bab 13

Pagi hari saat semua orang belum terbangun dari tidurnya Alya sudah bangun dan sudah selesai dengan semua urusan pribadinya.

Merasa tidak ada lagi yang perlu dikerjakan, Alya pun keluar dari kamarnya lalu menawarkan diri untuk membantu pekerjaan Bu Marlina.

"Pagi Bu," ucap Alya pada Bu Marlina yang saat itu sedang menyapu lantai.

"Eh Alya, kamu udah bangun?" ucap Bu Marlina.

"Sebenarnya setiap hari aku bangun dari jam empat tiga puluh Bu. Aku merasa bosan berdiam diri di kamar, apa ada pekerjaan yang bisa aku lakukan?"

"Tidak ada Nak, lagipula kamu tidak usah melakukan pekerjaan apapun di sini selain membersihkan kamarmu."

"Itu, ada cucian piring. Aku kerjain ya Bu," ucap Alya sembari melongok piring kotor di atas wastafel.

"Memangnya kamu gak kerja hari ini?"

"Kerja Bu, tapi sekarang kan masih pagi banget. Baru juga jam lima lewat berapa menit."

Alya berjalan menghampiri perabot kotor lalu mulai membersihkannya!

Bu Marlina hanya diam sembari menatap Alya yang mulai mencuci piring dengan posisi membelakangi nya.

"Kamu anak yang baik, orang tua kamu pasti bangga mempunyai anak seperti kamu Alya," ucap Bu Marlina didalam hatinya.

**********

Di rumah Chandra.

"Mbok tolong bersihkan dan rapikan rumah dengan baik ya, nanti malam akan ada keluarga Farhan datang ke rumah," ucap Chandra pada Mbok Darti yang sedang memasak di dapur.

"Baik Bu. Mau masak di rumah atau ketering Bu, untuk jamuannya?"

"Ketering aja Mbok. Mbok Darti bersihin rumah aja ya."

"Iya Bu."

Chandra pun langsung pergi meninggalkan Mbok Darti di dapur dan berjalan menuju kamar Najwa!

"Najwa! Kamu sudah bangun?" ucapnya sembari mengetuk pintu.

"Sudah Bu, masuk saja pintunya gak dikunci," sahut Najwa dari dalam kamarnya.

Chandra pun langsung masuk ke dalam kamar lalu duduk di tepi tempat tidur Najwa.

"Ada apa Bu?" tanya Najwa yang masih fokus mengukir alisnya didepan cermin.

"Nanti malam keluarga Farhan akan datang. Ibu minta kamu jemput Alya ke rumah, biar bagaimana pun dia adalah adikmu jadi dia harus turut serta dalam kebahagiaan kamu ini."

"Serius Bu? Alya boleh pulang?" Dengan senyum lebar dan penuh kegembiraan, Najwa bertanya pada Ibunya untuk memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar.

"Tapi untuk malam ini saja, malam seterusnya dia tetap tinggal di tempat tinggalnya sekarang."

Chandra tahu kalau Alya dan Farhan memiliki hubungan yang lebih dari sekedar teman biasa, dirinya ingin membalas rasa sakit hati pada Ibu kandungnya dengan membiarkan Alya menyaksikan pembicaraan pernikahan antara Najwa dan Farhan.

"Hanya malam ini saja pun tak apa, aku bahagia mendengarnya tapi kemana aku harus mencari Alya, Bu? Sampai saat ini aku gak tahu dimana dia tinggal."

"Dia bekerja di kantor Danuarta Group. Pak Danu yang memberitahu Ibu kalau dia menjadi sekretaris anaknya."

"Benarkah. Ibu terimakasih, aku sudah yakin dari awal kalau sebenarnya Ibu sayang kan sama Alya."

"Tidak ada kata sayang untuk dia. Ibu hanya tidak ingin dia kembali ke rumah ini makanya Ibu meminta Pak Danu menerima Alya bekerja di sana."

Najwa hanya terdiam sembari memeluk Chandra, dalam hatinya merasa bahwa Ibunya itu memang sayang pada Alya hanya saja ada rasa gengsi dalam diri sang Ibu.

**********

"Rajin ya anak baru," ucap Danish yang berdiri di samping Alya yang sedang menjemur pakaian milik Ibu Marlina.

Alya melirik Danish lalu tersenyum tipis.

"Mas Danish, pagi Mas," ucap Alya ramah.

"Kamu gak kerja?"

