Pemotretan

"Tumben rumah sepi jam segini, Bi, Ibu mana?" tanya Ayra saat masuk ke dapur lewat halaman belakang. Rasanya lelah setelah membersihkan pekarangan dan memangkas daun bunga yang sudah mulai mati. Gadis itu mencuci tangannya di wastafel, lalu duduk di salah satu meja makan.

"Ibu arisan sama gengnya. Sekali sebulan, dan biasanya sampe malam," terang Ijah memberi penjelasan, ikut duduk di samping Ayra setelah menyodorkan segelas air sirup Marijan dingin ke depan gadis itu.

"Makasih, Bi. Maaf jadi merepotkan," ucap Ayra basa-basi. Sebenarnya ini yang dia inginkan ditengah dehidrasi yang melandanya.

Saat menikmati minumannya, Ayra teringat sesuatu lalu segera menghabiskan sisa air sirup di dalam gelasnya, membawa gelas kotor itu wastafel dan mencucinya.

"Terima kasih untuk minumannya, Bi," jawab Aira segera berlalu menuju kamarnya. Ini kesempatan baginya, dan tidak akan dia sia-siakan. Kesempatan ini tidak akan datang dua kali, jadi dia harus memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.

Segera Ayra mengambil ponselnya yang ada di bawah bantal lalu menekan nomor yang baru beberapa hari lalu dia masukkan dalam kontak.

"Sial, saat genting begini kenapa pulsanya habis," umpatnya kesal. Lama berpikir, mungkin ada satu cara yang bisa dia gunakan untuk menghubungi Egi.

"Oh iya, kenapa gak aku call me aja dia, ntar kan ditelpon balik," gumamnya segera melaksanakan idenya.

Benar saja tidak beberapa lama Egi sudah menghubunginya kembali.

"Apa tawaranmu masih berlaku? Kalau iya aku bisa hari ini tapi tidak bisa lama mungkin satu atau dua jam," ucap Ayra cepat, tidak ingin buang-buang waktu.

Dia tidak tahu kapan Maya akan pulang jadi lebih baik dia segera menyelesaikan pekerjaannya dan kembali ke rumah itu sebelum monster itu tiba.

Egi menyambut gembira kabar yang diberikan oleh Aira. Pria itu segera mengirimkan alamat yang bisa Ayra tuju. Tanpa basa-basi Ayra segera menutup telepon dan bergegas mengambil handuk untuk mandi.

"Bi, aku izin pergi sebentar ya. Ada yang mau aku cari. Kalau aku belum pulang saat ibu kembali, bilang aja pergi ke pasar sore," tukas Ayra menyatukan telapak tangan di dada, memohon kerja sama Ijah.

Walau tidak tahu ke mana gadis itu akan pergi, tapi Ijah tentu saja mengizinkan Ayra pergi. Gadis itu juga butuh hiburan, butuh mencari udara segar tidak hanya berkutat dengan pekerjaan kasar di rumah ini.

"Iya, Neng, hati-hati di jalan. Jangan khawatir, Bibi akan berusaha menutupi kalau Neng Ayra pergi, tapi Bibi mohon jangan terlalu lama ya, Neng. Kalau bisa kembali sebelum ibu datang," jawab Ijah yang diangguk oleh Ayra.

Dengan ojek online yang dia pesan melalu ponsel Bi Ijah, Ayra berangkat ke tempat yang dikatakan Egi. Dari luar, bangunan itu terlihat lumayan mewah dan elit. Ayra bisa membaca pamflet di depannya, bertuliskan nama Egi dan studio foto.

Ayra bergegas masuk, oleh salah satu front office yang ada di sana mungkin, Egi sudah berpesan kepada mereka untuk segera membawanya ketika sampai di tempat itu, terbukti gadis cantik itu mengajaknya melewati koridor hingga menemukan anak tangga.

"Maaf ya, Mbak. Lift nya lagi rusak pagi tadi, jadi harus naik tangga. Gak papa, kan?" tanya gadis ramah yang di dadanya bertuliskan nama Nisa.

