bab 8

"Al kamu mau kemana, kenapa bawa barang-barang ini?" tanya Farhan saat berpapasan di luar kantor milik Chandra itu.

"Aku udah berhenti bekerja di sini jadi semua barang milik aku, akan aku bawa pulang," sahut Alya.

"Berhenti? Bukannya ini perusahaan keluarga kamu, gak mungkin kamu keluar dari kantor ini."

Alya tersenyum sembari terus memegangi kardus yang berisi alat kerjanya.

"Aku bosan mengurus pekerjaan yang itu-itu saja, aku mau mencari suasana baru di tempat baru."

"Aku perlu bicara sama kamu. Ayo masuk mobilku!" Farhan meminta Alya ikut dengannya.

"Maaf, aku sedang terburu-buru lagipula kamu mau bicara apa denganku?"

"Tenang kita. Tentang hubungan kita yang belum ada kejelasan."

"Aku sudah bilang, hubungan kita sudah selesai. Kita tidak punya hubungan apa-apa lagi."

"Tapi Alya, apa salahnya kita menjelaskan kesalahpahaman ini pada Ibu dan Kakakmu."

"Tidak perlu Farhan, tidak ada yang perlu kita jelaskan. Kak Najwa mencintai kamu sudah sejak lama, aku tidak mungkin menyakiti perasaannya dan lagi Ibu, Ibuku sudah sangat bahagia, Ibu sangat menginginkan kamu menjadi pasangannya Kak Najwa."

"Tapi aku gak cinta sama Najwa, aku cintanya sama kamu."

"Please Farhan, mengertilah."

"Bagaimana aku bisa mengerti sementara kamu sendiri tidak memiliki jelaskan mengapa kamu lebih mementingkan kebahagiaan Kakak dan Ibu kamu."

"Aku rasa aku tidak perlu menjelaskannya padamu. Permisi." Alya langsung menaiki ojek yang dari tadi sudah menunggunya.

"Al! Alya tunggu!" Farhan berusaha mengejar Alya yang sudah pergi dengan ojek.

**********

"Naj, aku dengar hari ini ada jadwal pemotretan di puncak gunung ya?" tanya Kinan ~ teman Najwa sesama model.

"Iya, tapi aku minta jadwalnya diundur karena aku ada masalah sedikit," sahut Najwa.

"Masalah apa yang bisa membuat seorang Najwa menghentikan aktivitas secara mendadak seperti ini?"

"Maaf Kin, aku gak bisa jelasin sekarang. Aku harus pergi." Najwa langsung pergi meninggalkan Kinan di sana.

Setelah mengabarkan pada pihak terkait tentang dirinya yang belum bisa melakukan pekerjaannya sebagai model, Najwa langsung pergi meninggalkan tempat itu karena dirinya harus mencari Alya yang sampai saat ini belum bisa dihubungi sama sekali.

"Kenapa tuh anak? Gak biasanya dia seperti ini, biasanya dia selalu mengedepankan pekerjaannya ini," ucap Kinan sembari menatap kepergian Najwa.

**********

Di kostan Alya.

Alya duduk di atas tempat tidurnya sambil terus menangis, begitu banyak beban dalam hidupnya saat ini. Mulai dari harus mengikhlaskan Farhan untuk kakaknya sampai kenyataan bahwa ternyata dirinya bukanlah anak kandung Chandra.

"Ya Allah begitu berat cobaan hidup yang kau berikan padaku, aku tidak yakin aku bisa melewati semua ini. Aku sakit YaAllah."

Alya terus menangis sambil menatap foto Chandra dan Najwa yang sengaja dia bawa dari rumahnya.

Tok!

Tok!

Tok!

Seseorang mengetuk pintu kamar Alya dari luar.

Alya menatap ke arah pintu lalu segera mengusap air matanya setelah itu dia berjalan untuk membuka pintu itu!

"Bu Marlina, ada apa Bu?" tanya Alya.

"Ada yang ingin ingin Ibu bicarakan sama kamu."

"Oh, Ibu pasti mau menanyakan pembayaran kamar aku ini ya. Aku udah ambil uang tadi. Tunggu sebentar ya."

"Bukan itu Alya. Boleh Ibu masuk?"

"Ya, silahkan Bu."

Marlina masuk ke dalam kamar Alya lalu duduk di tepi ra jenjangnya.

"Ada apa Bu? Jangan bilang kalau Ibu mau mengusir aku dari sini."

"Tidak Nak. Waktu di jembatan penyeberangan itu, tidak sengaja Ibu mendengar semua kemarahan kamu terhadap Tuhanmu. Kalau boleh tahu apa yang membuat kamu semarah itu?"

