bab 9

"Alya makan malam dulu. Ibu sudah menyiapkan makanan untuk kamu," ucap Marlina pada Alya.

Marlina memang membuka in de kost di rumahnya. Dia hidup sendiri di dalam sebuah rumah mewah karena suaminya sudah meninggal dan anak satu-satunya sedang bekerja di luar negeri dan hanya pulang sesekali saja.

Karena kesepian jadinya Marlina membuka jasa in de kost khusus untuk anak perempuan.

"Jangan repot-repot Bu, gak enak sama yang lain," ucap Alya sembari berjalan mendekati Marlina yang sedang duduk di kursi makan.

"Kamu kan belum kerja jadi Ibu sengaja memberikan kamu makan gratis yang lain tidak akan iri karena mereka juga diperlakukan sama seperti kamu saat mereka sedang tidak bekerja," jelas Marlina.

Di rumah Marlina memang ada dua orang yang sudah ngekost sejak lama, kini menjadi tiga dengan Alya meski belum tahu Alya betah atau tidak di sana.

"Terimakasih ya Bu. Besok aku akan mencari pekerjaan."

"Baru pada mau makan ya?" tanya anak kost Marlina pada mereka.

"Julia, ayo Nak makan bareng kami," ucap Marlina.

Julia adalah gadis yang sudah ngekost di rumah Marlina sejak dua tahun terakhir karena itulah Julia dan Marlina sudah dekat.

Alya tersenyum ramah pada Julia dan senyuman itu disambut hangat oleh gadis bernama Julia itu.

"Anak baru ya? Perkenalkan aku Julia." Julia mengulurkan tangannya pada Alya yang masih tersenyum ke arahnya.

Alya menjabat tangan Julia lalu memberitahukan namanya. "Iya, aku Alya."

"Udah, ayo kita makan."

**********

Di rumah Chandra.

Malam ini tidak ada keceriaan lagi di rumah mewah itu. Chandra terus mengurung diri di dalam kamarnya karena terus mendapatkan sikap dingin dari Najwa.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Najwa yang sangat aku sayangi dan yang sangat aku kasihi kini begitu membenciku," gumam Chandra.

Chandra menatap pintu kamarnya! Biasanya jika dirinya belum keluar untuk makan malam, Alya akan mengetuk pintu kamarnya lalu memaksanya untuk makan malam dan di meja makan, Najwa sudah mengisi piringnya dengan nasi dan berbagai lauknya.

"Semoga kamu baik-baik saja di luar sana Alya. Saya memang bukan Ibu kandung kamu tapi sebenarnya saya sayang sama kamu hanya saja wajahmu begitu mirip dengan Winda sehingga saya selalu merasa sakit saat melihat kamu. Maafkan saya karena saya tidak bisa lebih lama lagi menahan sakit di hati saya."

Ya, sebenarnya Chandra menyayangi Alya tapi rasa sayangnya selalu hilang saat melihat wajah Alya yang sangat mirip dengan wajah Ibu kandungnya. Tidak bisa dipungkiri kalau sebenarnya Chandra juga merasa bersalah karena sudah mengusir Alya tapi mau bagaimana lagi, setelah lama hidup dalam luka, dirinya ingin menikmati hidup bahagia tanpa adanya Alya yang selalu mengingatkan dirinya dengan pengkhianatan yang dilakukan oleh Fathir dan Winda padanya.

Mungkin dengan perginya Alya dari rumahnya, dirinya akan sedikit tenang dan perlahan melupakan masa lalu kelamnya.

Di ruang makan.

Najwa duduk di kursi makan sembari memainkan nasi dan lauk yang sudah mengisi piringnya.

Tak ada sedikit pun nasi yang dimakannya, dirinya terus kepikiran dengan masalah yang kini menimpa keluarganya.

Najwa merasa serba salah dengan apa yang harus dia lakukan, antara Alya dan Ibunya, dirinya sangat menyayangi mereka.

"Kenapa gak dimakan nasinya Mbak? Dari tadi saya perhatikan Mbak cuma mainin nasinya," ucap Arman.

"Mas Arman, dari kapan Mas ngeliatin saya?"

"Sejak lima menit lalu. Saya mau nyari Mbok Darti tapi pas saya kesini ada Mbak yang lagi duduk sambil melamun. Jangan melamun Mbak, gak baik juga buat kesehatan."

