Cemburunya Stella

Setelah makan malam bersama, Stella merasakan harus mengganti pembalutnya tapi, begitu terkejutnya ketika tidak mendapati satu pun barang itu di lemarinya.

Dia baru ingat jika tidak sempat menyimpan stok barang itu.

“Kenapa sayang?” Tanya Azam saat melihat kegelisahan sang istri.

“Emm, itu…” Stella menjeda ucapannya sebentar, “Aku tidak punya stok pembalut” bisik Stella pada suaminya lalu tersenyum dengan mata kucingnya, seperti melas dan sedih sekaligus merasa bersalah kepada suaminya.

Azam hanya bisa mengelus puncak kepala Stella, “Kita ke supermarket sekarang. Ayo” Ajak Azam, mengambil jaket untuk Stella dan pergi ke supermarket terdekat.

Saat hendak turun, Azam melihat bercak merah di bok*ng Stella, “Stella, tunggu” cegahnya.

“Ada apa, mas?” Tanya Stella bingung.

“Tunggu saja di mobil, aku akan membelikannya untukmu, di luar sangat dingin. Aku tidak menerima penolakan, ini perintah” Ucap Azam lalu keluar dari mobil, berjalan sedikit cepat menuju pintu supermarket.

Sedangkan, Stella hanya bisa melihat suaminya dengan tatapan bingung.

Di dalam supermarket, Azam dibuat bingung dengan berbagai macam merek pembalut di depannya, dia juga lupa tidak membawa ponsel, ponselnya di tinggal di rumah.

“Ada yang bisa di bantu, pak?” Tanya karyawan toko.

Azam mengangguk pelan, “Istriku sedang membutuhkan pembal*t, aku tidak tau yang biasa ia gunakan jadi, bisakah kau membantuku?” Ucap Azam pelan, takut di dengar oleh pelanggan yang lain.

Mbak-mbak toko itu hanya mengangguk, “Biasanya pakai yang sayap atau tidak, pak?” tanyanya.

Azam menggelengkan kepalanya sembari menunduk, “Aku tidak tau mbak. Pilih saja mana yang nyaman dan yang terbaik” jawabnya.

Tiba-tiba ibu-ibu datang menyapanya, “Ini gus Azam bukan?” tanyanya.

Gus Azam hanya tersenyum dan mengangguk sopan kepada wanita paruh baya itu.

“Ya ampun ternyata iya. Aduh gus, boleh minta foto tidak? Saya suka banget dengan gus Azam ini, setiap hari saya mendengarkan ceramah-ceramah yang kamu sampaikan” Ucap wanita paruh baya itu.

Kala itu supermarket sedang sedikit ramai, beberapa orang yang juga tau tentang Azam mulai mengerubungi lelaki itu, meminta foto bahkan ada juga yang minta tanda tangan.

Azam saat itu tidak bisa berkutik, pasalnya rata-rata dari mereka adalah ibu-ibu.

“Ibu-ibu dan mbak-mbak sekalian, maafkan saya ya. Istri saya sudah menunggu di mobil, kasian jika dia menunggu terlalu lama” Ucap Azam, berharap segera keluar dari lingkaran wanita-wanita itu.

Tapi, sepertinya itu justru membuat para wanita di sekitarnya heboh.

“Sejak kapan gus Azam sudah menikah?”

“Bukannya masih single ya, gus?”

“Menikah dengan siapa, gus?”

Kira-kira begitu pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan padanya.

“Mbak, tolong ya dua saja” ucap Azam pada mbak-mbak kasir.

Lelaki itu akhirnya keluar masih dengan beberapa wanita yang mengejarnya.

Stella yang tadi cemas karena suaminya tidak kunjung keluar, saat melihat hal itu membuatnya naik pitam, rasa cemasnya langsung tandas ketika menatap suaminya sedang di kerubungi oleh wanita-wanita.

“Bagus ya. Awas kau nanti” Gumam Stella lalu membuang muka, menatap ke luar jendela.

Bahkan sampai Azam masuk, wanita itu tidak lagi mau menengok apalagi berbiacra.

“Maafkan aku, sayang. Aku tidak tau jika mereka bisa mengenaliku dan bertindak seperti tadi” Ucap Azam, mencoba menjelaskan kepada istrinya.

Hening.

Tidak ada jawaban dari Stella, wanita itu malah menyilangkan kedua tangannya di dada tanpa mau menoleh pada suaminya.

“Sayang, kau kenapa?” Tanya Azam khawatir, dia mencoba mmembuat wanitanya menatapnya tapi, nihil. Amarah Stella lebih besar rupanya.

Azam hanya tersenyum, dia sudah mengerti dengan situasi ini.

“Kita pulang dulu ya, ngobrolnya nanti di rumah” Ucap Azam, menghidupkan mesin mobilnya dan meluncur ke rumah.

