Hari ini adalah pesta pembukaan restoran milik keluarga Smith. Tamu undangan banyak yang datang. Promo yang diberikan restoran juga menarik perhatian dari para pengunjung. Banyak juga pengunjung yang datang untuk menikmati promo tersebut.
Dari sekian banyak pengunjung, tampak Liam di antara mereka. Dari kejauhan dia duduk menikmati pesta pembukaan restoran. Memerhatikan sang papa yang sedang menggunting pita sebagai tanda pembukaan restoran dibuka.
Saat semua tamu masuk ke restoran, Leo juga ikut masuk. Dekorasi bergaya Italia tampak begitu indah. Leo menyadari jika sang papa sengaja mengusung tema Italia untuk restorannya.
Liam memilih duduk di sudut meja. Memesan makanan dan menikmati suasana dari restoran.
Dari kejauhan Liam melihat keluarga Fabrizio datang juga. Ada Loveta yang tampak cantik dengan gaun selututnya. Rambutnya yang lurus dibiarkan tergerai. Senyum gadis itu tampak indah menghiasi wajahnya.
Loveta tidak datang sendiri. Dia datang bersama dengan orang tuanya. Dathan Fabrizio dan juga Masya Kineta.
Melihat Neta membuat Liam sedih. Neta adalah kakaknya di panti asuhan. Dia juga yang dulu merawat sewaktu di panti asuhan. Melihat Neta, membuat Liam begitu merindukan panti asuhan. Sampai detik ini Liam belum ke panti asuhan sama sekali sejak menginjakkan kaki di tanah air.
Tampak dari kejauhan keluarga Fabrizio disambut hangat oleh keluarga Smith. Dari bagaimana keluarga Smith menyambut, tampak mereka sudah saling kenal cukup lama.
“Selamat atas pembukaan restoran ini.” Dathan Fabrizio mengulurkan tangan pada Josep Smith.
“Terima kasih Pak Dathan sudah datang.” Josep menerima uluran tangan pada Dathan. Dia senang sekali dengan kehadiran keluarga Fabrizio.
“Sama-sama, Pak. Senang bisa hadir di sini.” Dathan Fabrizio tersenyum.
“Restoran mewah sekali.” Neta menautkan pada pipi Bela.
“Tentu saja. Kami ingin memberikan pelayanan untuk kalangan atas.” Bela tersenyum.
“Kami pastinya akan sering-sering ke sini.” Neta tersenyum.
“Tentu saja untuk calon besan, kami pasti akan berikan pelayanan terbaik.” Bela membalas senyum.
Dari kejauhan Liam melihat keakraban keluarga Fabrizio dengan keluarga papanya. Ternyata hubungan Loveta dan Leo sudah sampai ke jenjang lebih serius karena tampak kedua keluarga tampak setuju.
Saat melihat keluarga Fabrizio, tiba-tiba Liam teringat Loveta. Tidak tampak Loveta bersama mereka lagi. Tentu saja membuat Liam penasaran ke mana gerangan perginya gadis cantik itu.
Liam segera berdiri mencari keberadaan Loveta. Kebetulan restoran memiliki lima lantai. Liam sedang berada di lantai pertama. Jadi kemungkinan Loveta ada di lantai berikutnya.
Liam memilih menggunakan lift. Dia ingin mencari di setiap lantai. Siapa tahu Loveta berada di sana.
Saat lift berhenti di lantai kedua, Liam melihat Loveta ketika pintu lift terbuka. Untuk sesaat Liam terdiam. Dia merasa begitu terkejut ketika melihat Loveta. Gadis itu berada tepat di depannya.
Pintu nyaris tertutup kembali ketika Liam hanya terpaku melihat Loveta. Liam benar-benar terhipnotis dengan wajah Loveta. Beruntung Liam segera membuka pintu tersebut.
Mendapati pintu dibuka kembali oleh Liam, Loveta mengulas senyumnya. “Terima kasih.” Sambil diayunkannya langkahnya masuk, dia berterima kasih pada Liam yang membuka pintu lift kembali. Dia berdiri tepat di depan Liam.
“Sama-sama.” Liam mengulas senyumnya. Membalas senyuman Loveta. Walaupun senyum menghiasi wajahnya, tetapi Liam merasa sakit sekali. Karena Loveta tidak mengenalinya sama sekali.
Sejenak Liam sadar jika komunikasi dengan Loveta berakhir beberapa bulan setelah sampai di Italia. Jadi sudah cukup lama mereka tidak bertemu. Wajar jika Loveta tidak mengenalinya.