"Mas kira-kira Alya kemana ya?"

"Saya gak tahu Mbak."

"Handphone nya gak aktif, aku takut dia kenapa-kenapa."

"Mbak Alya sudah dewasa, dia pasti bisa menjaga dirinya lagian baru kemarin dia keluar dari rumah ini mungkin Mbak Alya butuh waktu untuk sendiri, nanti juga dia pasti mengabari Mbak Najwa jika hatinya sudah mulai tenang."

"Non Najwa makan saja, Mbok tahu kalau Non Alya sangat menyayangi Non Najwa dan juga Ibu. Gak lama lagi dia pasti akan pulang untuk menemui kita semua," ucap Mbok Darti.

**********

Di rumah Farhan.

"Gelisah banget kak?" tanya Julian.

"Hah, emang kelihatan? Sok tahu tempe kamu," ucap Farhan yang sedang duduk di kursi yang ada di balkon lantai dua rumahnya.

"Ya tempe lah, orang dari tadi aku perhatiin kakak melamun terus. Pasti gara-gara Alya."

"Ngaco kamu ya, Alya siapa coba."

Farhan memang masih menyembunyikan tentang hubungannya dengan Alya dari keluarganya dan juga orang terdekatnya.

"Jangan pura-pura gak tahu kak. Aku tahu kakak lagi dekat dengan Alya anaknya Tante Chandra kan, atau mungkin kalian gak cuma dekat aja mungkin saja kalian sudah pacaran."

"Apa sih kamu. Udah ah kakak mau istirahat!" Farhan bangkit dari duduknya lalu mulai melangkah.

"Kakak gak nyariin ini!" Julian memperlihatkan foto yang ditemukannya di lantai kamar sang kakak.

"Dari mana kamu dapat ini? Gak sopan ya ngambil-ngambil barang orang lain." Farhan segera mengambil alih foto itu dari tangan adiknya.

"Siapa yang ngambil? Orang nemu di lantai."

"Jangan pernah sentuh barang-barang milik kakak." Farhan langsung pergi meninggalkan Julian yang masih berdiri di tempat semula!

*******

Di kamar Alya.

Alya menatap foto Najwa dan Chandra dengan air mata yang perlahan menetes.

"Baru kemarin aku pergi dari rumah tapi aku sudah rindu pada kalian. Kamu sedang apa kak, apa kamu sudah memaksa Ibu untuk makan malam?" ucap Alya sembari mengelus foto itu.

"Kalau aku di rumah pasti sekarang Ibu lagi memanjakan kak Najwa dengan belaian tangannya dan seperti biasa aku hanya dudu bersama mereka sambil menatap Ibu yang mengelus rambut kakak."

Alya berdiri lalu berjalan ke arah jendela kamarnya yang menghadap ke luar!

"Malam ini cerah tapi hatiku mendung seakan badai bencana sedang melanda."

Alya tersenyum tipis lalu menatap bulan di atas.

"Hey bulan apa kau kenal dengan Ayah, Ibuku? Mereka sudah meninggal jika kau kenal bisakah kau memperlihatkan wajah mereka padaku agar aku bisa melihat wajah Ibuku. Ingin sekali aku bertanya padanya kenapa dia mau menjadi istri kedua."

Alya terus menatap bulan yang bersinar terang dengan bintang-bintang yang berkerlipan mengelilingi rembulan malam itu.

"Ayah, Ibu jika kalian masih ada mungkin aku tidak akan seperti ini. Aku tidak tahu siapa yang harus disalahkan dalam hal ini yang pasti aku kecewa, aku sedih dan aku kesakitan. Kalian tahu selama ini aku tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari Ibu Chandra tapi aku sayang sama dia karena dia lah yang membesarkan aku dan membiarkan aku hidup sampai saat ini. Aku tidak menyesal karena terlahir sebagai anak dari istri kedua yang aku sesalkan adalah aku yang selalu menyakiti Ibu Chandra selama ini, kehadiranku yang membuat Ibu Chandra selalu teringat dengan masa lalunya."

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

Alya jangan bersedih harus kuat semoga dapat kebahagiaan

2023-08-10

0

Uneh Wee

Uneh Wee

semanget alya jngn sddih biar waktu ygenjawab nya..

2023-04-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!