Negoisasi

Azam tiba di kediaman Stella bersama dengan Zaidan, rencananya mereka akan langsung ke bandara setelah mendapat jawaban dari wanita itu.

“Assalamu’alaikum, pak. Stella-nya ada?” Tanya Azam pada pak satpam di rumah tersebut.

“Wa’alaikumsalam. Mbak Stella-nya ada, mas. Mas ini yang kemarin itu ya? Yang ikut ke pemakaman tuan dan nyonya?” Tanya satpam itu.

Azam tersenyum dan mengangguk, “Iya pak, kebetulan saya sudah ada janji dengan dia hari ini” Ucap Azam sopan.

Dengan senang hati, satpam itu membukakan pintu gerbangnya untuk kaka beradik itu.

Sesampainya di dalam rumah, sudah menyapa asisten rumah tangga juga.

“Rumahnya mewah sekali ya, kak?” Gumam Zaidan, menatap seisi rumah yang dipenuhi dengan barang-barang mewah.

“Diamlah” Sahut Azam.

Tidak lama, terlihat Stella sudah turun dengan setelan piama yang untungnya lengan dan celananya saat itu panjang.

“Pagi-pagi sudah sampai sini saja kau ini” Sahut Stella, rambutnya bahkan masih acak-acakan.

“Baguslah jika kalian menundukkan pandangan begitu jadi, kalian tidak akan melihat wajahku yang seperti singa betina ini” Gumamnya lagi.

Zaidan menahan tawa dengan ucapan Stella, itu adalah salah satu ucapan absurd dari seseorang bangun tidur yang pernah ia dengar. Apa wanita itu masih belum mendapatkan nyawanya dengan sempurna? Pikir Zaidan.

“Bagaimana dengan jawabanmu?” Tanya Azam.

Stella menggaruk tengkuk belakangnya, melihat Azam yang sudah rapi dengan setelan kemeja biru dan celana kainnya.

“Aku memiliki syarat untukmu” Sahut Stella.

Azam berpikir sejenak lalu mengangguk.

“Sebelum itu aku mau bertanya dulu padamu, dimana kau bekerja?” Tanya Stella.

“Wijaya Group” Sahut Azam, sengaja dia tidak mengatakan bahwa dia adalah pemilik dari Wijaya Group.

Stella tau tentang Wijaya Group, perusahaan makanan dan minumam halal yang cukup terkenal bahkan sampai memiliki beberapa anak cabang.

“Wow, cukup pintar kau bisa bekerja disana. Apa jabatanmu?” Tanya Stella.

“Hanya karyawan biasa” Sahut Azam.

“Kak!” Ujar Zaidan, tidak setuju dengan jawaban kakaknya yang tidak sesuai dengan realita.

Azam mengangkat tangannya, “Aku dan mereka sama, aku pun masih belajar mereka juga masih belajar, tidak ada yang terpelajar di antara kami, semuanya sama rata dan aku tidak membeda-bedakan itu termasuk oleh diriku sendiri” Ucapnya memberikan jawaban kepada sang adik.

Zaidan pun langsung terdiam, apa yang dikatakan kakaknya memang masuk akal. Sedangkan Stella, dia hanya diam, tidak mengerti kemana arah pembicaraan keduanya.

“Ayahku memiliki perusahaan yang bergerak di bidang farmasi, obat-obatan serta satu rumah sakit di kota ini. Aku tidak biasa terjun ke dunia bisnis jadi, apakah kau mampu mengelolanya dengan baik?” Ucap Stella.

“Aku tidak begitu paham dengan dunia rumah sakit tapi, adikku ini adalah seorang calon dokter, jika kau berkenan, setidaknya bolehkah dia yang mengelola perusahaan tersebut?” Sahut Azam.

“Tidak mau, kak. Aku mau menjadi dokter, aku sama sekali tidak tertarik dengan dunia bisnis. Kau lebih ahli dalam hal itu, ingat kau juga lulusan farmasi yang entah kenapa malah terjun ke dunia makanan dan minuman” Sahut Zaidan.

Azam terdiam sejenak, berpikir perihal kesanggupannya.

“Baiklah, biarkan aku mengurus perusahaan ayahmu dan biarkan pula adikku yang memegang kendali atas rumah sakit itu” Jawab Azam.

“Bagus. Selanjutnya, aku ingin melayangkan persyaratan yang lain padamu” Sahut Stella.

Azam mengangguk, menyanggupi ucapan Stella. “Jika itu tidak memberatkanku, insyaallah aku akan memenuhinya” jawabnya.

“Ayo lakukan ini sebagai kontrak, jangan pernah mencampuri urusan pribadiku dan aku juga tidak akan mencampuri urusan pribadimu. Sampai nanti jika salah satu dari kita tidak ada yang cocok, maka kita bisa bercerai” Ucap Stella.

“Apa kau sedang bernegoisasi dengan kakakku, nona? Kau mau menganggap pernikahan itu sebagai permainan?” Sahut Zaidan geram, lelaki itu memang tidak bisa mengontrol emosinya dengan baik. Terkadang, emosinya memang suka meledak-ledak begitu, tidak seperti Azam yang pembawaannya selalu tenang.

