bab 3

Pagi hari, Alya dan Najwa hendak pergi bersama. Setelah semalaman Alya menumpahkan kesedihannya karena harus melepaskan Farhan untuk Najwa kini dirinya sudah mulai membaik karena sudah melegakan diri dan hatinya dengan menangis.

"Kita mau ke mana kak?" tanya Alya saat mereka berdua sedang menuruni anak tangga.

"Kita mau merayakan keberhasilan kita lagi di suatu tempat," sahut Najwa dengan penuh semangat.

Najwa terus tersenyum sembari mengingat rencananya hari ini.

*FLASHBACK ON, tadi malam sekitar pukul dua puluh lewat tiga puluh lima menit*

[Halo Farhan, aku ingin merayakan keberhasilan aku dan Alya di villa xxx kamu datang ya. Aku mau kamu juga ikut merayakannya.]

Najwa menelpon Farhan untuk mengajaknya bertemu dan merayakan keberhasilan mereka yang sudah menyandang gelar Sarjana.

[Aku akan datang, jam berapa?]

[Acaranya mulai dari pagi tapi terserah kamu, kamu mau datang jam berapa.]

[Oke, kalau gitu aku akan datang.]

Setelah itu Najwa mematikan sambungan telponnya lalu meletakkan ponselnya di atas meja! Senyum bahagia terus terukir di bibir Najwa, dia begitu bahagia hari ini.

*FLASHBACK OFF*

"Kak semalam kita sudah merayakannya, apa hari ini kakak tidak ingin membagi kebahagiaan kakak bersama teman-teman sesama model?" tanya Alya.

Sebenarnya hari ini Alya ada acara bersama Farhan, dirinya ingin menjelaskan apa yang terjadi di rumahnya sore kemarin saat kado dari Farhan tiba di rumahnya.

Sebelum semuanya terlambat, dirinya harus menjelaskan semuanya pada Farhan. Alya tak ingin membuat Najwa dan Ibunya kecewa dan dirinya akan memilih untuk menyelesaikan hubungannya dengan Farhan.

"Hari ini orang-orang terdekatku akan datang ke tempat kita mengadakan acara."

"Kak, itu berarti acaranya besar-besaran. Kakak kok gak bilang aku, aku kan bisa bantuin nyiapin nya."

"Semua sudah diurus oleh orang-orang kepercayaan Ibu."

"Semua untuk merayakan keberhasilan Najwa. Kamu jangan merasa Ibu menyiapkan ini untuk kamu juga," ucap Chandra yang mendengar pembicaraan mereka.

Seketika senyum Alya hilang sesaat setelah mendengar perkataan Ibunya itu.

"Ibu, kenapa bicara seperti itu? Aku dan Alya kan sama, sama-sama baru berhasil menyelesaikan kuliah."

"Ibu, kenapa Ibu begitu membenci aku, ada apa Bu, apa salah aku sehingga Ibu begitu membenciku?" Dengan air mata yang sudah berkaca-kaca Alya memberanikan menanyakan apa yang ada dalam hatinya.

Alya masih berdiri di samping Najwa dengan posisi yang sama seperti sebelumnya, sebelum Chandra menjawab pertanyaannya, dirinya tak berani menatap wajah sang Ibu.

"Pergilah dan jangan lupa kembali tepat waktu. Ibu tidak ingin berdebat." Bukannya menjawab pertanyaan Alya, Chandra malah menyuruh dua putrinya untuk segera pergi dan bersenang-senang bersama teman-temannya.

"Ayo Alya, jangan pikiran Ibu yang seperti itu, kakak yakin kamu sudah tahu Ibu memang seperti itu tapi aku tahu sebenarnya Ibu juga menyayangi kamu." Najwa menarik tangan Alya dan mulai meninggalkan rumahnya.

*******

Di rumah Farhan.

Farhan sudah bersiap untuk pergi, dia akan bertemu dengan Alya di temat yang sudah mereka sepakati untuk bertemu.

"Aku gak sabar untuk melihat Alya, dia pasti terlihat cantik dengan menggunakan kalung dan baju yang aku belikan," gumam Farhan. Senyum terus membingkai di wajah tampan Farhan.

Tring!

Terdengar suara notifikasi pesan masuk pada ponsel Farhan, dia pun segera memeriksa siapa yang memberi pesan di pagi itu.

