Insiden

Azam tiba di hotel pukul tujuh malam, dikarenakan terjadi insiden kecil yaitu ban mobil yang menjemputnya bocor, akhirnya dia dan si supir harus menepi untuk mengganti bannya terlebih dahulu. Belum lagi jalanan yang macet, maklum kota yang ia kunjungi adalah kota wisata, tidak heran jika di malam minggu begini, keadaan jalanannya padat.

Adik sekaligus sekretaris Azam, Zaidan akan datang besok pagi menyusulnya. Jadi, malam ini Azam memiliki waktu lebih lama untuk beristirahat.

“Aku akan melihat beberapa e-mail dulu” Gumam Azam sambil membuka laptopnya.

Jujur saja, sebenarnya dia lapar. Ia melewatkan makan siang dan juga makan malamnya. Karena si supir yang tidak menunaikan sholat, ia makan siang saat Azam menjalankan ibadah. Jadi, selepas sholat dzuhur, Azam langsung melanjutkan perjalanan, tidak mau supirnya menunggu terlalu lama.

Drrrt

Drrrt

Drrrt

Dering ponsel Azam berbunyi, menandakan seseorang tengah menelponnya.

Saat dilihat, ternyata rekan bisnisnya yang menelpon, dengan segera Azam mengangkat panggilan itu tentunya.

“Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh” Sapa Azam.

“Oh hai dude” Jawab seseorang di seberang sana.

Azam hanya tersenyum saat mendengar jawaban salamnya dari seberang sana.

“Ada apa, pak Erlangga?” Tanya Azam.

“Aku dengar kau sudah berada di kota xxx malam ini, sudah sampai hotel?” Tanya seseorang yang disebut Azam bernama Erlangga tadi.

“Alhamdulillah, aku baru saja sampai” Jawab Azam, sopan.

“Bagaimana kalau kita keluar dulu sebentar? Apa kau sudah makan malam? aku punya rekomendasi restoran terbaik di sekitar sini, aku juga ingin membahas beberapa hal terkait bisnis yang ingin aku tawarkan padamu” Sahut Erlangga.

Lelaki itu memang pandai dalam beberapa hal, termasuk berbisnis. Sayangnya, beberapa bisnis yang ditawarkan oleh Erlangga tidak sesuai dengan keinginan hati Azam.

“Kebetulan saya belum makan malam, pak Erlangga” Jawab Azam.

“Saya jemput, kau check in di hotel mana?” Tanya Erlangga.

“Di hotel xxx”

“Kau tunggu di lobby, mungkin 5 menit lagi aku sudah sampai, kebetulan jarak rumahku dengan hotel itu tidak begitu jauh. Aku tutup dulu telponnya” Pamit Erlangga.

“Wassalamu’alaikum warrrahmatullahi wabarakatuh” Ucap Azam.

Tut

Dan lagi-lagi dia tidak mendapatkan jawaban atas salamnya.

Azam bergegas mengambil jaketnya, saat sudah menutup pintu, lelaki itu mendengar teriakan dari samping kamarnya.

“LET ME GO!!!”

“YAK! BAJING*N. SAKIT”

Azam tidak mau peduli, itu urusan mereka, dia tidak akan ikut campur.

“TOLONG”

Brak

Brak

Brak

Suara gebrakan pintu itu terdengar semakin jelas dan intens.

Mau tidak mau, Azam kembali ke kamarnya, menelfon pihak hotel untuk melihat kegaduhan yang terjadi di sebelah kamarnya.

“Assalamu’alaikum”

Ah, entah sudah menjadi kebiasaan atau apa, memang salam yang selalu diucapkan oleh Azam saat pertama kali menyapa seseorang.

“Iya, selamat malam. Ada yang bisa kami bantu?”

“dari kamar nomor xxx, seseorang di sebelah kamar saya terus mengadu kesakitan dan meminta tolong sambil menggedor-gedor kamarnya. Tolong di-cek” Ucap Azam.

