhkan, karena malam ini langsung berangkat.

"Oh, kalian udah pulang, Mas. Ini kamu baru pulang dari pasar, pinggangku sakit karena membawa barang ini, dan meletakkan di sini," ucap Maya salah pilih jawaban.

"Kamu ke pasar? Tumben, biasanya kamu gak pernah mau ke tempat kotor seperti itu. Terus kenapa yang terdengar seperti kamu meneriaki nama Ayra?"

Maya mulai kebingungan harus jawab apa. "Oh, itu karena Ayra aku panggil untuk mengangkat ini, tapi gak datang juga, baru lah setelah meneriakinya cukup keras, dia baru keluar," jawabnya penuh yakin.

Bola mata Ayra membulat menatap wajah Maya. "Sungguh, wanita rubah!" batinnya geleng kepala yang sempat ditangkap oleh Dewa.

Pria itu tidak mau memperpanjang masalah itu. Dia bisa mengetahui kalau ibunya sudah berbohong, jadi memilih untuk membawa barang belanjaan itu masuk. "Kau masih di situ? Bantu aku menyiapkan barang ku. Malam ini aku mau berangkat ke Singapore," ucap Dewa menoleh ke samping, melihat pada Ayra yang masih melihat pada Maya.

Ayra kemudian tersadar, lalu mengikuti langkah Dewa. Dari belakang dia bisa melihat tubuh tinggi tegap pria itu. Wajar, pria itu sangat menggilai olah raga. Hampir tiap malam Ayra mendengar feedback suara musik yang tertahan dari dalam ruangan itu.

"Eh, maaf," ucap Ayra yang tanpa sadar menubruk tubuh Dewa yang tiba-tiba berhenti mendadak. Pikiran kotornya membuatnya tidak fokus. Apa isi pikirannya saat itu? Biarlah itu rahasia Ayra saja.

"Apa mata lo udah gak berfungsi, sampe jalan nabrak gue?" ucap Dewa memutar tubuh setelah meletakkan belanjaan di atas meja. Dalam plastik belanjaan dia melihat ponsel butut Ayra, dugaannya tepat, gadis itu lah yang tadi belanja ke pasar. Ibunya hanya berbohong demi tidak dimarahi ayahnya.

"Dih, kan aku udah bilang sorry!" jawab Ayra ketus. Padahal dia baru memuji tubuh pria itu, dan mencoba membayangkan... Ah, sudahlah, hanya akan menambah dosa.

Ayra gadis normal, penyuka pria tampan, seperti Dewa. Ayra belum pernah pacaran, walau sudah pernah menyukai anak pak lurah di desanya, tapi ya gitu, cuma cinta dalam hati. Jadi, wajar, kala bertemu dengan sosok tampan Dewa, pikiran nakal mulai aktif kembali.

"Udah, Lo ikut gue," ucapnya meninggalkan dapur. Lagi-lagi Ayra menurut, dan dipertengahan jalan dia baru sadar, kenapa dia menurut pada Dewa, dia kan bukan istri yang baik, jadi untuk apa?

"Ambil koper gue, bantu masukkan keperluan gue selama tiga hari di Singapura," ucap Dewa.

"Kenapa harus aku bantu? Kerjain aja sendiri!" Ayra memilih duduk di sofa sekaligus tempat tidurnya.

"Lo itu istri gue, wajar kalau Lo bantuin gue siap-siap," sambut Dewa. Dia tahu ini akan panjang, tapi tidak apa dia punya waktu melayani Ayra.

"Istri? Kok geli ya? Baru sekarang kamu mengakui aku sebagai istri? Pas packing aja? Kamu gak ingat hari kita nikah, kamu malah ngancam buat hidupku kayak di neraka dan itu udah terkabul. Ini tiba-tiba bilang aku ini istri kamu? Memangnya kamu pernah ngasih tanggung jawab kamu sebagai suami? Apa aku mendapatkan hak ku sebagai istri?" umpat Ayra masih duduk santai. Kalau untuk mendebat Dewa, dia bisa lakukan, berbeda dengan Maya, wanita itu terlalu tua untuk dilawan. Namun, siapa yang tahu kalau suatu hari Ayra sudah tidak tahan akan sikap wanita itu, mungkin saja dia juga akan melawannya.

"Ternyata kau punya lidah setajam silet ya!" Dewa tersenyum sini ke arah Ayra, berdiri tegak di depan gadis itu, sambil melipat tangan di dada.

"Baru tahu? Jadi, jangan macam-macam denganku!"

Dewa malas mendebat, dia mengalah. Mengambil koper dari atas lemari, lalu mulai memasukkan satu persatu pakaian dan peralatan yang sudah dia tumpuk di atas ranjang. Ini kali pertama dia bepergian ke luar negeri urusan bisnis dan harus mengurus keperluan sendiri, kalau dulu ibunya yang membantu. Ingin meminta bantuan Maya, tapi wanita itu pasti sedang mengurus keperluan ayah nya.

