Bab 14

Mereka bertiga menuju ke restoran yang berada di lingkungan apartemen. Loveta memberikan surat perjanjian sewa. Liam dengan senang hati menandatanganinya. Tak butuh waktu lama Liam pun membayar lunas uang sewa tersebut.

“Anda bekerja di mana?” Papi Dathan sedari tadi memerhatikan Liam. Tampak pria di depannya itu bukan orang biasa. Karena dari apa yang dipakai menjelaskan kelasnya.

“Saya memiliki usaha kecil-kecilan. Kebetulan sedang buka cabang di sini.” Liam tersenyum menjelaskan.

“Anda punya usaha apa?” tanya Loveta memastikan.

“Toko sepatu.” Liam tersenyum. Dia kemudian mengambil sesuatu di dalam tasnya. “Besok pembukaan toko, aku harap Pak Dathan dan Loveta bisa datang.” Dia memberikan undangan pembukaan tokonya.

Loveta langsung meraih undangan tersebut. Alangkah terkejutnya ketika melihat brand yang tertera di undangan tersebut.

“Anda pemilik toko sepatu Marlene?” Loveta membulatkan matanya. Dia tahu betul jika brand sepatu itu adalah brand terkenal.

“Iya.” Liam mengangguk.

“Itu toko sepatu terkenal, bagaimana bisa Anda bilang itu adalah usaha kecil-kecilan?” Loveta merasa Liam terlalu merendah sekali.

Liam hanya tersenyum tipis. Tidak mungkin dia memamerkan sesuatu. Takut orang tidak akan nyaman dengannya.

“Saya masih baru di dunia bisnis. Usaha ini adalah warisan dari mama. Jadi masih banyak belajar.”

“Bisnis tidak mengenal usia. Yang terpenting adalah usaha.” Papi Dathan memberikan sedikit nasihatnya. “Aku juga mewarisi usaha orang tuaku, dan kini usaha itu semakin besar.” Dia sedikit memberikan motivasi.

“Saya harap, bisa seperti Pak Dathan.” Liam tentu saja senang jika bisa kenal dengan Dathan Fabrizio.

“Berusahalah.” Papi Dathan tersenyum.

Mereka melanjutkan mengobrol. Liam dan Papi Dathan mengubah obrolan lebih santai. Apalagi sekarang Papi Dathan dan Liam mengobrol tentang bisnis. Jadi membuat mereka lebih dekat. Loveta jadi team mendengarkan. Belajar juga dari kedua orang yang sudah terjun lebih dulu di bisnis itu.

“Jangan lupa untuk datang ke acara pembukaan toko.” Sebelum Loveta dan papinya pergi dan mengakhiri pertemuan, Liam mengingatkan.

“Tentu saja kami akan datang.” Loveta begitu antusias sekali. Urusan fashion, tentu saja Loveta akan datang.

“Kami akan datang.” Papi Dathan pun mengangguk.

 

...****************...

“Apa kamu bisa datang menemani aku untuk ke acara pembukaan toko sepatu?” Loveta di seberang sana terdengar.

“Aku harus ke luar kota besok. Kamu lupa?” tanya Leo mengingatkan.

“Oh ... iya. Aku lupa. Aku akan pergi dengan mami dan papi saja.”

“Iya, pergilah dengan mereka.” Leo merasa jika ada baiknya Loveta tidak pergi sendiri.

“Kamu hati-hati di luar kota. Di sana jangan macam-macam.” Suara Loveta terdengar manja.

“Aku ke sana ingin bekerja. Bukan bermain.” Leo memutar matanya.

Terdengar tawa Loveta. “Iya, aku percaya padamu.”

Mereka mengobrol sebentar sebelum akhirnya sambungan telepon terhenti.

Leo menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Besok pagi-pagi sekali dia harus keluar kota mengecek restoran. Leo merasa masalah bertubi-tubi sekali datang ke keluarganya. Padahal sebelumnya keadaan baik-baik saja.   

Suara ketukan pintu terdengar, Leo yang sedang asyik memandangi langit-langit kamar, mengalihkan pandangan.

Saat pintu dibuka, tampak sang mama yang masuk ke kamar.

“Kamu sudah mau tidur?” tanya Bella pada sang anak.

“Belum, Ma.” Leo segera berangsur bangun. Duduk di tempat tidur.

Bella menghampiri sang anak. Kemudian mendudukkan tubuhnya di tempat tidur. “Besok kamu jadi mengecek restoran?” tanya Bella memastikan.

“Jadi, Ma. Besok aku akan berangkat pagi-pagi.” Leo menganggukkan kepalanya ketika menjawab.

“Kamu fokuslah pada restoran. Jangan pedulikan semua yang terjadi. Mama dan papa yang akan mengurusnya. Semua akan baik-baik saja.” Bella membelai lembut rambut Leo.

“Iya, Ma.” Leo mengangguk. Dia yakin orang tuanya akan melakukan yang terbaik.

