Usai melewati malam pengantin mereka yang tertunda hampir enam bulan lebih, Brian dan Venna memutuskan untuk melakukan bulan madu ke dua.
Brian dan Venna mengantarkan baby kembar mereka pada Claire dan Calvin untuk merawat bayi kembar mereka selama satu bulan. Pagi itu Claire dan Calvin sedang bersantai di taman mansion sambil bercerita di selingi tawa mereka yang terdengar riuh hingga sampai ke Brian dan Venna.
"Selamat pagi uncle, aunty!" ucap Brian dan Venna dengan menggendong Baby twins.
Baik Claire maupun Calvin menghentikan tawa mereka dan langsung menoleh ke sumber suara.
"Astaga! Selamat pagi ponakan aunty yang cantik dan tampan." Claire segera mengambil baby Shena yang sangat cantik dengan gaunnya yang lucu dipadu ikat kepala terlihat sangat menggemaskan.
Claire menggendong bayi montok itu dan Calvin melakukan yang sama pada Sean kini. Bayi kembar itu sangat senang pada pasangan yang belum dikaruniai keturunan ini. Claire memberikan kode pada pelayannya untuk membawakan minuman dan juga cemilan untuk tamu istimewa mereka.
"Silahkan duduk Venna , Brian . Kita ngobrol di sini saja.
"Kami sengaja datang ke sini untuk menitipkan si kembar pada kalian selama sebulan." Ucap Brian dengan senyum mengembang.
"Apaaa...?" Sentak pasutri ini kompak pada Brian dan Venna bersamaan dengan wajah berbinar ceria.
"Mau tidak?" Goda Brian pura-pura kaget.
"Tentu saja, Brian. Ini yang sudah lama kami tunggu-tunggu." Ucap Claire.
"Apakah kalian ingin melakukan bulan madu?" Tanya Calvin.
"Iya Calvin. Kami butuh waktu berdua untuk mengenal satu sama lain." Ujar Brian.
"Ummm..! Bilang saja, kalau Venna sudah memberikan lampu hijau pada kamu, iyakan Venna?" Ledek Claire pada Brian yang menahan rasa malu.
"Habis enak sih. Rasanya nggak mau berhenti." Timpal Brian membuat wajah Venna bersemu merah menahan malu.
"Nanti jangan galak-galak sama Venna." Ledek Calvin sambil melirik iparnya Venna yang terlihat makin cantik saat ini. Ia merasa adiknya paling beruntung mendapatkan Venna." Kau terlalu cantik dan menarik Venna." batin Calvin yang melirik Venna sekilas.
"Kami sudah membawa pakaian baby kembar, Claire. Kopernya masih ada di mobil." Ucap Venna.
"Biar pelayan nanti yang menurunkan kopernya. Oh iya Brian, ada hal penting yang ingin aku bicarakan berdua denganmu," ucap Claire.
Keduanya pindah tempat dan meninggalkan Calvin dan Venna sendirian. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Calvin yang sedari tadi ingin curhat pada Venna .
"Venna. Apakah sudah bahagia menikah dengan Brian?"
"Iya Calvin. Sangat bahagia."
"Apakah kamu sudah memaafkan perbuatannya yang telah memperkosamu?"
"Tidak ada beban apapun lagi dalam diriku karena aku sudah memaafkannya. Brian adalah pria yang sangat baik dan penyayang. Ternyata aku sudah jatuh cinta pada suamiku sendiri yang awalnya aku merasa dia hanya orang asing yang sedang mengambil keuntungan dariku." Sindir Venna yang mengetahui arah pembicaraan Calvin karena instingnya sebagai pengacara mampu membaca sikap Calvin.
"Andai saja dulu kakekku yang menjodohkan aku denganmu, mungkin aku yang paling beruntung mendapatkan kamu saat ini."
"Mungkin itu adalah nasibmu Calvin. Lagi pula, kamu belum tentu punya peluang untuk mendapatkan aku karena bisa saja, aku sudah punya suami dan kamu tidak akan mendapatkan wanita hebat dan cantik seperti Claire."
"Sayangnya, dia tidak sehebat kamu yang hanya diperkosa sekali langsung hamil."
