Sampah yang dipungut

"Itu tempatmu tidur!" umpat Dewa melempar bantal ke wajah Ayra. Gadis itu mendelik kesal, ingin rasanya melempar kembali bantal itu ke wajah pria yang kini sudah jadi suaminya.

Ayra berjalan ke arah sofa yang ditunjuk oleh Dewa. Cukup besar untuk tubuhnya yang langsing. Dia mengalah, dia pendatang baru di sini.

Kembali dia melanjutkan kegiatannya mengeringkan rambutnya. Rasa segar di tubuhnya setidaknya membuat jiwanya yang sempat terbakar bisa kembali adem.

Sejak dari pagi hingga malam ini, dia sudah bisa mempelajari satu persatu karakter orang-orang di rumah itu. Jangan ditanya lagi, mertua dan suaminya sangat membencinya, hanya Dito yang tampak tulus menyayangi dan melindunginya.

Ayra sempat berbincang dengan dua pelayan di dapur, dan bersyukur mereka begitu ramah padanya. Sempat bercerita kalau anggota keluarga ada dua orang lagi yang belum hadir. Pertama Egi, yang dia ketahui saat pernikahannya akan dilangsungkan pagi tadi adalah orang yang harusnya menikah dengannya. Putra sulung keluarga ini, anak kesayangan Dito, dan kedua, ada Oma Tika yang saat ini sedang melakukan perjalanan umroh.

Kalau menurut Tuti dan Jum, Oma adalah ibu Dito, orangnya galak, tegas tapi hatinya baik. Sayangnya dia milih-milih siapa yang dia sukai. Dan info yang terpenting diketahui Ayra, Oma Tika tidak akur dengan Maya.

Setidaknya Ayra satu kubu dengan Oma, dibenci oleh Maya, nyonya rumah itu yang super galak. Walau Dito cukup tegas, tapi biasanya pria itu tidak akan membantah omongan Maya.

Itulah sebabnya, para pelayan heran, mengapa saat perjodohan itu ditentang oleh Maya, Dito tetap bersikeras, ingin mempertahankan keputusannya, hingga banyak barang-barang mahal yang menjadi sasaran, dipecahkan oleh Maya saat mereka berdebat.

"Apa yang kau harapkan dengan pernikahan ini? Apa kau sudah gila? Kau kehilangan akal sehatmu, Mas, seiring dengan penyakit mu!" Salak Maya tanpa nurani. Mengingatkan kembali penyakit serius yang dialami Dito saat ini.

"Kau benar. Anggap saja aku memang sudah gila!" jawabnya singkat. Menatap ke arah jendela kamar mereka.

Kenangan itu muncul lagi. Tidak menyangka setelah puluhan tahun, akhirnya dia mendapatkan kabar dari sahabatnya.

"Katakan padaku, alasan apa sampai kau harus memenuhi keinginan orang miskin yang bahkan sudah meninggal!"

"Jaga lidahmu, May. Hormati sahabatku! Dia itu sahabat sekaligus penolongku!"

Dito kembali teringat masa itu. Kelam dan akan selalu dia ingat sampai menutup mata.

Dia akan berakhir di jalanan bersama anak dan istrinya kalau Heri tidak menolongnya. Tidak memiliki apapun, bahkan terikat hutang yang bertumpuk. Anak-anaknya kelaparan, dan Maya hanya bisa menuntut kala itu.

Dan dari semua yang terburuk, Dito hampir dijebloskan ke penjara karena tidak bisa membayar hutangnya.

Hingga dewa penyelamatnya datang. Heri yang juga sahabat dekat dan teman kuliahnya tanpa sengaja bertemu dengannya. Heri begitu gembira bertemu dengan Dito saat itu di pinggir jalan.

"Aku sudah lama mencarimu! Kemana saja kau?" ucap Heri memeluk Dito kala itu.

"Aku di sini, Her. Aku juga senang bertemu denganmu," jawab Dito terharu. Dia begitu gembira bisa bertemu kembali dengan teman masa kecilnya itu. Namun, raut gembira itu seketika menghilang kala melihat penampilan Heri.

Dito minder. Tentu saja, pakaian lusuhnya sangat berbanding terbalik dengan jas mahal yang dikenakan Heri. Seolah mengerti dengan pikiran sahabatnya itu, Heri mengajak Dito bicara di salah satu cafe, memesan dua cangkir kopi dan mengobrol.

"Aku akan membantumu," putus Heri tersenyum, setelah mendengar semua cerita nestapa Dito.

"A-apa? Maksudmu?" tanya Dito.

"Kau tahu Fly Corp?"

Dito mengangguk dengan cepat. Siapa yang tidak mengetahui perusahaan besar di kota ini.

"Aku akan memberikannya padamu. Kau yang akan mengelola itu," ucap Heri penuh yakin. Tentu saja Dito menganggap itu bercanda, mana mungkin perusahaan sebesar itu dengan entengnya diberikan Heri padanya, yang paling membuatnya tidak percaya, ternyata perusahaan itu milik sahabatnya.

