Bab 12

Liam langsung tertawa mendengar ucapan Neta. Ternyata itu yang dipikirkan Neta.

“Tentu saja tidak, Kak. Aku tidak kekurangan sama sekali.” Liam mengulas senyumnya. “Aku hanya ingin meminta hakku, Kak. Restoran itu awalnya dibangun oleh mama. Dari uang mama. Jadi aku berhak untuk itu.” Liam mencoba menjelaskan pada Neta.

Akhirnya Neta tahu alasan Liam. Dia merasa jika alasan itu masuk akal. Sebagai anak, Liam pun punya hak atas restoran itu.

“Lalu apa tanggapan Pak Josep? Apa dia akan menyerahkan hakmu?” Neta penasaran sekali.

“Sepertinya dia tidak akan memberikan dengan mudah. Karena dia memilih jalur hukum.” Liam tersenyum pahit. Dia mengingat bagaimana papanya memutuskan untuk menempuh jalur hukum.

Neta tidak menyangka akan serumit itu. Di saat ini, Neta dilema. Di sisi lain keluarga Leo sangat dekat dengan keluarganya. Namun, Liam juga adalah bagian dari panti asuhan, dan dia menyayangi Liam seperti menyayangi adiknya sendiri.

“Apa kamu butuh bantuan?” tanya Neta ragu.

“Tidak, Kak.” Liam menggeleng. “Sejauh ini aku masih bisa mengatasinya.” Liam tidak mau merepotkan siapa-siapa. Termasuk keluarga Fabrizio.

Neta bersyukur sekarang Liam sangat mandiri. Tampak begitu berani. Pembawaannya yang tenang pun masih sama seperti Liam kecil.

“Baiklah, kalau begitu. Aku turut senang. Jika ada apa-apa tolong kabari aku.” Neta tentu saja ingin sekali tahu perihal Liam.

“Tentu saja.” Liam merasa punya keluarga ketika Neta menyambutnya dengan baik. Rasa yang sudah sekian lama tidak dirasakan sejak sang mama meninggal.

“Bagaimana dengan Cinta, Kak. Apa dia membenci aku karena aku tidak memberikan kabar?” Liam begitu penasaran sekali. Karena sampai detik ini Loveta belum mengenalinya.

Neta terdiam sejenak. “Sejujurnya dia begitu kecewa. Sejak kamu tidak memberikan kabar, dia menangis. Mempertanyakan kenapa kamu tidak memberikan kabar. Kami mencoba memberikan pengertian. Sampai akhirnya, kami tidak pernah membahas namamu lagi di depan Cinta sejak itu. Perlahan dia lupa kesedihannya itu dan sepertinya dia lupa akan dirimu.” Neta menceritakan bagaimana dia dan suaminya memberikan pengertian pada Loveta. Itu penuh perjuangan sekali.

Pantas dia tidak mengenali aku sama sekali. Ternyata memori tentang aku sudah dihapus.

“Aku akan mencoba meminta maaf nanti jika bertemu dengannya.” Liam merasa jika memang seharusnya dirinya meminta maaf atas apa yang terjadi di masa lalu.

“Tapi, bisakah kamu menyembunyikan fakta jika kamu kakak Leo untuk sementara waktu sampai dia memaafkanmu?” Neta menatap Liam penuh harap.

“Memangnya kenapa?” Liam begitu penasaran sekali.

“Dia kecewa padamu yang tidak memberikan kabar. Jika ditambah dia tahu kamu kakak Leo, aku rasa dia akan membencimu. Sewaktu dia menceritakan tentang kakak Leo, dia terlihat tidak suka sekali. Jadi aku takut dia tidak menerima kamu jika tahu kamu kakak Leo.”

Liam mengerti yang dimaksud oleh Neta. Memang dua hal itu akan membuat Loveta membencinya. Jadi minimal dia harus mendapatkan salah satu maaf dulu.

“Baiklah, Kak. Aku mengerti.” Liam mengangguk.

 

...****************...

Suara ponsel Liam berdering. Liam mengambil ponselnya yang diletakkan di atas nakas. Saat melihat jika yang menghubungi adalah Loveta, Liam segera menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Liam segera mengangkat sambungan telepon tersebut. Ingin segera mendengar suara indah Loveta.

“Halo.” Suara bass Liam menyapa Loveta di seberang sana.

“Halo, Pak Wiliam. Maaf mengganggu. Saya ingin mengantarkan kemeja Anda. Apa Anda punya waktu?” tanya Loveta.

Mendapati Loveta ingin mengajaknya bertemu, tentu saja itu membuatnya merasa begitu senang sekali. Paling tidak, dia bisa bertemu dengan Loveta.

“Tentu saja bisa.” Liam segera menjawab cepat.

“Kalau begitu sore ini saya akan mampir ke hotel setelah pulang kerja.”

“Baiklah, aku akan menunggumu.”

