Bersih-bersih

Merasa bosan Feng Yin keluar dari kamar yang ia tempati . Dia berjalan di sekitar rumah . Ternyata suasananya sangat sepi .

Feng Yin berjalan santai . Ternyata rumah yang sekarang ia tempati sangat besar . Hanya saja bangunannya banyak yang terpisah.

" Apa tidak rugi membiarkan rumah sebesar ini terbengkalai," gumam Feng Yin .

Rumah ini nampak kotor . Dapat terlihat banyak dinding kayu yang sudah rusak . Atap rumah pun banyak yang bocor. Sepertinya rumah ini sudah lama tidak terawat.

Feng Yin harus bekerja keras jika ingin tinggal di rumah ini . Kalau tidak dia harus kembali ke rumah jenderal Feng.

" Nona !" teriak shui dengan panik .

Feng Yin yang sibuk berfikir harus mengalihkan perhatiannya dengan kedatangan Shui .

Shui menghampirinya dengan nafas yang ngos-ngosan. Ditangannya ada bungkusan yang entah apa isinya.

" Apa yang kamu bawa ?" tanya Feng Yin begitu Shui sudah ada di hadapannya.

" Saya membeli bakpao dan juga sop ayam kesukaan nona ," jawab Shui dengan tersendat.

" Kamu kenapa ngos-ngosan seperti itu . Seperti orang dikejar anjing saja ."

" Maaf nona ... saya panik saat nona tidak ada dikamar . Jadi saya berlarian ke sana kemari mencari nona ."

" Kok gitu aja panik ?"

" ..."

Shui bingung mau jawab apa . Jadi yang bisa ia lakukan hanya meminta maaf .

" Maaf ."

" Baiklah ... mari kita makan ," ajak Feng Yin dengan berbinar. Perutnya sudah meronta ingin di isi .

" Dimana nona ?" tanya shui dengan bingung .

" Ya di ruang makan lah ," jawab Feng Yin dengan santai .

" Tetapi ruangan itu belum dibersihkan," jawab shui dengan menunduk . Dia takut sang majikan memarahinya .

" Oh ...tidak masalah kalau begitu. Kita makan di kamar aku saja , " jawab Feng Yin santai .

Feng Yin langsung berjalan menuju kamarnya. Dia meninggalkan Shui yang terbengong melihat sifat santai majikannya.

" Apa beliau masih nona Feng Yin yang biasanya?" tanya Shui dalam hati . Hal itu bisa di dengar oleh Feng yin .

" Maaf Shui ... majikanmu telah meninggal dan saat ini kamu harus melayaniku ," gumam Feng Yin dengan lirih .

Feng Yin sudah tiba di depan kamarnya. Tetapi Shui masih berdiri di tempat yang sama.

Feng Yin menghela nafasnya agar tidak emosi . Sebab jika dibanding Feng yin yang asli , alisha lebih mengerikan jika sedang marah .

" Kenapa masih diam disitu saja !" teriak Feng Yin.

Shui langsung berlari begitu mendengar teriakan Feng Yin . Dia tidak ingin majikannya itu marah kepadanya.

Begitu sampai di dalam kamar , Shui langsung meletakkan bungkusan yang berisi makanan itu ke atas meja . Kemudian keluar kamar untuk mengambil wadah yang bisa ia gunakan untuk menaruh sop ayam dan juga bakpao yang ia bawa .

Shui meletakkan sop ayam kedalam mangkok dan bakpaonya kedalam piring . Kemudian memberikan piring kosong buat Feng Yin . Setelah itu dia mempersilakan Feng Yin untuk memakannya.

" Silahkan nona ."

" Dimana piring mu?"

" Saya akan makan di kamar saya saja nona ," jawab Shui dengan sopan .

" Ambil piring lagi , cepat!" perintah Feng Yin tidak bisa diganggu gugat .

" Tapi nona ..."

" Tidak ada penolakan. Aku tidak suka makan sendiri. Jadi mulai sekarang kamu akan makan semeja denganku. Kalau tidak mau , kamu boleh keluar dari rumah ini ," ancam Feng Yin dengan serius .

Mendengar ucapan Feng Yin yang terkesan dingin , membuat Shui mau tidak mau harus mematuhinya.

Shui mengambil satu piring lagi dan duduk di depan Feng Yin .

Feng Yin mengambil satu bakpao dan memakannya. Ternyata rasanya tidak sesuai ekspektasi nya. Tetapi dia bisa melihat jika Shui memakan bakpaonya dengan lahap. Sepertinya dia sangat lapar.

