Pelukan Tak Sadar

Tidak ada yang bisa dilakukan Dewa, gadis itu begitu saja menghambur dalam pelukannya. Menangis hingga membasahi kemeja.

Gadis itu menangis sampai tubuhnya gemetar. Dewa bahkan bisa merasakan ketakutan yang luar biasa pada gadis itu.

"Sudah, jangan menangis lagi. Semua sudah berakhir. Ada aku di sini," bisik Dewa yang dia sendiri tidak mengerti ternyata dia bisa selembut itu bicara dengan seorang wanita.

Keduanya ibarat orang yang tidak saling kenal, menutup mulut hingga sampai ke rumah.

Begitu tiba, kedatangan mereka disambut Dito yang sejak kepergian Dewa hanya mondar-mandir di teras rumah. Begitu melihat mobil Dewa memasuki halaman, Dito segera menyongsong, bahkan setelah mobil itu berhenti, Dito membukakan pintu untuk Ayra.

"Kamu baik-baik saja, Ay? Om minta maaf atas apa yang terjadi padaku, Nak," ucap Dito merasa gagal menjaga Ayra. Dewa menangkap pandangan ayahnya, yang begitu khawatir bahkan riak air mata tampak menggenang di matanya yang mulai keriput.

"Baik, Om," jawab Ayra singkat. Dia ingin menangis lagi karena melihat Dito menangis. Dia datang baik-baik ke rumah ini, dia yang sadar diri tidak disukai oleh nyonya rumah dan anaknya sudah berusaha memberikan pelayanan dan sikap yang baik, tapi apa balasannya? Dia justru dijebloskan ke penjara! Kalau begini, lebih baik dia kembali ke kampung halamannya.

Maya mengintip dari jendela. Dia ketakutan. Suaminya begitu marah padanya karena membuat Ayra sampai di penjara.

"Kau akan menanggung akibatnya! Kalau sampai Ayra terluka, atau trauma karena ulahmu memasukkan nya ke penjara, maka aku akan mengembalikan mu pada keluargamu!" teriak Dito dengan suara lantang, menggelegar hingga menggema di ruangan itu.

"Tapi, Mas, dia memang mencuri. Kalau gak, dari mana dia mendapat uang?" ucap Maya membela diri. Dia yakin kalau gadis itu mencuri, kalau gak, dapat duit dari mana?

"Kau bisa membuktikan? Aku bisa mengecek cctv di rumah ini. Kalau tidak ditemukan bukti Ayra pelakunya, kau bersedia menerima hukuman?"

Sontak wajah Mata memucat. Mana punya dia bukti. Satu-satunya alasan dia menduga gadis itu mencuri karena memiliki ponsel dan juga uang yang banyak.

"Lagi pula, seandainya pun dia memang mencuri, kau juga tidak berhak melaporkannya, karena semua ini miliknya! Kau dengar? Harga ini, uang yang kau hamburkan, fasilitas yang kau nikmati, semua itu milik Ayra!" salak Dito naik pitam. Tidak tahu lagi bagaimana harus mengajar istrinya itu. Sudah cukup dia selama ini selalu diam, menuruti semua keinginan Maya, memberikan apapun yang diminta wanita itu hingga kebablasan dan tidak punya rasa hormat lagi pada suaminya.

Dito menggenggam tangan Ayra mengajaknya masuk ke dalam rumah. Dewa tidak suka menyaksikan hal itu, pikiran buruk pun muncul dalam pikirannya. Mengapa ayahnya begitu perhatian pada Ayra melebihi pada dia yang anak kandungnya? Bahkan ayahnya yang tidak pernah mau memarahi ibunya walau melakukan kesalahan apapun sebelumnya, kini tidak hanya memarahi, bahkan sampai mengancam akan menghukum ibunya.

Kalau Dewa curiga Ayra adalah anak ayahnya, tidak mungkin pria itu bersikeras ingin menikahkan Ayra dengan dirinya. Satu-satunya kemungkinan adalah, sebenarnya ayahnya jatuh cinta pada Ayra!