“Baik, kami akan segera menindak lanjuti laporan anda. Mohon maaf atas ketidak nyamanan-nya”

“Wassalamu;alaikum warrahmatullahi wabarakatuh” Gumam Izam, meskipun dia tau itu tidak akan di jawab oleh lawan bicaranya.

Azam kembali keluar, mungkin saja Erlangga sudah menunggunya di lobby.

“AKH TIDAK!”

Brak

Brak

Brak

Baiklah, teriakan itu masih terdengar bahkan lebih kasar daripada yang tadi. Azam tidak tahan, akhirnya dia mengetuk pintu itu.

Tok

Tok

Tok

Tidak ada jawaban.

“Kau yang diluar, aku mohon tolong aku”

“Shut up! No one will help you tonight” Sahut seorang pria.

Ada sepasang wanita dan pria di dalam, begitu pikir Azam.

“AKH, No!”

Cetas

Suara itu terdengar nyaring hingga ke luar kamar. Dengan segera Azam mencoba mendobrak pintu di depannya. Tidak peduli apapun yang ada di dalam, karena dia yakin bahwa wanita itu tengah mengalami tindak kekerasan.

BRAK

BRAK

Nihil, pintu itu tidak mungkin bisa terbuka, mengingat teknologi yang digunakan sudah cukup canggih.

“If you don’t open this door, I’ll make sure, you’ll be traced all the way to the police station” Ucap Azam, ancamannya terdengar begitu lantang.

Entah karena hari itu adalah malam minggu atau apa, sehingga sekitarannya terlihat sangat sepi, tidak ada lalu lalang orang yang lewat.

Cetas

Cetas

Hanya suara isak tangis yang tersisa dan suara benda di pecut-kan, wanita itu tidak lagi terdengar memberontak seperti tadi.

Tidak lama, ada beberapa lelaki berseragam yang ternyata adalah petugas hotel, dia datang sembari membawa kunci cadangan dari kamar tersebut.

“Alhamdulillah, cepat buka!” Sahut Azam.

Setelah pintu itu berhasil dibuka, tergeletak seorang wanita telanj*ng dengan beberapa memar bekas pecutan di tubuhnya, terisak menangis di lantai dekat ranjang.

“Astaghfirullah, jangan ada satu pun yang melihatnya. Urus saja lelaki ini” Ucap Azam, menatap pria yang juga masih telanj*ng sembari memegang sabuk.

Lelaki bule itu terlihat sedikit terkejut saat tangannya diringkus oleh karyawan hotel tapi, juga terlihat tatapannya begitu angkuh, bahkan seperti tidak punya malu.

Azam segera melepas jaketnya dan menutup tubuh wanita itu, berjalan ke arah ranjang tanpa mau melihat sedikitpun.

Dia mengambil selimut hotel dan memberikan kepada wanita itu, “Pakailah dan hubungi siapapun yang bisa menolongmu. Aku akan meminta pihak hotel mengurusmu”

“Terimakasih” Gumamnya.

“Aku pergi, Assalamu’alaikum” Pamit Azam. Dia sama sekali tidak mau melihat (lagi) bagaimana keadaan wanita yang ia tolong.

