bab 15

Malam hari di kediaman keluarga Chandra.

Mereka sudah berpakaian rapi dan sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut kedatangan keluarga Farhan.

Di kamar Alya.

Alya duduk di depan meja rias nya sembari menatap dirinya dari pantulan cermin.

Chandra datang tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu namun, Alya tak terkejut karena Chandra memang selalu seperti itu.

"Tidak usah berdandan terlalu cantik. Farhan datang untuk membicarakan pernikahannya dengan Najwa, bukan dengan kamu," ucap Chandra dengan nada ketus.

"Aku tahu Bu, Ibu jangan khawatir aku cukup tahu diri."

"Baguslah kalau begitu. Saya harap kamu tidak usah tebar pesona di depan keluarga Farhan dan ingat, jangan bicara apa pun jika mereka tidak bertanya padamu. Kehadiran kamu di rumah ini hanya sebagai pelengkap saja agar mereka tidak mengetahui kehancuran dalam hubungan kita."

"Baik Bu, aku mengerti."

Chandra langsung keluar dari kamar Alya setelah mengingatkan Alya tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan olehnya!

"Lihatlah Bu, apa aku sudah terlihat cantik?" tanya Najwa sembari memutar tubuhnya di depan Chandra.

Senyum bahagia mengembang dengan lebarnya di bibir Chandra. "Wah sayang, kamu cantik bahkan kamu sempurna," ucapnya.

"Benarkah Bu?"

"Kamu sempurna sayang, pantas saja Farhan begitu tergila-gila padamu."

"Ibu ... Ibu membuatku malu."

Dari pintu kamarnya yang terbuka hanya sedikit, Alya melihat kebahagiaan di wajah Najwa dan Chandra begitu besar. Selama ini dirinya tidak pernah melihat Chandra sebahagia itu.

Tak terasa air mata Alya menetes membasahi pipinya. Saat ini dirinya di hadapkan dengan dua pilihan yang keduanya sangat berat untuk dijalani.

Melihat kebahagiaan Chandra dirinya tak sampai hati untuk mengungkapkan kebenaran bahwa dirinyalah yang dicintai oleh Farhan, di sisi lain, dirinya merasa sangat kesakitan jika menerima dan menyaksikan orang yang dicintainya dimiliki oleh kakaknya.

"Ibu, aku lakukan ini semua demi menebus semua kesalahan yang Ibu kandungku lakukan padamu. Apa pun keputusanmu yang dapat membuat Ibu bahagia, aku akan terima dengan ikhlas," ucap Alya didalam hatinya.

Perih, sesak, sakit, marah dan kecewa bercampur menjadi satu antara cintanya dan kesalahan orang tuanya, Alya harus menanggung semuanya sendirian.

Tak ada tempat untuk mengadu, tak punya teman untuk mencurahkan hatinya, Alya hidup sendiri dalam keluarga yang tak utuh lagi.

*******

Di kediaman Farhan.

"Kamu sudah siap Farhan?" tanya Rossa.

"Mama lihat saja apa aku sudah siap atau belum," sahut Farhan.

"Farhan, kita datang ke rumah Bu Chandra untuk membicarakan pernikahan kamu dengan Najwa, kenapa kamu terlihat seperti tak bersemangat gitu?" ucap Broto.

"Entahlah Pa, aku tidak tahu apa yang sedang aku rasakan."

"Mungkin kakak merasa gugup. Katanya semua orang pasti merasa gugup saat dihadapkan dengan keadaan seperti ini," ucap Julian.

"Aku bukan gugup tapi aku gelisah, aku tidak siap menikah dengan orang yang sana sekali tidak aku cintai," ucap Farhan didalam hatinya.

"Ya sudah, kita berangkat sekarang tapi ingat Farhan, jangan sampai kamu memasang wajah masam begitu di rumah Bu Chandra ya," ucap Broto.

Mereka pun langsung berangkat ke rumah Bu Chandra dengan menggunakan satu mobil yang sama.

*******

"Papa kenal sama Alya dimana?" tanya Arka pada Papanya.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu?" sahut Danuarta ~ Papanya Arka.

"Ya pengen tahu aja. Papa kan tahu selama ini aku adalah sekretaris Papa dan Papa adalah bosnya tapi kenapa Papa menjadikan aku sebagai bos di perusahaan kita dan menjadikan Alya sebagai sekretaris ku."

"Karena sudah saatnya kamu yang memegang perusahaan. Papa sudah tua dan kalau Alya yang berada di samping kamu, perusahaan kita pasti maju pesat."

"Memangnya siapa Alya itu?"

"Nanti kamu akan tahu setelah waktunya tiba."

"Kapan waktunya? jangan sampai setelah aku tahu siapa Alya sebenarnya, aku sudah jatuh cinta sama dia. Bagaimana kalau kebenarannya Alya itu anak Papa sedangkan sudah terlanjur aku mencintai dia?"