"Aku serius, Dit," lanjut Heri, seolah mengetahui tatapan tidak percaya Dito. "Aku hanya ingin mengurus perusahaanku yang ada di Bandung saja," lanjutnya lagi.

Ah, kenangan itu tidak mungkin terlupakan oleh Dito. Setahun berlalu, dan selama itu mereka masih berkomunikasi. Dito sudah berupaya untuk memberikan sebagian keuntungan perusahaan yang dia pimpin, karena kini sudah semakin berkembang, tapi Heri menolak dengan tegas.

Masuk tahun kedua, Heri semakin susah untuk dihubungi, hingga benar-benar hilang kontak. Dia mencoba mencari tahu dengan berkunjung ke Bandung, dia ingat nama perusahaan Heri, tapi sesampainya di sana perusahaan itu sudah pailit, bahkan gedungnya juga sudah dijual.

Orang yang ditugaskan Dito untuk mencari Heri juga tidak membuahkan hasil, seolah raib ditelan bumi. Firasatnya mengatakan Heri dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.

Hingga waktu terus bergulir, dan mereka benar-benar lose contact.

"Aku masih tidak mengerti, sepenting itu wasiat dari orang lain? Dia bukan siapa-siapa mu!" umpat Maya berteriak histeris.

"Dia bukan orang lain, dia adalah dewa penolong ku. Kalau tidak ada Heri, kau dan anak-anak mu, mungkin saja sudah jadi gembel di jalanan!" umpat Dito membuka pintu kamar lalu menghempaskan dengan kencang.

"Satu hal yang perlu kau ingat, kau mungkin sudah menikah denganku, tapi itu hanya demi permintaan papaku. Bagiku, kau bukan siapa-siapa, tidak berharga dan tidak penting. Jika kita bertemu di luar, jangan menyapa ku dan jangan memberitahu siapapun kalau kita suami istri!" ucap Dewa melipat tangan di dada, berdiri di tengah ruangan kamar, dan tepat di depan Ayra yang masih duduk.

"Kau tenang saja. Jika bagimu pernikahan ini tidak ada artinya, maka hal itu lebih tidak berarti lagi bagiku, tuan!" jawab Ayra tegas, sengaja menekankan kata tuan pada akhir kalimatnya.

Dewa sempat memicingkan matanya, menilai gadis itu yang dia nikahi, selain kampungan, dan juga tidak menarik, ternyata punya sikap liar dan bar-bar.

"Bagus lah kalau kau sadar diri, karena sampai kapan pun, kau hanya sampah yang dipungut ayahku, karena kasihan pada ayahmu. Asal kau tahu, betapa muak nya aku melihat wajahmu. Harapanku malam ini, ketika besok aku bangun, kau sudah menghilang, bagi debu tertiup angin, sama sekali tidak berharga!" hina Dewa sesaat sebelum meninggalkan kamar.

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

Harta yg kalian pakai itu dr PP nya Arya, dasar gembel di angkat pangkat nya belagu. biasa OKB

2025-03-31

0

Aisilia Putri

Aisilia Putri

yang sampah itu km ama keluargamu klo gk di pungut ayahnya ayra km gk bakalan jadi orang kaya

2023-04-13

0

Siti Fatimah

Siti Fatimah

hahaha dewa lucu 😆 sampah ko ngomong sampah 😆 ,, gimana tuh perasaan mu dewa kalau tau ayahnya dulu yg jadi sampah dan di pungut oleh ayahnya yg kau panggil Sampah sekarang ,, berharap sekali kalau karakter ayra kuat dan pintar untuk melawan suami dan ibu mertua sombongnya 🙏🙏🙏

