bab 10

Pagi hari, Alya sudah siap untuk mencari pekerjaan. Meski dirinya memiliki uang tabungan hasil dari bekerja di kantor ibunya tapi jika dirinya terus menganggur, uang itu akan habis dan akan membuatnya semakin kesulitan.

"Semoga hari ini aku mendapatkan pekerjaan yang cocok. Gak harus di kantoran yang penting aku bisa dapat pekerjaan hari ini," gumam Alya sembari menyisir rambutnya.

"Selamat pagi Alya," ucap Julia pada Alya yang baru keluar dari kamarnya.

"Pagi juga," sahut Alya dengan senyuman ramah.

"Kamu udah rapi begitu mau kemana?" tanya teman satu kostan Alya yang lain.

"Aku mau cari kerjaan. Gak mungkin aku tetap nganggur nanti darimana aku bayar kostan ku."

"Kebetulan banget di kantor tempat aku kerja lagi ada lowongan, coba aja kamu melamar ke sana. Syukur-syukur bisa keterima."

"Benarkah? Dimana alamatnya?"

"Di xxx."

"Kamu kerja di perusahaan apa?"

"Najwa group."

"Oh Najwa group." Alya langsung melemas saat tahun ternyata temannya itu bekerja di anak perusahaan milik Chandra.

"Kenapa? Kamu gak mau kerja di sana?"

"Bukan seperti itu. Semua orang pasti mendambakan bekerja di sana tapi sepertinya aku mundur untuk melamar pekerjaan di sana."

"Kenapa? Belum mencoba kok udah mundur?" ucap Julia.

"Aku gak yakin, aku bisa diterima di sana rasanya aku gak mungkin bisa."

"Kamu tidak tingkat kepercayaan diri nya dikit banget."

"Udah ayo sarapan dulu," ucap Marlina.

**********

"Alya kemana? Sudah dua hari aku mencari dia tapi dia gak pernah muncul telponnya juga gak pernah aktif," ucap Farhan yang masih duduk di tepi tempat tidurnya.

Farhan mulai gelisah karena merasa Alya semakin menjauh darinya.

"Farhan, sarapan dulu," ucap Rossa dari luar kamar Farhan.

"Iya Ma, sebentar lagi," sahut Farhan.

Tanpa menunggu Farhan keluar dari kamarnya, Rossa sudah pergi meninggalkan tempat itu.

"Kenapa kamu gak ngerti Alya, aku cintanya sama kamu bukan sama Najwa."

*******

"Najwa mau kemana kamu?" tanya Chandra saat melihat Najwa berjalan melewati dirinya.

"Kerja. Aku harap Ibu tidak mengajakku berdebat karena aku sedang terburu-buru."

"Sarapan dulu."

"Maaf Ibu, aku sedang tidak nafsu makan."

"Najwa nanti kamu sakit."

"Aku sudah sakit sejak Alya pergi dari rumah." Najwa langsung pergi tanpa menunggu perkataan Chandra selanjutnya!

Chandra hanya terdiam sembari menatap Najwa dengan tatapan nanar.

"Aku mengusir anak tiri ku dari rumah tapi sekarang aku juga kehilangan putriku. Najwa kenapa kamu tidak pernah mau mengerti dengan perasaan Ibu?" ucapnya dalam hati.

"Mbok Darti! Arman!" seru Chandra pada asisten rumah tangganya dan juga sopir pribadinya.

"Iya Bu," ucap Mbok Darti dan Arman.

"Kalian sarapan dulu, sayang ini makanannya masih ada."

"Tapi Ibu belum sarapan."

"Saya lagi gak ingin sarapan di rumah, saya mau sarapan di luar saja."

"Atau mau Mbok bawakan makanan untuk di kantor Bu?"

"Tidak usah."

Chandra pun memilih pergi dan menunggu Arman di halaman rumahnya, dia membiarkan Arman dan Mbok Darti sarapan di sana.

"Mbok, rumah jadi gak enak ya setelah Mbak Alya pergi. Biasanya dia yang selalu bikin kehebohan di sini."

