Arsa yang posesif

Malam semakin larut, Laura bingung mau melakukan kegiatan apa. Ia belum mengantuk, karena tadi setelah makan malam ia langsung membuat kopi. Sekarang ini ia duduk di halaman rumah Arsa, suasana cukup sepi, mungkin hanya ada satu atau dua orang yang berlalu lalang.

Di sini banyak pengawal Arsa, walaupun sebenarnya Laura cukup terganggu. Karena biasanya di rumahnya sepi sekali, faktanya rumahnya yang itu di jual. Huft, padahal bisa ia tempati sendirian. Tapi keputusan kembali lagi kepada kedua orang tuanya. Katanya ia ada di sini untuk kebaikannya sendiri.

Sementara di balkon kamarnya, Arsa melihat Laura duduk di halaman depan. Di tangannya terdapat teh hangat yang baru saja ia buat, antara senang dan sedih Laura tinggal bersama dirinya. Yang mana itu artinya ia akan sering bertemu dengan Laura.

Di sisi lain ia takut Laura semakin benci dengan dirinya dan tinggal di sini secara terpaksa, sungguh, itu hal yang paling dirinya hindari. Sampai akhirnya ia mendekat ke atas balkon kamarnya.

"Laura, bukankah kamu harus bekerja besok? Kenapa belum tidur?" tanya Arsa dengan suara sedikit keras sembari melihat ke seberang sana.

Merasa ada yang berbicara, Laura menatap ke segala arah dan bertemu dengan tatapan Arsa di atas sana. "Kalau gue bisa tidur, gue udah tidur kali dari tadi," kesalnya.

"Mau saya temenin?"

"Enggak! Gue enggak akan takut di sini sendiri."

"Yakin? Ini sudah hampir jam 12 malam, pengawal saya juga pasti sudah istirahat, dan hanya beberapa yang berjaga. Itupun di luar, sebentar lagi lampu akan dimatikan dan semuanya menjadi gelap."

"Lo nakut-nakutin gue?"

"Tidak, saya hanya ngasih tahu. Siapa tahu kamu nanti terkejut, jika kamu tidak takut yasudah. Saya akan kembali tidur."

Dugh

"ARSA! SIALAN LO!" teriak Laura karena ketakutan setelah mendengar suara seperti barang jatuh? Entahlah, ia sendiri tak tahu. Yang jelas ia takut dan segera berlari ke kamarnya.

Mendengar Laura yang mengumpatinya, membuat Arsa tersenyum tipis. Dari sini ia yakin, sedikit lagi Laura akan luluh dengan dirinya.

***

Pagi hari telah tiba, Arsa akan bersiap-siap ke kantor. Ia sudah memakai stelan jasnya, Glen dan Josh sudah berangkat ke sekolah mereka sejak 15 menit yang lalu. Jadi di rumah tersisa Arsa dan Laura. Mereka sama-sama menyantap sandwich untuk sarapan pagi.

Laura juga sudah memakai pakaian formal, karena ia harus kerja. Pagi ini hanya ada keheningan, tidak ada yang berniat memulai pembicaraan atau sekadar mengeluarkan sepatah kata. Tak lama dari itu, terdengar suara klakson mobil. Arsa dan Laura saling bertatapan dan menghentikan suapan mereka.

"Gue mau berangkat, Deksa udah jemput gue." Laura mendorong kursinya.

"Hati-hati," pesan Arsa dan mendapatkan anggukan singkat dari Laura. Sampai akhirnya Laura benar-benar pergi dari ruang makan.

"Deksa? Siapa dia?" batin Arsa bertanya-tanya. Dengan segera Arsa mengeluarkan ponselnya, ia melihat rekaman CCTV di bagian luar.

Benar saja jika ada mobil hitam berdiri di depan gerbang, seseorang keluar dari mobil itu dan membukakan pintu untuk Laura. Tangan Arsa terkepal dengan erat, menurutnya membukakan pintu mobil adalah perlakuan yang spesial. Apalagi dilakukan oleh laki-laki untuk perempuan.

"Sepertinya aku harus menyelidiki siapa laki-laki itu, tidak ada yang bisa dekat dengan Laura selain diriku." Arsa menunjukkan senyum miringnya.

***

Arsa memanggil pengawalnya dengan ekspresi serius di wajahnya. Dia merasa terganggu dengan keputusan Laura untuk pergi meninggalkan rumah mereka. Dalam hatinya, Arsa merasa khawatir dan ragu tentang keputusan itu. Dia ingin memastikan bahwa Laura baik-baik saja dan aman selama pergi.

Arsa memberi instruksi kepada pengawalnya untuk mengikuti dan memantau langkah Laura dengan hati-hati, tanpa memberikan tekanan atau mengganggunya. Dia ingin memastikan bahwa Laura tidak menghadapi situasi berbahaya atau mengalami kesulitan selama pergi.

Meskipun Arsa merasa kesal dengan keputusan Laura, tapi pada saat yang sama, dia tidak bisa mengabaikan rasa perhatian dan kekhawatirannya terhadap keberadaan Laura. Arsa berharap dengan cara ini, dia bisa menjaga Laura tetap aman dan melindunginya, bahkan jika itu berarti mengawasi dari kejauhan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!