2023-04-04

1

lihat semua
Episodes
1 Rencana Pernikahan
2 Tinggal Satu Atap
3 Sampah yang dipungut
4 Hari Pertama jadi Mantu
5 Tanyakan pada Ibumu
6 Penolong
7 Ternyata Kamu!
8 Lo Istri Gue
9 Pemotretan
10 Penyesalan
11 Masuk Bui
12 Pelukan Tak Sadar
13 Sentuhan Pertama
14 Anak Pembangkang
15 Kejujuran Egi
16 Demam Buat Khawatir
17 Kenapa Harus Melihat mu
18 Penghuni Baru Stok Lama
19 Permintaan Dewa
20 Permintaan Yang Mustahil
21 Kursus Masak
22 Semakin Terpikat
23 Aku Minta Maaf
24 Siasat Maya
25 Perhatian Dewa
26 Izin Suami
27 Suami Pencemburu
28 Pertolongan Egi
29 Jadi Bintang Iklan
30 Resah dan Gelisah
31 Tidak Takut Lagi
32 Kisah Kelam Egi
33 Melampaui Batas
34 Ingin Bercerai Atau Tidak?
35 Bukan Pengemis Cinta
36 Angkat Kaki Dari Rumah Mertua
37 Ciuman Paksa
38 Mengintai
39 Kabar Perceraian
40 Partner Kerja
41 Sidang Pertama
42 Grand Opening
43 Pelanggan Pertama
44 Pembagian Harta
45 Baku Hantam
46 Kecupan Saat Tidur
47 Donor Darah
48 Saling Jujur
49 Dukungan Dito
50 Sulitnya Berkata Jujur
51 Masuk Bui
52 Biarkan Aku memelukmu Sebentar Lagi
53 Jawaban Rasa penasaran
54 Jujur Membuat Hati Lebih Tenang
55 Memohon Pada Egi
56 Membujuk Ayra
57 Pengorbanan Ayra
58 Kita Putus
59 Penyesalan datang Terlambat
60 Rencana Pernikahan
61 Ah, Rindu!
62 Bisa Membuatmu Cinta Padaku
63 Penolakan di Pagi Hari
64 Dimana Dewa?
65 Perkenalan
66 Menuntut Hak Sebagai Suami
67 Enjoy Your Life
68 Gadis Asing
69 Dua Orang Asing
70 Menunaikan Kewajiban Sebagai Istri
71 Rasa Bersalah
72 Mengangkat Anak
73 Masih Tetap Merindukan mu
74 Rasa Sakit Ditinggalkan
75 Hanya Sekedar Teman
76 Solusi Dari Mahen
77 Ajakan Menikah
78 Menikah Siri
79 Ketahuan Berselingkuh
80 Melabrak Selingkuhan
81 Vina Terjatuh
82 Tinggal Bersama
83 Apa Kabar, Ayra?
84 Ketahuan
85 Ceraikan Ayra!
86 Pengakuan Egi
87 Permintaan Maaf
88 Harus Berpisah
89 Harapan Untuk Bahagia
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Rencana Pernikahan
2
Tinggal Satu Atap
3
Sampah yang dipungut
4
Hari Pertama jadi Mantu
5
Tanyakan pada Ibumu
6
Penolong
7
Ternyata Kamu!
8
Lo Istri Gue
9
Pemotretan
10
Penyesalan
11
Masuk Bui
12
Pelukan Tak Sadar
13
Sentuhan Pertama
14
Anak Pembangkang
15
Kejujuran Egi
16
Demam Buat Khawatir
17
Kenapa Harus Melihat mu
18
Penghuni Baru Stok Lama
19
Permintaan Dewa
20
Permintaan Yang Mustahil
21
Kursus Masak
22
Semakin Terpikat
23
Aku Minta Maaf
24
Siasat Maya
25
Perhatian Dewa
26
Izin Suami
27
Suami Pencemburu
28
Pertolongan Egi
29
Jadi Bintang Iklan
30
Resah dan Gelisah
31
Tidak Takut Lagi
32
Kisah Kelam Egi
33
Melampaui Batas
34
Ingin Bercerai Atau Tidak?
35
Bukan Pengemis Cinta
36
Angkat Kaki Dari Rumah Mertua
37
Ciuman Paksa
38
Mengintai
39
Kabar Perceraian
40
Partner Kerja
41
Sidang Pertama
42
Grand Opening
43
Pelanggan Pertama
44
Pembagian Harta
45
Baku Hantam
46
Kecupan Saat Tidur
47
Donor Darah
48
Saling Jujur
49
Dukungan Dito
50
Sulitnya Berkata Jujur
51
Masuk Bui
52
Biarkan Aku memelukmu Sebentar Lagi
53
Jawaban Rasa penasaran
54
Jujur Membuat Hati Lebih Tenang
55
Memohon Pada Egi
56
Membujuk Ayra
57
Pengorbanan Ayra
58
Kita Putus
59
Penyesalan datang Terlambat
60
Rencana Pernikahan
61
Ah, Rindu!
62
Bisa Membuatmu Cinta Padaku
63
Penolakan di Pagi Hari
64
Dimana Dewa?
65
Perkenalan
66
Menuntut Hak Sebagai Suami
67
Enjoy Your Life
68
Gadis Asing
69
Dua Orang Asing
70
Menunaikan Kewajiban Sebagai Istri
71
Rasa Bersalah
72
Mengangkat Anak
73
Masih Tetap Merindukan mu
74
Rasa Sakit Ditinggalkan
75
Hanya Sekedar Teman
76
Solusi Dari Mahen
77
Ajakan Menikah
78
Menikah Siri
79
Ketahuan Berselingkuh
80
Melabrak Selingkuhan
81
Vina Terjatuh
82
Tinggal Bersama
83
Apa Kabar, Ayra?
84
Ketahuan
85
Ceraikan Ayra!
86
Pengakuan Egi
87
Permintaan Maaf
88
Harus Berpisah
89
Harapan Untuk Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!