Sarapan untuk Azam

Pagi-pagi sekali, setelah sholat subuh Azam kembali tidur, sedangkan Stella langsung turun ke dapur membawa ponselnya.

Wanita itu melihat nasi sisa kemarin yang masih sisa banyak, dia bingung harus di apakan. Apakah harus di buang?

Dia melihat nasi tersebut, menurutnya nasi itu masih layak makan dan tidak basi. Tapi, apa iya harus menyajikan nasi sisa kemarin kepada suaminya?

Wanita itu dilanda kebingungan, terlebih lagi dia tidak pernah menginjakkan kaki di dapur, hanya kemarin itu pun menuai drama juga.

“Ah aku coba telfon kak Maryam saja” Gumam Stella, berharap kakak iparnya sedang tidak tidur lagi seperti suaminya.

“Assalamu’alaikum” Sapa wanita di seberang sana.

Stella menghela napasnya lega, akhirnya di angkat hanya dalam sekali panggilan.

“Wa’alaikumsalam, kak” Jawab Stella.

“Ada apa, Stella? Ada sesuatu yang terjadi?” Tanya Maryam.

“Sedang apa, kak? Apa sibuk? Stella mau bertanya sedikit” Stella menjawabnya masih dengan rasa sungkan.

“Aku baru selesai mengaji, baru saja melipat mukena. Tanyakan saja, insyaallah aku akan menjawab jika aku mampu” Sahut Maryam.

“Begini kak, ini kan ada sisa nasi kemarin. Apa boleh aku membuangnya?” Tanya Stella polos.

Terdengar suara kekehan dari seberang sana, itu terdengar seperti kekehan yang gemas karena kepolosan Stella, daripada kekehan meremehkan.

“Begini, Stella. Perilaku membuang makanan adalah hal yang kurang baik, karena itu termasuk ke dalam sikap menyepelehkan nikmat yang diberikan Allah SWT kepada kita, kecuali nih ya jika misalkan kita sedang makan di sebuah rumah makan lalu, porsinya terlalu banyak dan kita sudah merasa kenyang sebelum makanan itu habis, maka itu di pernolehkan kita meninggalkan makanan tersebut.

Kenapa begitu? Karena menurut surat Al-A’raf ayat 31, disana dijelaskan bahwa kita, umat Islam di perintahkan untuk tidak berlebihan dalam makan dan minum, karena Allah SWT tidak suka dengan sesuatu yang berlebih-lebihan. Itu bisa kita sebut dengan Israf” Jelas Maryam, wanita itu menjelaskannya dengan sabar kepada adik iparnya itu.

“Lalu, bagaimana ini, kak?” Tanya Stella.

“Tidak apa-apa, toh itu nasinya juga masih hangat kan? Suamimu akan menerima apapun yang dihidangkan untuknya, beruntunglah karena dia bukan pemilih” Sahut Maryam.

“Emm, baiklah. Terimakasih kak” Ucap Stella.

“Kau mau memasak untuk suamimu?” Tanya Maryam, wanita itu memang peka sekali dengan sekitarnya.

Stella menjawab dengan ragu, “Iya, kak”

“Mau video call? Biar aku bantu” Tawar Maryam.

Dia tau jika Stella tidak terbiasa berada di dapur, terlihat dari gaya Stella ketika sampai di pondok waktu itu. Tipe orang kota kaya raya yang kulitnya saja terlihat licin sekali dengan perawatan.

Tapi, Maryam sama sekali tidak mau menyinggung perihal Stella tidak bisa memasak. Dia memaklumi hal itu, mengingat latar belakang keluarga Stella jelas-jelas adalah pengusaha yang sama-sama sibuk, dan wanita itu selalu dilayani oleh pelayan di rumahnya.

“Emm, aku takut merepotkan kak Maryam” Ucap Stella. Rasanya, sungkan sekali dengan kakak suaminya itu, takut membuat kesalahan di depannya.

“Ah, tidak apa-apa. Kebetulan aku sedang tidak sibuk”

Tok

Tok

Tok

“Kak Maryam, apa sudah bangun?”

