Dari rumah papanya, Liam pergi ke suatu tempat. Tempat itu adalah rumah keluarga Fabrizio. Dia ingin bertemu dengan gadis kecil yang dulu selalu membuat hidupnya berwarna. Rasa rindu yang menggebu itu membuatnya untuk meminta sopir taksi menuju ke rumah keluarga Fabrizio-pemilik toko perabotan rumah tangga di Indonesia.
“Berhenti di sini saja, Pak.” Liam menghentikan taksi yang membawanya itu. Dia ingin turun di depan rumah saja. Tidak masuk ke pekarangan rumah keluarga Fabrizio. Ingin memberikan kejutan pada Loveta.
“Baik, Pak.” Sopir menghentikan mobilnya.
Liam tidak langsung keluar. Dia melihat lebih dulu keadaan rumah tersebut. Ingin memastikan jika ada orang di dalam rumah.
Saat melihat keadaan di rumah tersebut, tampak seorang gadis keluar dari rumah. Gadis cantik dengan kulit sawo matang itu, tampak memesona. Rambutnya yang tergerai panjang, tampak indah berkilau.
“Apa itu Cinta?” Liam bertanya pada dirinya sendiri. Gadis cantik yang baru keluar dari rumahnya itu menarik perhatian Liam. Hingga membuatnya menebak siapa gadis itu.
“Cinta, jangan pulang terlalu malam.” Suara teriakan terdengar dari dalam rumah, tapi tidak ada yang keluar dari rumah.
“Iya, Mi. Aku akan pulang cepat.” Gadis bernama lengkap Danessia Loveta tersenyum meskipun sang mami tidak keluar dari rumah. “Da ... Mami.” Loveta segera mengayunkan langkahnya kelur dari area perkaranggan rumah.
Melihat jika yang dilihatnya adalah benar Loveta, membuat senyum Liam tertarik di sudut bibirnya. Merasa begitu bahagia karena akhirnya bertemu dengan gadis teman masa kecilnya.
“Aku merindukanmu.” Sekian lama menahan rindu, kali ini Liam dapat melepaskannya. Sejak tinggal dengan mamanya dan memutuskan hubungan dengan segala hal di Indonesia, Liam tidak lagi berkomunikasi dengan Loveta. Tentu saja itu membuatnya merasa senang dapat melihat Loveta lagi.
Tak mau membuang kesempatan itu, Liam segera bersiap untuk turun dan menemuinya. Sayangnya, belum sempat Liam turun, dia melihat mobil yang berhenti tepat di depan rumah. Tampak Loveta melambaikan tangannya. Menyapa orang yang berada di dalam mobil itu.
Dari kejauhan Liam melihat jika di dalam mobil itu adalah seorang pria. Pikiran Liam melayang memikirkan apakah itu adalah kekasih Loveta.
“Apa dia sudah punya kekasih?” Liam bermonolog sendiri. Ada rasa sesak menyelusup ke dalam hatinya. Tidak rela jika Loveta sudah memiliki kekasih hati.
Loveta tampak masuk ke mobil. Kemudian mobil itu melaju pergi. Meninggalkan rumah keluarga Fabrizio.
“Ikuti mobil itu, Pak.” Liam memberikan instruksi pada sopir. Tak mau kehilangan jejak Loveta.
Dengan segera sopir melaju. Mengikuti ke mana mobil di depannya itu membawa Loveta.
Mobil berhenti di sebuah mal. Tampak Loveta dan pria di dalamnya turun dari mobil dan masuk ke mal. Liam yang tidak mau kehilangan kesempatan untuk mengetahui siapa gerangan pria yang bersama Loveta, segera turun dari taksi.
“Ini, Pak. Kembaliannya ambil saja.” Liam keluar dari taksi.
Liam masuk ke mal tersebut. Mengikuti dari kejauhan ke mana Loveta dan pria itu pergi. Sampai akhirnya, Loveta dan pria itu berbelok ke salah satu toko pakaian pria.
Liam yang melihat hal itu pun segera mengikuti. Masuk ke toko tersebut juga. Mengingat yang didatangi toko pakaian pria, tentu saja dia bisa beralasan untuk pura-pura mencari pakaian untuknya.
Di dalam toko tersebut, Liam mencari keberadaan Loveta. Dia ingin tahu siapa pria yang bersamanya itu.
Liam melihat dari kejauhan jika Loveta sedang melihat kemeja pria. Tentu saja Liam yakin jika kemeja itu dipilihkan untuk pria itu.