Setelah menghabiskan satu buah bakpao, Feng Yin mengambil sedikit sop ayam . Rasanya tidak jauh beda dengan bakpao yang telah ia makan . Rasa sop ayam itu tawar seperti tidak ada bumbu sama sekali .

Meskipun begitu Feng Yin masih menghabiskan sop ayam yang ada di piringnya.

"Nona sudah selesai?" tanya Shui begitu Feng Yin tidak melanjutkan makannya. Padahal masih ada bakpao dan SOP ayam yang tersisa .

"Sudah ... kamu habiskan saja makanannya."

"Memangnya nona sudah kenyang ?"

"Sudah ."

Shui tidak bertanya lagi . Dia menyelesaikan makannya dengan gugup . Setelah itu barulah membawa peralatan yang kotor ke belakang.

Feng Yin tetap duduk di kursinya. Dia masih menunggu kedatangan Shui . Tak lama kemudian Shui masuk lagi ke kamar .

"Apa ada yang bisa saya bantu lagi , nona ?"

"Apakah aku membawa baju dari rumah ?"

"Bawa nona ... semua sudah ada dalam lemari . Apakah nona ingin mandi sekarang?"

"Hem !"

"Mari saya _"

"Kamu lebih baik keluar . Aku ingin mandi sendiri ."

"Tapi nona i _"

"Tidak ada kata tapi . Lebih baik kamu siapkan alat yang bisa kita gunakan untuk membersihkan rumah ini ."

"Baik nona ."

Dengan patuh Shui keluar dari ruangan itu . Dia melakukan apa yang diperintahkan Feng Yin kepadanya. Tetapi yang tidak ia ketahui bukan hanya dia yang akan bersih-bersih. Feng Yin juga akan ikut membantu .

Feng Yin menatap pakaian yang ada di dalam lemari sambil memijat kepalanya yang tiba-tiba sakit . Ternyata selera Feng Yin yang asli sangat norak . Sangat bertolak belakang dengan seleranya.

"Kenapa bajunya norak semua sih ... apa matanya nggak sakit ,"gerutu Feng yin sambil menatap tumbukan baju yang mengganggu penglihatannya.

Dia mengambil baju yang menurutnya tidak terlalu norak . Dia membawa baju itu ke dalam kamar mandi yang ada di dalam ruangan .

Begitu masuk kedalam kamar mandi kesabarannya sekali lagi di uji . Dia tidak tahu jika perbedaan kamar mandinya dengan yang ini sangat jauh berbeda. Untung bak mandinya kuat meskipun terbuat dari kuat .

Setelah berganti baju Feng yin menghampiri shui yang sibuk membersihkan ruang tamu .

"Mana alat yang tadi aku butuhkan?"

"Maksud nona ?"

"Aku akan ikut membersih rumah ini ."

"Tidak perlu nona biar _"

Shui tidak melanjutkan ucapannya karena disela oleh Feng Yin .

"Pekerjaan yang dilakukan bersama akan lebih cepat selesai, dari pada dilakukan sendiri."

"Apa nona bisa ?"

"Kalau tidak bisa kan bisa belajar . Kamu tidak perlu khawatir," jawab Feng Yin santai .

Akhirnya Shui menuruti ucapan Feng Yin. Dia tidak menyangka majikan yang biasanya hanya bisa marah-marah ternyata bisa melakukan hal kasar juga . Hasilnya juga tidak buruk .

Shui menatap Feng Yin dengan takjub .

"Kenapa malah ngelamun ?"

"Eh ... maaf nona ."

" Apa koin yang kamu punya masih ada ?"

"Masih banyak nona. Apa anda mau membawanya?"

"Tidak . Aku ingin kamu belanja ."

"Bukankah kita baru sarapan nona . Kok mau belanja lagi ?"

"Buat makan siang nanti . Aku tidak menyuruhmu membeli makanan. Tetapi aku ingin kamu membeli bahannya saja . "

"Tapi saya tidak bisa masak nona ."

"Tidak masalah. Sekarang tolong ambilkan kertas dan pensil !"

"Baik Nona."

Shui mencari kertas yang ada di kamar itu . Kemudian memberikannya pada Feng Yin. Feng Yin menulis apa saja yang ia butuhkan. Kemudian memberikannya pada shui .

" Belanja sekarang nona ?"

" Tidak ... tahun depan ."

