Bab 16

“Kenapa kamu jahat sekali? Aku menunggumu menghubungimu. Bayangkan bagaimana aku yang hanya seorang anak kecil menunggumu menghubungi aku. Kamu benar-benar tega padaku.” Di dalam pelukan Liam, Loveta meluapkan rasa kesalnya itu. Sungguh kecewa sekali dengan apa yang  dilakukan Liam.

Liam membiarkan Loveta meluapkan kekesalannya. Berharap jika kekesalan itu akan hilang saat Loveta meluapkannya.

“Aku berharap kamu menghubungiku setiap hari. Aku ingin dengar cerita sekolahmu. Cerita teman-temanmu. Keadaanmu di sana. Aku pun ingin bercerita bagaimana sekolahku. Bagaimana teman-tamanku. Aku ingin melakukan semuanya, tapi tidak bisa.” Loveta memukul dada Liam. Berharap rasa kesalnya itu tersalurkan dengan pukulan yang diberikan.

“Maafkan aku. Aku janji akan mengganti kesalahanku.” Liam membelai lembut rambut Loveta. Berusaha menenangkan Loveta.

Sontak Loveta langsung menjauhkan tubuhnya ketika mendengar janji Liam itu. “Kamu pikir akan bisa menggantinya?” tanya Loveta ketus.

“Tentu saja. Aku bisa menggantinya.” Ibu jari Liam mengusap air mata Loveta yang jatuh ke pipinya. Tak mau wajah cantik Loveta tertutup air mata. “Aku tidak akan pergi lagi. Aku akan ganti setiap hari yang telah aku lewatkan. Aku akan mendengarkan setiap cerita yang kamu ingin katakan. Menjadi pendengar yang baik untukmu.” Liam mengulas senyumnya. Meyakinkan Loveta.

“Mana bisa begitu.” Loveta mencibir apa yang dikatakan Liam.

“Aku akan mengganti setiap hari untukmu. Jika waktunya kurang, aku akan memberikan seluruh waktu di sisa hidupku.” Liam tentu tidak akan diam saja. Luka yang dibuatnya, tentu saja harus segera diobati.

Mendapati jawaban Liam itu membuat Loveta menangis. Terharu dengan usaha Liam. Loveta membenamkan wajahnya di dada Liam. Menangis di dalam pelukan Liam.

Liam membelai lembut rambut Loveta. Walaupun beberapa orang yang lalu lalang memerhatikan mereka, Liam tidak peduli. Dia tetap membiarkan Loveta menangis. Karena setelah ini, tidak ada lagi air mata.

“Basah.” Loveta berkomentar seraya menjauhkan tubuhnya dari tubuh Liam. Melihat kemeja Liam basah kuyup karena aksinya menangis di dada Liam.

Liam melihat bajunya yang basah. “Apa ini air mata bertahun-tahun?” Dia meledek Loveta. Bajunya yang basah menandakan jika air mata yang keluar cukup banyak sekali.

“Iya, jika dilanjutkan mungkin air matanya akan seperti tsunami.” Loveta menyindir balik apa yang dikatakan Liam.

Liam hanya tertawa. Loveta masih sama menggemaskannya seperti dulu. Rasanya memang Liam tidak bisa menghilangkan pikirannya tentang Loveta.

“Ayo, aku akan belikan baju untukmu.” Loveta selalu diajarkan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Jadi tentu saja dia juga akan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya sekarang ini.

“Kamu punya uang?” tanya Liam menggoda. Dia tahu Loveta belum lama bekerja, jadi tentu saja gajinya belum banyak.

“Punya, uang sewa apartemenku.” Loveta memamerkannya.

Liam gemas sekali dengan jawaban Loveta. “Baiklah.” Liam tersenyum manis. Meraih tangan Loveta untuk masuk ke mal.

Sayangnya, baru berjalan beberapa langkah, Loveta langsung bersembunyi di lengan Liam.

“Kenapa?” tanya Liam.

“Aku malu. Pasti mataku sembab.” Loveta tidak mau jadi pusat perhatian orang.

“Iya, memang matamu sembab. Maskara yang kamu pakai membuat matamu seperti mata panda.” Liam justru menambahi.

Mendapati penjelasan itu, seketika Loveta menghentikan langkahnya. Kemudian mencari kaca di tiang-tiang mal.

Ternyata apa yang dikatakan Liam tidak benar. Matanya tidak seperti mata panda. Hal itu membuat Loveta melirik kesal pada Liam.

Liam langsung tertawa. Merasa lucu melihat wajah kesal Loveta.

“Menyebalkan.” Loveta membuang wajahnya. Melihat ke arah lain.