"Gak papa, Mbak. Santai aja," jawab Ayra juga membalas dengan senyuman.

Syukur'lah ruangan kerja Egi berada di lantai dua, jadi tidak terlalu susah payah bertemu dengan pria itu.

"Akhirnya kita bertemu juga," ucap Egi menyambut kedatangan Ayra.

"Tapi aku gak bisa lama. Kalau memang ingin melakukan pemotretan sekarang aja," jawab Ayra. Dia butuh uang, tapi jujur dia juga takut kalau sampai Maya tahu. Jangan sampai wanita itu punya alasan untuk menghukumnya lagi.

"Oke baiklah, aku paham. Awalnya aku mau ngajak bekerja sama untuk sebuah produk dan kamu, aku minta menjadi bintang iklannya tapi ternyata kamu bawa hoki. Salah satu staf yang bekerja di di nas Pariwisata menghubungiku dan memintaku memotret seorang gadis yang wajahnya bisa mewakili kebudayaan kita, dan wajah kamu sangat pas. Jadi hari ini, kita hanya akan melakukan sesi pemotretan. Nanti kamu akan memakai beberapa pakaian adat dari negeri ini. Lalu foto kamu akan dijadikan baliho dan juga akan dipajang di Billboard khusus demi menyambut event besar yang akan diadakan bulan depan," terang Egi dengan begitu bersemangat.

Ayra hanya mengangguk. Toh, dia tidak punya pilihan lain. Dia sudah di sini tidak mungkin membatalkan kerjasama. Duitnya udah habis untuk ongkos, masa iya tidak dapat uang pula.

Jadi, apapun yang akan Egi suruh, dia akan melakukannya dengan cepat agar bisa segera pulang membawa honor yang akan diberikan Egi kepadanya.

Tim rias sudah membawa Ayra ke sebuah ruangan untuk memoles wajah gadis itu dan memakaikan salah satu pakaian adat pada sesi pemotretan yang pertama.

Ayra menatap pantulan wajahnya di cermin. Dia tampak begitu cantik dan memesona. Walaupun dengan riasan tapi kecantikannya terlihat begitu alami, belum lagi pakaian adat itu membuatnya terlihat sangat menawan.

Semua orang yang ada di studio itu menatap kagum kepadanya tidak terkecuali Egi. Pria itu mematung memperhatikan wajah cantik dan mempesona Ayra.

Egi sudah banyak bertemu dengan wanita cantik, mungkin ratusan selama dia bekerja menjadi sutradara sekaligus fotografer. Banyak model yang berhasil melambung namanya berkat hasil arahan tangannya, namun berbeda dengan Ayra, gadis itu seolah sebuah harta karun negeri ini yang tersimpan, tidak terjamah dan baru dia'lah yang menemukannya.

"Mengapa kau menatapku? Apa dandananku terlihat aneh?" tanya Ayra yang kini sudah berdiri di depan Egi.

"Omong kosong! Apanya yang aneh? Bahkan dewi bulan akan malu dan bersembunyi ketika melihat kecantikanmu ini. Kau sempurna," jawab Egi terus terang.

Dia sendiri tidak tahu mengapa terhadap Ayra, dia bisa berbicara dengan santai, dia bisa terbuka bahkan mengungkapkan pikirannya tanpa harus takut apakah lawan bicaranya itu mengerti atau tidak. Kenyataannya, Ayra sangat cerdas, setiap apa yang dikatakan Egi, yang dibahas pria itu, Ayra pasti memahami bahkan memberikan saran dan juga masukan yang menurut Egi sangat masuk akal.

Dua jam pemotretan itu akhirnya rampung. Ayra sudah mengganti pakaiannya dan menghapus riasan yang dia gunakan, lalu kembali menjadi Ayra yang sederhana, tapi memiliki daya tarik yang besar.

"Ini honormu. Aku harap ini cukup dan kamu masih mau melakukan kerjasama denganku," ucap Egi menyerahkan amplop coklat ke tangan Ayra.