Sesaat Loveta masuk tampak dua orang masuk. Dua orang itu berdiri di samping Liam. Tampak juga Leo berada di belakang mereka dan saat masuk berdiri di samping Loveta.
“Kita langsung ke lantai atas saja.” Leo menatap Loveta sejenak.
“Baiklah.” Loveta mengulas senyum lebar. Pipi chabi-nya terangkat, begitu mengemaskan. Sorot mata penuh damba pada pria di depannya terlihat jelas. Apalagi ketika melingkarkan tangan di lengan Leo.
Sayangnya, hanya Loveta yang tersenyum. Leo tampak dingin ketika kekasihnya tersenyum.
Pemandangan itu tertangkap jelas oleh Liam. Ada rasa kesal ketika hanya Loveta yang tampak bahagia. Leo tampak diam saja.
“Kalian ini membuat iri saja.” Seorang gadis yang berdiri sejajar dengan Loveta memberikan komentar.
“Bukankah dia sudah biasa melakukan itu, kenapa harus iri.” Pria di samping Liam memberikan komentar.
“Shutttt ....” Loveta menoleh ke belakang. Menatap kedua adik kembarnya. Sambil memberikan isyarat jari di depan bibirnya.
Melihat aksi Loveta itu membuat Liam tersenyum tipis. Tampak menggemaskan sekali.
“Dasar menyebalkan sekali. Kenapa aku punya kakak seperti itu.” Nessia mengomentari apa yang dilakukan Loveta.
Mendengar ucapan itu, Liam tahu jika ternyata dua orang di sebelahnya itu adalah adik Loveta.
Lift berhenti di lantai atas. Loveta, Leo, dan adik-adiknya keluar dari dalam lift. Liam yang berada di dalam lift yang sama pun ikut keluar.
“Wah ... pemandangan di sini lebih indah.” Loveta berbinar. Di lantai paling atas, ruangan dihiasi dengan kaca di sekeliling. Tentu saja itu membuat pemandangan terlihat jelas.
Liam memerhatikan Loveta dari kejauhan. Melihat gadis yang dicintainya, membuat Liam senang.
“Ayo ikut denganku.” Saat sedang asyik memandangi Loveta, tiba-tiba Liam ditarik oleh seseorang. Orang itu membawa Liam ke toilet. “Apa yang kamu lakukan di sini?” Josep melepaskan tangannya yang menarik sang anak. Kemudian menatap sang anak tajam. Tadi, dia dibuat terkejut ketika melihat Liam ada di restoran. Saat memerhatikan Liam, ternyata anaknya itu ke lantai atas. Tentu saja itu membuatnya mengejar melalui tangga. Ingin tahu apa yang ingin dilakukan oleh anaknya itu.
Liam hanya tersenyum tipis. Ternyata papanya yang menariknya. Liam tampak santai saja ketika papa menatap tajam. Tak ada ketakutan sama sekali di matanya.
“Tentu saja aku ke sini untuk melihat pembukaan restoranku.” Liam mengulas senyumnya.
Josep selalu tidak bisa berkutik ketika mendengar klaim restoran yang dilakukan Liam. Karena pada kenyataannya memang Liam punya hak atas restoran ini.
“Kita bicarakan tentang restoran ini nanti. Sebaiknya kamu pergi dan jangan ganggu pembukaan restoran ini.” Josep tidak bisa melihat Liam di restoran. Dia merasa ketakutan sepanjang Liam di restoran.
“Baiklah, aku akan pergi. Besok aku akan temui Anda lagi.” Liam tersenyum menyeringai. Kemudian mengayunkan langkahnya.
Tepat saat langkahnya baru diayunkan tampak Leo berada di tempat yang sama dengannya. Pria itu menatap Liam penuh tanya. Liam yang melihat pun tersenyum tipis. Kemudian melewati Leo begitu saja.
Leo terus memerhatikan pria yang melintas di sampingnya. Rasa penasaran mengantarkan Leo menghampiri papanya. Dia ingin tahu siapa gerangan pria tadi. Karena dari kejauhan wajah papanya tampak tegang.
“Siapa dia, Pa?” tanya Leo menatap sang papa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
..
2023-11-28
0
Susillah
kakak mu...
2023-09-25
0
sakura🇵🇸
astaga....bukannya merasa bersalah dan minta maaf malah kayak gitu
dasar bapak tak ada akhlak☹️
2023-07-06
1