Mendengar berita di sekolah, membuat Gilbert seketika menjadi khawatir. Saat Revin pulang, Gilbert langsung memberondongnya dengan banyak pertanyaan.
"Kenapa bisa mereka mengincar kalian?" Tanya Gilbert dengan perasaan yang tak karuan.
"Ya mana Revin tahu, lagi nungguin makanan. Malah denger suara tembakan. Lagian, yang di incer bukan Revin, yapi Reynan."
"Rey-Reynan?!" Pekik Gilbert dan Marcel.
Revin mengangguk, dengan santainya dia mengambil toples jajan di meja dan memakannya. Mengabaikan wajah bingung Gilbert atas jawabannya.
"Gilbert, ikut ayah ke ruang kerja!" Pinta tegas Marcel
Gilbert menurut, mereka berdua segera pergi meninggalkan Revin di ruang keluarga dengan ekspresi kebingungan.
"Kenapa mereka?" Gumam Revin.
"IIHH!! ABANG!! JAJAN CILA NAPA DI MAEM!!" Pekik Cola yang entah datang dari mana.
"Eh buset tuyul afrika! abang lo makan dikit doang! pelit banget sih!" Omel Revin ketika toples yang ia pegang beralih ke pelukan CIla.
Cila berlari pergi, Revin pun mengejarnya hingga melewati ruang kerja Gilbert. Langkahnya tiba-tiba terhenti ketika mendengar namanya di sebut oleh sang daddy.
"Bagaimana kalau Revin penerus yang sebenarnya? bukan Reynan! ck, kenapa juga Galang mengambil langkah tanpa bilang padaku sebagai orang tuanya!"
"Revin terlahir dengan darah Evans, dia harus menerima jalan hidupnya! Dengan kamu menikahi putri ayah, berarti kamu sudah siap semuanya termasuk menerima fakta tentang putramu!"
Revin mengintip dari celah pintu yang sedikit terbuka, dia melihat keduanya tengah berbincang serius hingga berdiri berhadapan.
"Galang? siapa?" Gumam Revin.
"Revin, kamu lagi apa?"
Revin tersentak kaget, dia segera menoleh ke belakang dan melihat Emily memergokinya sedang menguping.
"A-aanu bun ...,"
"Anu apa?"
Gilbert dan MArcel saling tatap menatap, dengan segera mereka menghampiri Revin yang terciduk menguping itu.
"Revin, kamu menguping?" Tuduh Gilbert.
"Enggak ya! tadi lewat doang, terus penasaran." Pekik Revij yang di akhiri dengan cicitan kecil.
"Apa yang kamu dengar?" Todong Marcel.
Revin memainkan jarinya, tatapannya bergerak gelisah.
"Galang, aku mendengar kata Galang. Siapa Galang? Aku mengenal om Gilang, bukan Galang. Dan apa hubungan Galang denganku?" Revin mencoba memberanikan diri untuk berkata seperti itu.
Gilbert menatap Marcel, biarlah ayah mertuanya yang jawab. Bukankah semuanya berawal dari ayah mertuanya?
"Itu lah kamu, jangan suka menguping! kamu mendengar hanya separo aja. Daddy kamu punya kenalan namanya Galang, udah! lebih baik kamu ke kamar, dan tidur siang!"
"Tapi bun."
"Revin." Tekan Emily. Akhirnya Revin menurut, dia pergi dengan sejuta pertanyaan di benaknya. Dia yakin sekali jika apa yang dia dengar tidak sesuai dengan apa yang bundanya bicarakan.
Setelah kepergian Revin, Emily menatap Gilbert serta Marcel yang menghela nafas lega karena tak perlu menjelaskan nya pada Revin.
"Kalian kenapa bahas tentang Galang? jangan sampai Revin berusaha mengingatnya, dia pasti akan terluka." Tegur Emily.
"Maafkan ayah, ini semua salah ayah. Tapi Revin, harus menanggung semuanya. Yamamura, mulai mengincar penerus Araster dan dia menargetkan Reynan sebab Reynan cucu tertua di keluarga Araster dan dia menduga jika Reynan lah penerus Araster." Jelas Marvel setelah memastikan tak ada siapapun selain mereka bertiga.
Emily terdiam, rasa takut menyerang jiwa keibuannya. Revin adalah putra kesayangannya, penderitaan yang Revin alami sejak dalam kandungan membuat Emily begitu takut putranya kembali menderita.
"Tapi kamu tenang saja, Yamamura belum tahu jika ayah ayah masih hidup. Dia juga tidak tahu jika putri ayah terlahir selamat, sehingga posisi Revin saat ini akan aman. Lagi pula, belum tentu Revin yang menjadi penerus selanjutnya kan?"
Gilbert merangkul istrinya, dia mengusap bahu istrinya dengan sayang.
"Tapi, apa kita begitu egois dengan Galang? sedari kecil dia berkorban menggantikan ayah. Apa Reynan harus menerima nasib yang sama seperti Galang?" Khawatir Emily.
"Reynan tidak seperti Revin. Dia sudah tahu langkah yang harus dia ambil. Setelah ini, ayah yakin dia sudah waspada." Ujar Marcel menenangkan Emily.
.
.
.
.
Benar, Reynan mulai waspada. Dia meretas CCTV sekolah untuk mereka ulang kejadian tadi. Dia ingin tahu, apakah benar dirinya yang menjadi target.