" Kok lama amat nona "

" Ya sekarang lah ... biar nanti kita nggak kelaparan."

" Baiklah kalau begitu."

Shui meletakkan sapu dan kemoceng yang tadi ia pakai . Kemudian mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih bersih . Setelah itu dia pergi ke pasar , sesuai yang di instruksikan oleh oleh Feng Yin .

Feng Yin membersihkan ruang tamu setelah itu dapur . Sudah ia duga jika disini hanya ada tungku untuk memasak . Tetapi semua peralatan untuk memasak semuanya tersedia . Meskipun masih kuno.

Feng Yin menata semua alat-alat masak dengan rapi . Semua ia susun dengan teratur. Kemudian barang yang sudah tidak bisa terpakai ia satukan dengan sampah.

Saat Shui datang dia kaget . Ternyata majikannya pandai sekali bersih-bersih. Kalau begini hidup tanpa pelayan pun tidak masalah .

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

he...he...he ..ini zaman kono udah ada kertas sm pinsil ternyata

2025-02-08

0

Erna Masliana

Erna Masliana

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2025-02-26

0

SSDY

SSDY

🤭🤭

2025-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 ALISHA
2 Feng Yin
3 Bersih-bersih
4 Makanan enak
5 Bersih-bersih 2
6 Mie ayam dan baso ayam
7 Ruang sistem
8 Kedatangan Jenderal Feng
9 Putri Jia Li
10 H - 1
11 Pesta ulang tahun pangeran mahkota A Ming
12 Kedatangan Jenderal Feng dan keluarga.
13 Makan siang bersama
14 Pengobatan Ying'er
15 Keterkejutan Tabib yue
16 Gaun pertama buatan Feng Yin
17 Memasuki hutan kabut
18 Membantu tuan Lee
19 Suara dari dalam goa
20 Perubahan Phoenix
21 Feng Zhu tiba di perbatasan
22 Kerajaan Angin
23 Pembagian kerja
24 Pencarian pedang Phoenix naga
25 Makan siang bersama
26 Badai pasir
27 Bantuan
28 Elemen tanah dan angin
29 Percakapan
30 Masalah
31 Kondisi kaisar Lee
32 Buttercup flower
33 Terbongkarnya Kebusukan Permaisuri Shen
34 Kebenaran yang menyakitkan
35 Perjalanan ke pulau es
36 Memberi pelajaran para bandit gurun
37 Kura-kura raksasa
38 Bersatunya burung Phoenix biru dan naga es
39 Klan Iblis
40 Kenapa dengan pangeran Juan ?
41 memetik buttercup flower
42 Pengumuman
43 Bagaimana caranya?
44 Perkelahian
45 Kembali ke istana kerajaan angin
46 jurus pedang kembar
47 Kepulangan Feng Yin
48 Pangeran Juan menghukum para pengawal
49 Kondisi jenderal Feng
50 Cerita dari Jenderal Feng
51 Kunjungan pangeran mahkota A Ming dan putri Jia Li
52 putri Jia Li cemburu
53 Hilangnya satu desa di kerajaan angin
54 Tragedi
55 Calon istri
56 Perasaan pangeran Juan
57 Melamar
58 persetujuan Feng Yin
59 Kembali ke kediaman jenderal Chou
60 Membeli toko
61 Dendam
62 Cerita tabib wanita si ahli racun
63 Kedatangan Jia Long ke tempat pangeran kedua
64 Panik
65 Menambah pelayan
66 Tidak ada judul
67 Pertarungan
68 Pil kejujuran
69 Sarapan berdua
70 Buat kakak pembaca
71 Dimana letak lembah neraka itu ?
72 Tak ada judul
73 Memulai perjalanan
74 Pertempuran
75 Akhir dari klan Iblis
76 Alisha sadar
77 Menjenguk
78 Artur Steven Li
79 Clarissa
80 Kevin frustasi
81 Pulang ke rumah
82 Arthur sudah boleh pulang
83 Hampir saja
84 Keluarga Alisha
85 Menunggu kepulangan Alisha
86 Pertemuan
87 Pertemuan 2
88 Indra keenam
89 Buat apa lapor polisi ?
90 Ha ha ha ha
91 Pulang
92 Tantangan Adrian
93 What !!!
94 Obat perangsang
95 Kedatangan Candra
96 Lamaran
97 Kabar dari guru
98 Alasan kebencian
99 Penolakan Nenek Arthur
100 Tiba di rumah Alisha
101 Bertemu Rangga
102 Keberangkatan
103 Tiba di rumah Arthur
104 Kemunculan pedang Phoenix naga
105 Keluarnya Seiryu
106 Selamat makan
107 Gelang Phoenix naga
108 Tembakan beruntun
109 Sedikit kata dari author
110 Jimmy yang panik
111 Babak penyisihan.
112 Rencana Bram
113 Kekuatan Dragon
114 Kedatangan anggota kepolisian
115 Pertanyaan kevin
116 Meninggalnya Bram
117 End
118 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 118 Episodes

