bab 18

"Hai Daffa, kenapa kamu gak bilang kalau kamu ada hubungan sama Alya," ucap Najwa yang baru tiba di kantornya.

Daffa yang tak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Najwa, hanya terdiam sembari berusaha mencerna setiap ucapan Najwa padanya."

"Hubungan apa? Aku tidak mengerti ucapan kamu," ucap Daffa dengan raut wajah bingung.

"Alya suka sama kamu. Sikap Alya yang baik dan perhatian sama kamu itu karena dia suka sama kamu."

"A_apa? Siapa yang bilang kalau Alya menyukai aku?"

"Ah jadi selama ini kamu gak tahu kalau Alya suka sama kamu? Astaga gak peka banget kamu jadi laki-laki."

"Aku gak tahu, selama ini kami hanya berteman biasa. Kamu tahu itu kan."

"Iya tapi semalam Alya sendiri yang bilang sama aku katanya dia suka sama kamu sejak dari lama."

Daffa yang baru tahu tentang perasaan Alya yang sebenarnya, merasa sangat bahagia karena sebenarnya selama ini dirinya juga menyukai Alya hanya saja dirinya tak berani mengurangkan perasaannya pada Alya.

"Jadi tunggu apa lagi? Cepat tembak Alya."

"Tapi aku tidak tahu dimana Alya sekarang."

"Dia kerja di Danuarta Group, pokoknya kamu temui dia secepatnya dan langsung nyatakan cinta kamu."

"Gimana nanti aja deh, sekarang aku harus kerja. Aku duluan ya Naj." Daffa berjalan memasuki kantor tempat dirinya bekerja.

"Eh, kan aku juga mau kerja. Kenapa malah aku ditinggal di sini sih."

Najwa pun mengikuti langkah Daffa yang berjalan memasuki kantornya!

*********

"Pa, ayo kita belanja pakaian untuk kita gunakan di hari lamarannya Farhan," ucap Rossa pada Broto.

"Menang kapan sih Ma, acaranya?"

"Ya terserah Papa mau kapan. Kemarin kan Farhan dan Najwa udah setuju untuk menikah ya kita lamar dia dulu baru menikahkan dia dengan anak kita."

"Papa tahu mereka udah setuju untuk menikah tapi kemarin mereka juga meminta waktu untuk lebih mengenal satu sama lain."

"Apa salahnya kita mempersiapkan segala sesuatunya dulu biar pas waktunya tiba kita gak terlalu repot Pa."

"Terserah Mama aja kalau gitu, Papa ikut aja apa kata Mama."

Rossa tersenyum lalu bangkit dari duduknya.

"Mama mau kemana?" tanya Broto.

"Mau ganti baju dan ambil tas."

"Mau ngapain ganti baju."

"Barusan kayanya terserah Mama, ya Mama mau belanja lah."

"Sama Papa?"

"Iya dong masa sendirian."

"Bilang aja kalau Mama mau jalan berdua sama Papa."

"Itu Papa tahu kenapa dari tadi susah banget diajak jalan," ucap Rossa dengan senyuman yang terus membingkai di wajahnya.

**********

Di kantor tempat Alya kerja.

"Alya, nanti kita makan siang bersama ya," ucap Arka.

"Hah makan?"

"Iya, kamu kok kaget gitu ada apa?"

"Nggak Pak sebenarnya nanti siang saya ingin menemui teman saya."

"Oh, ya udah kalau gitu makan siang bersama dengan saya besok aja."

"Eumm, Pak apa Anda tidak malu makan bareng saya?"

"Kenapa? Kamu cantik baik dan yang paling penting kamu seorang anak manusia bukan hantu ataupun hewan buas yang sewaktu-waktu bisa saja memangsa saya."

"Bukan gitu Pak, maksud saya ...." Alya menggantung ucapannya lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Kenapa?" Arka memiringkan kepalanya untuk dapat menatap Alya yang saat itu tengah menatap ke arah jendela ruangan itu.

**********

"Bu kayaknya aku tambah betah tinggal di rumah," ucap Danish.

"Ya kalau kamu betah di rumah baiknya kerja di sini aja jangan di luar negeri," sahut Marlina.

"Pengennya gitu tapi sayang kalau aku berhenti bekerja di sana Bu."

"Kenapa memangnya Nak?"

"Di sana aku sudah berhasil dan jabatan ku juga sudah lumayan tinggi jadi sayang kalau harus ditinggal."