Ayra menatap benda itu menggembung dan bisa diprediksi bahwa isinya pasti banyak. Penasaran, Ayra segera membuka isi amplop itu, matanya terbelalak. Tentu saja dia tidak menduga bahwa Egi akan memberikan sebanyak itu. Kesepakatan yang dijanjikan pria itu ingin memberikan honor agar dia bisa mengganti ponselnya yang jadul. Namun kenyataannya, uang yang diberikan pria itu bisa membeli dua ponsel merk terkenal yang di belakangnya terdapat bentuk apel yang digigit.

"Ini terlalu banyak, aku nggak bisa menerima sebanyak ini, hanya untuk pemotretan selama dua jam," ucap Aira. Namun, tidak bisa dipungkiri wajahnya melukiskan kegembiraan.

"Itu hak mu, dan sesuai dengan standar model yang pernah aku foto," jawab Egi.

"Aku bukan model, aku gadis kampung yang hanya kebetulan bernasib baik bertemu dengan pria baik sepertimu," jawabnya mengembangkan senyum yang membuat wajahnya semakin cantik. Dan tahu satu hal yang pasti, Egi jatuh cinta di saat itu juga.

Terpopuler

Comments

Wirda Wati

Wirda Wati

sebaiknya jangan tau Mak lampir.
nanti dibilang mencuri

2025-01-23

0

Siti Fatimah

Siti Fatimah

Thor Ayra punya buku tabungan apapun itu lah pokoknya yg berhubungan dengan bank , jangan sampai Ayra nyimpan uang di rumah takutnya ketahuan nenek sihir tar uang nya di ambil terus Ayra di tuduh mencuri , karena orang jahat sudah pasti pikirannya selalu jahat....

2023-04-11

2

nctzen💋

nctzen💋

jatuh cinta sama calon istri yang km tinggalkan sebelum akad abanggg,,stlah tau kbenarannya km bakalan nyesel dehhh😎😎😎