"Alya," gumam Farhan lalu membuka pesan whatsapp itu.

{Farhan, kita batal ketemu hari ini. Ada sesuatu yang tidak bisa aku tinggalkan. Maaf kalau aku membuat kamu kecewa.}

Terlihat Farhan begitu kecewa, dirinya ingin sekali bertemu dengan Alya tapi ternyata pacarnya itu membatalkan pertemuan mereka.

Dengan rasa kecewanya, Farhan tetap membalas pesan dari sang kekasih.

{Tidak apa-apa, kalau memang kamu tidak bisa datang aku tidak bisa memaksa.}

Tak berselang lama pesan darinya sudah bergaris biru, tangannya Alya sudah membacanya namun sepertinya gadis itu tak berniat untuk membalas pesannya.

"Kalau gitu aku datang ke acara Najwa saja, nanggung udah siap gini masa gak jadi pergi."

Farhan pun meraih kunci mobilnya yang terdapat di atas meja lalu segera keluar dari kamarnya!

**********

"Gimana udah cantik belum aku?" tanya Maya pada temannya yang sedang berdiri di belakangnya.

"Dari tadi nanya mulu. Kamu cantik kok," sahut Wulan.

Dua gadis itu sudah berada di tempat Najwa akan merayakan keberhasilannya. Maya dan Wulan adalah temannya Najwa dan Alya, mereka adalah teman dekat Alya dan Najwa.

"Kita mulai acara dengan apa dulu?" tanya Alya pada Najwa.

"Tentunya dengan doa dong Al," ucap Najwa.

Alya tersenyum lalu mengusap lengan Najwa.

"Kakak benar," ucapnya.

Tak lama, Farhan datang ke sana, Najwa dan Alya pun langsung menyambut kedatangan pemuda itu.

"Hei kamu udah datang, katanya ada urusan dulu?" tanya Najwa dengan senyuman manis di bibirnya.

"Acaranya sudah dimulai?" tanya Farhan.

Farhan mengedarkan pandangannya ke semua tempat, terlihat beberapa orang yang tak dia kenal sudah berada di tempat itu.

"Mungkin mereka teman-temannya Najwa," pikir Farhan.

Farhan terkejut saat melihat Najwa yang memakai kalung pemberiannya untuk Alya.

"Naj, itu ...." Farhan menatap Najwa dengan jari telunjuknya yang mengarah pada leher Najwa.

"Aku suka banget dengan kalung ini, terimakasih ya oh ya, aku juga cinta sama kamu Farhan. Kenapa kamu tidak mengatakan cinta langsung didepanku?"

Farhan tak menjawab, dia terlihat kebingungan kenapa kalung yang seharusnya dipakai oleh Alya malah dipakai oleh Najwa.

"Kak ada sesuatu yang harus kakak urus di sebelah sana. Aku tidak mengerti tolong kakak saja yang menyelesaikannya," ucap Alya pada Najwa.

"Oh ya, apa?"

"Kita mau masak-masak kan. Mereka gak tahu apa yang harus dilakukan terlebih dahulu."

Alya sengaja memberikan kesibukan pada Najwa karena dirinya harus bicara dengan Farhan.

"Oh kalau gitu kakak tinggal dulu ya. Kamu temani Farhan sebentar," ucap Najwa pada Alya.

"Han, aku tinggal dulu ya." Najwa pun langsung pergi dari sana meninggalkan Farhan dan Alya.

"Farhan tolong jangan bahas tentang kita dihadapan kakakku, biarkan kakak menggunakan kalung itu," ucap Alya pada Farhan setelah Najwa pergi.

"Apa maksudnya ini? Aku tidak mengerti Alya, kalung itu untuk kamu tapi kenapa Najwa yang memakainya."

"Mereka salah paham tapi aku tidak ingin mereka tahu yang sebenarnya. Kak Najwa dan Ibu begitu bahagia, mereka bahagia saat tahu kamu yang mengirim kado itu untuk kak Najwa."

"Tapi aku tidak mencintai Najwa."

"Tolong Han, tolong."

"Ayo kita mulai acaranya," ucap Najwa.

Baru Farhan akan berbicara, Najwa datang dan mengajak mereka bergabung bersama dengan yang lain.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!