bab 2

Sore hari sekitar pukul tujuh belas lewat dua puluh lima menit, saat itu Najwa dan Alya sedang berada di dalam kamarnya.

Di depan pintu rumahnya, Chandra sedang menerima sebuah kado dari seseorang.

"Ada kirimkan kado untuk putri anda," ucap seorang kurir yang mengantarkan kado tersebut.

"Oh ya." Chandra menerima buket bunga itu dan sebuah kotak kado yang tak tahu apa isinya itu.

"Dari siapa?" tanya Chandra pada kurir itu.

"Dari orang yang bernama Farhan," sahut kurir itu, "Farhani Broto Surosa nama lengkapnya," sambung kurir itu.

Seketika senyum bahagia terukir di bibir Chandra. Bagaimana tidak, orang tua Farhan adalah seorang pengusaha kaya yang namanya sudah terkenal di mana-mana.

Semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, begitu pun dengan Chandra yang menginginkan Najwa selalu bahagia dalam hidupnya.

"Terimakasih ya Mas," ucap Chandra.

Kurir itu mengangguk pelan lalu segera undur diri dari rumah mewah itu.

"Najwa! Najwa ada kiriman untukmu!" seru Chandra sembari memperhatikan buket bunga dan kado itu.

Di kamar Alya.

Drrt!

Drrt!

Drrt!

Ponsel Alya berdering tanda adanya telpon masuk.

Alya yang saat itu sedang duduk di tepi ranjangnya pun langsung bangkit dari duduknya untuk mengambil ponselnya dari atas meja!

Ditatapnya layar ponselnya dan terlihat nama Farhan di sana, Alya pun langsung menerima telpon dari Farhan itu.

[Halo, Farhan.] ucap Alya setelah menerima telponnya.

[Alya apa kado istimewa dariku sudah kamu terima? Barusan kurir yang mengantarkannya sudah mengabari aku bahwa dia sudah mengantarkan kadonya ke alamat rumahmu.] ucap Farhan dari sebrang telpon.

[Kamu mengirimi aku hadiah?]

[Ya, mahasiswa dengan nilai kelulusan tertinggi patut mendapatkan hadiah istimewa dariku.]

[Terimakasih, kamu baik sekali.]

[I love you Alya.]

[I love you too Farhan. Aku periksa dulu ke bawah ya, mungkin Mbok Darti.]

[Oke. Aku tutup telponnya ya kabari aku kalau kamu sudah menerima hadiahnya dan katakan padaku kalau kamu tidak suka dengan hadiahnya.]

[Iya, pasti aku kabari tapi aku pasti suka dengan apa pun pilihanmu. Dah Farhan.]

Alya mematikan sambungan telponnya lalu melempar ponselnya ke atas tempat tidurnya.

Alya dan Farhan memang memiliki hubungan percintaan, mereka sudah menjalin kasih selama dua bulan dengan tanpa sepengetahuan keluarga mereka.

Bukan apa-apa, mereka tak ingin mempublikasikan hubungan mereka dulu karena belum siap untuk menikah di usia saat ini.

Alya keluar dari kamarnya dengan berjalan tergesa-gesa, dirinya ingin cepat melihat kado apa yang diberikan oleh kekasihnya itu padanya.

Dari lantai dua, Alya sudah melihat Chandra dan Najwa yang sedang membuka kado. Awalnya dia berpikir mungkin Najwa juga mendapatkan kado dari temannya atau saudaranya karena setahunya Najwa tak memiliki kekasih.

"Wah kalung berlian, indah sekali," ucap Najwa.

Terlihat dengan jelas, Najwa begitu bahagia saat melihat isi kado itu.

"Ada kertas ucapan. Coba baca," ucap Chandra yang tak kalah bahagianya dari Najwa.

Najwa mengambil kartu ucapan itu dari tangan Chandra lalu membacanya.

'Kalung ini akan terlihat lebih indah jika kamu yang memakainya, aku ingin melihat kamu memakai kalung ini besok. I love you, aku harap kamu bahagia dan suka dengan kadonya. Salam manis,Farhan.'

Di bait paling bawah tertulis namun Chandra lengkap dengan tanda tangannya.

Seketika Najwa menjerit bahagia, dirinya tak menyangka Farhan mengatakan isi hatinya di hari bahagianya itu.

Deg!

Bak disambar petir di siang bolong, seketika hati Alya terasa seperti ada yang menghantamnya hingga dirinya merasa kesakitan.

