Alangkah terkejutnya Loveta ketika melihat siapa yang berada di balik kaca mobil.
Liam yang berada di dalam mobil juga tak kalah terkejut. Seketika nyalinya ciut ketika mendapati siapa yang berada di balik kaca mobil.
Tok ... tok ....
Kaca mobil kembali diketuk. Seseorang di dalam mobil memberikan isyarat untuk Loveta menurunkan kaca mobil.
Dengan segera Loveta menurunkan kaca mobilnya. Menuruti perintah orang di balik kaca mobil.
“Papi.” Dengan polosnya Loveta memanggil Papi Dathan. Loveta takut sekali ketika ketahuan berciuman oleh papinya. Padahal papinya selalu berpesan untuk berhati-hati ketika pacaran. Jangan melakukan hal aneh. Namun, kini dia justru berciuman dan ketahuan oleh sang papi.
“Kalian masuk berdua!” Papi Dathan memberikan perintah pada Loveta dan juga Leo. Tanpa menunggu jawaban, dia berbalik. Meninggalkan Loveta dan Leo. Masuk ke rumah.
Leo dan Loveta saling tatap. Mereka penasaran apa yang akan dilakukan oleh Papi Dathan pada mereka setelah melihat apa yang mereka lakukan.
“Papimu mau apa?” Leo seketika ketakutan. Jelas tadi dia melihat sorot mata marah dari Papi Dathan. Jelas itu membuatnya berdebar-debar membayangkan apa yang dilakukan Papi Dathan.
“Aku juga tidak tahu.” Loveta tidak berani menebak jika sang papa akan marah besar.
“Kamu juga. Kenapa mencium aku di bibir?” Leo menyalahkan Loveta atas apa yang dilakukannya.
“Kamu menyalahkan aku?” Loveta menatap kesal pada Leo.
“Bukan menyalahkan, tapi harusnya kamu tahu jika ini di rumah. Kenapa mencium aku?” Leo mencoba menjelaskan dari ucapannya.
“Tapi, kamu juga membalasnya. Jika kamu tidak membalas, pastinya tidak akan ada ciuman.” Loveta tidak mau disalahkan.
Leo merasa dirinya juga salah. Karena menikmati ciuman dari Loveta. Tanpa mengingat jika sedang berada di rumah Loveta.
“Kenapa kita tidak lakukan saja saat di apartemen? Kenapa juga di sini.” Leo merutuki kebodohannya. Di apartemen saja dia punya kesempatan, tetapi memilih di rumah Loveta.
“Salah siapa tidak mau mencium aku lebih dulu. Andai tadi kamu mencium pipiku, aku tidak akan menciummu.” Loveta menatap malas Leo.
Definisi wanita tidak pernah salah itu selalu ada. Seperti halnya ini, Loveta tetap menumpahkan kesalahan awal pada Leo.
“Sudahlah, percuma berdebat. Ayo temui papimu.” Leo tidak mau melanjutkan perdebatan. Yang ada tidak akan pernah selesai.
Akhirnya Loveta dan Leo turun dari mobil. Mereka berdua masuk ke rumah untuk menemui orang tua Loveta.
Saat sampai di dalam sudah ada Papi Dathan yang duduk menunggu. Wajahnya tampak sangar dan menakutkan. Tentu saja itu membuat siapa saja yang melihat takut.
“Duduk!” Papi Dathan memerintahkan Loveta dan Leo untuk duduk.
Tanpa menjawab apa-apa Loveta dan Liam segera duduk. Mereka duduk bersebelahan. Menghadap ke arah Papi Dathan.
“Ada apa ini?” Mami Neta melihat suaminya berada di ruang tamu. Ada Loveta dan Leo yang tampak tegang sekali.
Loveta dan Leo tertunduk. Tidak berani menjawab apa yang ditanyakan Mami Neta.
Mami Neta merasa aneh, dia melihat sang suami. Memberikan kode mata yang mengisyaratkan ada apa sebenarnya ini.
“Duduklah!” Alih-alih menjawab pertanyaan sang istri, Papi Dathan justru meminta sang istri duduk.
Mami Neta segera duduk di sofa yang berada di samping sang suami.
“Berapa kali Papi bilang untuk berpacaran yang sehat. Jangan melampaui batas!” Papi Dathan menatap tajam pada anaknya.
Mami Neta membulatkan matanya mendengar ucapan sang suami.
“Cinta hamil?” Tiba-tiba dia menebak hal itu setelah mendengar ucapan suaminya.