Maya tidak berani melihat mata Dito kala memasuki rumah. Dengan ekor mata melihat suaminya memegang tangan Ayra.

"Ini kali terakhir kau mencelakai Ayra, May. Aku tidak akan mentolerir sikapmu lagi!" ancam Dito berhadapan dengan istrinya.

Ayra segera pamit ke kamar. Dua hari gak mandi, badannya terasa gatal. Dia baru ingat kalau tadi di kantor polisi, dia memeluk Dewa. Hal yang dilakukan secara spontan, karena begitu sedih dan ketakutan di dalam sana. Dia pikir, hidupnya akan berakhir di penjara. Melihat Dewa, seolah dia melihat malaikat yang akan menyelamatkan.

Dewa menyusul ke kamar setelah melerai pertengkaran kedua orang tuanya. Maya tetap bersikeras kalau Ayra mencuri. Bahkan saking naik pitam, Dito hendak menampar Mata tapi Dewa segera berdiri di tengah.

"Papa jangan keterlaluan. Cukup memarahi Mama, terlebih di depan Ayra. Papa juga harus buat harga diri Mama," ujar Dewa yang sejak tadi diam memperhatikan adu mulut kedua orang tuanya. Dia tidak ingin membela mamanya karena memang salah. Melaporkan Ayra ke polisi bukan bercandaan. Dia masih bisa merasakan ketakutan yang luar biasa pada gadis itu. Namun, dia juga tidak ingin Mama nya dipukul oleh Dito. Jadi, untuk saat ini dia akan membela Maya.

"Kamu mau membela ibumu yang tidak punya hati ini? Kalian pikir masuk sel itu tidak bisa menghancurkan mental Ayra? Kalian mikir apa gak, dia sudah merasa sendirian, dan saat masuk ke rumah ini, kalian justru menganiaya dia?" Dewa kini ikut menjadi sasaran amukan ayahnya.

"Kau harus minta maaf pada Ayra!"

"Aku gak mau, Mas. Aku masih yakin dia mencuri. Kamu tanya aja sendiri, dari mana dia bisa beli ponsel baru, dan juga menyimpan banyak uang di kopernya!" Maya pergi meninggalkan suami dan putranya. Ini kesempatan buatnya melarikan diri. Selagi ada Dewa yang menjadi tamengnya, dia tidak akan tersentuh oleh hukuman Dito.

Begitu memasuki kamar, Dewa mendengar bunyi guyuran air dan juga keran yang menyala. Dewa menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang. Penat. Dia lelah pikiran dan juga tubuhnya.

Samar, hidungnya menangkap wangi menyeruak. Wangi yang menggoda, dan dia mengendus untuk mencari wangi lembut itu. Ada di bantalnya. Kembali diciumnya, dan benar, wangi sampo yang biasa dia cium dari rambut panjang Ayra.

"Gadis itu pasti tidur dengan bantalku!" gumamnya. Bukan marah, dia justru menciumi wangi itu. Aneh, tapi aroma itu membuatnya tenang.

Terdengar suara pintu kamar mandi yang dibuka, spontan Dewa melempar bantal yang sejak tadi dia ciumi lalu tergagap melihat ke arah Ayra yang baru keluar dari kamar mandi, memakai bathrobe dan dengan handuk di tangan mencoba mengeringkan rambutnya yang basah.

Jujur, Dewa terkesima. Dia malu mengakui hal itu, tapi memang itu terjadi. Selama itu mereka menikah, mengapa baru kali ini Dewa melihat sekaligus menyadari kalau istrinya itu sangat cantik. Bahkan... sempurna.

Dibungkus bathrobe itu saja, Dewa bisa membayangkan keindahan tubuh Ayra, belum lagi rambut panjangnya yang basah, dan ujung rambut yang masih memiliki bulir air bening yang siap untuk dikeringkan.

"Apa?" tanya Ayra bingung. Dia melirik ke bawah, bagian dadanya tidak terbuka.