Dirinya dan Najwa memang mengenal Farhan dengan baik tapi selama ini mereka hanya berteman baik dan tak pernah berpikir sampai jauh.

"Kakak pasti salah paham tapi aku tidak mungkin menjelaskan semuanya. Aku tidak ingin mereka kecewa, Ibu dan kakak terlihat begitu bahagia," ucap Alya didalam hatinya.

Tak terasa air mata Alya luruh begitu saja hingga menganak sungai di pipinya.

"Alya aku bahagia, sini Alya!" seru Najwa dengan tawa bahagia.

Alya segera mengusap air matanya lalu menuruni anak tangga dengan berlari!

Najwa menyambut Alya di bawah tangga dan dia segera mengajak Alya melihat hadiah yang sebenarnya untuk Alya itu.

"Lihat Al, Farhan memberikan kakak kado istimewa. Kakak gak nyangka kalau ternyata dia juga mencintai kakak."

Alya tersenyum dalam hati yang pilu jika sudah begini dirinya harus merelakan Farhan untuk Najwa karena jika tidak, Ibunya akan sangat membencinya dan hal itu akan membuatnya semakin sulit mendapatkan kasih sayang Ibunya.

Baginya semua hal di dunia ini tidak begitu penting, mendapatkan cinta kasih dari sang Ibu adalah prioritas utamanya meski dirinya harus kesakitan karena harus melepaskan Farhan tapi dirinya akan bertahan demi mendapatkan kebahagiaan bersama sang Ibu.

"Wah kak, selamat. Ini adalah kado terindah bukan."

"Terimakasih Alya, aku bahagia, aku sangat bahagia."

"Sayang apa kamu mencintai Farhan?"

"Iya Ibu, aku mencintai Farhan sejak lama," sahut Najwa sembari menatap Ibunya dengan tatapan bahagia.

"Kenapa aku tidak menyadari kalau kakak juga mencintai Farhan, kenapa aku baru tahu sekarang setelah aku benar-benar mencintai dia," ucap Alya didalam hatinya.

"Kenapa kamu diam saja, kamu iri pada kakakmu? Jangan pernah berpikir kamu akan dapat pemuda seperti yang kakakmu dapatkan karena itu tidak mungkin," ucap Chandra ketus sembari menatap Alya tajam.

Tak pernah ada perkataan manis yang Chandra ucapkan pada Alya, sekalinya bicara Chandra akan berucap dengan nada ketus seolah tak ingin berbicara dengan Alya.

"Ibu jangan bicara seperti itu. Aku yakin suatu saat Alya akan mendapatkan pemuda baik dan tampan oh ya satu lagi, penyayang ya itu dia, penyaaayaaan," ucap Najwa.

"Ibu, aku bahagia dengan kebahagiaan kakak saat ini. Kakak sangat beruntung karena bisa dicintai oleh Farhan," ucap Alya dengan senyuman tipis.

Dalam hatinya Alya tengah menahan sakit yang teramat sangat, dia juga berusaha menahan air matanya agar tak jatuh dari pelupuk nya.

Dari jarak yang tak jauh dari mereka, Mbok Darti terus memperhatikan mereka, dia tahu bahwa saat itu Alya sedang menahan kesedihannya.

Mbok Darti tahu bahwa Alya sudah berpacaran dengan Farhan karena dirinya lah orang terdekat Alya dan sudah seperti Ibu bagi Alya.

"Kasihan kamu Nak. Tidak seharusnya kamu berada dalam posisi seperti ini," ucap Mbok Darti didalam hatinya sembari terus menatap mereka.

Kayaknya seorang Ibu yang tahu anaknya sedang tersakiti, Mbok dari ikut merasakan kesedihan Alya saat itu.

Sebenarnya jika Najwa tahu itu bukanlah untuknya dirinya tidak akan pernah mengatakan sesuatu hal yang dapat menyakiti hati Alya. Mbok Darti tahu Najwa sangat menyayangi Alya jadi tidak mungkin Najwa tega membuat adiknya kecewa.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

ibu benci sama Alya mungkin Alya bukan anak kandung nya

2023-08-08

1

Dina Ningrum

Dina Ningrum

ini ceritanya ky flm india dil hai tum hara

2023-05-03

1

Maria Ulfa

Maria Ulfa

cerita nya kayak Dil hai tumhara

2023-04-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!