Stella mendengar suara ketukan pintu dan juga suara Khalisa setelahnya. Jujur saja, Stella tidak mau terlihat lemah dan tidak bisa apa-apa di depan mantan calon istri suaminya itu.

“Kak, aku akan memasaknya sendiri. Kak Maryam bisa lanjutkan pekerjaan kakak. Terimakasih ya, kak” Ucap Stella.

“Oh begitu? Baiklah, selamat belajar ya, semoga berhasil” Sahut Maryam.

“Iya kak, terimakasih. Assalamu’alaikum” Pamit Stella.

“Wa’aalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh” Jawab Maryam.

Setelah itu, Stella mematikan panggilan mereka.

Wanita itu segera membuka youtube, layanan video internet yang menyediakan berbagai macam konten. Mencari, ‘Cara membuat nasi goreng’.

Dengan step by step yang ia lihat di video.

Sesekali di pause, agar tidak ketinggalan langkah selanjutnya.

Dengan penh kehebohan, akhirnya pagi itu dia sudah selesai memasak.

Nasi goreng dengan telur mata sapi setengah matang. Telurnya tidak perlu melihat tutorial, dia biasa memasak telur mata sapi setengah matang dan juga mie instan ketika malam tba dulu. Selanjutnya dengan satu cangkir teh untuk suaminya. Dia tidak tau suaminya peminum kopi atau bukan, jadi dia memilih jalur aman saja.

Dia melihat sekelilingnya, sungguh memasak nasi goreng saja sudah seperti kapal pecah, batinnya.

Dengan cepat Stella merapikah dapur, meskipun sedikit kesusahan karena tidak terbiasa melakukan pekerjaan rumah.

Tepat pukul 05.45, dia pergi ke atas untuk membersihkan diri dulu lalu membangunkan Azam.

“Mas, ayo bangun dulu” Ucap Stella, dia menggoyang-goyangkan pelan badan Azam.

“Eunghh” Azam meleng*uh, dia membuka matanya dan mendapati Stella dengan rambut sedikit berantakan di depan wajahnya.

Lelaki itu tersenyum, “Sepertinya pacaran setelah menikah akan menyenangkan” gumamnya.

Stella segera menjauhkan tubuhnya dari Azam, dia malu sekali.

“Bekerja kan hari ini? Bersiaplah, aku akan siapkan pakaianmu dulu” Ucap Stella lalu pergi, membuka lemari dan melihat susunan jas, kemeja bahkan dasinya tertata rapi disana.

Azam yang menatanya kemarin, ketika Stella dan Maryam serta Khalisa memasak di bawah, dia memilih untuk menata pakaiannya dan pakaian istrinya ke dalam lemari.

“Rasulullah suka kebersihan dan kerapian. Kau pernah mendengar, ‘kebersihan adalah sebagian dari iman?’ nah, itu salah satu contohnya” Ucap Azam lalu masuk ke kamar mandi.

Beberapa hari bersama dengan Azam, sudah banyak sekali pelajaran yang ia dapat. Benar-benar seperti mendapatkan jackpot.

“Kau memasaknya sendiri?” Tanya Azam setelah sampai di meja makan.

Stella mengangguk ragu, “Aku menonton video tutorial tadi” jawabnya.

“Tidak apa-apa. Terimakasih sudah mau belajar untuk menyiapkan ini” Jawab Azam, mengelus pelan puncak kepala istrinya dengan senyuman manisnya.

Di suapan pertama, Azam terdiam sebentar, mencari rasa yang disajikan di dalamnya.

“Apa tidak enak?” Tanya Stella setelah melihat ekspresi wajah suaminya.

“Enak, mungkin kurang sedikit garam saja. Ini sudah sangat enak untuk ukuran yang baru belajar” Jawab lelaki itu sembari melanjutkan sarapannya.

Rasanya memang tidak seenak abang-abang yang jualan biasanya tapi, menurut Azam itu masih bisa dimakan.