Liam berdiri tepat di belakang Loveta. Tangannya dari belakang meraih wajah Loveta. Membuat wajah Loveta menghadap ke arah cermin.

“Wajahmu cantik, tetapi akan lebih cantik jika tidak menangis,” ucapnya seraya memandangi wajah Loveta dari pantulan cermin.

“Kamu yang membuat aku menangis.” Loveta menyalahkan Liam.

“Baiklah, aku janji tidak akan membuatmu menangis lagi.” Liam tersenyum.

Melihat Liam yang tersenyum manis padanya membuat Loveta tersipu malu.

“Ayo, cepat beli bajunya. Karena Kak Liam harus menjelaskan banyak hal padaku.” Loveta memilih menghindar. Dari pada pipinya akan dibuat merona ketikan mendapatkan pujian dari Liam.

Liam mengulas senyumnya. Dia tahu Loveta sedang berusaha menghindar.

Mereka berdua menuju ke salah satu toko. Loveta memilihkan baju untuk Liam. Kemudian meminta Liam menggantinya.

Liam hanya pasrah. Mood Loveta itu mudah berubah. Padahal baru saja dia menangis tersedu-sedu, tetapi seketika berubah bersemangat sekali.

Di saat menunggu Liam, Loveta memilih merapikan riasan wajahnya. Tak mau terlihat sehabis menangis.

Loveta memilihkan  polo shirt untuk Liam. Karena tak mau melihat Liam formal.

“Sudah.” Liam menuruti saja permintaan Loveta. Memakai pakaian yang Loveta mau.

Sejak kemarin, Loveta melihat Liam pakai kemeja terus, tentu saja saat melihat kali ini membuat Loveta melihat sisi lain dari Liam.

Kenapa Kak Liam tumbuh begitu tampan.

Loveta hanya dapat memuji dalam hati. Tak pernah menyangka jika Liam akan setampan itu.

“Halo.” Liam melambaikan tangannya ketika tidak ada jawaban dari Loveta.

“Iya, sudah bagus.” Loveta langsung tersadar. “Aku akan membayarnya.” Loveta segera berbalik ke kasir. Membayar pakaian yang dibelinya.

Liam tersenyum. Dia tahu jika Loveta terpesona padanya.

Selain menuntut hakku atas restoran, aku akan merebutmu dari Leo.

Liam tidak akan diam saja ketika gadis yang dicintainya dimiliki orang lain.

Akhirnya mereka memilih restoran untuk bicara. Restoran Japan dengan konsep tertutup. Jadi mereka lebih leluasa bicara.

“Kenapa Kak Liam tidak meneleponku lagi waktu itu?” tanya Loveta. Dia ingin mendengar cerita Liam secara langsung.

“Papaku terus mengusik mamaku. Karena mama takut papaku mengusik aku, akhirnya mama meminta aku memutuskan semua hubungan di sini. Termasuk tidak menghubungimu.” Liam menjelaskan apa adanya. Tidak menutupi sama sekali.

Akhirnya setelah sekian lama, Loveta tahu alasan Liam. Walaupun masih ada rasa tidak terima dengan alasan itu.

“Jika kamu bilang hanya kamu yang bersedih, kamu salah. Aku setiap hari menangis. Merindukan semua yang ada di sini. Merindukanmu, merindukan Bu Kania, Kak Neta, Kak Adriel, dan banyak anak panti asuhan.” Liam melewati masa-masa itu cukup berat. Untuk anak-anak seusianya tentu saja kala itu tidak mudah.

Loveta melihat kesedihan yang terpancar dari wajah Liam.

“Apa berat dalam situasi seperti itu?” Loveta menatap lekat pada Liam.

“Tentu saja berat. Aku takut kehilangan jejak kalian. Takut kalian akan lupa denganku.” Mata indah Liam berkaca-kaca membayangkan itu semua. “Terbukti kamu saja lupa denganku.” Liam sedikit menyindir Loveta yang tak ingat sama sekali dengannya.

“Bagaimana aku bisa ingat jika Kak Liam saja tumbuh begitu tampan? Berbeda sekali dengan sewaktu kecil.” Tanpa sadar Loveta justru memuji Liam ketika membela diri. Seketika Loveta menutup mulutnya ketika menyadari ucapannya itu. Merasa malu sekali pada Liam.

Terpopuler

Comments

Surtinah Tina

Surtinah Tina

semangat liam.ak dukung

2024-04-27

0

Surtinah Tina

Surtinah Tina

dari kecil udah tampan Lolo....kamu aja suka

2024-04-27

0

Dewa Dewi

Dewa Dewi

😁😁😁

2024-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Baab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180 Akhir Bahagia
Episodes

Updated 180 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Baab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180 Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!