Bentley Harvey Gevonac

"Balas, om minta. Kamu hancurkan dia sebelum dia yang menghancurkan kamu." Sebelum akhirnya Galang menutup matanya.

"ENGGAK!! HIKS ... ENGGAAAAKKK!!"

Revin terbangun dengan nafas tersenggal, kepingan kejadian menyakitkan itu kembali menghantuinya. Dia segera meminum air putih yang tersedia dia atas nakas untuk menormalkan degup jantungnya.

Cklek!!

"Ada apa?! kenapa kamu teriak?!" Rupanya Emily mendengar teriakan putranya, dia segera menghampiri Revin dan memeluknya.

Revin membalas pelukan bundanya dengan sangat erat, seakan-akan dirinya takut Emily pergi. Di usapnya dengan sayang rambut lepek putranya yang basah terkena keringat.

"Ada apa hm? apa Revin mimpi buruk?" Tanya Emily dengan lembut.

Revin bungkam, dia hanya menikmati pelukan ibunya dan elusan di rambut tanpa memperdulikan sekitar.

Bukan hanya Emily yang bangun, tapi seluruh keluarga di mansion pun turut ke kamar Revin untuk mengeceknya kecuali si kembar b0ntot yang masih tertidur lelap.

"Revin mau tidur sama buna." Lirih Revin.

Emily melirik Gilbert sejenak, setelah mendapat anggukan dari suaminya barulah ia merebahkan diri di samping Revin.

Betapa ketakutannya Revin saat ini, sampai-sampai dia memeluk Emily dengan erat dan memintanya untuk menemaninya tidur.

Gilbert dan Marcel keluar kamar Revin, mereka sedikit menjauh untuk membahas satu hal yang penting.

"Apa keputusan kita membiarkannya berbaur dengan lingkungan luar itu salah yah?" Tanya Gilbert dengan frustasi.

"Tidak salah, sudah waktunya Revin mengenal dirinya yang sebenarnya. Kita tidak bisa lagi memaksanya untuk melupakan kejadian yang sebenarnya."

"Kejadian itu sangat menyakitkan baginya yah, Revin tidak akan mampu untuk kembali mengingatnya. Aku tidak ingin dia sama seperti dulu." Lesu Gilbert

Marcel menepuk bahu menantunya, ketakutan Gilbert fan rasa khawatirnya Marcel mengerti semua itu. Tapi ada hal yang Gilbert lupakan, Revin tetap memiliki darah seorang mafia.

"Kamu melupakan sesuatu, setakut apapun Revin, jika sudah tiba saatnya. Dia akan kembali pada hiwa aslinya, yaitu menjadi seorang mafia. Sekuat apapun kita menahannya untuk menjadi seperti orang biasa, semua akan sia-sia karena Revin tetap memiliki darah keturunan Evans."

"Tidak, aku tidak akan me.biarkannya bergelut di dalam dunia hitam. Dunia kejam itu yah, aku tidak akan mengizinkkannya." Bantah Gilbert.

"Dengan atau tidaknya izinmu, tidak akan mempengaruhi segalanya. Ucapan Galang, sebuah perintah baginya. Jika Galang berkata membalas, bukan hanya Yamamura saja yang akan Revin singkirkan. Semua keturunannya ikut Revin singkirkan juga, dia akan menghabiskan mereka hingga ke akarnya."

"Jangan tertipu dengan sifat humorisnya, dia memiliki sifat seperti Galang. Sifat Humorisnya, hanyalah topeng untuk menutupi sifat kejam yang sebenarnya."

.

.

.

.

Sementara itu, di kediaman Gevonac. Anora sedang berjalan menuju sebuah pintu besar, dia menghentikan langkahnya setelah sampai di tempat yang ia tuju.

KREETTT!!!

Pintu terbuka, terlihatlah seorang pria yang sedang duduk di meja kerjanya sambil membelakanginya. Tampaknya pria itu sedang mengelus seekor burung hantu di pangkuannya.

"Sudah abang duga kamu pasti akan datang." Ucap pelan pria itu yang mampu Anora dengar.

Anora maju mendekat, dia menatap datar pria yang masih membelaknginya.

"Abang tidak bisa seenaknya mengambil alih pekerjaanku! kamu telah membuat heboh sekolah ku lagi hari ini!! Jika begini terus, akan aku adukan kelakuan kamu pada opa! Tak perduli jika nantinya kau akan di hukum!!"

pria itu memutar kursinya, seorang pria berambut cokelat muda dengan memakai kaca mata menatap Anora dengan senyum yang menghiasi wajah tampannya. Bentley Harvey Gevonac, saudara satu-satunya yang Anora miliki. Ben nama panggilannya, ikut bergelut di dunia bawah sebagai penerus pertama Ateez.

"Oouhh aku takut, jangan adukan aku. Bukankah itu jawaban yang kamu mau adikku sayang?"

Anora mengepalkan tangannya, menatap tajam pria yang kini berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah sebuah lemari.

"Kamu sangat lambat, Yamamura b0d0h dan kamu ikut b0d0h. Lihat ini!"

Pria itu melemparkan sebuah kertas pada Anora, dia baliknya kertas itu olehnya dan mendapat sebuah gambar kalung yang di pakai oleh pria bertopeng.

"3 generasi, kalung itu selalu di pakai oleh pemimpin Araster. Di dalamnya ada sebuah data hologram, yang akan mengungkap siapa penerus berikutnya. Pemimpin selanjutnya akan terus di sembunyikan karena posisinya masih terancam. Dia akan muncul setelah semuanya merasa terkelabui."