Tadi, Stella sudah mencobanya. Menurutnya rasanya memang tidak buruk kok menurutnya. Melihat suaminya makan dengan lahap, sepertinya juga tidak begitu buruk untuk Azam.

“Aku akan belajar lagi” Ucap Stella.

“Terimakasih ya. Atau mau ikut pelatihan masak saja?” Tanya Azam.

“Apa boleh?” Sahut Stella.

“Tentu saja boleh, aku tidak akan melarangmu melakukan kegiatan selama itu hal yang positif” Jawab Azam sembari mengelus tangan istrinya yang berada di atas meja.

“Tapi, nanti waktu belajarku dengan kak Maryam jadi terpotong?” Sahut Stella.

Wanita itu benar-benar ingin mendalami ilmu agama dengan serius sepertinya.

“Aku serahkan semuanya padamu saja. Kabari aku jika kau memang bersedia untuk ikut kelas, aku akan mencarikannya dan memberimu izin” Ucap Azam.

Stella mengangguk sebagai jawaban, senyuman tulus yang sebelumnya tidak pernah Azam lihat akhirnya untuk pertama kalinya lelaki itu menatap istrinya dengan senyum itu.

“Cantik” Gumam Azam.

“Hah? Kenapa?” Tanya Stella, tidak begitu dnegar dengan gumaman Azam.

“Ah, tidak apa” Azam segera sadar, “jadi diantar ke kak Maryam?” Tanya Azam, mengalihkan pembicaraan.

Stella menganggukkan kepalanya semangat, “Jadi. Sebentar ya, aku ambil tas dulu” ucapnya lalu berlari ke kamar mereka.

Rok plisket hitam dan tunik berwarna lemon, dipadukan dengan jilbab segi empat ukuran 130cm x 130cm warna hitam menjadi outfit pilihan Stella pagi ini.

Begitu anggun di mata Azam, apalagi jika mengingat bagaimana dulu cara berpakaian istrinya itu. Begitu berbeda dengan sekarang.

Mereka berangkat, tidak jauh hanya sekitar 15 menit menempuh perjalanan, sudah sampai saja di rumah kontrakan Maryam, disana sudah ada Maryam yang sedang menyiram tanaman ditemani dengan Khalisa yang membaca majalah di teras rumah.

“Assalamu’alaikum” Sapa Azam dan Stella bebarengan.

“Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh” Jawab Maryam dan Khalisa.

“Loh, kalian sudah sampai?” Tanya Maryam.

“Iya kak, mau mengantar Stella saja lalu pergi ke kantor” Jawab Azam.

Terlihat Khalisa berjalan ke arah mereka, “Kalian sudah sarapan?” Tanyanya.

“Sudah, istriku tadi sudah memasakkannya untukku” Jawab Azam sembari menatap Stella penuh cinta.

Siapapun pasti bisa meliha kilatan penuh kasih sayang itu.

“Pengantin baru, kalau kasmaran ya begini. Ya sudah, pergilah” Goda Maryam lalu mengusir adiknya.

Azam mengangguk, “Aku pergi dulu ya, jaga dirimu baik-baik. Nanti sore aku akan menjemputmu” ucapnya pada Stella.

“Hati-hati” Sahut Stella sambil mencium punggung tangan suaminya.

Azam tesenyum, lelaki itu mencium kening istrinya di hadapan kakaknya dn juga mantan calon istrinya.