Terpopuler

Comments

Ihda Rozi

Ihda Rozi

baru pecutnya bule gimana nanti pecutnya malaikat, nauzubillah min Zalik

2023-05-21

1

JOLAN ARSITEK

JOLAN ARSITEK

mantap Thor lanjut

2023-04-28

0

lihat semua
Episodes
1 Stella Si Wanita Penghibur
2 Azam Wijaya
3 Insiden
4 Terimakasih dari Stella
5 Amanah Papa Stella
6 Aku Akan Menjaganya
7 Kita Bukan Tidak Sengaja Bertemu
8 Negoisasi
9 Sholat Taubat Sebelum Akad
10 Perihal Menutup Aurat
11 Ruang Kerja Azam Wijaya
12 Ketegasan Azam
13 Sudah Adaptasi?
14 Imam untuk Stella
15 Sarapan untuk Azam
16 Pelajaran dari Maryam
17 Maafkan Aku Mbak Stella
18 Azam Bucin
19 Cemburunya Stella
20 Cerita Stella
21 Azam Bucin Part 2
22 Menjodohkan Maryam dan Bertemu Mami El
23 Pertemuan dengan Viona
24 Ancaman Kleo & Ketakutan Stella
25 Masalah
26 Konfirmasi & Diskusi
27 Rencana Umroh
28 Malam Panas Pasutri
29 Membantu Stella
30 Perihal Mahar Maryam
31 Pengganti Abi Daud
32 Wali untuk Maryam
33 Harmonisme di Kantor Azam
34 Madinah I'm Coming
35 Pesona Stella
36 Hari ke Dua di Madinah
37 Belajar di Tanah Suci
38 Umroh Sunnah Stella dan Azam
39 Jalan-Jalan
40 Pulang
41 Pelajaran Hari Ini
42 Berteman dengan Lawan Jenis?
43 Obrolan Pagi Hari
44 Seputar Kehamilan
45 Keanehan Viona
46 Dusta
47 Puncak Kesabaran Stella
48 Pondok Lailatul Qadar
49 Musyawarah
50 Kematian Abi Daud
51 Ramadhan Tiba
52 Persiapan Lebaran
53 Stella dan Santriwati di Malam Takbiran
54 Minal aidzin wal faidzin
55 Video Call Kak Maryam
56 Bersama Santriwati
57 Keluarga Erlangga
58 Kehangatan Besan
59 Keluarga Khalisa
60 Dedek Utun Menendang
61 Kisah Sayyidah Maryam
62 Proses Stella Melahirkan
63 Arsyad Ali Ihsan
64 Aqiqahan Arsyad Ali Ihsan
65 Pernikahan Zaidan
66 Extra Part
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Stella Si Wanita Penghibur
2
Azam Wijaya
3
Insiden
4
Terimakasih dari Stella
5
Amanah Papa Stella
6
Aku Akan Menjaganya
7
Kita Bukan Tidak Sengaja Bertemu
8
Negoisasi
9
Sholat Taubat Sebelum Akad
10
Perihal Menutup Aurat
11
Ruang Kerja Azam Wijaya
12
Ketegasan Azam
13
Sudah Adaptasi?
14
Imam untuk Stella
15
Sarapan untuk Azam
16
Pelajaran dari Maryam
17
Maafkan Aku Mbak Stella
18
Azam Bucin
19
Cemburunya Stella
20
Cerita Stella
21
Azam Bucin Part 2
22
Menjodohkan Maryam dan Bertemu Mami El
23
Pertemuan dengan Viona
24
Ancaman Kleo & Ketakutan Stella
25
Masalah
26
Konfirmasi & Diskusi
27
Rencana Umroh
28
Malam Panas Pasutri
29
Membantu Stella
30
Perihal Mahar Maryam
31
Pengganti Abi Daud
32
Wali untuk Maryam
33
Harmonisme di Kantor Azam
34
Madinah I'm Coming
35
Pesona Stella
36
Hari ke Dua di Madinah
37
Belajar di Tanah Suci
38
Umroh Sunnah Stella dan Azam
39
Jalan-Jalan
40
Pulang
41
Pelajaran Hari Ini
42
Berteman dengan Lawan Jenis?
43
Obrolan Pagi Hari
44
Seputar Kehamilan
45
Keanehan Viona
46
Dusta
47
Puncak Kesabaran Stella
48
Pondok Lailatul Qadar
49
Musyawarah
50
Kematian Abi Daud
51
Ramadhan Tiba
52
Persiapan Lebaran
53
Stella dan Santriwati di Malam Takbiran
54
Minal aidzin wal faidzin
55
Video Call Kak Maryam
56
Bersama Santriwati
57
Keluarga Erlangga
58
Kehangatan Besan
59
Keluarga Khalisa
60
Dedek Utun Menendang
61
Kisah Sayyidah Maryam
62
Proses Stella Melahirkan
63
Arsyad Ali Ihsan
64
Aqiqahan Arsyad Ali Ihsan
65
Pernikahan Zaidan
66
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!