Pagi ini Liam ada wawancara dengan Syailen Bisnis. Tentu itu terkait dengan pembukaan toko barunya. Pihak dari Syailen sendiri yang datang ke toko. Tak hanya wartawan saja yang datang manajer Syailen juga datang sendiri. Siapa lagi jika bukan Adriel, kakaknya dari panti asuhan.
“Apa kabar, Kak?” Liam mengulurkan tangan pada Adriel.
“Liam.” Adriel langsung memeluk Liam. “Kamu sudah besar sekali.” Adriel tidak menyangka jika anak kecil yang kala itu dilihatnya sudah sebesar ini. Bahkan lebih tinggi dibanding dirinya.
“Iya, aku sepertinya tumbuh dengan cepat.” Liam tertawa.
“Baiklah, lanjutkan wawancaranya dulu. Setelah ini kita mengobrol.” Adriel menepuk bahu Liam.
Liam mengangguk kemudian melakukan wawancara dengan wartawan Syailen. Adriel memilih mendengarkan wawancara itu. Mendengarkan cerita Liam yang bagaimana membangun bisnisnya. Ada terselip rasa bangga di hati Adriel.
Wawancara berlangsung singkat. Liam yang menjawab pertanyaan dengan lancar, membuat wawancara berjalan cepat.
Setelah wawancara selesai, Liam mengobrol dengan Adriel di ruangannya. Berbagi cerita dan melepaskan rindu.
“Aku tidak menyangka jika kamu sudah sesukses ini.” Adriel tersenyum. Adriel sudah diberitahu Neta jika Liam datang. Tentu dia penasaran, dan kebetulan sekali perusahaan sedang akan mewawancarai Liam.
“Ini bisnis mama, Kak. Aku hanya mengembangkan saja.” Liam merasa tidak enak jika selalu dipuji-puji. Karena merasa belum sesukses itu.
“Sekali pun bisnis mamamu, kalau kamu tidak bisa mengelola dengan benar, pastinya akan sulit.” Adriel tetap merasa Liam luar biasa.
“Terima kasih, Kak. Aku tetap akan belajar banyak.”
“Aku dengar-dengar kamu akan meminta hak atas restoran?” Adriel juga sudah dengar ini juga dari Neta. Jadi dia ingin dengar langsung dari Liam.
“Iya, aku akan meminta hak atas restoran itu. Karena ada jerih payah mama di sana. Mereka terlalu rakus mau menguasai semuanya.” Liam mencoba menjelaskan pada Adriel.
“Jika butuh bantuan jangan sungkan untuk meminta. Aku akan dengan senang hati membantu.” Sebagai kakak tentu saja Adriel akan turut serta membantu. Apalagi Liam tidak punya siapa-siapa di sini.
“Tentu saja, Kak.” Liam mengangguk.
Mereka berdua mengobrol seru. Tentu saja menceritakan banyak hal. Melepaskan kerinduan yang cukup lama. Liam juga menceritakan apa alasannya tidak memberikan kabar. Adriel yang mendapatkan cerita dari Liam pun mengerti alasan Liam.
Obrolan mereka akhirnya berlanjut dengan makan siang. Adriel meminta Loveta dan istrinya untuk restoran di mal.
“Wah ... ternyata Kak Liam bertemu Papa.” Loveta tidak menyangka jika ternyata Liam bertemu dengan sang papa tiri.
“Papa baru saja mewawancarai Liam.” Papa Adriel menjelaskan.
“Jadi ini Liam yang kamu ceritakan tadi?” Mama Arriel memotong pembicaraan. Menatap sang putri.
“Iya, Ma. Ini Kak Liam.” Loveta membenarkan.
“Wah ... tidak menyangka jika kamu sudah sebesar ini. Terakhir kamu pergi seingat aku sebesar ini.” Mama Arriel memberikan contoh seberapa tinggi Liam waktu itu. Melihat Liam begitu tampan dan tinggi membuat Mama Arriel keheranan.
“Iya, aku Liam, Kak. Apa kabar, Kak Arriel?” tanya Liam seraya mengulurkan tangan pada Arriel.
“Kabar aku baik.” Mama Arriel tersenyum. Ikut senang melihat Liam yang tumbuh gagah dan tampan.
Mereka melanjutkan dengan makan siang bersama sambil bercerita. Suasana begitu hangat.
“Jadi hari ini kamu akan pindah ke apartemen Lolo?” tanya Mama Arriel.
“Iya, barang-barangku sudah aku bawa semua. Jadi setelah ini aku akan pergi ke apartemen.” Liam memang sudah meletakkan barang-barangnya di dalam mobil. Kebetulan memang tidak banyak, jadi dia tidak terlalu repot membantu.
“Biarkan Lolo membantu. Tega sekali dia menerima uang sewa.” Mama Arriel hanya bisa menggeleng ketika mendengar anaknya mendapatkan uang sewa. Padahal mereka kenal dekat dengan Liam.
Loveta hanya tertawa. Dia memang tidak peduli ketika ditegur meminta uang sewa dari Liam. “Aku juga berniat membantu, Ma. Ya anggap saja pelayanan plus dari pemilik apartemen.”
Liam hanya tertawa saja. “Jika seperti itu, aku mau apartemen benar-benar rapi. Agar aku tidak sia-sia membayar.” Liam juga tidak mau rugi.
“Tenanglah, uang yang kamu berikan akan sebanding dengan fasilitas yang aku berikan.” Loveta tersenyum percaya diri .
Liam hanya tersenyum. Ingin tahu apa yang akan dilakukan Loveta nanti. Tentu saja tak sabar untuk segera ke apartemen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Syamsiah Cia
alca dimn kok ndk oernah muncul
2024-08-18
0
sakura🇵🇸
dua kubu merapat meskipun dengan dalih saudara,gimana nanti liam menjelaskan klo leo saudaranya...hubungan leo sama cinta jg udah 5th g main2😥
2023-07-07
0
Nur Janah
bagaimana nanti kalau Lolo tau Liam kakak Leo apakah di akan kecewa sama Liam
2023-04-20
2