Permintaan Dewa

Makan malam kali itu berlangsung dengan suasana mencekam. Ayra bisa merasakan aura bermusuhan yang dipancarkan dari dia bersaudara itu.

"Papa senang kamu kembali ke sini. Papa harap, kamu bisa menata hidup mu lebih baik lagi," ucap Dito sepenuh hati. Melihat putra kesayangannya kembali ke rumah tentu saja menjadi kerinduan hatinya yang terkabulkan.

"Kali ini aku akan melakukan apapun yang papa katakan, asal papa mau mengabulkan satu permintaan ku," ucap Dewa melirik ke arah Ayra yang fokus pada makanannya. Dia tidak ingin ikut masuk dalam lingkaran mencekam yang Dewa dan Egi ciptakan.

"Katakan saja," ucap Dito menunggu. Dia penasaran permintaan apa yang diinginkan putranya itu, hingga mampu membuatnya mengalah dan melupakan prinsipnya yang menjadi pertengkaran hebat mereka di tahun-tahun sebelumnya.

"Nanti saja, Papa. Aku tidak ingin mengatakan di sini, pasti banyak yang penasaran nanti," jawabnya mengambil ikan dan meletakkan di atas piringnya.

Maya melirik pada Dewa, tapi reaksi putranya tampan tenang, tidak peduli pada pembicaraan mereka.

Selepas menghabiskan makanannya, Dewa segera pamit lebih dulu tinggalkan meja makan.

"Mengapa cepat sekali? Kau terlihat pucat?" ucap Dito melihat wajah Dewa, sejak tadi diperhatikan, putra keduanya itu memang terlihat lemah dan tidak bersemangat.

"Aku sudah kenyang Papa. Kepalaku sedikit pusing dan ingin beristirahat lebih awal," jawab Dewa segera meninggalkan ruang makan itu.

Ayra mengamati kepergian Dewa. Dia benci pada dirinya karena tidak bisa mengabaikan perasaan pedulinya pada Dewa. Dia begitu mengkhawatirkan pria itu. Ayra ingat selama sakit kemarin Dewa lah yang mengurusnya, bahkan sampai tidak tidur hanya untuk mengganti kain kompres di keningnya.

Dia ingin sekali menyusul Dewa dan membantu pria itu untuk memberikan obat. Dia yakin kalau dia tidak memberikannya langsung ke tangan Dewa, pria itu tidak akan meminum obatnya. Namun, untuk beranjak dia juga merasa segan. Dia harus membereskan meja makan terlebih dahulu dan mencuci alat makan yang mereka gunakan ini.

Bisa saja dia minta bantuan Bi Ijah, tapi lagi-lagi perasaan tidak enak menghinggapinya. Dia sudah terbiasa membantu pelayan itu membersihkan meja makan seusai makan malam dan hal itu akan terus dia lakukan walaupun Bi Ijah selalu mengingatkan bahwa dia tidak punya kewajiban untuk membantu pelayan itu.

"Om juga ingin menyampaikan sesuatu kepadamu Ayra. Om minta setelah makan malam kamu bisa menemui Om di ruang kerja," ucap Dito saat Ayra beranjak membawa piring kotor ke dapur.

Ayra hanya mengangguk, lalu segera pergi dari sana. Terlihat tatapan Maya tidak suka, seolah di rumah itu segala sesuatunya dirahasiakan darinya. Tidak ada yang menganggapnya lagi sebagai Nyonya di rumah itu, yang seharusnya mengetahui apa saja yang terjadi dan apa yang akan dilakukan suaminya.

Kalau sampai Dito memberikan sesuatu kepada Ayra di luar sepengetahuannya, Maya bersumpah akan membuat keributan di rumah tangga mereka. Dia tidak akan mengizinkan gadis kampung itu mendapatkan apapun dari harta mereka.