"Mbok juga kangen suasana rumah seperti saat ada Non Alya. Padahal baru beberapa hari dia pergi tapi rasanya sudah lama dia meninggalkan kita."

"Udah, kita sarapan Mbok, saya sudah ditunggu oleh Ibu."

Mereka pun langsung sarapan bersama di meja makan itu.

**********

Siang hari, Alya sudah mendatangi beberapa perkantoran tapi belum juga mendapatkan pekerjaan, semua perusahaan yang dia datangi ternyata tidak menerima lowongan pekerjaan.

"Ya Allah kemana lagi aku harus mencari pekerjaan? Sudah banyak kantor yang aku datangi tapi tidak ada satu pun yang menerima karyawan baru," gumam Alya sembari terus berjalan.

Ditengah teriknya matahari, Alya berjalan menyusuri jalanan untuk mencari pekerjaan. Di tengah perjalanan tiba-tiba Alya merasa lapar, dia pun terus berjalan namun bukan mencari perkantoran untuk dirinya melamar kerja tapi menuju restoran yang letaknya tak jauh dari dirinya saat ini.

"Selamat datang di restoran kami," ucap seorang wanita pada Alya.

Alya tersenyum lalu langsung duduk di kursi yang masih kosong.

"Silahkan mau pesan apa?" ucap pelayan restoran itu sembari memberikan buku menu.

Alya pun langsung memilih makanan yang ada dalam daftar menu di restoran itu.

"Saya pesan yang ini aja ya Mbak, terus minumnya es teh manis aja."

"Baik, mohon tunggu sebentar."

Sembari menunggu makanannya tiba, Alya mengaktifkan ponselnya untuk melepas kejenuhan karena tak ada teman ngobrol di sana.

"Kak Najwa, dia menelpon ku sampai sebanyak ini," gumam Alya.

Alya melihat lagi siapa lagi yang menelponnya, banyak sekali panggilan masuk selama dirinya mematikan ponselnya.

Ada banyak rentetan nama yang terpampang di layar handphone Alya mulai dari Farhan, Wulan, Daffa, Maya dan banyak lagi.

"Mereka semua pasti sudah tahu aku pergi dari rumah. Kak Najwa pasti sudah mencari aku kemana-mana. Aku harus menemui kak Najwa agar dia tidak khawatir sama aku."

Tak lama makanan pesanannya tiba, Alya pun mulai menyantap makanannya.

*******

"Alya mengundurkan diri dari kantor? Kapan?" tanya Farhan pada Daffa.

"Iya, kemarin adalah hari terakhirnya bekerja di sini," sahut Daffa.

"Tapi kenapa?"

"Aku tidak tahu, Alya tidak memberikan penjelasan apa pun tentang ini. Nomor telponnya sama sekali gak bisa dihubungi, Najwa sudah sangat mengkhawatirkan dia karena katanya dia juga pergi dari rumah."

"Apa! Tapi kenapa?"

"Aku tidak tahu, kalau ada urusan terkait pekerjaan atau urusan proyek yang ditangani oleh Alya, kamu bisa hubungi Bu Chandra langsung karena dia yang mengambil alih semua pekerjaan Alya."

"Oh, oke. Terimakasih."

Farhan meninggalkan Daffa di sana dengan langkah pelan, dirinya tak tahu apa yang harus dia lakukan dan kemana dia harus mencari Alya karena sampai saat ini Alya sama sekali belum bisa dihubungi.

"Apa ini ada hubungannya dengan kesalahpahaman diantara Najwa dan Ibunya, apa Alya benar-benar ingin mengorbankan kebahagiaannya? Ini tidak mungkin, aku tidak akan pernah bisa mencintai Najwa karena aku sangat mencintai kamu Al," ucap Farhan didalam hatinya.

Farhan terus berjalan tanpa tujuan, dirinya masih belum bisa percaya dengan keputusan yang diambil oleh Alya.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

lanjut

2023-08-10

0

Uneh Wee

Uneh Wee

lanjut ka semnget

2023-04-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!