8 tahun Kemudian

8 tahun kemudian.

Seorang remaja pria masih bergelung di balik selimut tebalnya, tak peduli dengan suara burung yang berkicau dan juga matahari yang sudah naik.

Cklek!

"Astaga ... REVIN!! BANGUN!! UDAH JAM BERAPA ITU?!" Pekik seorang wanita yang masih cantik di usianya yang hampir memasuki usia 40 tahun.

Emily, membangunkan putranya yang sangat sulit di bangunkan. Dia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 8 pagi.

"Revin! kamu itu baru pindah sekolah!! GAK BOLEH TELAT!! BANGUN GAK!!" Pekik Emily.

"Eunghh!!" Lenguh Revin dan terbangun dari tidurnya.

Revin memposisikan dirinya duduk, dia menggaruk kepalanya yang tak gatal dengan wajah bantalnya.

"Apa sih bun, masih juga jam 8. Nantikan Mr. Wen datengnya jam sebelas. Udah ah, mau tidur lagi." Gerutu Revin dan kembali merebahkan dirinya.

"Astaga, nih anak. Hei! kamu itu sudah tidak home schooling lagi! kamu lupa hah?! yang minta sekolah siapa?!"

Revin yang tadinya memejamkan matanya, seketika membukanya dengan paksa. Dia segera terduduk dengan raut wajah yang kaget.

"Beneran bun? daddy izinin aku sekolah di Golden school? seriusan!!" Pekik Revin.

"Haah ... kalau kamu gak mau, yaudah. Buna bilang daddy kalau ...,"

BRUGH!!!

"MUACH! MUACH! MUACH!! LOVE YOU MOMMY!" Emily terkejut saat mendapati kecup4n di pipinya dari sang putra.

"Buna memang terbaik!" Revin segera berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Emily menggelengkan kepalanya, dia akan berjalan keluar kamar. Namun, netranya menangkap sesuatu di meja belajar putranya.

Sebuah buku gambar yang menarik perhatian Emily, dia mendekati buku itu dan melihat apa yang Revin gambar.

"Naga lagi? kenapa dia terus menggambar naga, apa tidak bosan." Heran Emily.

Emily akan melanjutkan pergi, tetapi ada satu gambar yang membuat Emily terdiam. Seorang pria memakai topeng yang berdiri jauh dari sebuah pohon.

BRUGH!!

"HUAAA!!!"

"KAn! di bilangin bandel! jadi jatuh kan!!"

Emily menoleh ke asal suara, dia pun memutuskan untuk keluar dari kamar melihat apa yang terjadi.

"Kenapa Za?" Tanya Emily.

"Ini, si Cila kepeleset!"

Mazia, mengomeli adiknya yang saat ini hampir menangis sambil memegangi botol susunya. Tepat 4 tahun sebelumnya, Emily kembali memiliki anak. Emily sebenarnya sudah merasa cukup dengan Revin dan empat anak kembarnya. Tapi, Gilbert memaksanya untuk hamil kembali. Karena pria itu berkata, jika anak perempuan mereka baru saja dua.

"Bunaaa hiks ...." Graciella Febriana Greyson, putri bungsu keluarga Greyson.

Emily membawa putrinya ke gendongannya, dia mengecek apakah ada benjolan atau tidak di kepala putrinya itu.

"JAdi anak tuh yang anteng, jangan grasak grusuk aja kerjanya. Minun susu aja harus pecicilan dulu." Omel Mazia.

"Janan bentak bica nda?! cakit kali ku laca!" Sewot Cila menatap kesal kakaknya.

"Cila kenapa sayang?"

Suara bass dari seotang pria membuat mereka sama-sama menoleh, ternyata mereka tengah di hampiri oleh sang kepala keluarga.

"You crying baby?" Tanya Gilbert sambil melipat lengan kemejanya.

"Daddy." Cila langsung masuk ke dalam gendongan Gilbert, nemplok bak cicak pada tembok.

Melihat itu, Maiza memutar bola matanya malas. Dia dan Emily jalan ke ruang makan meninggalkan Gilbert yang berjalan bersama Cila.

...****************...

Ruang nakan sudah ramai, dimana mereka semua bersiap untuk makan dan menunggu si pemeran utama datang.

Terlihat, pria yang paling tua di antara mereka menatap satu persatu keluarganya yang ada.

"Mana Revin?"

Netranya menatap sang putri yang sedang melayani suaminya, Emily menghentikan aktifitasnya sejenak guna menjawab pertanyaan ayahnya.

"Baru aja mandi." Jawabnya.

Marcello Darren Evans, memutuskan untuk tinggal bersama putri dan juga menantunya selepas kejadian itu. Gilbert menyetujuinya, sebab dia tahu jika hanya Marcel lah orang tua kandung istrinya.

"Apa kalian benar-benar mengizinkannya masuk ke sekolah itu?" Tanya Marcel dengan sorot kata yang penuh keraguan.

Emily menatap suaminya sejenak, Gilbert tersenyum. "Sebenarnya enggak yah, kita lebih tenang kalau Revin belajar di rumah. Selepas dari rasa trauma nya, kami juga bisa memantau aktifitasnya." Jelas Gilbert.

Marcel mengerti, Revin pastinya ingin sekolah untuk sama seperti adik-adiknya. Hanya saja, rasa khawatir orang tuanya membuat Revin harus home schooling.