Maya mengamati Egi dan Dito bersama-sama melangkah menuju ruang kerja suaminya. Rasa penasarannya semakin bergemuruh di hatinya. Ingin sekali segera beranjak mengikuti langkah mereka, mencari tahu apa yang ingin disampaikan Egi kepada suaminya. Namun, dia tidak boleh gegabah, dia akan memberikan selang waktu beberapa menit sampai keduanya mulai berbicara, lalu dengan sigap Maya akan menempelkan telinganya di pintu dan akhirnya mendapatkan informasi yang dia ingin ketahui.

Tepat setelah ruang makan kosong, Maya segera bergegas mendekati pintu ruang kerja suaminya, menempelkan telinga di sana hingga dia bisa mendengar dengan jelas semua pembicaraan ayah dan anak itu.

"Katakan apa yang ingin kau sampaikan?" tanya Dito masuk ke dalam topik. Sejak 10 menit mereka di dalam, keduanya hanya membahas masalah ringan seputar film dan juga pekerjaan yang Egi tekuni saat ini, tetap pada keinginannya, Dito mengharapkan anaknya itu mau meneruskan perusahaan agar dia bisa beristirahat.

Seperti biasa juga, Egi pasti menolak, mengatakan bahwa dia tidak berminat dengan perusahaan ayahnya.

"Lagi pula Papa sudah memberikan kepada anak Papa yang lain. Jadi, untuk apa mengharapkanku untuk mengurus perusahaan itu lagi," jawab Egi menolak dengan halus.

"Perusahaan Papa sudah terlalu banyak, tidak akan mungkin bisa dikelola oleh Dewa sendiri. Kau tahu benar kalau kau anak kesayangan Papa, sangat berharap kau bisa meneruskan tambuk kekuasaan Papa dan semakin membuat perusahaan kita jaya," jawab Dito menepuk punggung Egi, lalu mengambil tempatnya di kursi kebesaran berhadapan dengan Egi yang dipisahkan oleh meja kerja.

Maya yang mendengar hal itu tentu saja mengepal tinjunya. Dia tahu bahwa suaminya terlalu mencintai Egi, dibandingkan dengan Dewa. Maya ingat pada saat dia memberitahu bahwa dirinya hamil, Dito bahkan tega meminta Maya untuk menggugurkan kandungannya karena tidak ingin menyakiti hati ibu Egi yang saat itu sedang sakit.

Tentu saja Maya bukan gadis bodoh. Dia rela untuk tidur dengan Dito selain karena mencintai pria itu juga karena menginginkan kekuasaan di rumah mewah itu. Dia ingin menjadi nyonya sekaligus menguasai harta Dito.

Setelah kelahiran Dewa, Maya semakin berambisi untuk menjadikan putranya sebagai ahli waris, tidak membiarkan Dito lebih memilih Egi sebagai penerusnya.

Sepertinya alam semesta mendengar keinginannya, terbukti tanpa campur tangannya justru Egi yang memang menolak untuk menjadi penerus Dito di perusahaan. Sejak itu, Maya merasa bahwa posisi putranya sudah aman dan nantinya semua harta kekayaan akan jatuh ke tangan Dewa.

Kemunculan Egi kembali ke rumah ini tentu saja mengusik ketenangan Maya. Dia tidak ingin anak yang sudah sempat berhasil dia singkirkan itu kembali dan mengacau semua rencananya.

Namun, lagi-lagi Maya bisa bernapas dengan lega. Dia mendengar penolakan Egi. Setidaknya hal itu membuat Maya tidak perlu menyingkirkan Egi lebih jauh lagi.

"Apapun alasanmu, Papa tetap berharap suatu hari kamu bisa berubah pikiran dan mau meneruskan perusahaan kita. Sekarang, katakan apa yang ingin kau sampaikan dan apa permintaan yang kau inginkan?" ulang Dito menyandarkan punggungnya ke kursi hitam yang empuk.

Egi diam sesaat menimbang kalimat yang akan dia katakan kepada Dito. Dia mencoba menilai wajah Dito, apa yang akan pria itu katakan guna menanggapi permintaan konyolnya.