"Kamu ini kayaknya kebanyakan baca novel romantis atau nonton film FTV deh."

"Ya kali aja kan Pa, bisa aja Papa punya istri lain selain Mama."

"Ngaco kamu, udah ah lama-lama kamu tuh tambah ngawur tahu gak."

"Siapa Alya?"

"Astaga kamu ini ya."

"Siapa Alya?"

"Anak keduanya Bu Chandra. Kamu tahu siapa itu Bu Chandra?"

"Bu Chandra pemilik perusahaan itu?"

"Ya."

"Tapi–"

"Jangan bertanya lagi Arka. Papa mau istirahat."

**********

Di kediaman Chandra keluarga Farhan sudah tiba di sana dan sudah duduk di kursi yang ada di ruang tamu rumah itu.

Semua hidangan yang sudah disiapkan dari awal, sudah tertata rapi di atas meja.

"Jadi bagaimana tentang kelanjutan hubungan kedua anak kita, Bu Rossa, Pak Broto?" tanya Bu Chandra.

"Kami terserah anak-anak saja, bagaimana baiknya aja," ucap Rossa.

"Tapi Ibu dan Bapak kan dari pihak laki-laki, biasanya pihak laki-laki yang akan menentukan semuanya."

"Sebenarnya kami sebagai orang tua ingin pernikahan anak kita dipercepat tapi itu semua tergantung anak-anak kita, bagaimana maunya mereka."

"Farhan, bagaimana menurutmu?" tanya Chandra pada Farhan.

Farhan tak langsung menjawab, sedari tadi dia fokus menatap Alya yang duduk di samping Najwa.

"Farhan! Farhan!" Rossa menepuk punggung Farhan dengan perlahan.

"Ah ya bagaimana? Maaf aku kurang fokus," ucap Farhan.

"Kamu mau kapan menikah dengan putri Bu Chandra?"

"Oh, bagaimana baiknya aja. Terserah kalian."

Chandra tersenyum manis lalu menatap Najwa.

"Bagaimana Najwa. Kamu sudah siap kan menikah dalam waktu dekat?" tanya Chandra pada Najwa.

Keluarga Farhan terkejut mendengar pertanyaan Chandra pada Najwa. Seharusnya pertanyaan itu diperuntukkan untuk Alya karena setahu mereka Alya lah yang memiliki hubungan dengan Farhan.

"A–"

"Maaf Bu Chandra, bukannya yang sedang kita bicarakan ini tentang Alya dan Farhan, kenapa jadi Najwa yang ditanyai?" ucap Rossa penasaran.

Baru Najwa akan menjawab pertanyaan Ibunya, Rossa menyela perkataannya.

Najwa terkejut mendengar perkataan Mamanya Farhan, seketika senyumnya hilang dari bibirnya.

Alya pun merasakan hal yang sama dengan Najwa, bahkan Alya lebih terkejut dibanggakan dengan Najwa.

Mereka tidak pernah memberitahu siapa pun tentang hubungan mereka tapi kenapa orang tuanya Farhan mengetahuinya.

"Farhan, Alya," gumam Najwa.

"Mungkin ini salah paham. Mungkin yang dimaksud Tante Rossa adalah kak Najwa. Aku dan Farhan hanya berteman biasa," ucap Alya.

"Tapi Farhan begitu mengagumimu Alya, bahkan didalam kamarnya ada banyak foto-foto kamu. Kami pikir kamu orang yang dicintai Farhan."

Farhan tak mengatakan sesuatu apapun, dalam hatinya dia bahagia karena menganggap ini adalah jalan dari Tuhannya untuk membongkar semua kebenarannya.

Najwa terdiam mematung. Mendengar perkataan Rossa membuatnya kehilangan kepercayaan dirinya.

"Alya kamu mencintai Farhan?" tanya Broto.

Alya terdiam dengan mata yang menatap Broto mantap.

"Apa selama ini kamu mencintai anak saya Farhan?" tanya Broto lagi.

"Tidak. Aku dan Farhan hanya berteman saja, kak Najwa lah yang mencintai Farhan." Dalam hati yang terluka, Alya tetap mengatakan seperti yang Chandra inginkan.

Tidak mungkin dirinya mengatakan bahwa memang dirinya lah yang selama ini dekat dan memiliki hubungan percintaan dengan Farhan.

"Alya," ucap Farhan.

"Kak Najwa sangat mencintai kamu. Aku harap kamu mengerti itu," ucap Alya.

"Maaf Pak Broto, Bu Rossa sepertinya terjadi kesalahpahaman antar anak-anak kita tapi saya yakin Farhan dan Najwa memang saling mencintai. Alya masih terlalu muda untuk berpikir serius dan perasaannya juga masih labil, masih sering berubah-ubah," ucap Chandra.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!