"MORNING!!"

Mereka semua di kejutkan dengan suara keras dari tangga, tatapan mereka mengarah pada Revin yang sudah siap dengan jaket hitamnya.

"Kamu mau sekolah apa mau balap liar?" Tanya Emily dengan garang.

Revin tersenyum, dia berjalan menghampiri bundanya dan memeluknya dari belakang. Tak lupa dia mengecup pipi ibunya dengan sayang.

"Ayolah bun, ini sangat gaul." Sahut Revin.

"Hei! kamu itu masuk sekolah! bukan ajang fashion show!" Omel Emily.

Cup!

"KAMU!! KENAPA CIUM ISTRI DADDY TERUS?!" Sewot Gilbert tak tahan ketika melihat putranya kembali mencuri kecupan.

Revin meledek nakal, Gilbert segera bangkit dan mengusap pipi istrinya dengan cepat.

"Jangan cium-cium istri daddy!"

"Istri daddy itu buna aku!"

"Hais ... sudah-sudah!! duduk Revin!"

Pertengkaran mereka terhenti oleh titah sang ketua, mereka semua makan dengan tenang tanpa ada yang rusuh. Namun, tak berlangsung lama.

"Loh! ayamna Cila kok di ambil?!"

"Janan lakus jadi olang! bagi-bagi cama Cela!"

Kembaran Cila, Gracella Febriani Greyson. Merupakan kembaran dari Cila yang biasa di panggil Cela. Sifatnya tak jauh beda dengan Cila, hanya saja Cela sedikit lebih kalem. Ingat, hanya sedikit.

"Enggak bica ditu dong!!!" Cilla mengambil kembali ayamnya, tetapi Cela menariknya hingga mereka berebut ayam itu hingga terpental.

"Kan!! jatuh kan!! lakus sih!" Bentak Cela.

"Loh kok jadi Cila! kan yang lebut citu!!" Serunya tak terima.

Gilbert bangkit dari duduknya, dia kembali mengambil ayam untuk kedua putrinya itu.

"Jangan berantem bisa? ini masih banyak ayam, kenapa pada bertengkar?" Om Gilbert.

Keduanya sama-sama tertunduk, tangan mungilnya saling menggenggam.

"Solly daddy." CIcit keduanya.

Gilbert menggelengkan kepalanya, ternyata dia baru menyadari. Memiliki anak banyak sangatlah pusing, terlebih keduanya memiliki sifat yang sama dan tidak ada yang mengunci tingkah mereka.

"Makan yang tenang." Tegas Gilbert.

Keduanya kembali makan, Gilbert pun kembali ke tempatnya. Namun, belum sempat duduk dia harus di buat kesal lagi.

"Kamu ci!"

"Kamu!"

"Kamu! cakit kali ku laca!"

"Dlama cekali!"

"CILA! CELA! MAU MAKAN, ATAU MASUK KAMAR?!"

.

.

.

.

Revin sudah siap dengan motor kesayangannya yang dia beri nama Si hitam. Kini, motor itu akan dia gunakan untuk pergi ke sekolahnya. Dia tengah menunggu seseorang menjemputnya.

BRUM!!

BRUUMM!!

Revin menleg ketika melihat motor yang terhenti sejajar dengannya. Dia membuka kaca helmnya begitu pun dengan orang tadi.

"Sudah siap Rev?"

"Udah lah! ayo berangkat!" Pekik Revin.

"Si teletabis mana?" Tanyanya balik.

"Mereka naik mobil." Jawab Revin santai.

Orang itu mengangguk dan menutup kaca helmnya, tetapi sebuah teriakan menghentikan mereka melajukan motor itu.

"ABAAANGG!!"

Revin membuka kaca helmnya, dia melihat sosok kecil yang berlari dengan membawa bekal di tangannya.

"Jangan lari dek!" Pekik Revin panik melihat adiknya yang berlari dengan membawa tubuh yang gembul.

"Apa itu? bekal buat abang? waah, adik abang yang manis." Revin senang sekali di perdulikan dengan adiknya yang sayu itu.

"Bukan, tapi buat abang leynaan!!"

Revin melongo, dia melihat sendiri bagaimana manjanya Cela memberi bekal itu pada Reynan. Bukan hanya mengambil hati bundanya, tapi juga adiknya.

"Ngaku, lo pake pelet kan?" Tuduh Revin pada Reynan yang tengah melempar senyum pada Cela.

Reynan tak memperdulikannya, dia malah asik mengelus rambut pendek Cela dengan sayang.

"Hati-hati yah abang,"

"Oke cantik!" Sahut Reynan mengedipkan matanya.

____

LIKE! DAN KOMEN JANGAN LUPA😍😍😍😍

Bingung cari visual buat Emily dan Gilbert😭

Ini buat Revin gimana? cocok? apa ada saran?

kalau di bawah ini buat reynan? cocok?

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

reynan Ama revin good looking, i like them 🤭

2024-05-31

0

Rani Ri

Rani Ri

Cocok bgtttt dan sgttt menggemaskan 🥰🥰🥰🥰❤❤❤❤

2024-05-03

0

Ria Syifa Ahmad

Ria Syifa Ahmad

cucok banget

2024-04-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!