"Katanya betah di rumah."

"Bu, Alya udah punya pacar belum ya?"

"Mana Ibu tahu, Ibu kan gak pernah tanya-tanya hal pribadi seperti itu."

"Kali aja Ibu tahu." Danish tertawa kecil sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

**********

Siang itu di kantor perusahaan milik Chandra.

Daffa begitu bahagia setelah mendengar pernyataan Najwa tadi pagi, kini dirinya sudah siap untuk menemui Alya untuk mengungkapkan perasaan yang lama dia pendam itu.

"Semoga Alya masih ada di kantornya, aku gak sabar pengen ketemu sama dia," gumam Daffa.

Daffa meraih ponselnya yang terletak di atas meja kerjanya lalu bangkit dari duduknya.

Waktu makan siang telah tiba dan saatnya dirinya pergi untuk menemui Alya!

Di lobby kantor.

Farhan sudah berada di sana untuk bertemu dengan Daffa.

"Mas Farhan," ucap Daffa.

"Daffa aku mau bicara," ucap Farhan.

"Bicara apa Mas?"

"Saya mau menanyakan sesuatu tapi kita gak bicara di sini. Kamu ada acara apa hari ini?"

"Sebenarnya saya mau menemui teman tapi gak masalah, kita bicara saja dulu." Mereka pun mulai melangkah menuju tempat yang lebih sepi!

"Farhan!"

Belum tiba di tempat yang mereka tuju, Najwa berteriak memanggil Farhan.

Gadis itu berlari menghampiri mereka berdua.

Farhan berdiri di tempat semula sambil menatap Najwa yang berlari ke arahnya.

"Daffa, kita bicaranya lain kali saja. Kamu kalau mau pergi pergi saja," ucap Farhan pada Daffa.

"Baik, kalau gitu saya permisi duluan."

"Ya silahkan."

Daffa pun pergi dari sana dan membiarkan pasangan kekasih itu bertemu."

Dengan tanpa rasa canggung, Najwa langsung memeluk Farhan!

"Kamu datang pasti untuk menemui aku," ucap Najwa sembari terus memeluk Farhan.

Farhan hanya diam dan tak membalas pelukan Najwa.

Bersamaan dengan itu, Alya datang dan melihat mereka berpelukan.

Seketika rasa sakit dan cemburu melanda hatinya.

Alya berdiri sembari menatap mereka, tak terasa air mata menetes dari pelupuk nya.

"Ya Allah kenapa rasanya sakit sekali, apa salah kalau aku cemburu melihat mereka?" ucap Alya didalam hatinya.

Chandra yang baru akan keluar dari Kantornya tak sengaja melihat pemandangan itu.

Senyum mengembang dari bibirnya.

"Maafkanlah saya Alya tapi saya ingin Ibu kamu merasakan sakit yang saya rasakan. Meski dia, sudah tiada tapi saya percaya, di alam sana dia pasti melihat kamu dan dia pasti merasakan sakit saat melihat kamu seperti ini," ucap Chandra didalam hatinya.

"Alya, kamu di sini?" ucap Daffa yang baru melihat Alya di sana.

Alya segera menghapus air matanya lalu tersenyum tipis pada Daffa.

"Daffa, aku ke sini untuk menemui kamu," ucapnya.

"Menemui aku? Baru aku mau menemui kamu. Ada apa Al?"

"Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu, bisa, kita bicara di luar?"

"Boleh. Mau bicara di mana?"

"Terserah kamu aja."

Daffa tersenyum, dihatinya dia merasa sangat bahagia karena berpikir Alya akan mengutarakan cinta padanya.

"Kalau gitu kita bicara sambil makan."

Alya mengangguk lalu mengikuti langkah Daffa yang berjalan ke arah motor kesayangan Daffa!

"Najwa, jangan memelukku terlalu lama seperti ini. Malu dilihat orang," ucap Farhan yang melihat Alya berjalan berdua dengan Daffa.

"Alya pasti melihatku seperti ini. Dia pasti cemburu," ucap Farhan sembari terus melihat kearah Alya dan Daffa.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

Farhan bolot

2023-08-10

0

Uneh Wee

Uneh Wee

org yg udah mati ga. akan merasa kn sakit hati bu candra ga akan yg punya rasa sakit hati yg masih hidup ...dendam nya salah org bu ...alya ga bersalah ..

2023-04-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!