 

...****************...

Loveta mengajak serta maminya untuk ke acara pembukaan toko baru milik Liam.

“Kalau Mami diajak artinya kamu akan membelikan sepatu untuk Mami?” Mami Neta menoleh ke arah belakang. Di mana anaknya duduk.

“Kenapa aku yang harus membelikan?” Loveta mencibirkan bibirnya.

“Karena kamu yang mengajak. Lagi pula, kamu baru saja dapat uang sewa apartemen. Artinya kamu sedang banyak uang.” Mami Neta begitu berbinar.

“Memangnya uang yang diberikan Papi kurang? Sampai Mami minta aku?” Loveta menatap malas pada sang Mami.

“Enak saja. Papi selalu memberikan uang lebih untuk mamimu.” Papi Dathan yang sedang asyik menyetir pun tidak terima dituduh tidak memberikan uang.

“Kalau Papi berikan banyak uang, artinya Mami punya banyak uang. Jadi Mami beli sendiri saja.” Loveta tertawa.

“Dasat pelit.” Mami Neta menekuk bibirnya.

Melihat sang mami yang marah Loveta segera memeluk Mami Neta dari belakang. “Iya, nanti Lolo belikan.” Dia mendaratkan kecupan di pipi Mami Neta.

“Terima kasih.” Mami Neta berbinar. Tentu saja tidak sabar untuk melihat koleksi sepatu mahal yang diceritakan Loveta.

“Tapi, yang diskon saja.” Loveta tertawa.

Senyum Mami Neta surut ketika anaknya meminta membeli sepatu diskon. Namun, saat memikirkan sepatu yang akan dibeli anaknya adalah sepatu mahal, tentu saja tidak masalah jika diskon.

“Baiklah.” Neta pun mengangguk setuju.

Akhirnya mereka sampai di toko tersebut. Toko terdapat di dalam mal. Saat sampai sudah banyak orang yang datang. Mereka sedikit terlambat karena tidak ikut dalam pemotongan pita saat pembukaan toko. Namun, tidak mengurangi euforia ketika melihat koleksi sepatu.

“Wah ... ternyata koleksi sepatunya cantik-cantik sekali.” Loveta begitu antusias sekali ketika melihat sepatu yang berjajar di etalase.

“Jika seperti ini, Mami mau dibelikan Cinta dan Papi.” Mami Neta melihat sepatu benar-benar cantik. Membuatnya tergoda untuk membeli sepatu lebih dari satu. Dia melihat sang suami. Tatapannya penuh arti.

“Belilah.” Papi Dathan tentu tidak bisa menolak permintaan sang istri.

“Curang sekali.” Loveta melirik malas.

Mami Neta melihat-lihat sepatu. Mami Neta justru lebih antusias melihat sepatu dibanding Loveta.

“Sepertinya Mami akan kalap belanja.” Loveta mengomentari sang mami.

Papi Dathan hanya bisa menggeleng heran.

“Kalian sudah datang.” Liam menghampiri Loveta dan Papi Dathan.

Loveta langsung berbalik. Diikuti oleh papinya juga.

“Iya, kami sudah datang, tapi sedikit terlambat. Karena tidak melihat pemotongan pita.” Loveta merasa tidak enak dengan Liam.

“Tidak apa-apa. Yang penting kalian datang.” Liam mengulas senyumnya.

“Selamat untuk pembukaan tokonya.” Loveta mengulurkan tangan. Memberikan ucapan selamat.

“Terima kasih.” Liam menerima uluran tangan Loveta.

“Selamat atas pembukaan tokonya.” Papi Dathan ikut mengulurkan tangan. Memberikan ucapan selamat.

Loveta mencari sang mami yang tiba-tiba hilang dari pandangannya. Saat mengedarkan pandangan, ternyata sang mami sedang melihat-lihat sepatu.

“Permisi dulu.” Loveta segera menghampiri sang mami. “Mi, berikan ucapan selamat dulu.” Loveta langsung menarik tangan Mami Neta.

“Cinta, Mami sedang lihat sepatu itu. Nanti diambil orang.” Mami Neta protes ketika Loveta menarik tangannya.

“Berikan ucapan selamat dulu.” Loveta terus menarik sang mami.

Mami Neta berbalik. Berniat memberikan ucapan selamat. Namun, dia dikejutkan dengan siapa dia harus memberikan ucapan selamat.

“Liam.” Mami Neta spontan memanggil nama Liam tanpa menyadari ada Loveta di sebelahnya.

 

 

 

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Surtinah Tina

Surtinah Tina

mami keceplosan dah...😂😂

2024-04-27

0

Retno Putri Astrini

Retno Putri Astrini

hiyyaaaaaa mami keceplosan

2024-04-21

0

Susillah

Susillah

hiya Lo...mami UPS...🤭... keceplosan 😁😁

2023-09-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Baab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180 Akhir Bahagia
Episodes

Updated 180 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Baab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180 Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!