"Itu berarti, Brian yang sangat beruntung memiliki bibit unggul sehingga semua sper**ma berebutan ingin menjadi anaknya dan baby twins sebagai pemenangnya. Sementara benih milikmu tidak bisa membuahi sel telur Claire karena hatimu masih condong pada wanita lain termasuk aku adalah adik iparmu sendiri." Sarkas Venna.
"Apakah kamu ingin membuktikan kalau benih aku ingin juga bisa membuahi kamu? Bukankah wajah kami sangat mirip?"
"Tapi, kepribadian kalian seperti bumi dan langit. Aku mengira kamu orang yang tulus Calvin, rupanya kamu tidak lebih dari seorang lelaki pecundang yang tidak bisa menjadikan obyek penglihatan yang indah sebagai bentuk kekaguman saja bukan sebuah obsesi yang memiliki narasi berbau mesum pada istri saudara kembarmu sendiri." Sarkas Venna.
"Itu karena aku tidak bisa menahan diriku yang melihat kecantikanmu, saat pertama kali aku melihatmu di rumah sakit jiwa itu."
"Berhentilah menganggukku Calvin atau aku akan mengambil bayi kembarku lagi dari kalian karena aku bisa menitipkannya kepada ibuku." Ucap Venna.
"Ok. Aku tidak akan mengganggumu lagi, tolong jangan tersinggung seperti itu. Anggap saja aku becanda, Venna."
"Becanda mu tidak lucu dan tidak masuk akal." Ketus Venna.
Sementara tidak jauh dari tempat mereka duduk, Claire sedang menasehati Brian yang ingin melakukan bulan madu dengan Venna.
"Brian. Venna tidak menyukai parfum terbaru dari perusahaan kita yang kalian launching tahun lalu karena itu akan membangkitkan kenangan buruknya padamu. Walaupun saat ini dia bisa atau sudah memaafkanmu, tapi trauma yang dirasakannya belum sepenuhnya pulih.
Jangan menyingung soal masa kelam itu walaupun ingin memperlihatkan penyesalanmu padanya. Buatlah dia bahagia dengan hubungan kalian di saat ini. Semoga bulan madu makin membuat hubungan kalian harmonis.
Aku harap perasaan Venna tetap aman saat bersamamu. Buat dia bahagia, Brian. Aku bersyukur Venna menjadi saudara iparku. Sepertinya kami sangat dekat secara emosional." Ucap Claire sambil tersenyum.
"Terimakasih Claire atas perhatianmu pada Venna. Semoga kamu akan mendapatkan kabar baik dari kalian saat balik dari bulan madu." Ucap Brian menyemangati istri dari saudara kembarnya, Calvin.
"Brian. Apakah kita bisa pulang sekarang?" Tanya Venna yang sudah menghampiri suaminya.
"Iya Baby." Ucap Brian lalu mencium pipi gembul putri dan putranya yang sudah tidur di atas sofa sebelah Claire.
"Aku titip bayiku, Claire. Jika mereka rewel, tolong kabari kami!" Ujar Venna.
"Selamat bersenang-senang, Venna. Jangan lagi melihat ke belakang. Bahagia ada di hadapanmu. Raih itu! atau ada banyak gadis yang akan merebutkan Brian darimu." Ucap Claire setengah berbisik.
Kedua pasangan itu saling pamit dengan cipika cipiki, tapi tidak dengan Venna yang sedikit menjaga jarak dari Calvin. Tatapannya ketus dengan langkah cepat menuju mobilnya. Brian terlihat heran dengan perubahan sikap Venna. Ia segera meninggalkan mansion milik Calvin.
Di sepanjang jalan, Venna terlihat murung dan tidak lagi seceria tadi. Brian menepikan mobilnya ditempat yang sedikit sepi untuk menanyakan istrinya.
"Apakah kamu baik-baik saja, baby?"
"Hmm!"
"Lalu, kenapa wajahmu tiba-tiba murung? Apakah Calvin mengganggumu? Jangan merahasiakan apapun itu dariku."
"Tidak ada sayang. Apakah kita bisa pulang lebih cepat dari sini?"
"Baiklah. Kita akan lanjutkan lagi kalau sudah tiba di rumah." Ujar Brian yang masih mengganjal pikirannya kini kalau Calvin sudah menganggu istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
suti markonah
keren thorr~
2023-04-13
1
Aisyah ais
next
2023-04-13
1