Azam membukakan pintu untuk sang istri, seperti saat berangkat tadi. Begitu manis perilaku Azam kepada istrinya.

Lelaki itu bahkan membawakan pembalut yanh tadi di beli sampai ke dalam kamar pribadi mereka, menutupi bok*ng Stella agar bocornya sang istri tidak dilihat satpam rumah mereka.

“Pakai ini dulu, sudah tembus tadi ketika di supermarket” Ucap Azam memberikan kantong plastik di tangannya,

Stella sedikit terkejut dengan penuturan suaminya jadi, sejak tadi dia Azam sedang melindunginya agar tidak malu karena haid-nya tembus?

Karena gengsinya yang tinggi, Stella hanya mengambil kantong plastik itu lalu pergi berlalu begitu saja.

“Duduk dulu sini” Ucap Azam setelah Stella keluar dari kamar mandi, lelaki itu menepuk ruang kosong di sebelahnya. Sengaja menunggu sang istri di ranjang.

Stella masih tidak bicara tapi, juga menuruti perkataan san suami.

“Kau cemburu hm?” Tanya Azam sembari memeluk Stella, dia juga mengecup pelan kening Stella.

Entah kenapa, sepertinya mengecup kening istrinya kini menjadi hobi yang begitu ia sukai.

“Tidak” Jawab Stella cuek.

“Aku punya cerita tentang wanita dan perasaannya, dimana secerdas-cerdasnya wanita, jika sudah menggunakan perasaan, maka hilang sudah akalnya, apalagi ketika wanita sedang cemburu.

Contohnya kisah Sayyidah Aisyah, beliau adalah wanita tercerdas sepanjang zaman, beliau juga merupakan ummul mukminin dimana itu adalah gelar kehormatan yang diberikan kepad istri Nabi Muhammad SAW tapi, ketika beliau cemburu, kau atau apa yang dilakukannya?” Azam menjeda ucapannya dan Stella menggelengkan kepala sebagai jawaban.

Azam mengelus puncak kepala sang istri, membawa kepala wanita itu ke dalam sandaran bahunya.

“Beliau pernah membanting piring di hadapan Rasulullah yang sedang bersama tamunya” Ucap Azam.

“Lalu apa yang beliau lakukan?” Tanya Stella, merasa penasaran dengan kisah Rasulullah yang bahkan ada perihal kecemburuan begini.

“Beliau tidak marah, beliau hanya bersikap tenang bahkan beliau membersihakan pecahan-pecahan piring itu. Setelah itu beliau berkata kepada para tamunya ‘Maafkan istriku, dia sedang cemburu. Itulah kenapa wanita bisa hilang akal ketika termakan oleh perasaannya, membuat kecerdasan dan kepintarannya langsung tenggelam serta larut di dalam perasaannya sendiri’ begitu ceritanya, indah bukan?” Ucap Azam.

“Jadi, itu alasanmu hanya diam saja ketika aku tidak mau berbicara kepadamu?” Ucap Stella.

“Ya, karena alasanmu melakukannya adalah kecemburuan. Jika misal itu karena masalah lain maka, aku akan membicarakannya seperti ini kepadamu. Karaktermu adalah seseorang yang keras, jika aku meladeni amarahmu tadi, mungkin sekarang kita tidak bisa berpelukan seperti ini” Sahut Azam diiringi dengan kekehan di akhir kalimatnya.

“Kenapa kau begitu sabar menghadapi sikapku yang begini hm?”

“Karena ketika ada kobaran api, hendaklah kita menyiramnya dengan air dingin bukan malah menyiramkan minyak yang membuat apinya semakin berkobar” Sahut Azam.

Lelaki itu selalu memiliki jawaban yang tepat untuk setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh Stella.

“Aku tidak ingin menuntut banyak hal padamu, karena tugasku adalah membimbingmu ke jalan Allah SWT. Wajar saja jika lelaki kadang dibuat rumit dengan sikap wanita karena memang ibu hawa di ciptakan ketika nabi Adam tidak ada, begitu pula sebaliknya wanita tidak bisa mengerti lelaki, karena ketika nabi Adam diciptakan, ibu Hawa masih belum ada” Lanjut Azam.

Stella akhirnya mengeratkan pelukannya kepada sang suami.

“Sudah tidak marah?” Tanya Azam pada sang istri.

Stella menggelengkan kepalanya, “Tidak. Terimakasih sudah bersabar dan membuatku mengerti dengan kalimat-kalimat sederhanamu” ucapnya.

Azam mengangguk, “Ayo tidur”

Azam membawa sang istri untuk tidur di bantal masing-masing, dengan posisi keduanya masih saling memeluk.