Alya terdiam, waktu itu dirinya memang begitu marah dan kesal kenapa Tuhannya menjadikan hidupnya seperti itu tapi saat ini dirinya sudah mulai tenang dan sedikit menerima kenyataan hidupnya yang seperti ini.

"Alya kalau ada sesuatu yang ingin kamu ceritakan, cerita sama Ibu agar hati kamu bisa lebih tenang," sambung Marlina.

Alya tersenyum tipis lalu menundukkan kepalanya.

"Tidak ada apa-apa Bu, hanya sedikit masalah keluarga sebentar lagi juga membaik."

"Kalau memang seperti itu tolong kamu berhenti menangis ya, tadi suara kamu terdengar sampai ke luar takutnya yang lain bertanya-tanya kenapa kamu menangis sampai seperti itu. Ibu gak mau mereka berpikiran buruk tentang Ibu karena anak kostnya menangis sampai tersedu."

"Maaf Bu, saya gak tahu kalau suara saya terdengar sampai ke luar. Saya tidak sadar kalau ternyata saya menangis."

"Istirahatlah Nak, kalau ada apa-apa cerita sama Ibu, anggap saja saya ini Ibu kandung kamu sendiri ya."

**********

"Siang Bu, Bu aku mau ketemu sama Alya. Apa dia ada di ruangannya?" tanya Najwa pada Chandra.

"Najwa, kamu gak kerja?" Bukannya memiliki jawab pertanyaan Najwa, Chandra malah mengalihkan pembicaraan pada topik yang lain.

"Bu, aku menanyakan Alya kenapa Ibu malah bertanya balik kepadaku."

"Dia sudah tidak bekerja di kantor ini lagi. Tolong jangan tanyakan dia pada Ibu karena Ibu tidak tahu."

"Apa! Astaga Bu, sebenarnya apa yang ada dalam pikiran Ibu. Kenapa Ibu memecatnya juga, tidak kah kau tahu Ibu kalau Alya itu sudah berkorban banyak untuk membahagiakan Ibu."

"Diam kamu Najwa, pergilah dan lakukan pekerjaanmu saja."

"Aku akan mencari Alya sampai ketemu. Dia adalah adik aku satu-satunya, aku tidak bisa hidup tanpa dia Bu."

"Kenyataannya dia bukan adikmu Najwa!"

"Terserah Ibu tapi aku tetap menganggap dia adikku karena menang dia adalah adikku. Dia adalah darah daging Ayah meski bukan terlahir dari rahim Ibu."

Najwa pergi dari ruangan Chandra dengan langkah kaki yang dihentak-hentakkan ke lantai!

Chandra hanya diam mematung seraya menatap Najwa yang pergi kian menjauh hingga akhirnya tak terlihat lagi dimakan pintu.

Tak terasa air mata Chandra menetes membasahi pipinya. Dirinya merasakan kesakitan pada hatinya karena baru mendapatkan perlakuan seperti itu dari Najwa.

Selama ini kehidupan mereka baik-baik saja tanpa adanya perdebatan apa pun meski dirinya selalu membenci Alya tapi kehidupan mereka normal. Tak ada pertengkaran ataupun perdebatan seperti yang barusan mereka lakukan tapi setelah dirinya mengungkap siapa sebenarnya Alya dan meminta Alya pergi dari rumah, sikap Najwa berubah seratus delapan puluh derajat dari sebelumnya.

Jika sebelumnya dia sangat menyayangi dirinya kini Najwa lebih menyayangi Alya dan selalu memikirkan tentang Alya.

"Apa aku salah melakukan hal ini, apa aku berdosa telah mengusir Alya dari rumahku sendiri. Ya Allah kenapa kau menghukum aku sampai seberat ini, apa kesalahanku dimasa lalu sehingga kau terus-menerus memberikan aku kesulitan?" batin Chandra dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.

**********

"Kemana lagi aku harus mencari Alya, sebenarnya apa yang mereka permasalahkan sehingga Ibu mengusirnya dari rumah." Najwa mulai merasa putus asa karena tak kunjung menemukan Alya meski dirinya sudah berkeliling untuk mencari adiknya itu.

"Kamu dimana Al? Seharusnya kamu tidak pergi dari rumah meski Ibu mengusir dirimu. Seharusnya kamu sudah tahu dan sudah paham dengan sifat Ibu yang selalu memarahi kamu tapi sebenarnya dia sayang sama kamu. Aku tahu Ibu sayang sama kamu karena dia mampu bertahan dalam lukanya selama dua puluh tiga tahun terakhir ini."

Najwa terus berbicara di dalam hatinya sembari terus menyetir mobilnya.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!