"Lo lama mandinya!" umpat Dewa bangkit dari ranjang, dan segera masuk ke dalam kamar mandi.

Dewa memutar keran, sampai paling ujung agar air yang keluar lebih deras. Dia tidak ingin Ayra mendengar apapun yang sedang dia lakukan.

Sudah berbulan lamanya dia tidak melakukan hal ini, dan bayangan tubuh Ayra mengacaukan pikiran sucinya selama ini. Dewa segera melorotkan celananya, lalu menendang hingga menjauh dari dekat kakinya. Mengambil posisi pas di atas closet, dan mulai menggunakan jurus lima jari demi merenggangkan otot-otot kaku.

Bayangan tubuh mulus dan berlekuk milik Ayra semakin membaut darahnya berdesir, dia butuh pelepasan. Sepintas melintas dalam pikirannya untuk menuntut haknya pada Ayra, tapi itu tidak mungkin, karena dia sudah terlanjur mengatakan membenci gadis itu.

Gerakan tangannya semakin cepat memijit naik turun hingga akhirnya kakinya menjinjit hanya untuk bisa mengeluarkan cairan yang selama ini dia simpan untuk jadi cikal bakal keturunannya.

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

mumpung ada om Dito, permisi keluar dr rmh., anggap aja hbs kontrak pernikahan. dari, pada sakit Hati. mertua Toxic 🤬

2025-03-31

0

Wirda Wati

Wirda Wati

bagus keluar dari rumah itu

2025-01-23

0

Alanna Th

Alanna Th

aq harap ayra tdk trpesona n jth cinta kpd dewa maupun egi! balaskn dendammu thd maya kpd k 2 anaknya, bikin bucin n 'rampas' hartany sbnyk mungkin tuk bekal kabuuur n mandiri jauuuh d tmpt baru 😱😵🙏😫😠😜 maukh othor mwujudknny? 🙏🙏🙏

