Hal pertama yang dilakukan oleh Egi sesaat setelah sampai di depan rumah mewah itu adalah tertawa terbahak-bahak, dan mengalihkan pandangannya ke arah Ayra yang bersiap turun dari mobil.
"Kenapa? Kok kamu tertawa?" tanya Ayra menaikkan satu alisnya melihat tingkah Egi yang dianggap Ayra sedikit agak lain.
"Kamu tinggal di sini?"
"Iya, kenapa? Kamu kenal sama yang punya rumah ini?" Ayra tidak jadi membuka pintu, fokusnya kini menunggu jawaban Egi.
"Katakan'lah begitu. Kamu... Kenapa bisa tinggal di sini? Kamu siapa?" tanya Egi penasaran. Dia tidak tahu kalau di rumah itu ada member baru. Tidak mungkin kan kalau gadis itu...
"Kamu siapa mereka?" Egi semakin penasaran. Jantungnya tiba-tiba semakin cepat berdetak.
"Pelayan. Gak lihat disuruh ke pasar?" jawab Ayra menarik sudut bibirnya ke atas. Egi hanya manggut-manggut. "Makasih untuk tumpangannya," lanjut Ayra turun dari mobil, sedikit pun tidak punya niat untuk menawarkan Egi untuk mampir.
"Ay, aku bisa minta nomor ponsel mu?" tanya Egi, dia sendiri juga tidak tahu mengapa dia memintanya.
"Untuk apa? Aku gak tertarik padamu," ucap Ayra polos. Dalam benaknya jika ada pria yang modus minta nomor telepon, pasti berharap mendapatkan perhatiannya.
Tawa Egi pecah. Dia tergelitik, hingga air matanya keluar dari sudut mata. Dia semakin menyukai gadis itu akan sikap polosnya. Di perjalanan tadi juga mereka mengobrol, Egi tidak henti-hentinya tertawa. Ayra gadis cerdas, pemberani, unik dan tentu saja sangat cantik. Kecantikan malah sangat alami, tanpa polesan. Terpenting dari semua, gadis itu berbeda dari gadis lain, tidak pasang gaya sok cantik di depannya.
"Aku butuh bantuanmu. Aku seorang sutradara, dan ingin memintamu menjadi model iklan yang akan aku buat bulan ini," terang Egi ingin menghapus perasaan jijik di wajah Ayra. Gadis itu pasti pikir kalau dia adalah penjahat yang ingin membuai gadis-gadis desa sepertinya.
Tepat dugaan Egi, Ayra akan mengeluarkan sorot mata menyelidik. Dia tidak mungkin akan percaya.
"Aku serius, Ay. Aku akan membayar untuk sekali pemotretan. Aku ingin membuat iklan sarung dari kain suatu daerah, dan wajahmu begitu pas dengan karakter yang ingin ku bangun," tukas Egi dengan wajah serius, dia ingin mendapatkan Ayra untuk pemotretan itu. Akhirnya pilihan ke pasar untuk mencari calon modelnya akhirnya berhasil, dengan bertemu dengan Ayra.
Sudah seminggu menugaskan anak buahnya mencari model yang pas, tapi masih belum ketemu. Hingga hari ini dia berinsiatif pergi ke pasar, mencari wajah alami, walau mungkin akan susah mendapatkan di ibukota ini.
"Kamu masih belum percaya?" tanya Egi mengambil ponselnya, lalu menunjukkan beberapa iklan dan juga film yang dia sutradarai.
"Oh, jadi kamu benar-benar sutradara?" ucap Ayra pada akhirnya. Dia mengetahui dua dari beberapa film yang ditunjukkan Egi, sempat dia tonton saat sudah tayang di televisi swasta.
"Sekarang kamu baru percaya? Apa tampang ku seburuk itu?"
Ayra hanya mengangkat bahu sebagai jawaban, lalu mengembangkan senyum nya. Cantik sekali, dan Egi saat itu jatuh cinta. Tapi tentu saja, terlalu dini untuk menyadarinya.