Ya, dia menyadari permintaannya mungkin mustahil, bahkan hanya persekian persen Dito mau mengabulkan permohonannya itu, tapi walaupun persentasenya hanya 0,001% dia akan mengambil kesempatan itu untuk meminta kepada ayahnya.

"Aku berharap Papa mau mengabulkan permohonanku, karena aku pikir Papa pasti setuju," ucap Egi yang masih memberikan teka-teki kepada Dito.

"Katakanlah, kau membuat Papa semakin penasaran. Apa sebenarnya yang kau inginkan?"

"Sebelumnya aku perlu ingin meminta maaf kepada Papa karena sudah mengecewakan Papa dengan kabur di hari pernikahanku. Aku benar-benar menyesal telah membuat Papa kecewa," ucap Egi menatap wajah ayahnya.

Satu senyum mengembang di bibir Dito, dia begitu terharu oleh penyesalan Egi dan mau meminta maaf kepadanya. Dia bangga kepada Egi yang mau mengakui kesalahannya bahkan menyampaikannya secara langsung kepada Dito.

"Sudahlah, Papa sudah memaafkanmu. Lagi pula sudah berlalu, beruntung adikmu, Dewa mau menggantikan posisimu saat itu. Mungkin kau memang tidak berjodoh dengan Ayra," ucap Dito mengembangkan senyumnya.

"Justru itu Papa, aku ingin Papa mengabulkan permintaanku. Aku mau Papa minta Dewa untuk menceraikan Ayra, agar aku bisa menikahi gadis itu!"

Terpopuler

Comments

Wirda Wati

Wirda Wati

😗😗😗😗

2025-01-23

0

Alanna Th

Alanna Th

😱😱😱

2023-05-10

0

nctzen💋

nctzen💋

tak segampang itu egi emangnya ayra barang yg bisa di over gitu aja!!emangnya pernikahan itu permainan...Dewa posisimu terancamm tapi kok aku suka sih abis gedeg sama s dewa gak bisa lindungi ayra dari emaknya yg gelo