2023-05-10

1

lihat semua
Episodes
1 Rencana Pernikahan
2 Tinggal Satu Atap
3 Sampah yang dipungut
4 Hari Pertama jadi Mantu
5 Tanyakan pada Ibumu
6 Penolong
7 Ternyata Kamu!
8 Lo Istri Gue
9 Pemotretan
10 Penyesalan
11 Masuk Bui
12 Pelukan Tak Sadar
13 Sentuhan Pertama
14 Anak Pembangkang
15 Kejujuran Egi
16 Demam Buat Khawatir
17 Kenapa Harus Melihat mu
18 Penghuni Baru Stok Lama
19 Permintaan Dewa
20 Permintaan Yang Mustahil
21 Kursus Masak
22 Semakin Terpikat
23 Aku Minta Maaf
24 Siasat Maya
25 Perhatian Dewa
26 Izin Suami
27 Suami Pencemburu
28 Pertolongan Egi
29 Jadi Bintang Iklan
30 Resah dan Gelisah
31 Tidak Takut Lagi
32 Kisah Kelam Egi
33 Melampaui Batas
34 Ingin Bercerai Atau Tidak?
35 Bukan Pengemis Cinta
36 Angkat Kaki Dari Rumah Mertua
37 Ciuman Paksa
38 Mengintai
39 Kabar Perceraian
40 Partner Kerja
41 Sidang Pertama
42 Grand Opening
43 Pelanggan Pertama
44 Pembagian Harta
45 Baku Hantam
46 Kecupan Saat Tidur
47 Donor Darah
48 Saling Jujur
49 Dukungan Dito
50 Sulitnya Berkata Jujur
51 Masuk Bui
52 Biarkan Aku memelukmu Sebentar Lagi
53 Jawaban Rasa penasaran
54 Jujur Membuat Hati Lebih Tenang
55 Memohon Pada Egi
56 Membujuk Ayra
57 Pengorbanan Ayra
58 Kita Putus
59 Penyesalan datang Terlambat
60 Rencana Pernikahan
61 Ah, Rindu!
62 Bisa Membuatmu Cinta Padaku
63 Penolakan di Pagi Hari
64 Dimana Dewa?
65 Perkenalan
66 Menuntut Hak Sebagai Suami
67 Enjoy Your Life
68 Gadis Asing
69 Dua Orang Asing
70 Menunaikan Kewajiban Sebagai Istri
71 Rasa Bersalah
72 Mengangkat Anak
73 Masih Tetap Merindukan mu
74 Rasa Sakit Ditinggalkan
75 Hanya Sekedar Teman
76 Solusi Dari Mahen
77 Ajakan Menikah
78 Menikah Siri
79 Ketahuan Berselingkuh
80 Melabrak Selingkuhan
81 Vina Terjatuh
82 Tinggal Bersama
83 Apa Kabar, Ayra?
84 Ketahuan
85 Ceraikan Ayra!
86 Pengakuan Egi
87 Permintaan Maaf
88 Harus Berpisah
89 Harapan Untuk Bahagia
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Rencana Pernikahan
2
Tinggal Satu Atap
3
Sampah yang dipungut
4
Hari Pertama jadi Mantu
5
Tanyakan pada Ibumu
6
Penolong
7
Ternyata Kamu!
8
Lo Istri Gue
9
Pemotretan
10
Penyesalan
11
Masuk Bui
12
Pelukan Tak Sadar
13
Sentuhan Pertama
14
Anak Pembangkang
15
Kejujuran Egi
16
Demam Buat Khawatir
17
Kenapa Harus Melihat mu
18
Penghuni Baru Stok Lama
19
Permintaan Dewa
20
Permintaan Yang Mustahil
21
Kursus Masak
22
Semakin Terpikat
23
Aku Minta Maaf
24
Siasat Maya
25
Perhatian Dewa
26
Izin Suami
27
Suami Pencemburu
28
Pertolongan Egi
29
Jadi Bintang Iklan
30
Resah dan Gelisah
31
Tidak Takut Lagi
32
Kisah Kelam Egi
33
Melampaui Batas
34
Ingin Bercerai Atau Tidak?
35
Bukan Pengemis Cinta
36
Angkat Kaki Dari Rumah Mertua
37
Ciuman Paksa
38
Mengintai
39
Kabar Perceraian
40
Partner Kerja
41
Sidang Pertama
42
Grand Opening
43
Pelanggan Pertama
44
Pembagian Harta
45
Baku Hantam
46
Kecupan Saat Tidur
47
Donor Darah
48
Saling Jujur
49
Dukungan Dito
50
Sulitnya Berkata Jujur
51
Masuk Bui
52
Biarkan Aku memelukmu Sebentar Lagi
53
Jawaban Rasa penasaran
54
Jujur Membuat Hati Lebih Tenang
55
Memohon Pada Egi
56
Membujuk Ayra
57
Pengorbanan Ayra
58
Kita Putus
59
Penyesalan datang Terlambat
60
Rencana Pernikahan
61
Ah, Rindu!
62
Bisa Membuatmu Cinta Padaku
63
Penolakan di Pagi Hari
64
Dimana Dewa?
65
Perkenalan
66
Menuntut Hak Sebagai Suami
67
Enjoy Your Life
68
Gadis Asing
69
Dua Orang Asing
70
Menunaikan Kewajiban Sebagai Istri
71
Rasa Bersalah
72
Mengangkat Anak
73
Masih Tetap Merindukan mu
74
Rasa Sakit Ditinggalkan
75
Hanya Sekedar Teman
76
Solusi Dari Mahen
77
Ajakan Menikah
78
Menikah Siri
79
Ketahuan Berselingkuh
80
Melabrak Selingkuhan
81
Vina Terjatuh
82
Tinggal Bersama
83
Apa Kabar, Ayra?
84
Ketahuan
85
Ceraikan Ayra!
86
Pengakuan Egi
87
Permintaan Maaf
88
Harus Berpisah
89
Harapan Untuk Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!