“Tidak, aku hanya melayangkan persyaratan padanya. Lagipula ini adalah pernikahan yang tidak pernah aku inginkan, begitu juga dengan kakakmu. Dia hanya ingin memenuhi permintaan papaku, begitu juga denganku”

Ketika Zaidan ingin mengucapkan kalimat pedasnya lagi, Azam segera mencegahnya.

“Insyaallah aku akan menjadi suami Soleh untuk keluargaku, selama aku tidak menjatuhkan talak padamu maka, kau tetap sah untukku.

Namun, jika itu menurut privasi yang ingin kau jaga. Bukankah kita akan sering bertemu ketika berada di dalam satu rumah yang sama? Dimana itu akan sulit untuk tidak melakukan keterbukaan satu sama lain?

Ada beberapa hal yang boleh di sembunyikan antara pasangan suami istri, yang pertama adalah aib dan kemaksiatan.

Selanjutnya adalah menyembunyikan amalan yang Saleh, jika kita menceritakan amalan-amalan baik kita kepada orang lain maka, jatuhnya adalah riya kepada diri sendiri dan hasad kepada orang lain. Seperti yang sudah tertulis dalam surat Al-Baqarah ayat 271, dimana isinya adalah tentang jika kau menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik tapi, jika kau menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir maka, menyembunyikan hal tersebut adalah lebih baik bagimu.

Kecuali jika kau sebagai istri, suatu hari nanti ingin mengamalkan amalan saleh berupa puasa sunnah, maka kau wajib mengatakannya dan meminta izin dari suamimu. Karena sesungguhnya puasa sunnahmu tidak akan sah jika tanpa izin dari suamimu” Sahut Azam.

Stella mengacak rambutnya dengan jawaban Azam. Frustasi juga dengan jawaban Azam yang seperti itu.

“Baiklah, mari kita lihat sampai dimana kau bisa bertahan dengan pelac*r sepertiku” Gumam Stella pelan.

Tapi, hal itu jelas di dengar oleh Zaidan dan juga Azam.

“Kau mengaakan sesuatu?” Tanya Azam, memastikan bahwa pendengarannya tidak salah.

“Aku tidak mau berhenti bekerja, bagaimana menurutmu?” Tanya Stella.

Azam mengernyitkan keningnya, “Aku tidak akan melarang istriku jika ia ingin bekerja selama pekerjaan itu tidak hilang dari syariat-syariat Islam dan selama dia tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang istri, seperti pekerjaannya memang membutuhkan tenaga wanita untuk wanita lain, atau jika seandainya aku sebagai suami tidak mampu memenuhi kebutuhannya sebagai istri” Jelasnya.

Stella mengangguk, dia tersenyum remeh karena itu berarti dirinya sudah mendapatkan izin dari calon suaminya itu.

“Kalau boleh aku tau, apa pekerjaanmu?” Tanya Azam.

“Model, itu tidak melenceng bukan?” Sahut Stella, dia tidak akan mengatakan jika dia juga termasuk ke dalam wanita penghibur bukan?

“Boleh asal itu tidak menampakkan kecantikan, lekuk tubuh, suara manja yang mendayu-dayu dan juga menutup aurat. Tapi, jika diluar dari itu maka, aku melarang istriku melakukan pekerjaan tersebut” Sahut Azam.

“Kalau begitu jangan nikahi aku karena aku adalah seorang pelac*r” Sahut Stella, membuka secara gamblang pekerjaannya, sekalian saja tidak menikah jika memang Azam tidak mau menerimanya.

“Astaghfirullah hal’adzim” Gumam Azam dan Zaidan bersamaan.

Saat itu, Zaidan ingin segera menarik kakaknya keluar dari rumah itu, apalagi saat tau bahwa Stella adalah wanita penghibur.

“Allah SWT adalah zat yang maha baik, tidak ada kebaikan yang melebihi darinya. Sebagaimana yang diturunkan pada kitab I’anatut Thalibin dimana itu berisi tentang bahwa disunnahkan kepada pelaku zina dan kepada setiap orang yang melakukannya untuk menutup hal itu atas dirinya.

Dimana Allah SWT sudah begitu berbaik hati menutup aibmu tapi, kau malah mengumbar aibmu. Jangan lakukan itu lagi suatu hari nanti, karena sesungguhnya itu haram hukumnya.

Kekhilafan dari dalam diri seseorang sehingga masuk ke dalam jurang dosa dan kemaksiatan memang lumrah, kita bukanlah seorang yang sempurna yang pasti juga memiliki kesalahan.

Dalam Islam, Allah SWT senantiasa menutup aib hamba-hambanya di siang hari atas apa yang telah ia lakukan di pagi hari dan kesalahan yang telah ia perbuat di malam hari” Jelas Azam.

Stella diam, entah kenapa penjelasan itu terdengar begitu menenangkan hatinya.