2023-04-11

1

lihat semua
Episodes
1 Rencana Pernikahan
2 Tinggal Satu Atap
3 Sampah yang dipungut
4 Hari Pertama jadi Mantu
5 Tanyakan pada Ibumu
6 Penolong
7 Ternyata Kamu!
8 Lo Istri Gue
9 Pemotretan
10 Penyesalan
11 Masuk Bui
12 Pelukan Tak Sadar
13 Sentuhan Pertama
14 Anak Pembangkang
15 Kejujuran Egi
16 Demam Buat Khawatir
17 Kenapa Harus Melihat mu
18 Penghuni Baru Stok Lama
19 Permintaan Dewa
20 Permintaan Yang Mustahil
21 Kursus Masak
22 Semakin Terpikat
23 Aku Minta Maaf
24 Siasat Maya
25 Perhatian Dewa
26 Izin Suami
27 Suami Pencemburu
28 Pertolongan Egi
29 Jadi Bintang Iklan
30 Resah dan Gelisah
31 Tidak Takut Lagi
32 Kisah Kelam Egi
33 Melampaui Batas
34 Ingin Bercerai Atau Tidak?
35 Bukan Pengemis Cinta
36 Angkat Kaki Dari Rumah Mertua
37 Ciuman Paksa
38 Mengintai
39 Kabar Perceraian
40 Partner Kerja
41 Sidang Pertama
42 Grand Opening
43 Pelanggan Pertama
44 Pembagian Harta
45 Baku Hantam
46 Kecupan Saat Tidur
47 Donor Darah
48 Saling Jujur
49 Dukungan Dito
50 Sulitnya Berkata Jujur
51 Masuk Bui
52 Biarkan Aku memelukmu Sebentar Lagi
53 Jawaban Rasa penasaran
54 Jujur Membuat Hati Lebih Tenang
55 Memohon Pada Egi
56 Membujuk Ayra
57 Pengorbanan Ayra
58 Kita Putus
59 Penyesalan datang Terlambat
60 Rencana Pernikahan
61 Ah, Rindu!
62 Bisa Membuatmu Cinta Padaku
63 Penolakan di Pagi Hari
64 Dimana Dewa?
65 Perkenalan
66 Menuntut Hak Sebagai Suami
67 Enjoy Your Life
68 Gadis Asing
69 Dua Orang Asing
70 Menunaikan Kewajiban Sebagai Istri
71 Rasa Bersalah
72 Mengangkat Anak
73 Masih Tetap Merindukan mu
74 Rasa Sakit Ditinggalkan
75 Hanya Sekedar Teman
76 Solusi Dari Mahen
77 Ajakan Menikah
78 Menikah Siri
79 Ketahuan Berselingkuh
80 Melabrak Selingkuhan
81 Vina Terjatuh
82 Tinggal Bersama
83 Apa Kabar, Ayra?
84 Ketahuan
85 Ceraikan Ayra!
86 Pengakuan Egi
87 Permintaan Maaf
88 Harus Berpisah
89 Harapan Untuk Bahagia
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Rencana Pernikahan
2
Tinggal Satu Atap
3
Sampah yang dipungut
4
Hari Pertama jadi Mantu
5
Tanyakan pada Ibumu
6
Penolong
7
Ternyata Kamu!
8
Lo Istri Gue
9
Pemotretan
10
Penyesalan
11
Masuk Bui
12
Pelukan Tak Sadar
13
Sentuhan Pertama
14
Anak Pembangkang
15
Kejujuran Egi
16
Demam Buat Khawatir
17
Kenapa Harus Melihat mu
18
Penghuni Baru Stok Lama
19
Permintaan Dewa
20
Permintaan Yang Mustahil
21
Kursus Masak
22
Semakin Terpikat
23
Aku Minta Maaf
24
Siasat Maya
25
Perhatian Dewa
26
Izin Suami
27
Suami Pencemburu
28
Pertolongan Egi
29
Jadi Bintang Iklan
30
Resah dan Gelisah
31
Tidak Takut Lagi
32
Kisah Kelam Egi
33
Melampaui Batas
34
Ingin Bercerai Atau Tidak?
35
Bukan Pengemis Cinta
36
Angkat Kaki Dari Rumah Mertua
37
Ciuman Paksa
38
Mengintai
39
Kabar Perceraian
40
Partner Kerja
41
Sidang Pertama
42
Grand Opening
43
Pelanggan Pertama
44
Pembagian Harta
45
Baku Hantam
46
Kecupan Saat Tidur
47
Donor Darah
48
Saling Jujur
49
Dukungan Dito
50
Sulitnya Berkata Jujur
51
Masuk Bui
52
Biarkan Aku memelukmu Sebentar Lagi
53
Jawaban Rasa penasaran
54
Jujur Membuat Hati Lebih Tenang
55
Memohon Pada Egi
56
Membujuk Ayra
57
Pengorbanan Ayra
58
Kita Putus
59
Penyesalan datang Terlambat
60
Rencana Pernikahan
61
Ah, Rindu!
62
Bisa Membuatmu Cinta Padaku
63
Penolakan di Pagi Hari
64
Dimana Dewa?
65
Perkenalan
66
Menuntut Hak Sebagai Suami
67
Enjoy Your Life
68
Gadis Asing
69
Dua Orang Asing
70
Menunaikan Kewajiban Sebagai Istri
71
Rasa Bersalah
72
Mengangkat Anak
73
Masih Tetap Merindukan mu
74
Rasa Sakit Ditinggalkan
75
Hanya Sekedar Teman
76
Solusi Dari Mahen
77
Ajakan Menikah
78
Menikah Siri
79
Ketahuan Berselingkuh
80
Melabrak Selingkuhan
81
Vina Terjatuh
82
Tinggal Bersama
83
Apa Kabar, Ayra?
84
Ketahuan
85
Ceraikan Ayra!
86
Pengakuan Egi
87
Permintaan Maaf
88
Harus Berpisah
89
Harapan Untuk Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!