Papi Dathan, Loveta, dan Liam langsung mengalihkan pandangan pada Mami Neta. Mereka terkejut dengan tebakan Mami Neta.
“Aku tidak hamil, Mi.” Loveta mencoba menjelaskan.
“Lalu kenapa papi mengatakan melampaui batas?” tanya Mami Neta lagi.
“Mereka berciuman di mobil.” Papi Dathan yang menjawab pertanyaan itu.
Mami Neta langsung bernapas lega. Akhirnya sang anak tidak melakukan hal yang dipikirkannya.
“Ternyata hanya ciuman. Syukurlah.” Mami Neta mengelus dada, lega.
“Hanya kamu bilang?” Papi Dathan membulatkan matanya ketika sang istri begitu tenang dan menganggap sepele apa yang dilakukan sang anak.
“Iya, hanya ciuman saja, lalu apa yang perlu dipermasalahkan. Mereka sudah dewasa, jadi tidak ada masalah.” Mami Neta santai saja menanggapi apa yang terjadi pada anak gadisnya. Selama masih aman-aman saja, Mami Neta merasa tidak ada masalah.
Papi Dathan mengeraskan rahangnya. “Bukankah kamu tahu berawal dari ciuman, seseorang bisa berlanjut ke yang lain. Ini bukan sekadar ciuman saja. Ciuman jelas membuka jalan untuk melakukan lebih.” Papi Dathan meluapkan kekesalannya. Dia takut sang anak kenapa-kenapa. Tak mau sampai ada drama sang anak hamil di luar nikah.
Mami Neta seketika bungkam ketika sang suami marah. Dia tahu bagaimana sikap sang suami. Jadi tak mau memancing kemarahan sang suami.
Saat papinya marah, Loveta pun diam saja. Dia takut sekali ketika sang papi marah. Karena memang sang papi jarang marah untuk hal-hal kecil.
“Laki-laki mungkin awalnya hanya berniat mencium, tapi lama-lama bisa melakukan hal lain yang lebih.” Papi Dathan menyindir Leo sambil melirik pria muda itu.
Mama Neta paham betul ketakutan sang suami. Karena sang suami dulu juga berhati-hati saat berpacaran. Jadi dia berharap anaknya juga.
Leo hanya bisa terdiam. Dia memang mencium Loveta. Jadi tetap saja dia pihak yang salah.
“Pi, jangan salahkah Leo seperti itu.” Loveta merengek. “Aku yang mencium Leo, bukan Leo yang mencium. Jadi jangan berpikir macam-macam tentang Leo.” Loveta mencoba menjelaskan pada sang papi.
Papi Dathan membulatkan matanya mendengar pengakuan sang anak. Tidak menyangka jika sang anak yang memulai dulu. Papi Dathan ingat betul jika Loveta sering sekali memulai mencium Leo waktu kecil. Namun, dia pikir itu hanya kenakalan biasa saja. Tidak sama sekali berpikir jika itu akan terbawa sampai dewasa.
Sayangnya, jika dulu Leo hanya diam saja, berbeda dengan sekarang. Leo sudah dewasa, justru sekarang Leo membalas ciuman Loveta.
“Papi tidak mau tahu siapa yang mulai duluan. Intinya kalian sudah melakukan itu. Papi takut kalian justru akan terbuai melakukan itu. Yang ada nanti hal-hal tak terduga terjadi.” Papi Dathan jelas khawatir hal itu terjadi.
Sudah membela diri, tetap saja salah di mata orang tuanya, tentu saja itu membuat Loveta tidak dapat berkata apa-apa lagi.
Papi Dathan menatap pada Leo. “Minta orang tuamu datang ke sini melamar Cinta.” Papi Dathan tak mau ambil risiko. Tak mau anaknya kenapa-kenapa sebelum pernikahan.
Loveta dan Leo seketika membulatkan mata mendengar permintaan dari Papi Dathan. Perihal ciuman saja sampai-sampai Papi Dathan ingin menikahkan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Syamsiah Cia
klu lolo sm leo langs nikah gmn sm liam thor kasian liam😅😅😅
2024-08-18
0
Dony Jack
liam leo liam leo .. di tuker tuker thor namanya
2023-07-23
3
sakura🇵🇸
🤣🤣🤣🤣 emak2 udah parno duluan
tenang mi,ciuman tidaj menghamilkan kok....cuma ya tetep menuju kesana🤭
2023-07-06
0