“Bertaubatlah, maka aku akan tetap menikahimu sebagaimanapun kau di masa lalu” Sahut Azam.

Terpopuler

Comments

JOLAN ARSITEK

JOLAN ARSITEK

penasaran...lanjut

2023-04-28

0

Lia Ami

Lia Ami

Ya Allah...bagus sekali karyamu thor

2023-04-28

0

lihat semua
Episodes
1 Stella Si Wanita Penghibur
2 Azam Wijaya
3 Insiden
4 Terimakasih dari Stella
5 Amanah Papa Stella
6 Aku Akan Menjaganya
7 Kita Bukan Tidak Sengaja Bertemu
8 Negoisasi
9 Sholat Taubat Sebelum Akad
10 Perihal Menutup Aurat
11 Ruang Kerja Azam Wijaya
12 Ketegasan Azam
13 Sudah Adaptasi?
14 Imam untuk Stella
15 Sarapan untuk Azam
16 Pelajaran dari Maryam
17 Maafkan Aku Mbak Stella
18 Azam Bucin
19 Cemburunya Stella
20 Cerita Stella
21 Azam Bucin Part 2
22 Menjodohkan Maryam dan Bertemu Mami El
23 Pertemuan dengan Viona
24 Ancaman Kleo & Ketakutan Stella
25 Masalah
26 Konfirmasi & Diskusi
27 Rencana Umroh
28 Malam Panas Pasutri
29 Membantu Stella
30 Perihal Mahar Maryam
31 Pengganti Abi Daud
32 Wali untuk Maryam
33 Harmonisme di Kantor Azam
34 Madinah I'm Coming
35 Pesona Stella
36 Hari ke Dua di Madinah
37 Belajar di Tanah Suci
38 Umroh Sunnah Stella dan Azam
39 Jalan-Jalan
40 Pulang
41 Pelajaran Hari Ini
42 Berteman dengan Lawan Jenis?
43 Obrolan Pagi Hari
44 Seputar Kehamilan
45 Keanehan Viona
46 Dusta
47 Puncak Kesabaran Stella
48 Pondok Lailatul Qadar
49 Musyawarah
50 Kematian Abi Daud
51 Ramadhan Tiba
52 Persiapan Lebaran
53 Stella dan Santriwati di Malam Takbiran
54 Minal aidzin wal faidzin
55 Video Call Kak Maryam
56 Bersama Santriwati
57 Keluarga Erlangga
58 Kehangatan Besan
59 Keluarga Khalisa
60 Dedek Utun Menendang
61 Kisah Sayyidah Maryam
62 Proses Stella Melahirkan
63 Arsyad Ali Ihsan
64 Aqiqahan Arsyad Ali Ihsan
65 Pernikahan Zaidan
66 Extra Part
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Stella Si Wanita Penghibur
2
Azam Wijaya
3
Insiden
4
Terimakasih dari Stella
5
Amanah Papa Stella
6
Aku Akan Menjaganya
7
Kita Bukan Tidak Sengaja Bertemu
8
Negoisasi
9
Sholat Taubat Sebelum Akad
10
Perihal Menutup Aurat
11
Ruang Kerja Azam Wijaya
12
Ketegasan Azam
13
Sudah Adaptasi?
14
Imam untuk Stella
15
Sarapan untuk Azam
16
Pelajaran dari Maryam
17
Maafkan Aku Mbak Stella
18
Azam Bucin
19
Cemburunya Stella
20
Cerita Stella
21
Azam Bucin Part 2
22
Menjodohkan Maryam dan Bertemu Mami El
23
Pertemuan dengan Viona
24
Ancaman Kleo & Ketakutan Stella
25
Masalah
26
Konfirmasi & Diskusi
27
Rencana Umroh
28
Malam Panas Pasutri
29
Membantu Stella
30
Perihal Mahar Maryam
31
Pengganti Abi Daud
32
Wali untuk Maryam
33
Harmonisme di Kantor Azam
34
Madinah I'm Coming
35
Pesona Stella
36
Hari ke Dua di Madinah
37
Belajar di Tanah Suci
38
Umroh Sunnah Stella dan Azam
39
Jalan-Jalan
40
Pulang
41
Pelajaran Hari Ini
42
Berteman dengan Lawan Jenis?
43
Obrolan Pagi Hari
44
Seputar Kehamilan
45
Keanehan Viona
46
Dusta
47
Puncak Kesabaran Stella
48
Pondok Lailatul Qadar
49
Musyawarah
50
Kematian Abi Daud
51
Ramadhan Tiba
52
Persiapan Lebaran
53
Stella dan Santriwati di Malam Takbiran
54
Minal aidzin wal faidzin
55
Video Call Kak Maryam
56
Bersama Santriwati
57
Keluarga Erlangga
58
Kehangatan Besan
59
Keluarga Khalisa
60
Dedek Utun Menendang
61
Kisah Sayyidah Maryam
62
Proses Stella Melahirkan
63
Arsyad Ali Ihsan
64
Aqiqahan Arsyad Ali Ihsan
65
Pernikahan Zaidan
66
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!