"Kerja lah kalau gak kerja saya mau makan apa dan bayar kostan dari mana?"

"Kenapa belum siap-siap?"

"Sebentar lagi Mas lagian mulai kerja jam dekapan masih ada waktu untuk mengerjakan pekerjaan ini."

Tin!

Tin!

Suara klakson mobil terdengar dari gerbang rumah Bu Marlina, Julia pun langsung membukakan gerbang itu sementara Alya tetap meneruskan aktivitasnya tanpa kepo dengan siapa yang datang pagi itu.

"Rumah kostnya Alya?" tanya laki-laki yang baru tiba di sana.

"Iya, dengan siapa ya?" Julia menatap laki-laki itu dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Laki-laki itu terlihat sangat tampan dengan gaya pakaiannya ala kantoran.

"Kenalin saya Arka." Arka mengulurkan tangannya pada Julia.

"Oh ya, saya Julia." Julia menjabat tangan Arka sejenak lalu melepaskannya setelah menyebutnya namanya.

"Alya nya ada?"

"Ada, sebentar ya saya panggilkan. Oh ya maaf karena di sini gak boleh bawa masuk laki-laki jadi Anda tunggu di sini saja."

Arka tersenyum lalu mengangguk.

Julia berjalan cepat menghampiri Alya yang sedang menjemur pakaian!

"Al di depan ada yang nyariin kamu tuh," ucap Julia pada Alya.

Alya dan Danish menoleh ke arah suara secara bersama-sama!

"Siapa, pagi-pagi gini udah ada yang nyariin aku? Perasaan aku gak punya hutang deh."

"Cowok ganteng, keren lagi. Namanya Arka."

"Hah Arka! Itu bos aku."

"Bos?" ucap Danish dan Julia secara bersamaan.

"Iya, ngapain dia ke sini ya? Aku kan belum telat datang ke kantor."

Alya berjalan menuju pintu gerbang dan memang benar ada Arka yang sedang berdiri di depan mobilnya!

"Pak Arka, ada apa Anda datang ke sini?"

"Alya, kamu belum siap ke kantor?"

"Belum, sekarang kan masih pagi. Ada apa Pak?" Alya mulai panik karena takut bosnya itu merasa kecewa padanya dan akhirnya memecatnya dari kantor.

"Saya datang untuk menjemput kamu kebetulan rumah kamu searah jadi ya udahlah saya mampir dulu ke sini."

Alya bernafas lega setelah mendengar perkataan Arka, senyum mengembang di bibirnya dan keterangannya pun langsung hilang.

"Oh gitu. Kalau gitu saya siap-siap dulu ya." Tanpa mengajak Arka Masuk, Alya berjalan memasuki rumah itu dengan langkah cepat.

Dirinya merasa seperti ada yang mengejar-ngejar saat tahu Arka datang untuk menjemputnya.

"Al pelan-pelan jalannya nanti jatuh," ucap Bu Marlina.

"Iya Bu, tenang saja aku gak akan jatuh kok," sahut Alya sembari terus berjalan menaiki anak tangga!

"Alya kenapa?" tanya Bu Marlina pada Julia dan Danish.

"Dijemput sama bosnya. Kayaknya dia terburu-buru deh," ucap Julia.

"Bosnya datang untuk menjemput Alya? Kok bisa, sekarang dimana bosnya Alya kok gak disuruh masuk?"

"Di luar, aku gak ajak dia masuk karena kan gak boleh bawa laki-laki masuk ke sini."

"Tapi kalau bosnya Alya yang datang harusnya disuruh masuk nanti kalau Alya dipandang jelek gimana?"

"Mana aku tahu dia itu bosnya Alya Bu. Tadi pas aku buka gerbang dia cuma bilang namanya gak bilang dia itu bosnya Alya."

"Bu, Julia, Mas Danish, aku pergi kerja dulu ya. Oh ya Jul, coba lihat aku. Apa aku sudah cantik?" ucap Alya.

Karena berdandan dengan tergesa-gesa, Alya takut penampilannya tidak bagus.

"Cantik kok, cantik."

"Terimakasih." Alya segera mencium punggung tangan Bu Marlina sebelum dia pergi.

Meski Bu Marlina bukan Ibu kandungnya tapi Alya tetap melakukan hal itu untuk menghormatinya sebagai orang tertua di rumah itu.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

lanjut

2023-08-10

1

Uneh Wee

Uneh Wee

wah enk tuh kerja d jmput lngsung ama bos ...ada apa nih

2023-04-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!