Loveta pulang untuk mencuci baju milik Liam. Karena harus dicuci tangan, terpaksa dia membawa pulang baju tersebut.
“Kenapa pulang?” Mami Neta terkejut ketika sang putri pulang. Padahal tadi putrinya sudah berangkat bekerja.
“Ada yang mau aku kerjakan dulu. Setelah ini aku akan berangkat lagi.” Loveta mencium tangan sang mami dan kemudian berlalu masuk.
Mami Neta yang penasaran dengan apa yang dilakukan sang anak, mengikuti dari belakang. Ternyata anaknya pergi ke laundry room.
“Mi, sabun untuk mencuci yang mana?” tanya Loveta.
“Yang itu.” Mami Neta menunjuk sebuah botol.
Loveta segera mengambil botol dan mengeluarkan kemeja tersebut. “Noda seperti ini bisa hilang tidak, Mi?” tanya Loveta sambil menunjuk sebuah botol.
“Kemeja siapa itu?” tanya Mami Neta.
“Kemarin aku menabrak orang. Karena itu aku bertanggung jawab padanya.” Loveta menjelaskan kemeja siapa itu. “Apa Mami tahu ini harganya puluhan juta. Untung saja yang punya tidak marah aku menumpahkan minuman. Jika marah, aku pasti harus mengganti puluhan juta. Baru juga aku kerja, yang ada aku akan ganti rugu besar.” Loveta begitu antusias ketika bercerita.
“Kebiasaan. Kamu selalu tidak mau berhati-hati.” Mami Neta menatap gadis cantik yang sejak kecil menjadi anaknya itu. Meskipun anak sambung, dia begitu menyayanginya. Jadi memarahi Loveta sudah hal biasa. Apalagi demi kebaikan.
“Itu kecelakaan, Mi. Bisa saja terjadi pada siapa pun.” Loveta masih bisa membela dirinya.
Mami Neta hanya menatap malas pada sang anak. Selalu saja punya alasan untuk menjawab.
Loveta mengucek noda di kemeja. Berharap noda dapat hilang. Rasanya jika tidak hilang, pasti sayang sekali. Kemeja mahal-mahal tidak bisa dipakai lagi.
“Mi, Leo ada masalah.” Sambil mengucek kemeja, Loveta bercerita. Dia memang terbiasa menceritakan masalah apa pun pada sang mami.
“Ada masalah apa?” tanya Mami Neta penasaran sekali.
“Ternyata Leo punya kakak. Papanya pernah menikah sebelum menikah dengan mama Leo. Anak dari istri pertamanya itu adalah kakak tiri Leo.” Loveta menatap sang mami sebentar sebelum kembali fokus pada kemeja yang dicucinya.
Mami Neta membulatkan matanya. Perihal Leo punya kakak, dia sudah sejak lama. Mami Neta tahu sejak Liam dibawa oleh mamanya. Saat itu dia tahu kebenaran jika Liam adalah kakak tiri Leo.
“Tapi, kakaknya jahat, Mi. Dia datang untuk merebut restoran. Padahal Paman Josep sudah mengembangkan restoran itu.” Loveta kembali menceritakan pada sang mami.
Mami Neta semakin terkejut. “Jadi kakak Leo ke sini?” tanyanya memastikan.
“Iya, dia ke sini, tadi pagi dia ke rumah keluarga Smith.”
Artinya Liam kembali ke Indonesia.
Mami Neta begitu senang akhirnya adiknya dari panti asuhan yang sama dengannya itu kembali. Namun, masalah merebut restoran. Rasanya Mami Neta masih belum bisa percaya. Harus mendengar dari pihak Liam juga.
“Aku tidak suka kakak Leo. Jahat sekali. Aku saja dengan Nessia dan Danish.” Loveta merasa berbeda dengan kakak Leo.
Cinta begitu kesal dengan Liam. Jika aku mengatakan jika kakak Leo adalah Liam. Yang ada Loveta akan semakin benci. Apalagi dia benci sekali dengan Liam yang tak memberikan kabar.
Dulu saat Liam tidak ada kabar, Mami Neta dan Papi Dathan memutuskan untuk membuat Loveta lupa akan Liam. Agar anaknya itu tidak sedih. Sampai akhirnya tidak ada pembahasan lagi tentang Liam membuat Loveta benar-benar lupa.
“Lalu kakak Leo di mana?” tanya Mami Neta.
“Entah, mana Lolo tahu.” Loveta menaikkan bahunya tanda tidak tahu.
Mami Neta memikirkan ke mana perginya Liam. Dia berpikir akan menghubungi Bu Kania untuk menanyakan keberadaan Liam. Siapa tahu Liam sudah ke sana.