Rasanya, Liam begitu penasaran. Seperti apa pria beruntung yang mendapatkan perhatian Loveta itu. Sayangnya, posisi pria itu membelakanginya. Jadi tentu saja dia tidak dapat melihat siapa pria itu.
“Yang ini sepertinya pas.” Loveta menempelkan kemeja berwarna hitam ke tubuh pria yang sudah menjadi kekasihnya sejak lima tahun yang lalu itu. Gadis dua puluh empat tahun itu begitu antusias mencari kemeja untuk kekasihnya.
“Sedari tadi kamu hanya menempelkan kemeja-kemeja ini. Jadi apanya yang pas?” Leo menggerutu dengan yang dilakukan kekasihnya itu. Padahal jelas-jelas tidak dicoba, bagaimana bisa pas. Pria bernama Leonardo Hardin itu merasa bingung dengan aksi sang kekasih.
“Sebentar, aku cocokkan dulu. Mana yang bisa kamu coba. Kamu harus bawa beberapa potong baju yang berbeda ke ruang ganti.” Loveta memilih-milih kemeja untuk dicoba oleh Leo.
“Apa yang berbeda. Semua warna hitam?” Leo mencibir apa yang dilakukan Loveta.
“Sekalinya hitam, tetap saja beda. Lihat ini kemeja hitam dengan lengan pendek dan panjang. Sekali pun ini sama dengan ini, tetapi kerahnya berbeda. Ukuran saku di depannya juga berbeda. Bentuk kancingnya juga berbeda.” Loveta menunjukkan kemeja yang dimaksudnya satu per satu. Menunjukkan apa bedanya kemeja hitam yang dipakainya.
Leo hanya menatap malas apa yang dilalukan oleh Loveta. Namun, tetap saja dia tidak bisa menolak sama sekali permintaan sang kekasih.
“Sudah cepat coba dulu.” Loveta memberikan beberapa kemeja hitam yang dipilihnya. Kemudian mendorong Leo ke ruang ganti.
Leo hanya pasrah. Berjalan ke ruang ganti. Ucapan Loveta sudah seperti titah yang tak terbantahkan.
Loveta tersenyum ketika melihat Leo masuk ke ruang ganti. Sambil menunggu, dia melihat-lihat baju pria. Loveta selalu saja suka ketika memilihkan baju untuk Leo. Tampil senada tentu saja membuat Loveta senang. Dengan begitu, orang-orang akan tahu jika dia berpacaran dengan Leo.
Leo keluar dengan satu kemeja yang diberikan Loveta. Kemudian menunjukkan pada kekasihnya itu.
Loveta memerhatikan kemeja yang dipakai Leo. Warna hitam dari kemeja tersebut terlalu aneh. Mungkin karena bahannya mengilap, jadi tampak aneh di tubuh Leo.
“Ganti!” Loveta memberikan perintah. Dia tidak suka kemeja yang dikenakan oleh Leo.
Leo hanya bisa pasrah. Dia kembali ke ruang ganti untuk mengganti kemeja yang dipakainya. Semua kemeja dicoba Leo. Hingga dia begitu lelah bolak-balik mencoba kemeja. Padahal di matanya kemeja sama saja.
“Yang ini saja.” Akhirnya Loveta menemukan kemeja hitam yang pas untuk Leo.
Leo bernapas lega. Akhirnya selesai juga penyiksaan malam ini. Rasanya, dia ingin segera pulang. Tubuhnya sudah sangat lelah sekali malam ini. Seharian bekerja dan disusul menjemput Loveta. Berakhir di mal untuk berbelanja.
Liam memerhatikan Loveta dan pria tersebut. Tampak mereka berdua begitu dekat sekali. Dia yakin jika pria itu adalah kekasih Loveta. Saat pria itu menghadap ke arah Liam, dia merasa pria itu tampak tidak asing baginya.
Dengan segera Liam pun mengambil ponselnya. Mengecek apa yang dipikirkannya sama dengan yang ada di depannya.
Alangkah terkejutnya Liam saat mengetahui siapa pria itu. “Leonardo Hardin Smith. Dia anak papa.” Ternyata pria yang ada di depannya sama persis dengan foto di ponselnya, dan pria itu adalah adik tirinya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Syamsiah Cia
leo bkn adij tirimu liam lei adik kabdungmu karna kamu sm leo satu bpk
2024-08-18
0
Hera Puspita
rupa nya ni cerita tentang anak nya fibrizio, ku tunggu karya mu thor 🥰🥰
2024-06-08
1
Retno Putri Astrini
shimer shimer😂
2024-04-20
0