Klik!
Reynan menghentikan rekaman itu, sebuah nampan melayang tepat di samping Reynan. Tapi, tujuan peluru itu bukan ke arahnya, melainkan Anora. Jika ke arahnya, sudah di pastikan peluru itu tertuju pada dirinya. Tapi, peluru itu tertuju pada bagian jantung Anora.
Tak sampai disitu, Reynan juga sudah menghitung jaraknya. Dan benar Anora yang menjadi incaran mereka.
"Mungkin karena Anora duduk di hadapanku, sehingga Sello mencurigai merkea mengincar ku." Gumam Reynan.
Reynan kembali melanjutkan rekaman itu, di saat mereka berkelahi ada yang menarik perhatian Reynan. Pasukan penyerang itu kabur setelah salah satu dari mereka berhadapan dengan Altezza.
"Dylan ... kenapa mereka takut dengan Dylan?" Batin Reynan.
Reynan mencoba mencari data Anora dan juga Dylan, data Anora tak butuh waktu lama dia menemukannya. Bahkan nama orang tua Anora pun dia dapatkan.
"Gevonac, yah! om pernah bilang padaku, jika seluruh keluarga Gevonac menggeluti dunia bawah. Ateez, pernah ada beritanya tentang peristiwa dimana pemimpin Ateez hampir tiada." Gumam Reynan, tangannya masih asik berselancar di atas keyboard.
Klik!
"Datanya gak ada. Kok bisa?!" Pekik Reynan.
Data tentang Ateez tak Reynan temukan, padahal peristiwa saat itu merupakan kejadian besar dimana pemimpin Ateez hampir berhasil di lumpuhkan karena adanya pengkhianatan yang terjadi.
"Loh! loh!!" Reyna. mendadak panik saat laptopnya terserang virus, itu artinya Ateez sudah tahu jika Reynan berusaha membobol data penting rahasia tentang Ateez.
"ARGHH!! si4l!!" Reynan memegangi kepalanya yang berdenyut sakit. Dari mana dia bisa mendapatkan data tentang Ateez.
Malam hari, Reynan datang ke kediaman Greyson. Dia berniat menemui Marcel untuk menanyakan tentang Ateez. Namun, bukannya bertemu Marcel dia malah bertemu dengan Revin.
"Ngapain ke rumah malem-malem? perasaan gak ada kerja kelompok." Tanya Revin yang heran pada sepupunya itu.
"Gue ada urusan sama kakek." Cuek Reynan dan berjalan masuk tanpa menghiraukan Revin.
Revin melongo melihatnya, dia turut mengikuti Reynan ke kamar kakeknya.
"Ngapain?" Pekik Reynan, sesaat sebelum membuka pintu dia malah mendapati Revin berdiri di belakangnya.
"Mau ikut nimbrung." Sahut Revin dengan polosnya.
"Gak ada! jni urusan orang dewasa!" Ujar Reynan dan masuk serta menutup pintunya.
Brak!
Revin menggaruk keningnya yang taj gatal, dia tengah berpikir perasaan dia dan Reynan hanya berjarak satu bukan saja.
"Tau ah, mending ke kulkas liat ada jajan apa." Cuek Revin.
Sementara di kamar, Marcel kaget dengan kehadiran Reynan. Pastinya Reynan menemuinya karena ingin membahas hak yang penting.
Reynan mengeluarkan laptopnya dari balik jaketnya, dia menyalakannya dan menunjukkan hal yang mengganjal di pikirannya.
"Oh jadi kanu sudah meretas CCTV sekolah?" Tanya MArcel.
"Iya, dan apa yang aku dapatkan. Coba kakek lihat."
Marcel membenarkan kaca matanya, dia menyipitkan matanya untuk melihat benda yang sulit dia lihat.
"Peluru ini tertuju pada Anora, bukan aku."
"Kakek sudah menduganya." Gumam Marcel dengaj tersenyum tipis.
"Ha?!"
"Yamamura hanya akan mengajakmu bersamanya agar kamu bisa mengaktifkan Araster kembali, jika Yamamura melenyapkanmu. Maka ... Araster akan di nonaktifkan permanen, kecuali jika Galang sadar dari komanya. Mereka pengikut setia, dan akan berpaling dari kepimimpinan jika pemimpin baru sudah sah menjadi pemimpin mereka setelah menunjukkan bukti."
"Yamamura tidak akan melakukan kesalahan b0d0h dua kali, tapi dia terus melakukan hal b0d0h."
Perkataan Marcel mempunyai arti tersendiri bagi Reynan. Yamamura berencana menghabisi Galang, tanpa dia ketahui jika ternyata Galang sudah mengalihkan kepemimpinannya pada penerus selanjutnya.
____
Maaf banget kemarin belum sempet up😭😭 authornya lupa kemarin malem malem 21 romadhon. Maaf yah, gantinya kita triple up. Tinggal review aja kok tiga-tiganya, udah author buat siang tadi🤭🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Neulis Saja
ehm yg reader tunggu only cila and cela
2024-06-02
0
Rani Ri
ingatan revin akan kembali ,,kalau galang sadar yea thourrr ,,
2024-05-03
0
Truely Jm Manoppo
Revin lupa sama Galang ya thor krn dihilangkan memorynya sama dokter ex mafia teman kakeknya Marcel
2024-03-17
1