Karena dia tahu, kamu

"Kamu harus cari tahu informasi tentang temanmu ini, dan alasan mengapa para penyerang itu takut melihatnya. Tujuan utama mereka bukan kamu, melainkan teman perempuan mu." ujar Marcel.

Marcel mulai mencurigai Altezza setelah melihat CCTV itu.

"Ya, dia Anora. Putri dari Frans Gevonac."

Netra Marcel membulat, Reynan bisa melihat jelas jika sepertinya kakeknya mengetahui sesuatu.

"Frans Gevonac, mafia Ateez? bagaimana bisa dia menyekolahkan putrinya disana? dan untuk apa?" Marcel benar-benar bingung, pasalnya yang ia tahu saat ini Ateez membangun pusat markasnya di london.

"Sekolah itu kan punya keluarga mereka kek." Sahut Reynan dengan cepat.

"Tunggu ... Ateez."

Marcel tengah memikirkan sederetan kejadian, sesekali dia mengecek laptop Reynan dan kembali berpikir.

"Dan teman kamu ini ... kenapa para penyerang itu seketika berhenti saat melihat dia? Mereka seakan takut dengannya." Gumam Marcel memperhatikan Altezza dari layar laptop.

"Aku sudah mencari datanya, tapi tidak di temukan. Aku tidak tahu identitas nya yang sebenarnya. Bahkan awalnya temanku mengira jika aku yang menjadi incaran mereka." Lesu Reynan.

Tunggu. Marcel mendapati celah dari perkataan Reynan. Dia kembali mengecek dan menatap Reynan dengan seirus.

"Reynan, itu artinya dia mencurigai kalau kamu adalah penerus Araster! Maka dari itu dia berkata seperti itu, apa kamu tidak merasa ada yang janggal? kenapa bisa temanmu berkata demikian sebelum dia mencari tahu?"

"Kakek benar, dia Sello temanku. Mereka berlima berkawan, kakek lihat mereka." Reynan menunjukkan lima orang yang dia maksud.

"Itu tandanya, putri Frans bekerja sama dengan ke kempat temannya yang lain. Bisa jadi empat yang lain mafia juga, dan mengincar penerus Araster." Gumam Marcel.

"Tapi untuk apa? untuk apa mereka mengincar Araster? bukankah Ateez tergolong mafia kuat bahkan di segani? bahkan pernah pada masanya dia menjadi mafia yang di takuti." Bingung Marcel.

"Karena .... karena mereka butuh pondasi lebih untuk menyerang Yamamura." Jelas Marcel.

"APA?!"

Marcel mencurigai, jika ke empatnya punya dendam pada Yamamura sehingga mereka berlima bersatu untuk membalasnya. Namun, jumlah dan kekuatan mereka belum bisa menyaingi Yamamura yang sudah merampas banyak organisasi mafia lain.

"Yamamura banyak menyerang markas mafia lain, dimana dia akan melumpuhkan pemimpin mafia itu dan mengambil alih kepimpinan. Lebih dari puluhan markas yang sudah dia kuasai, kecuali Ateez. Dia berhasil mempertahankan kepimpinannya."

"Mungkinkah penyerang itu adalah anak buah Yamamura? dia ingin menghabisi saingannya untuk mendapatkan penerus Araster. Yamamura kesulitan mencari tahu tentangmu karena Anora selalu menghalanginya."

"Jadi ... banyaknya pembunuhan di sekolah, korbannya adalah anak buah Yamamura? Anora dan teman-temannya melenyapkan nya untuk melindungiku?" Batin Reynan merasa semuanya berhubungan.

"Mungkin saja, Anora dan teman-temannya ingin melindungimu karena mengira kamu penerus yang sebenarnya. Musuh tidak akan menyakitimu Reynan, karena jika kamu sampai tiada. Arster akan otomatis di nonaktifkan permanen kecuali jika pamanmu sadar." Lanjut MArcel.

Jadi semuanya berhubungan, Anora melindunginya karena mengira dia adalah penerus Araster. Yamamura pun menyangka demikian sehingga nekat ingin menyingkirkan Anora yang terus melindunginya. Sehingga Yamamura kesulitan untuk mencari tahu tentang Reynan.

"Tapi bagaimana kalau Revin ternyata penerus yang sebenarnya?" Khawatir Reynan, dia takut semua masalah akan balik menyerang Revin.

"Dia harus menerimanya. Tapi, selama kita menjaga rahasia ini. Setidaknya Araster akan aman, kerusakan tidak akan terjadi. Jika sampai Yamamura mendapatkan Araster, sudah di pastikan bukan lagi kelompok mafia yang ia rebut. Tapi Negara juga pasti dia kuasai."