Dewa hampir melempar koper itu beserta isinya yang menggunung. Sebenarnya bawaannya tidak banyak, hanya karena tidak disusun dengan baik, koper itu tidak bisa ditutup. Tidak mungkin dia mengganti dengan koper lebih besar, dia hanya tiga hari di sana.

Tidak tahan melihat Dewa yang terus memaksa barangnya untuk bisa masuk, Ayra bangkit dan ikut membantu. Tanpa berkata apapun, dia mengeluarkan kembali semua barang yang ada di dalam koper itu, lalu menyusun satu per satu.

Dewa terhenyak, dia mundur, memberi ruang pada Ayra untuk menyusun satu persatu barang itu hingga bisa masuk semua. Tiba giliran menyusun pakaian dalam Dewa, Ayra merasa kikuk, terlebih pria itu memperhatikannya.

"Eheem.. sudah," ucapnya mundur. "Tinggal kau tutup saja," lanjutnya kembali ke sofa dengan wajah memerah.

Dewa tidak menjawab, bahkan membahayakan terima kasih pun tidak.

***

Pukul enam sore, Dito Dewa sudah bersiap ke bandara. Maya dan Ayra ikut mengantar mereka. Kalau bisa Ayra ingin memilih di kamar saja. Dia masih kesal bertemu Maya, walau itu salahnya. Pinggangnya masih sakit diplintir Maya karena tidak jadi membeli nasi merah, bahkan menghilangkan uangnya.

Namun, Ayra tahu Dito akan mencarinya, jadi Ayra memilih turun. "Kamu baik-baik di rumah ya, Ay. Om sama Dewa pergi cuma tiga hari," ucap Dito mengusap puncak kepalanya penuh kasih sayang. Dewa melihat adegan itu, dan memutar bola mata menatap jengah. Dia heran, mengapa ayahnya itu begitu sayang pada Ay. Memperlakukannya gadis itu sangat lembut dan istimewa. Bahkan demi Ayra, Dito sampai berani memarahi Maya, padahal dulu jarang sekali berkata dengan suara besar pada ibunya.

"Iya, Om, hati-hati ya," ucap Ayra tersenyum. Dewa muak, segera pergi lebih dulu ke dalam mobil. Sempat pikiran buruk bersarang dalam pikirannya, kalau ayahnya punya hutang budi pada keluarga Ayra, tapi itu tidak mungkin, mereka saja orang kampung yang miskin.

Setelah mobil keluar dari gerbang, Ayra bergerak cepat menuju kamarnya sebelum Maya mengatakan sesuatu padanya. Lebih baik menghindari wanita itu, demi keselamatannya.

Begitu menutup pintu kamar dan menguncinya, Ayra tersenyum memandangi ranjang kosong yang rapi. "Welcome to Heaven!" decaknya dengan senyum melengkung di bibir. Tiga hari ke depan, dia akan memanjakan tubuhnya dengan tidur di ranjang empuk.

Baru akan menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang, Ayra melihat catatan kecil di atas nakas.

'Jangan pake bantal gue, awas iler lu nempel di sana!'

"Dasar suami ******!" umpatnya meremas kertas itu.

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

kabur mintakerjaan sm Egi, kan sama2 ngk. tau siapa ini lah. 🤭

2025-03-31

0

Wirda Wati

Wirda Wati

bagusnya cerai aja

2025-01-23

0

Siti Fatimah

Siti Fatimah

masih berharap Ayra putus jodohnya dengan dewa enggak tau enggak suka Ayra jadi istri dewa sombong yg jelas tidak suka SM anak Maya dua²nya ....