Episodes
1 Stella Si Wanita Penghibur
2 Azam Wijaya
3 Insiden
4 Terimakasih dari Stella
5 Amanah Papa Stella
6 Aku Akan Menjaganya
7 Kita Bukan Tidak Sengaja Bertemu
8 Negoisasi
9 Sholat Taubat Sebelum Akad
10 Perihal Menutup Aurat
11 Ruang Kerja Azam Wijaya
12 Ketegasan Azam
13 Sudah Adaptasi?
14 Imam untuk Stella
15 Sarapan untuk Azam
16 Pelajaran dari Maryam
17 Maafkan Aku Mbak Stella
18 Azam Bucin
19 Cemburunya Stella
20 Cerita Stella
21 Azam Bucin Part 2
22 Menjodohkan Maryam dan Bertemu Mami El
23 Pertemuan dengan Viona
24 Ancaman Kleo & Ketakutan Stella
25 Masalah
26 Konfirmasi & Diskusi
27 Rencana Umroh
28 Malam Panas Pasutri
29 Membantu Stella
30 Perihal Mahar Maryam
31 Pengganti Abi Daud
32 Wali untuk Maryam
33 Harmonisme di Kantor Azam
34 Madinah I'm Coming
35 Pesona Stella
36 Hari ke Dua di Madinah
37 Belajar di Tanah Suci
38 Umroh Sunnah Stella dan Azam
39 Jalan-Jalan
40 Pulang
41 Pelajaran Hari Ini
42 Berteman dengan Lawan Jenis?
43 Obrolan Pagi Hari
44 Seputar Kehamilan
45 Keanehan Viona
46 Dusta
47 Puncak Kesabaran Stella
48 Pondok Lailatul Qadar
49 Musyawarah
50 Kematian Abi Daud
51 Ramadhan Tiba
52 Persiapan Lebaran
53 Stella dan Santriwati di Malam Takbiran
54 Minal aidzin wal faidzin
55 Video Call Kak Maryam
56 Bersama Santriwati
57 Keluarga Erlangga
58 Kehangatan Besan
59 Keluarga Khalisa
60 Dedek Utun Menendang
61 Kisah Sayyidah Maryam
62 Proses Stella Melahirkan
63 Arsyad Ali Ihsan
64 Aqiqahan Arsyad Ali Ihsan
65 Pernikahan Zaidan
66 Extra Part
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Stella Si Wanita Penghibur
2
Azam Wijaya
3
Insiden
4
Terimakasih dari Stella
5
Amanah Papa Stella
6
Aku Akan Menjaganya
7
Kita Bukan Tidak Sengaja Bertemu
8
Negoisasi
9
Sholat Taubat Sebelum Akad
10
Perihal Menutup Aurat
11
Ruang Kerja Azam Wijaya
12
Ketegasan Azam
13
Sudah Adaptasi?
14
Imam untuk Stella
15
Sarapan untuk Azam
16
Pelajaran dari Maryam
17
Maafkan Aku Mbak Stella
18
Azam Bucin
19
Cemburunya Stella
20
Cerita Stella
21
Azam Bucin Part 2
22
Menjodohkan Maryam dan Bertemu Mami El
23
Pertemuan dengan Viona
24
Ancaman Kleo & Ketakutan Stella
25
Masalah
26
Konfirmasi & Diskusi
27
Rencana Umroh
28
Malam Panas Pasutri
29
Membantu Stella
30
Perihal Mahar Maryam
31
Pengganti Abi Daud
32
Wali untuk Maryam
33
Harmonisme di Kantor Azam
34
Madinah I'm Coming
35
Pesona Stella
36
Hari ke Dua di Madinah
37
Belajar di Tanah Suci
38
Umroh Sunnah Stella dan Azam
39
Jalan-Jalan
40
Pulang
41
Pelajaran Hari Ini
42
Berteman dengan Lawan Jenis?
43
Obrolan Pagi Hari
44
Seputar Kehamilan
45
Keanehan Viona
46
Dusta
47
Puncak Kesabaran Stella
48
Pondok Lailatul Qadar
49
Musyawarah
50
Kematian Abi Daud
51
Ramadhan Tiba
52
Persiapan Lebaran
53
Stella dan Santriwati di Malam Takbiran
54
Minal aidzin wal faidzin
55
Video Call Kak Maryam
56
Bersama Santriwati
57
Keluarga Erlangga
58
Kehangatan Besan
59
Keluarga Khalisa
60
Dedek Utun Menendang
61
Kisah Sayyidah Maryam
62
Proses Stella Melahirkan
63
Arsyad Ali Ihsan
64
Aqiqahan Arsyad Ali Ihsan
65
Pernikahan Zaidan
66
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!