Tiba-tiba suasana menjadi hening, keduanya sibuk memikirkan pemikiran masing-masing.

"Kakek hanya minta satu hal, jauhkan Revin dari temanmu mencurigakan itu. Bisa jadi dia mata-mata yang Yamamura kirimkan untuk memantau kamu. Kita tidak tahu siapa penerus yang sebenarnya, maka dari itu kakek minta saling menjaga. Walau kalian bukan saudara kandung, kakek yakin ikatan saudara di antara kalian sangat kuat." Pinta Marcel.

"Hem! Reynan akan melindungi Revin, Reynan tidak akan membiarkan mereka mengetahui siapa sebenarnya penerus itu. Om Galang benar-benar cerdas, dia membuat lawannya terkecoh."

.

.

.

.

Di ruang keluarga.

Gilbert melirik Cila yang belum tidur, padahal jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Dia menoel tangan putrinya hingga membuat sang empu balik menatapnya.

"Tidur sana! matiin tv nya." Titah Gilbert.

"Bialin Cila nonton dulu cebental napa cih!" Sinis Cila.

"He! kamu itu harus nurut apa kata daddy! sekarang udah jam sepuluh malam, sudah waktunya tidur!" Omel Gilbert.

Cila hanya melirik sinis padanya dan kembali menonton tayangan kesayangannya. Gilbert yang merasa di acuhkan pun kesal. Hingga sang ibu negara lah yang harus turun tangan.

"Cila masuk kamar!" Titah Emily.

"Cila mau nonton bental." Sahut Cila.

"SA-TU!"

Cila buru-buru menaruh remot yang ia pegang pada Gilbert dan berlari ke kamarnya, hitungan Emily adalah sebuah bencana baginya.

"DU-A!"

Emily dan Gilbert mengikutinya sampai ke kamar si kembar. Cila naik ke kasur di bantu oleh Emily, sedang Gilbert mencari dimana putri kembarnya yang satu lagi.

"Nah ini dia! ayo tidur!" Pekik Gilbert mendapati putrinya berkain di ruangan bermain dengan pintu yang terhubung dengan pintu kamar.

Cela hanya cuek saja, dia kembali menyusun boneka nya dan juga merapihkan alat memasak.

"Cela tidur! sudah malam!" Peringat Emily yang turut menegur putrinya.

Cela tak menghiraukan nya juga, dia tetap lanjut bermain. Menjadi ibu harus ekstra sabar, dan harus banyak mencari akal.

"Bunda hitung sampe tiga, kalau belum ke kamar bunda kunciin di luar. SA-TU!"

Cela tetap bergeming, dia masih fokus memainkan bonekanya tanpa menghiraukan ancaman Emily.

"TIGA!"

Buru-buru Cela bangkit dan berlari ke kamarnya, tetapi sebelum naik ke kasur Cela berbalik untuk protes.

"Kok langcung tiga? dua na mana?" Tagih Cela.

"Dua! udah tidur!!"

Cela pun menurut, karena sebelumnya mereka sudah gosok gigi dan kini tunggal bersiap tidur saja. Gilbert kembali dengan membawa dua botol, dia memberikannya pada mereka dan menunggunya.

"Reynan belum pulang yang?" Tanya Gilbert pada istrinya yang duduk di seberang dekat dengan Cila.

"Ha? emang Reynan disini?" Bingung Emily.

"Iya, ada di ruangan ayah."

"BANG LEY DICINI?!"

Keduanya menatap kaget Cela yang terlihat bersemangat menemui Reynan, bahkan anak iyu melepas susunya dan berniat akan turun dari kadur menemui Reynan.

"Eit's mau kemana? tidur!" Omel Emily.

"Mau ketemu abang Ley." Cicit Cela.

"Enggak! tidur sekarang, besok bisa ketemu!"

Dengan perasaan kesal, Cela kembali meminum susunya. Dia ingin bertemu dengan Reynan, abang kesayangannya.

"Mau ketemu abang doang duga, bukan ketemu cetan. Maca nda boleh." Cicit Cela.

"Kamu itu lah cetanna!" Ledek Celi.

"KAMU!!!"

"Apa? mau berantem? bunda taruh kalian di luar yah! biar di ambil kuyang. Mau?!" Pekik Emily saat keduanya berniat akan bertengkar.

"Enggak." Cicit keduanya.

_______

Selanjutnya, sabar menunggu Review yah😌😌😌

Terpopuler

Comments

flowers city

flowers city

😃😃😃😃😃😃😃😃😃

2024-12-18

0

flowers city

flowers city

😃😃😃😃😃😃😄😄😄😄

2024-12-18

0

flowers city

flowers city

😃😃😃😃😃😃😃😃😍

2024-12-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!