2023-04-22

1

lihat semua
Episodes
1 Rencana Pernikahan
2 Tinggal Satu Atap
3 Sampah yang dipungut
4 Hari Pertama jadi Mantu
5 Tanyakan pada Ibumu
6 Penolong
7 Ternyata Kamu!
8 Lo Istri Gue
9 Pemotretan
10 Penyesalan
11 Masuk Bui
12 Pelukan Tak Sadar
13 Sentuhan Pertama
14 Anak Pembangkang
15 Kejujuran Egi
16 Demam Buat Khawatir
17 Kenapa Harus Melihat mu
18 Penghuni Baru Stok Lama
19 Permintaan Dewa
20 Permintaan Yang Mustahil
21 Kursus Masak
22 Semakin Terpikat
23 Aku Minta Maaf
24 Siasat Maya
25 Perhatian Dewa
26 Izin Suami
27 Suami Pencemburu
28 Pertolongan Egi
29 Jadi Bintang Iklan
30 Resah dan Gelisah
31 Tidak Takut Lagi
32 Kisah Kelam Egi
33 Melampaui Batas
34 Ingin Bercerai Atau Tidak?
35 Bukan Pengemis Cinta
36 Angkat Kaki Dari Rumah Mertua
37 Ciuman Paksa
38 Mengintai
39 Kabar Perceraian
40 Partner Kerja
41 Sidang Pertama
42 Grand Opening
43 Pelanggan Pertama
44 Pembagian Harta
45 Baku Hantam
46 Kecupan Saat Tidur
47 Donor Darah
48 Saling Jujur
49 Dukungan Dito
50 Sulitnya Berkata Jujur
51 Masuk Bui
52 Biarkan Aku memelukmu Sebentar Lagi
53 Jawaban Rasa penasaran
54 Jujur Membuat Hati Lebih Tenang
55 Memohon Pada Egi
56 Membujuk Ayra
57 Pengorbanan Ayra
58 Kita Putus
59 Penyesalan datang Terlambat
60 Rencana Pernikahan
61 Ah, Rindu!
62 Bisa Membuatmu Cinta Padaku
63 Penolakan di Pagi Hari
64 Dimana Dewa?
65 Perkenalan
66 Menuntut Hak Sebagai Suami
67 Enjoy Your Life
68 Gadis Asing
69 Dua Orang Asing
70 Menunaikan Kewajiban Sebagai Istri
71 Rasa Bersalah
72 Mengangkat Anak
73 Masih Tetap Merindukan mu
74 Rasa Sakit Ditinggalkan
75 Hanya Sekedar Teman
76 Solusi Dari Mahen
77 Ajakan Menikah
78 Menikah Siri
79 Ketahuan Berselingkuh
80 Melabrak Selingkuhan
81 Vina Terjatuh
82 Tinggal Bersama
83 Apa Kabar, Ayra?
84 Ketahuan
85 Ceraikan Ayra!
86 Pengakuan Egi
87 Permintaan Maaf
88 Harus Berpisah
89 Harapan Untuk Bahagia
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Rencana Pernikahan
2
Tinggal Satu Atap
3
Sampah yang dipungut
4
Hari Pertama jadi Mantu
5
Tanyakan pada Ibumu
6
Penolong
7
Ternyata Kamu!
8
Lo Istri Gue
9
Pemotretan
10
Penyesalan
11
Masuk Bui
12
Pelukan Tak Sadar
13
Sentuhan Pertama
14
Anak Pembangkang
15
Kejujuran Egi
16
Demam Buat Khawatir
17
Kenapa Harus Melihat mu
18
Penghuni Baru Stok Lama
19
Permintaan Dewa
20
Permintaan Yang Mustahil
21
Kursus Masak
22
Semakin Terpikat
23
Aku Minta Maaf
24
Siasat Maya
25
Perhatian Dewa
26
Izin Suami
27
Suami Pencemburu
28
Pertolongan Egi
29
Jadi Bintang Iklan
30
Resah dan Gelisah
31
Tidak Takut Lagi
32
Kisah Kelam Egi
33
Melampaui Batas
34
Ingin Bercerai Atau Tidak?
35
Bukan Pengemis Cinta
36
Angkat Kaki Dari Rumah Mertua
37
Ciuman Paksa
38
Mengintai
39
Kabar Perceraian
40
Partner Kerja
41
Sidang Pertama
42
Grand Opening
43
Pelanggan Pertama
44
Pembagian Harta
45
Baku Hantam
46
Kecupan Saat Tidur
47
Donor Darah
48
Saling Jujur
49
Dukungan Dito
50
Sulitnya Berkata Jujur
51
Masuk Bui
52
Biarkan Aku memelukmu Sebentar Lagi
53
Jawaban Rasa penasaran
54
Jujur Membuat Hati Lebih Tenang
55
Memohon Pada Egi
56
Membujuk Ayra
57
Pengorbanan Ayra
58
Kita Putus
59
Penyesalan datang Terlambat
60
Rencana Pernikahan
61
Ah, Rindu!
62
Bisa Membuatmu Cinta Padaku
63
Penolakan di Pagi Hari
64
Dimana Dewa?
65
Perkenalan
66
Menuntut Hak Sebagai Suami
67
Enjoy Your Life
68
Gadis Asing
69
Dua Orang Asing
70
Menunaikan Kewajiban Sebagai Istri
71
Rasa Bersalah
72
Mengangkat Anak
73
Masih Tetap Merindukan mu
74
Rasa Sakit Ditinggalkan
75
Hanya Sekedar Teman
76
Solusi Dari Mahen
77
Ajakan Menikah
78
Menikah Siri
79
Ketahuan Berselingkuh
80
Melabrak Selingkuhan
81
Vina Terjatuh
82
Tinggal Bersama
83
Apa Kabar, Ayra?
84
Ketahuan
85
Ceraikan Ayra!
86
Pengakuan Egi
87
Permintaan Maaf
88
Harus Berpisah
89
Harapan Untuk Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!