1
ALISHA
2
Feng Yin
3
Bersih-bersih
4
Makanan enak
5
Bersih-bersih 2
6
Mie ayam dan baso ayam
7
Ruang sistem
8
Kedatangan Jenderal Feng
9
Putri Jia Li
10
H - 1
11
Pesta ulang tahun pangeran mahkota A Ming
12
Kedatangan Jenderal Feng dan keluarga.
13
Makan siang bersama
14
Pengobatan Ying'er
15
Keterkejutan Tabib yue
16
Gaun pertama buatan Feng Yin
17
Memasuki hutan kabut
18
Membantu tuan Lee
19
Suara dari dalam goa
20
Perubahan Phoenix
21
Feng Zhu tiba di perbatasan
22
Kerajaan Angin
23
Pembagian kerja
24
Pencarian pedang Phoenix naga
25
Makan siang bersama
26
Badai pasir
27
Bantuan
28
Elemen tanah dan angin
29
Percakapan
30
Masalah
31
Kondisi kaisar Lee
32
Buttercup flower
33
Terbongkarnya Kebusukan Permaisuri Shen
34
Kebenaran yang menyakitkan
35
Perjalanan ke pulau es
36
Memberi pelajaran para bandit gurun
37
Kura-kura raksasa
38
Bersatunya burung Phoenix biru dan naga es
39
Klan Iblis
40
Kenapa dengan pangeran Juan ?
41
memetik buttercup flower
42
Pengumuman
43
Bagaimana caranya?
44
Perkelahian
45
Kembali ke istana kerajaan angin
46
jurus pedang kembar
47
Kepulangan Feng Yin
48
Pangeran Juan menghukum para pengawal
49
Kondisi jenderal Feng
50
Cerita dari Jenderal Feng
51
Kunjungan pangeran mahkota A Ming dan putri Jia Li
52
putri Jia Li cemburu
53
Hilangnya satu desa di kerajaan angin
54
Tragedi
55
Calon istri
56
Perasaan pangeran Juan
57
Melamar
58
persetujuan Feng Yin
59
Kembali ke kediaman jenderal Chou
60
Membeli toko
61
Dendam
62
Cerita tabib wanita si ahli racun
63
Kedatangan Jia Long ke tempat pangeran kedua
64
Panik
65
Menambah pelayan
66
Tidak ada judul
67
Pertarungan
68
Pil kejujuran
69
Sarapan berdua
70
Buat kakak pembaca
71
Dimana letak lembah neraka itu ?
72
Tak ada judul
73
Memulai perjalanan
74
Pertempuran
75
Akhir dari klan Iblis
76
Alisha sadar
77
Menjenguk
78
Artur Steven Li
79
Clarissa
80
Kevin frustasi
81
Pulang ke rumah
82
Arthur sudah boleh pulang
83
Hampir saja
84
Keluarga Alisha
85
Menunggu kepulangan Alisha
86
Pertemuan
87
Pertemuan 2
88
Indra keenam
89
Buat apa lapor polisi ?
90
Ha ha ha ha
91
Pulang
92
Tantangan Adrian
93
What !!!
94
Obat perangsang
95
Kedatangan Candra
96
Lamaran
97
Kabar dari guru
98
Alasan kebencian
99
Penolakan Nenek Arthur
100
Tiba di rumah Alisha
101
Bertemu Rangga
102
Keberangkatan
103
Tiba di rumah Arthur
104
Kemunculan pedang Phoenix naga
105
Keluarnya Seiryu
106
Selamat makan
107
Gelang Phoenix naga
108
Tembakan beruntun
109
Sedikit kata dari author
110
Jimmy yang panik
111
Babak penyisihan.
112
Rencana Bram
113
Kekuatan Dragon
114
Kedatangan anggota kepolisian
115
Pertanyaan kevin
116
Meninggalnya Bram
117
End
118
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!