Sambungan telepon berakhir. Liam begitu senang sekali ketika Loveta ingin mengajaknya bertemu sore ini. Tak sabar untuk bertemu Loveta.

Liam segera mencari pakaian terbaiknya. Tak mau tampil buruk di depan Loveta. Dia harus membuat Loveta terpesona.

Setelah bersiap, Liam segera pergi untuk menunggu Loveta di restoran. Liam tak mau sampai Loveta menunggunya.

“Permisi.” Loveta menyapa Liam yang duduk di restoran.

“Kamu sudah datang.” Liam berbinar ketika melihat Loveta datang. Dia segera mengulurkan tangannya.

“Maaf jalanan sedikit macet. Apa Pak Wiliam menunggu lama?” Loveta merasa begitu tidak enak.

“Belum terlalu lama. Hanya menghabiskan satu cangkir kopi.” Liam mengulas senyumnya. Memamerkan cangkir kopi yang kosong.

“Astaga, sepertinya Anda menunggu cukup lama.” Loveta melihat cangkir kopi yang kosong. Orang yang bersantai bisa menghabiskan waktu lima belas menit sampai setengah jam menikmati kopi. Artinya selama itu Liam menunggunya.

“Jika kamu merasa bersalah, sepertinya kamu harus menggantinya menemani dengan meminum secangkir kopi bersama.” Liam tentu tidak mau melepaskan kesempatan emas itu.

“Maaf sekali, aku harus pulang. Tadi aku berniat memberikan kemeja ini saja.” Loveta menolak ajakan Liam seraya memberikan paper bag pada Liam.

Sedih sekali ketika mendapati penolakan oleh Loveta. “Sayang sekali padahal aku ingin meminta tolong karena aku tidak mengenal siapa-siapa di sini.” Liam pura-pura bersedih.

Melihat Liam yang ingin meminta tolong membuatnya tidak tega sekali. Apalagi dia tahu Liam baru tinggal di Indonesia.

“Baiklah.” Akhirnya Loveta setuju. Dia sendiri juga tidak mengerti, kenapa dia mau saja ketika diajak Liam. Mulai diajak bertemu sampai diajak minum kopi bersama. Perasaan yang tenang ketika bersama Liam, membuatnya tidak takut pada Liam.

Tawaran yang diterima membuat Liam begitu senang. Dengan segera, dia menari kursi untuknya.

Untuk sesaat, Loveta terkesiap. Ini pertama kali diperlakukan sopan oleh pria.  Leo yang menjalin hubungan dengannya cukup lama saja, tidak pernah menaikkan kursi untuknya.

“Terima kasih.” Loveta menarik senyum tipis di sudut bibirnya.

Liam segera memberikan isyarat pada pramusaji. Saat pramusaji datang, mereka berdua memesan dua cangkir kopi.

“Coba cek dulu kemejanya. Aku sudah mencucinya bersih. Semoga Pak Wiliam masih bisa memakainya.” Loveta melihat ke arah paper bag yang diberikannya pada Liam.

Dengan segera Liam mengambil kemeja dari paper bag. Melihat noda yang ada di kemejanya.

“Sepertinya kamu berusaha keras membuat nodanya hilang.” Liam tersenyum melihat nodanya hilang.

“Untuk barang mahal, rasanya aku memang harus bekerja keras.” Loveta tersenyum.

“Sepertinya kamu tahu banyak tentang barang mahal.” Liam memasukkan kemeja ke dalam paper bag lagi. Kemudian meletakkan paper bag.

“Tentu saja aku tahu. Karena aku bekerja di bidang fashion,” jelas Loveta.

“Kamu seorang desainer?” tanya Lian memastikan.

“Desainer perhiasan lebih tepatnya.”

“Pantas saja.” Liam ingat sekali jika Loveta hobi sekali menggambar. Mamanya punya toko perhiasan. Jadi wajar jika dia mengikuti jejak sang mama.

Kopi yang mereka pesan akhirnya datang juga. Membuat mereka yang mengobrol harus terjeda lebih dulu. Mereka berdua menikmati kopi yang dipesan.

“Tadi Anda bilang mau minta bantuan. Bantuan apa?” tanya Loveta sesaat meletakkan cangkir kopi miliknya.

Terpopuler

Comments

Susillah

Susillah

setelah tau siapa pak Wiliam pasti cinta mendadak benci...😁😁

2023-09-25

0

anonim

anonim

Loveta blaaassss lupa ma Liamnya wkwkwk🤪🤪

2023-07-08

0

sakura🇵🇸

sakura🇵🇸

yuk lolo bisa yuk pindah ke lain hati🤭 pokoknya kau maunya sama liam aja

maaf ya leo,meskipun kamu baik tp aku tetep dukung liam

2023-07-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Baab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180 Akhir Bahagia
Episodes

Updated 180 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Baab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180 Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!