"Altezza mengincar Reynan, karena dia keturunan Evans. Tingkahnya yang misterius membuatku juga turut curiga, apalagi Reynan cucu pertama keluarga Evans." Anora masih menatap kertas itu dengan seksama hingga tawa abangnya membuat dirinya menatap pria itu dengan kening mengerut.

"Kenapa kamu tertawa?!" Kaget Anora.

Bentley merasa adiknya sangatlah lola, padahal Anora biasanya akan selalu cepat tanggap. Bentley menaruh kertas yang berada di tangan adiknya.

"15 tahun yang lalu, abang bertemu dengan ketua Araster di pertemuan para mafia. Kamu tahu apa yang membuat abang penasaran dengan Galang saat itu? dia membawa seorang anak kecil berumur 7 tahun bersamanya. Semuanya memegang senjata dan berwajah sangar, tapi dengan beraninya anak itu menantangnya dengan kata-kata menusuk."

"Kalau di ingat lagi, sungguh hal yang sangat lucu. Dimana seorang pemimpin mafia Ateez di katakan botak."

"Daddy?!" Kaget Anora, sebab dirinya tahu bahwa pemimpin Ateez saat itu masih daddy mereka sebelum kepimpinan beralih ke tangan Bentley saat ini.

Bentely mengangguk, dia menaruh kertas itu di meja dan mengelus kepala burung hantu miliknya.

"Dan kamu tahu siapa anak itu?" Anora menggeleng menjawabnya.

"Dia Revin, putra sulung Gilbert Rey Greyson. Dia yang selalu ada bersama Galang, tanpa semuanya sadari jika sedari kecil Galang sudah berniat menjadikan Revin sebagai penerusnya."

Sungguh Anora syok mendengar itu, menurutnya Reynan yang cocok di jadikan pemimpin. Bukan Revin yang menurutnya sangat jauh dari kata pemimpin.

"Tapi aku ragu bang, Revin tidak memiliki jiwa kepimimpinan. Dia anak yang sangat humoris dan suka sekali bercanda. Ngomongnya seringnya ceplas-ceplos, udah gitu pengganggu. Mana ada pemimpin mafia begitu! Bahkan dia takut pada Sello!" Bantah Anora.

"Hahahaha!!" Bentley benar-benar tak habis pikir dengan adiknya, apakah adiknya itu lupa bagaimana pemimpin Araster sebelumnya?

"Saat Ateez dan Araster sempat berperang, kau tahu apa yang Galang lakukan? dia memanggil tukang somay, bakso dan es krim setelah kami selesai berperang. Dia mempersilahkan anggotanya maupun musuh untuk menikmati cemilan itu."

"K0ny0l bukan? Itu lah dia. Bahkan aku sempat mengira dia memiliki kepribadian ganda. Tapi ternyata, sifat anehnya itu untuk menutupi jati dirinya yang sebenarnya."

Anora bahkan sampai ternganga mendengar ya, mungkin kisah itu akan menjadi kisah pertama dalam sejarah mafia dimana Galang mentraktir musuhnya dengan jajan yang sederhana.

"Beneran bang?!" Pekik Anora yang di balas anggukan oleh Bentley.

"Dari sana, Ateez dan Araster memilih untuk berdamai. Semuanya tetap terkendali, semua mafia sudah bekerja sama dengan kita. Termasuk Black Dragon. Tapi, ternyata dia mengkhianati banyak kelompok mafia. Sehingga mereka kembali menjadi lawan, sampai akhirnya banyak dari mereka kalah oleh Yamamura."

"Berkali-kali Yamamura menyerang Ateez, tapi tetap saja tidak pernah menang. Sehingga dia kembali mengincar Araster, karena jika Araster sudah berada di bawa kendalinya. Banyak mafia yang akan bergabung dengannya. Bagaimana juga, kita akan tetap kalah. Karena jumlah Araster 30% lebih banyak dari jumlah Ateez. Belum lagi, seluruh mafia akan balik menyerang kita. Maka dari nya, jangan gegabah! Mumpung Altezza belum menyadarinya, karena dia masih saja mengincar Reynan. Dan kamu, gunakan kesempatan itu untuk mendekati Revin!"

Entah, Anora tak habis pikir dengan semuanya. Ternyata Altezza salah tangkap, seharusnya pria itu mengincar Revin bukan Reynan. Benar kata Bentley, Jangan melihat seseorang dari covernya saja. Sikap tengik Revin, guna untuk menyembunyikan sifat aslinya.

"Ternyata, dia lebih berbahaya dari mafia yang pernah ku temui."

"Benar! Jangan sampai, Altezza berhasil mengambil alih semuanya. Kamu harus bisa melindungi Revin dan membuatnya kembali mengaktifkan Araster, dengan begitu mudah bagi kita untuk melumpuhkan Yamamura."

"Dari kalung itu, kita akan yakin kalau Revin lah penerus berikutnya. Dan juga sebagai bukti nyata agar mafia Araster kembali di aktifkan." Ujar Bentley dengan sangat yakin.

_______

Terpopuler

Comments

Tia H.

Tia H.

wah si ben ternyata lebih dulu tau dari pada si nora.
kalung itu ada di leher revin

2024-05-05

0

Rani Ri

Rani Ri

Wahhh bentley sungguh Kerrennn

2024-05-03

0

Dewi Anggya

Dewi Anggya

kereeeen 👍👍👍

2024-03-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!