2023-04-10

0

lihat semua
Episodes
1 Rencana Pernikahan
2 Tinggal Satu Atap
3 Sampah yang dipungut
4 Hari Pertama jadi Mantu
5 Tanyakan pada Ibumu
6 Penolong
7 Ternyata Kamu!
8 Lo Istri Gue
9 Pemotretan
10 Penyesalan
11 Masuk Bui
12 Pelukan Tak Sadar
13 Sentuhan Pertama
14 Anak Pembangkang
15 Kejujuran Egi
16 Demam Buat Khawatir
17 Kenapa Harus Melihat mu
18 Penghuni Baru Stok Lama
19 Permintaan Dewa
20 Permintaan Yang Mustahil
21 Kursus Masak
22 Semakin Terpikat
23 Aku Minta Maaf
24 Siasat Maya
25 Perhatian Dewa
26 Izin Suami
27 Suami Pencemburu
28 Pertolongan Egi
29 Jadi Bintang Iklan
30 Resah dan Gelisah
31 Tidak Takut Lagi
32 Kisah Kelam Egi
33 Melampaui Batas
34 Ingin Bercerai Atau Tidak?
35 Bukan Pengemis Cinta
36 Angkat Kaki Dari Rumah Mertua
37 Ciuman Paksa
38 Mengintai
39 Kabar Perceraian
40 Partner Kerja
41 Sidang Pertama
42 Grand Opening
43 Pelanggan Pertama
44 Pembagian Harta
45 Baku Hantam
46 Kecupan Saat Tidur
47 Donor Darah
48 Saling Jujur
49 Dukungan Dito
50 Sulitnya Berkata Jujur
51 Masuk Bui
52 Biarkan Aku memelukmu Sebentar Lagi
53 Jawaban Rasa penasaran
54 Jujur Membuat Hati Lebih Tenang
55 Memohon Pada Egi
56 Membujuk Ayra
57 Pengorbanan Ayra
58 Kita Putus
59 Penyesalan datang Terlambat
60 Rencana Pernikahan
61 Ah, Rindu!
62 Bisa Membuatmu Cinta Padaku
63 Penolakan di Pagi Hari
64 Dimana Dewa?
65 Perkenalan
66 Menuntut Hak Sebagai Suami
67 Enjoy Your Life
68 Gadis Asing
69 Dua Orang Asing
70 Menunaikan Kewajiban Sebagai Istri
71 Rasa Bersalah
72 Mengangkat Anak
73 Masih Tetap Merindukan mu
74 Rasa Sakit Ditinggalkan
75 Hanya Sekedar Teman
76 Solusi Dari Mahen
77 Ajakan Menikah
78 Menikah Siri
79 Ketahuan Berselingkuh
80 Melabrak Selingkuhan
81 Vina Terjatuh
82 Tinggal Bersama
83 Apa Kabar, Ayra?
84 Ketahuan
85 Ceraikan Ayra!
86 Pengakuan Egi
87 Permintaan Maaf
88 Harus Berpisah
89 Harapan Untuk Bahagia
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Rencana Pernikahan
2
Tinggal Satu Atap
3
Sampah yang dipungut
4
Hari Pertama jadi Mantu
5
Tanyakan pada Ibumu
6
Penolong
7
Ternyata Kamu!
8
Lo Istri Gue
9
Pemotretan
10
Penyesalan
11
Masuk Bui
12
Pelukan Tak Sadar
13
Sentuhan Pertama
14
Anak Pembangkang
15
Kejujuran Egi
16
Demam Buat Khawatir
17
Kenapa Harus Melihat mu
18
Penghuni Baru Stok Lama
19
Permintaan Dewa
20
Permintaan Yang Mustahil
21
Kursus Masak
22
Semakin Terpikat
23
Aku Minta Maaf
24
Siasat Maya
25
Perhatian Dewa
26
Izin Suami
27
Suami Pencemburu
28
Pertolongan Egi
29
Jadi Bintang Iklan
30
Resah dan Gelisah
31
Tidak Takut Lagi
32
Kisah Kelam Egi
33
Melampaui Batas
34
Ingin Bercerai Atau Tidak?
35
Bukan Pengemis Cinta
36
Angkat Kaki Dari Rumah Mertua
37
Ciuman Paksa
38
Mengintai
39
Kabar Perceraian
40
Partner Kerja
41
Sidang Pertama
42
Grand Opening
43
Pelanggan Pertama
44
Pembagian Harta
45
Baku Hantam
46
Kecupan Saat Tidur
47
Donor Darah
48
Saling Jujur
49
Dukungan Dito
50
Sulitnya Berkata Jujur
51
Masuk Bui
52
Biarkan Aku memelukmu Sebentar Lagi
53
Jawaban Rasa penasaran
54
Jujur Membuat Hati Lebih Tenang
55
Memohon Pada Egi
56
Membujuk Ayra
57
Pengorbanan Ayra
58
Kita Putus
59
Penyesalan datang Terlambat
60
Rencana Pernikahan
61
Ah, Rindu!
62
Bisa Membuatmu Cinta Padaku
63
Penolakan di Pagi Hari
64
Dimana Dewa?
65
Perkenalan
66
Menuntut Hak Sebagai Suami
67
Enjoy Your Life
68
Gadis Asing
69
Dua Orang Asing
70
Menunaikan Kewajiban Sebagai Istri
71
Rasa Bersalah
72
Mengangkat Anak
73
Masih Tetap Merindukan mu
74
Rasa Sakit Ditinggalkan
75
Hanya Sekedar Teman
76
Solusi Dari Mahen
77
Ajakan Menikah
78
Menikah Siri
79
Ketahuan Berselingkuh
80
Melabrak Selingkuhan
81
Vina Terjatuh
82
Tinggal Bersama
83
Apa Kabar, Ayra?
84
Ketahuan
85
Ceraikan Ayra!
86
Pengakuan Egi
87
Permintaan Maaf
88
Harus Berpisah
89
Harapan Untuk Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!