"Jadi, bagaimana? Kamu mau kan? Tolong lah bantu aku. Ini sudah deadline. Nanti kamu juga akan mendapatkan bayaran atas kerja kerasmu," lanjut Egi.
"Bayaran?" tanya Ayra memicingkan sebelah matanya.
"Iya, bayaran. Uangnya bisa kamu pergunakan untuk apapun, beli ponsel, misalnya," lanjut Egi melirik ponsel butut Ayra yang ada di genggaman gadis itu.
"Heeeey, Anak muda! Sekali lagi kamu menghina ponselku-,"
"Oke baik, aku minta maaf. Tapi tolong pertimbangan, Ay. Sekali ini saja," Egi masih terus memelas, berharap Ayra akan bersedia.
"Tapi aku tak bisa keluar dengan bebas. Aku harus bekerja setiap hari," terang Ayra menjelaskan posisinya. Dari wajahnya tampak sudah tertarik dengan tawaran Egi. Selama tinggal di rumah itu, dia tidak mendapatkan uang sepeser pun. Sementara uang tabungannya yang dia bawa dari desa, hanya tinggal beberapa lembar saja, dia ikat dan di simpan di bawah pakaiannya yang ada di koper.
Dia tidak bisa terus begini. Harus ada pemasukan kalau mau bertahan hidup. Bagaimana kalau nanti mertua gilanya itu, dia punya modal untuk bertahan hidup.
"Itu makanya aku minta nomor ponsel mu. Soal jadwal, bisa di atur. Paling hanya makan waktu satu dua jam. Bisa saja pas kamu izin untuk belanja. Gimana?"
Setiap langkah ada resikonya, keputusan pun ada hasil baik dan buruk yang dihasilkannya, jadi Ayra memutuskan untuk mencoba semua kemungkinan yang ada.
"Oke! Aku bersedia."
***
"Dari mana saja kamu?" sambut Maya di depan pintu, berkacak pinggang seperti ingin menelan Ayra.
"Dari pasar, Bu. Kan Ibu yang suruh," jawab Ayra santai. Dia sudah prediksi semua, jadi tidak akan terkejut kalau mertuanya itu akan mengatakan hal seperti itu. Kebiasaan Maya kan selalu membuat hidup orang susah.
"Biadab! Mantu gak berguna! Kamu mau buat aku mati berdiri, ya?" hardik Maya melotot.
"Bu, izinkan aku masuk dulu. Ini belanjanya berat, loh," jawab Ayra yang semakin kesal dengan sikap Maya.
"Kamu ingin dijambak lagi ya? Saya lagi marah, kamu malah minta masuk. Dari mana kamu? Kenapa baru pulang jam segini? Jangan-jangan kamu pacaran sama preman pasar ya? Dasar gatal!"
Ayra sudah mengepal tinjunya, ingin sekali mendaratkan bogem mentah pada wajah Maya, bila perlu menjahit bibir wanita itu dengan benang gelasan.
"Aku belanja, Bu. Membeli semua yang ibu suruh. Lalu pas mau beli beras merah, aku kehilangan uang. Seseorang mengambil uangku, belum lagi ponsel --,"
"Apa? Hilang katamu? Pembohong! Bilang aja kalau uang itu kamu habiskan buat beli makanan, iya 'kan?! Dasar gak becus, disuruh belanja saja gak bisa. Dasar gak berguna! Kamu hanya benalu di rumah ini! Kapan sih kamu sadar dan segera pergi dari sini?"
"Ada apa ini? Kenapa kalian bertengkar di halaman rumah?" tanya Dewa yang baru saja memasuki halaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
kabur Arya mertua sm suami sama aja edan
2025-03-31
0
Wirda Wati
pergi aja dari rumah itu ayra
2025-01-23
0
Siti Fatimah
sepertinya Egi adalah orang yg sama yg telah meninggal kan Ayra di hari pernikahan nya ,, berharapnya sih Ayra tidak berjodoh dengan ke 2 Dito karena yg satu sombong yg satu lagi pengecut jadi ke 2 nya tidak ada yg pantas buat jadi pasangan hidup Ayra yg berani dan baik hatinya 🙏🙏🙏
2023-04-09
1