“Mami ke kamar dulu.”
Loveta merasa aneh. Maminya tiba-tiba pergi begitu saja. Karena tidak mau ambil pusing, Loveta memutuskan untuk melanjutkan mencuci. Membersihkan noda di kemeja mahal itu.
...****************...
Tadi Loveta pergi ke apartemen Leo tanpa membawa mobil. Jalanan yang macet membuatnya lelah jika harus menyetir. Dia memilih naik taksi ke apartemen Leo. Alhasil, sekarang pulangnya Loveta harus diantar Leo.
Tidak menyangka jika Loveta sudah menjalin hubungan dengan Leo selama lima tahun. Mereka memutuskan untuk menjalin hubungan saat lulus sekolah menengah atas. Papi Loveta begitu keras. Tidak mengizinkan Loveta pacaran sebelum lulus sekolah. Alhasil selama sekolah, Loveta hanya berteman saja dengan Leo.
Sejak kecil Leo dan Loveta bersama. Mulai sekolah taman kanak-kanak. Sampai sekolah menengah atas. Di mana ada Loveta, di situ ada Leo.
Sebenarnya tidak ada bedanya mereka mengukuhkan hubungan sebagai sepasang kekasih. Karena memang mereka selalu bersama. Jadi status saja yang berubah.
“Sudah jangan dipikirkan lagi. Kamu fokus saja pada pekerjaanmu. Aku yakin papamu akan menyelesaikan dengan baik.” Loveta memberikan saran pada Leo ketika perjalanan ke rumah.
“Aku akan coba.” Leo mengembuskan napasnya. Merasa belum bisa menemukan jawaban harus apa. Jadi untuk sementara, biarkan orang tuanya saja yang memikirkan ini.
Mobil sampai di rumah Loveta. Saat mobil berhenti, Loveta tak kunjung turun. Padahal dia sudah membuka sabuk pengaman yang melingkar di tubuhnya.
“Kenapa belum turun?” Leo merasa heran. Dia melihat Loveta. Memastikan keadaan Loveta baik-baik saja. Dari yang dilihatnya memang tidak ada masalah. Jadi harusnya kekasihnya itu bisa langsung turun.
Loveta mengembuskan napasnya kasar. Leo selalu lupa dengan apa yang harus dilakukannya. Dengan kesal Loveta menunjuk pipinya dengan jari telunjuknya. Memberi tanda agar Leo menciumnya di pipi.
Leo terperangah. Dia sudah berjanji akan mencium Loveta ketika berpamitan. Namun, dia selalu lupa. Mungkin karena lebih sering Loveta yang lebih dahulu menciumnya. Terkadang dia lupa.
Leo memang jarang melakukan hal itu. Kecuali memang Loveta yang memulai lebih dahulu. Baginya, jika Loveta yang mulai lebih dulu. Artinya gadis itu mengizinkan. Tentu saja Leo tak mau melakukannya tanpa izin.
Leo yang mendapatkan isyarat pun segera mendaratkan kecupan di pipi sang kekasih. Namun, saat ingin melepaskan kecupan itu, dia dikejutkan dengan gerakan cepat Loveta yang memutar wajahnya. Membuat wajahnya tepat berada di depannya.
Tak hanya itu, dengan gerakan cepat Loveta menautkan bibirnya. Leo hanya bisa membulatkan matanya. Dia terlalu terkejut dengan aksi Loveta.
Loveta menggerakkan bibirnya perlahan. Menyesap bibir Leo yang menempel di bibirnya. Untuk sesaat Leo masih terdiam. Dia masih terkejut dengan apa yang dilakukan Loveta. Hingga beberapa saat akhirnya dia tersadar. Dia mulai membalas ciuman itu.
Suara kecapan yang tercipta dari pertemuan dua bibir itu mengisi keheningan di dalam mobil. Loveta melingkarkan tangannya di leher Leo hingga membuat ciuman lebih dalam. Keduanya larut dalam pertemuan dua bibir itu.
Tok ... tok ....
Saat menikmati ciuman itu, tiba-tiba terdengar suara ketukan. Hal itu membuat Leo dan Loveta langsung melepaskan tautan bibir. Mengalihkan pandangan ke arah kaca yang diketuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Syamsiah Cia
lolo dr kecil ndk berubah bar bar
2024-08-18
0
Susillah
loveta...ky mamanya... agresif
2023-09-25
2
sakura🇵🇸
loveta agresif seperti papanya😄 aduuuh papi dathan itu anak gadis tolong dikondisikan....
2023-07-06
0