Terpopuler

Comments

JOLAN ARSITEK

JOLAN ARSITEK

cinta ciee

2023-04-28

0

lihat semua
Episodes
1 Stella Si Wanita Penghibur
2 Azam Wijaya
3 Insiden
4 Terimakasih dari Stella
5 Amanah Papa Stella
6 Aku Akan Menjaganya
7 Kita Bukan Tidak Sengaja Bertemu
8 Negoisasi
9 Sholat Taubat Sebelum Akad
10 Perihal Menutup Aurat
11 Ruang Kerja Azam Wijaya
12 Ketegasan Azam
13 Sudah Adaptasi?
14 Imam untuk Stella
15 Sarapan untuk Azam
16 Pelajaran dari Maryam
17 Maafkan Aku Mbak Stella
18 Azam Bucin
19 Cemburunya Stella
20 Cerita Stella
21 Azam Bucin Part 2
22 Menjodohkan Maryam dan Bertemu Mami El
23 Pertemuan dengan Viona
24 Ancaman Kleo & Ketakutan Stella
25 Masalah
26 Konfirmasi & Diskusi
27 Rencana Umroh
28 Malam Panas Pasutri
29 Membantu Stella
30 Perihal Mahar Maryam
31 Pengganti Abi Daud
32 Wali untuk Maryam
33 Harmonisme di Kantor Azam
34 Madinah I'm Coming
35 Pesona Stella
36 Hari ke Dua di Madinah
37 Belajar di Tanah Suci
38 Umroh Sunnah Stella dan Azam
39 Jalan-Jalan
40 Pulang
41 Pelajaran Hari Ini
42 Berteman dengan Lawan Jenis?
43 Obrolan Pagi Hari
44 Seputar Kehamilan
45 Keanehan Viona
46 Dusta
47 Puncak Kesabaran Stella
48 Pondok Lailatul Qadar
49 Musyawarah
50 Kematian Abi Daud
51 Ramadhan Tiba
52 Persiapan Lebaran
53 Stella dan Santriwati di Malam Takbiran
54 Minal aidzin wal faidzin
55 Video Call Kak Maryam
56 Bersama Santriwati
57 Keluarga Erlangga
58 Kehangatan Besan
59 Keluarga Khalisa
60 Dedek Utun Menendang
61 Kisah Sayyidah Maryam
62 Proses Stella Melahirkan
63 Arsyad Ali Ihsan
64 Aqiqahan Arsyad Ali Ihsan
65 Pernikahan Zaidan
66 Extra Part
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Stella Si Wanita Penghibur
2
Azam Wijaya
3
Insiden
4
Terimakasih dari Stella
5
Amanah Papa Stella
6
Aku Akan Menjaganya
7
Kita Bukan Tidak Sengaja Bertemu
8
Negoisasi
9
Sholat Taubat Sebelum Akad
10
Perihal Menutup Aurat
11
Ruang Kerja Azam Wijaya
12
Ketegasan Azam
13
Sudah Adaptasi?
14
Imam untuk Stella
15
Sarapan untuk Azam
16
Pelajaran dari Maryam
17
Maafkan Aku Mbak Stella
18
Azam Bucin
19
Cemburunya Stella
20
Cerita Stella
21
Azam Bucin Part 2
22
Menjodohkan Maryam dan Bertemu Mami El
23
Pertemuan dengan Viona
24
Ancaman Kleo & Ketakutan Stella
25
Masalah
26
Konfirmasi & Diskusi
27
Rencana Umroh
28
Malam Panas Pasutri
29
Membantu Stella
30
Perihal Mahar Maryam
31
Pengganti Abi Daud
32
Wali untuk Maryam
33
Harmonisme di Kantor Azam
34
Madinah I'm Coming
35
Pesona Stella
36
Hari ke Dua di Madinah
37
Belajar di Tanah Suci
38
Umroh Sunnah Stella dan Azam
39
Jalan-Jalan
40
Pulang
41
Pelajaran Hari Ini
42
Berteman dengan Lawan Jenis?
43
Obrolan Pagi Hari
44
Seputar Kehamilan
45
Keanehan Viona
46
Dusta
47
Puncak Kesabaran Stella
48
Pondok Lailatul Qadar
49
Musyawarah
50
Kematian Abi Daud
51
Ramadhan Tiba
52
Persiapan Lebaran
53
Stella dan Santriwati di Malam Takbiran
54
Minal aidzin wal faidzin
55
Video Call Kak Maryam
56
Bersama Santriwati
57
Keluarga Erlangga
58
Kehangatan Besan
59
Keluarga Khalisa
60
Dedek Utun Menendang
61
Kisah Sayyidah Maryam
62
Proses Stella Melahirkan
63
Arsyad Ali Ihsan
64
Aqiqahan Arsyad Ali Ihsan
65
Pernikahan Zaidan
66
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!